Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
mata kuliah Biologi Perikanan semester genap
Disusun oleh:
Kelompok 13 / Perikanan B
Nabilah Putri Komara 230110150080
Andhika Priyandini 230110150098
Nadya Putri 230110150109
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan “ Laporan Praktikum
Biologi Perikanan dalam kaitannya dengan Praktikum Biologi Perikanan
Analisis Aspek Biologi (Pertumbuhan, Reproduksi, dan Kebiasaan Makan)
Ikan Kembung betina (Rastrelliger brachysoma)” telah terselesaikan dengan
tepat waktu.
Melalui penyusunan laporan ini diharapkan penyusun sebagai mahasiswa
yang mengambil mata kuliah Biologi Perikanan mempunyai bahan rujukan
sebagai bahan acuan dalam perkuliahan dan pembelajaran mengenai
pertumbuhan, reproduksi, dan kebiasaan makan ikan Kembung yang sangat
bermanfaat dalam bidang perikanan dan kelautan.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk
penyempurnaan laporan praktikum selanjutnya. Akhir kata semoga laporan
praktikum ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
1.4 Kegunaan .................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Letak Geografis Habitat Ikan Kembung ..................................... 3
2.2 Biologi Ikan Kembung................................................................ 4
2.3 Pertumbuhan ............................................................................... 5
2.4 Reproduksi .................................................................................. 7
2.5 Kebiasaan Makan ........................................................................ 9
2.6 Parameter Penunjang Fisik dan Kimiawi Kualitas Air ............... 11
2.6.1 Suhu ............................................................................................ 13
2.6.2 Penetrasi Cahaya ......................................................................... 14
2.6.3 Derajat Keasaman (pH) .............................................................. 15
2.6.4 Dissolved Oxygen (DO) .............................................................. 16
ii
iii
iii
iv
DAFTAR TABEL
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
7
BAB I
PENDAHULUAN
7
8
8
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
10
Ikan Kembung betina memiliki perut yang lebih lebar dibandingkan Ikan
Kembung Jantan. Ikan Kembung Betina memiliki bentuk tubuh pipih dengan
bagian pectoral lebih besar daripada bagian tubuh yang lain dan ditutupi oleh sisik
yang berukuran kecil dan tidak mudah lepas. Warna tubuh biru kehijauan di
bagian punggung dengan titik gelap atau totol-totol hitam di atas garis rusuk
sedangkan bagian bawah tubuh berwarna putih perak. Sirip punggung (dorsal)
terpisah nyata menjadi dua buah sirip, masing-masing terdiri atas 10 hingga 11
jari-jari keras dan 12 hingga 13 jari-jari lemah (Direktorat Jendral Perikanan
1979).
Sirip dubur (anal) terdiri dari 12 jari-jari lemah. Di belakang sirip
punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sampai 6 sirip tambahan yang disebut
finlet. Sirip perut (ventral) terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lemah. Sirip
ekor (caudal) bercagak dalam dan sirip dada (pectoral) lebar dan meruncing. Mata
mempunyai selaput yang berlemak, gigi yang kecil pada tulang rahang. Tapis
insang halus berjumlah 29-34 buah, pada bagian bawah busur insang pertama
tapis insang panjang dan banyak terlihat seolah-olah bulu jika mulutnya dibuka
(Direktorat Jendral Perikanan 1979).
Klasifikasi Ikan Kembung Betina (Rastrelliger brachysoma) menurut
Saanin (1984) adalah sebagai berikut :
10
11
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Parcomorphy
Sub ordo : Scombroidea
Famili : Scombridae
Genus : Rastrelliger
Spesies : Rastrelliger brachysoma
Nama umum : Short Mackerel
Nama Lokal : Kembung betina
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
lamanya terang dan gelap, suhu, arus, dan keberadaan dari jenis kelamin yang
berbeda (Lagler et al. 1962).
16
17
ikan (20,2%) berjenis kelarmin betina dan 50 ekor ikan (22,9%) tidak dapat
teridentifikasi jenis kelaminnya. Ikan dengan panjang 16,0-18,0 sebagian dapat
teridentifikasi jenis kelarminnya dan sebagian lagi tidak. Tidak semua ikan
kembung dapat ditentukan jenis kelarninnya terutama jenis kelamin ikan muda
(Burnahuddin et al 1984).
Data nisbah kelamin dan ’batch fecundity’ bermanfaat dalam pendugaan
’spawning biomass’dari stok alam serta diharapkan dapat diperoleh suatu
refference points sebagai bahan masukan bagi pengelolaan sumberdaya ikan.
Variasi nisbah kelamin sering terjadi baik menurut musim maupun lokasi. Hasil
penelitian di perairan Pekalongan tentang nisbah kelamin ikan kembung jantan
dan betina diperoleh perbandingan 1:1.086 (Zamroni et al., 2008).
Variasi nisbah kelamin terjadi di setiap musim dan di setiap lokasi diduga
karena pengaruh perubahan fishing ground kegiatan penangkapan nelayan yang
bergantung pada kondisi cuaca dan musim sehingga menyebabkan bias dalam
pengambilan sampling. R.brachysoma di Laut Jawa pertama kali matang kelamin
pada ukuran 17,3 (17,0-17,5) cm atau pada umur 7,5 bulan (Sudjastani 1976).
Sebaran diameter telur ikan membentuk dua puncak yaitu pada selang diameter
0,45 – 0,48mm dan 0,69 –0,72mm, sehingga dapat ditetapkan bahwa pola
pemijahan ikan kembung perempuan adalah bertahap (partial spawning). Artinya
pemijahan ikan kembung perempuan dilakukan dengan mengeluarkan telur masak
secara bertahap dalam beberapa waktu pemijahan (siklus reproduksi). Selain itu
ikan hasil tangkapan di utara Pekalongan memiliki GSI antara 0,13–11,24 dengan
kisaran masing-masingTKG I antara 0,11–2,69,TKG II antara 0,28–4,75; TKG III
antara 0,59–7,19;TKG IV antara 2,59–11,24 dan TKGV antara 0,53–7,73
(Zamroni et al., 2008).
Perbedaan dari ukuran pertama kali matang gonad juga ditemukan pada
jenis ikan kembung lain yaitu Rastrelliger kanagurta, seperti di laut Jawa
diperoleh 20,2 cm untuk betina dan jantan sebesar 21,7 cm. Diperairan Flores
diperoleh ukuran pertama kali matang gonad sebesar 19,1 cm untuk betina dan
jantan sebesar 20,0 cm (Musbir et al. 2006). Penurunan ukuran (Lm) diperkirakan
sebagai akibat dari tekanan penangkapan yang semakin tinggi (Nurhakim 1993).
17
18
2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan dan Cara Makan Ikan
Kebiasaan makan ikan dipengaruhi oleh ukuran tubuh ikan, bentuk organ
pencernaan, umur, lingkungan hidup ikan, dan penyebaran organisme pakan.
Tingkat kesukaan makanan mencakup jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang
dimakan oleh ikan. Umumnya makanan pertama semua ikan pada fase juvenile
adalah plankton (Effendie 1997).
18
19
2.6.1 Suhu
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan
budidaya adalah tentang ketinggian tempat. Ketinggian tempat merupakan letak
suatu tempat atau daerah yang diukur dari permukaan laut sebagai titik nolnya.
Ketinggian suatu tempat erat hubungannya dengan suhu karena semakin tinggi
letak suatu daerah, maka suhunya semakin rendah. Suhu sangat berpengaruh
terhadap makhluk hidup, terutama dalam proses metabolisme (Effendi 2003).
Suhu merupakan pengatur utama dalam lingkungan perairan. Suhu dapat
mempengaruhi aktifitas ikan seperti bernafas, tumbuh dan bereproduksi. Suhu
mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan (Effendi 2003).
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi, volatilisasi, serta menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air (gas
O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya). Peningkatan suhu juga menyebabkan
terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Kisaran suhu
19
20
20
21
21
22
BAB III
BAHAN DAN METODE
22
23
Diambil ikan
23
24
Diambil ikan
Gambar 2. Pertumbuhan
B. Reproduksi
Prosedur menentukan pertumbuhan pada ikan kembung adalah sebagai
berikut:
Diambil ikan
Dimbil ikan
Diambil ikan
Diambil ikan
Diambil ikan
24 Diambil ikan
25
Diambil ikan
Gambar 3. Reproduksi
Dimasukkan isi usus ikan ke dalam petri dish dan dicampurkan dengan
air
Diambil ikan
3.5.1 Pertumbuhan
A. Hubungan Panjang Bobot
25
26
26
27
K = W
a .Lb
Keterangan :
K = Faktor Kondisi
W= Bobot Ikan (gram)
L = Panjang total (mm)
a = Intercept
b = Slope
3.5.2 Reproduksi
A. Rasio Kelamin
Rasio kelamin adalah perbandingan antara jantan dan betina dalam suatu
populasi. Melalui rasio kelamin dapat diketahui kemampuan induk ikan jantan
untuk membuahi induk betina sehingga deiperoleh larva yang optimal. Komposisi
jantan dan betina dapat memberikan perilaku pe,ijahan yang berbeda (Musrin,
2014).Rasio kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan
dan betina yang diperoleh sesuai dengan Haryani (1998),adalah sebagai berikut :
Rasio Kelamin = J
27
28
B
Keterangan
J = Jumlah Ikan Jantan (ekor)
I = Jumlah Ikan Betina (ekor)
28
29
pada saat perkembangan kematangan gonad menjadi salah satu aspek penting,
karena menggambarkan cadangan energy yang ada pada tubuh ikan sewaktu ika
mengalamin perkembangan kematangan gonad. Hepatosomatik Indeks (HIS)
ikan dapat dihitung berdasarkan Effendie (1997) sebagai berikut :
HSI = Bh x 100%
Bt
Keterangan :
Bh = Berat Hati
Bt = Bobot tubuh ikan
E. Diameter Telur
Diameter telur dihitung dengan menggunakan rumus (Rodriquez et.al
1995) dalam Effendie(1979), yaitu :
DS = D x d
Keterangan :
Ds = Diameter telur sebenarnya (mm)
D = Panjang diameter telur (mm)
d = Lebar diameter telur (mm)
F. Fekunditas
Menurut Bagenal (1987) dalam Effendie (1997) fekunditas yaitu jumlah
telur matang yang akan dikeluarkan.Menurut Nikolsky (1963) jumlah telur yang
terdapat dalam ovari ikan terbagi menjadi fekunditas individu,fekunditas mutlak
atau fekunditas tota.Frekuensi individu dihitung berdasarkan metode gravimetrik
(Effendie 1992) dengan bentuk rumus :
F = (𝐺𝑔) x n
Keterangan :
F = Jumlah total telur dalam gonad (Fekunditas)
G = Bobot gonad tiap satu ekor ikan
g = Bobot sebagian gonad ( sampel) satu ekor ikan
n = Jumlah telur dari sampel gonad
29
30
IPi = Vi x Oi x 100%
∑𝑛1 = 1
Keterangan:
IPi = Indeks preponderan
Vi = Presentase volume satu macam makanan
Oi = Presentase frekuensi kejadian satu macam makanan
(Vi x Oi) = JumlH Vi x Oi dari semua jenis makanan
30
31
31
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
4.2 Pertumbuhan
Dalam pengamatan praktikum yang telah dilakukan dapat ditinjau aspek
pertumbuhan yang akan dianalisis meliputi pengelompokan kelas ukuran, pola
pertumbuhan, dan faktor kondisi dari ikan kembung yang dijadikan sebagai
sampel.
32
33
33
34
34
35
35
36
4.3 Reproduksi
Reproduksi merupakan suatu siklus hidup ikan untuk melakukan
pemijahan. Aspek hasil reproduksi secara keseluruhan mulai dari rasio kelamin,
bobot gonad, bobot hati, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad,
hepatosomatik indeks, diameter telur, fekunditas, dan tingkat kematangan telur.
Rata – rata gonad yang diperoleh adalah jantan, tetapi tingkat kematangan
gonadnya bervariasi, mulai dari TKG I hingga TKG V.
4.3.1 Rasio Kelamin
36
37
37
38
38
39
4.3.5 Fekunditas
Fekunditas yaitu jumlah telur matang yang akan dikeluarkan. Tujuan dari
fekunditas merupakan untuk mengetahui jumlah anak ikan yang akan dihasilkan
dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umum yang bersangkutan.
39
40
Fekunditas hanya ada pada ikan yang berjenis kelamin betina, karena
fekunditas menghitung jumlah telur yang matang. Hasil fekunditas yang didapat
merupakan gonad ikan yang sudah mencapai tingkat kematangan gonad IV karena
sudah terlihat jelas dan tingkat kematangan telur sudah cukup dan akan siap
melebur. Namun, banyaknya telur yang dihasilkan oleh seekor ikan tidak
menentukan bahwa ikan tersebut memiliki fekunditas yang besar.
Diameter telur berhubungan dengan fekunditas, semakin banyak telur
yang dipijahkan maka semakin kecil diameternya, sama dengan bobot gonad yang
mempengaruhi fekunditas semakin berat bobot gonad maka semakin banyak
fekunditas. Seperti pada kelompok 3 memiliki bobot yang tehitung berat dan
mamiliki fekunditas yang besar pula yaitu sebanyak 13306 dan telah mencapai
TKG IV yang sudah siap untuk melebur. Dapat disebabkan pada fase tingkat
kematangan telur, telur yang ada pada tingkat melebur lebih banyak dibandingkan
dengan tingkat kutub dan tingkat tengah, sehingga kemungkinan telur bertahan
hidup berkurang. Kelompok 13 sama seperti tidak memilikinya diameter telur ,
maka fekunditas pun tidak dihasilkan.
40
41
Adaptasi morfologis dan tingkah laku ikan berkaitan erat dengan makanan yang
dikonsumsinya (Malcolm 1995 dalam Sadiah 2006).
Ikan kembung memiliki kebiasaan makan dengan memakan detritus,
zooplankton dan fitoplankton yang ada di perairan ikan tersebut hidup. Hal ini
disebabkan karena bentuk mulutnya yang biasa dan juga letak mulutnya yang
subterminal.
41
42
42
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
43
44
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum dalam aspek pertumbuhan, reproduksi dan food and
feeding habits yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Aspek pertumbuhan ikan meliputi morfometrik, pengelompokan ras dan
ukuran, pola pertumbuhan, dan faktor kondisi ikan.
2. Adapun aspek reproduksi ikan meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan
gonad, indeks kematangan gonad, hepatosomatik indeks, dan fekunditas.
3. Aspek food and feeding habits ikan meliputi jenis pakan yang terdapat di
perairan, indeks propenderan, dan tingkat trofik.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti mengenai data yang telah didapat agar
tidak terjadi kesalahan pada saat data disebarkan dan pada saat praktikum pula.
Semua praktikan diharapkan aktif dalam kegiatan praktikum, agar laporan yang
akan dikerjakan sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
44
45
Andamari R, Hutapea JH, & Prisantoso BI. 2012. Aspek reproduksi ikan tuna
sirip kuning (Thunnus albacores). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan.
4(1) : 89–96.
Astuti DP. 2007. Analisis tangkapan per satuan upaya (tpsu) ikan kembung di
Kepulauan Seribu skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Bal DV & Rao KV. 1984. Marine fisheries. Tata Mc Graw-Hill Publishing
Company Limited. New Delhi. 470 p.
Ruswahyuni, 1979. Makanan alami ikan kembung perempuan berdasarkan kelas
ukuran panjang total dan tingkat kematangan gonad di sekitar perairan
Jepara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 16-17 p.
Boonprakop U. 1965. Study on the fecundity of the indo-pasifik mackerel,
Rastrelliger SPP. In the gulf of Thailand. Proc. Indo-Pasific Fish.Coun. 12
(2) : 124-138
Burhanuddin, Martosewojo S, Adrim M, Hutomo M. 1984. Sumberdaya ikan
kembung. Proyek Studi Potensi Sumber Daya Alam Indonesia, Studi
Potensi Sumber Daya Hayati Ikan. Jakarta (ID) : Lembaga Oseanologi
Nasional (LIPI).
Chee PE. 2000. Fish code management: SlIppiement to the report of a workshop
on the fishery and management of a short mackerel (Rastrellige r spp.) on
the lVest Coast of Peninslliar Malaysia. FAO,Rome. pp 6-19
Chirastit C. 1962. Progress report on tagging experiment of chub mackerel
(Rastrelliger spp) in The Gulf of Thailand in The Year 1961.
IPFC.Proceedeing 10th Session Section II. 1962: 22-23p.
Direktorat Jendral Perikanan. 1979. Buku pedoman pengenalan sumber perikanan
laut bagian 1 (Jenis-jenis ikan ekonomis penting). Direktorat Jendral
Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.
Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
63 p.
Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID) : Yayasan Pustaka
Nusantara.
Food and Agriculrural Organization (FAO). 2000. Report: workshop on the
Fishery and Management of Short Mackerel (Rastrelliger spp.) on the
rJ7e st Coast of Peninslliar Malaysia. Food and Agriculrural
Organization. Rome
Febianto S. 2007. Aspek biologi reproduksi ikan lidah pasir (Cynoglossus lingua
Hamilton-Buchanan, 1822) di perairan Ujung Pangkah, kabupaten Gresik,
45
46
46
47
Rahardjo, M. F. dan D. S. Sjafei. 2011. Iktiology. Bringing Native Fish Back the
Rivers. Bandung Lubuk Agung, Bandung: 336-339 hlm.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Bina Cipta.
Badung. Viii + 508h.
Sudjastani T. 1976. The Species of Rastrelliger in The Jawa Sea, Their Taxonomy
And Morphometry (perciforrnes, Scornbridae). Manlle fusearcb ill
Illdollesia 16: 1-29
Sari MR. 2004. Pendugaan potensi lestari dan musim penangkapan ikan kembung
di perairan Lampung Timur [skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 61 p.
Suwarso, Hariati T, Ernawati T. 2010. Biologi reproduksi, prefferensi habitat
pemijahan dan dugaan stok pemijahan ikan kembung (Rastrelliger
brachysoma, Fam. Scombridae) di pantai utara Jawa.[Laporan penelitian].
Balai Rise t Perikanan Laut KKP. 32p
Vanichkul P & Hongskul V. 1963. Length-weight relationship of chub mackerel
(Rastrelliger sp.) in the Gulf of Thailand. Indo-Pacific Fish. Cour. 11 (2) :
20-33.
Zamroni A, Suwarso, Mukhlis NA. 2008. Biologi reproduksi dan generik populasi
ikan kembung di pantai utara Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
14(2): 215-226
Zen M. 2006. Pengkajian zona potensial penangkapan ikan kembung (rastrelliger
spp) di kabupaten asahan, sumatra utara. [tesis]. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
www.fishbase.org. Rastrelliger brachysoma (blkr). [terhubung berkala]
http://www.fishbase
47
48
LAMPIRAN
48
49
Pipet Tetes
49
50
Milimeter Blok
50
51
51
52
Lampiran 4. Tabel
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kematangan Gonad Ikan
52
53
53
54
56
57
Interval TL (mm) L W K
171-175 173 72.875 0.96
176-180 178 78.075 1.00
181-185 183 83.275 1.04
186-190 188 88.475 1.08
191-195 193 93.675 1.11
196-200 198 98.875 1.14
201-205 203 104.075 1.17
Tabel 6. Reproduksi
Diameter (µ m) TKT
KELOMPOK TL (mm) Bobot (g) B.Gonad (g) B. Hati (g) J. Kelamin TKG Fekunditas IKG(%) HSI(%)
Kecil Sedang Besar Tengah Kutub Melebur
1 191 84 2.53 JANTAN IV - 3.01% 0.00% 0 - - - - -
2 180 76 2.72 0.92 BETINA II 2063 3.58% 1.21% 0 - - - - -
3 185 82 2.49 JANTAN IV 3.04% 0.00% 0 - - - - -
4 185 72.93 1.78 0.66 BETINA III 15660 2.44% 0.90% 10 18 20 979 2936 11745
5 195 93 3.39 1.43 BETINA IV 16235 3.65% 1.54% 14 16 26 4 4 21
6 180 75 0.69 0.01 BETINA III 48097 0.92% 0.01% 29 34 49.5 0 13 17
7 200 87 2.03 JANTAN IV - 2.33% 0.00% 0 - - - - -
8 195 84 3.19 JANTAN II 3.80% 0.00% 0 - - - - -
9 195 79 1.89 JANTAN II - 2.39% 0.00% 0 - - - - -
10 205 100 4.41 1.32 BETINA IV 22480 4.41% 1.32% 31.25 55.25 83.25 29 0 1
11 193 90 3.42 JANTAN II - 3.80% 0.00% 0 - - - - -
12 188 88 5.27 1.39 BETINA IV 26832 5.99% 1.58% 13.3 21.1 18.6 27 0 3
13 180 81 2.9 1.18 BETINA IV 1 3.58% 1.46% 11 19 26 12 0 17
14 200 99 2.43 JANTAN IV - 2.45% 0.00% 0 - - - - -
15 177 88 6.01 1.13 BETINA IV 16569 6.83% 1.28% 31.5 55.25 83.25 29 0 1
16 188 75 2.78 JANTAN II - 3.71% 0.00% 0 - - - - -
17 192 86.79 3.21 0.83 BETINA IV 44366 3.70% 0.96% 20 30.5 40.9 10 12 8
18 180 80.06 0.8 JANTAN I - 1.00% 0.00% 0 - - - - -
19 195 85.55 3.1 1.51 BETINA IV 4931 3.62% 1.77% 30 35 52.5 0 13 17
20 190 96.73 4.91 1.45 BETINA II 2752 5.08% 1.50% 9 12 17 9 11 7
21 183 85 2.9 1.11 BETINA IV 1956 3.41% 1.31% 50 27.5 2.5 8 11 8
22 190 83.97 2.64 JANTAN IV 3.14% 0.00%
23 189 80.92 22.9 1.01 BETINA III 45540 28.30% 1.25% 1.75 2.5 4.25 10 10 10
24 192 106.13 1.76 JANTAN III 1.66% 0.00%
25 175 82 1.86 Jantan II 2.27%
26 195 90 22:48 Jantan IV 5.50%
27 190 75.4 2.99 0.83 Betina IV 15948 3.90% 1.10% 38 49 56 5 7 18
28 185 76 2.62 Jantan IV 3.45%
29 188 90 4 1.18 Betina IV 145326 4.44% 1.31% 8 13 18 8 9 13
30 196 86 3.36 1.19 Betina IV 95815 3.90% 1.30% 8 13 18 4 10 16
31 200 95 3.49 Jantan III 3.67%
32 188 86 3.64 1.69 Betina IV 96930 4.23% 1.96% 8 12 17 7 8 15
33 193 87 2.46 1.34 Betina IV
57
29650 2.82% 1.54% 20 19 17 8 13 9
34 190 91 3.99 1.24 Betina IV 101912 0.04% 0.01% 17 32 58 9 1 11
35 190 86 2.77 1.2 Betina IV 120237 3.22% 1.39% 10 30 65 9 6 16
58
58
59
36 25 14 39 55
37 16
38 1 11 21
39 1 1 1
40 26 18 1 6 2
41 2 6 8 148
42 1 100
43 96
44 3 10
45 132
46 5
47 11 4 11
48 3 57
49 28 30
50
51 36 5 43
52
53 46 3 51
54 3 1 11 18
55 51 5 21 62
56 1 1
57 18
58
59 70 1
60
61 6 7
62 3 6 1
63 12 1
64 2 8
65 7 3
66 223
67 7
68 3 20
69 1 1
70
59