Anda di halaman 1dari 7

PG101 Millenials dan Kesehatan Mental

Minggu 1 : Apa Itu Kesehatan Mental?

Video 1: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 1


Video 2: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 2
Video 3: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 3
Video 4: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 4
Video 5: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 5

Video 1: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 1


Halo, saya Ratih Ibrahim, seorang psikolog klinis, CEO dan Founder Personal Growth. Selama tiga
minggu kedepan, saya akan memberikan kursus mengenai Millenial dan Kesehatan Mental. Di minggu
pertama ini, kita akan membahas mengenai definisi kesehatan mental, fakta-fakta tentang kesehatan
mental, orang muda dan kesehatan mental, kondisi dunia saat ini yang memengaruhi kesehatan
mental, stigma dan faktor yang berkontribusi pada kesehatan mental. Menurut World Health
Organization, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera dimana individu menyadari potensi dirinya,
mampu menghadapi stres dalam kehidupan sehari-hari maupun bekerja secara produktif dan mampu
memberikan kontribusi pada komunitas dan masyarakat sekitarnya.

Sebaliknya, ia yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya, akan mengalami gangguan
suasana hati, sulit berfikir jernih, sulit untuk mengendalikan dorongan-dorongan emosinya dan pada
akhirnya akan mengarah kepada perilaku yang buruk yang merugikan, bukan hanya bagi dirinya,
melainkan juga bagi orang lain. Masalah kesehatan mental tidak pandang umur. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk kita mengutamakan kesehatan mental kita dengan baik, dimulai dari usia
muda.

Orang muda yang memiliki kesehatan mental yang baik, akan dapat mengelola emosinya dengan baik,
pandai bersosialisasi dan lebih mampu menghadapi perubahan serta tantangan hidup. Sedih, marah,
cemas, kecewa, itu semua adalah emosi yang wajar dialami oleh setiap orang, juga oleh orang muda.
Tetapi, jika perasaan ini bertahan untuk jangka waktu yang relatif lama, dan menggangu kehidupan
sehari-hari, sudah saatnya mencari pertolongan, baik dari kerabat dekat, maupun dari tenaga ahli
profesional.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh World Health Organization pada tahun 2018, sebanyak 20%
anak-anak dan remaja di dunia, memiliki masalah gangguan kesehatan mental. Data ini membuktikan
bahwa ada banyak sekali masalah kesehatan mental yang mulai dialami sebelum seseorang menginjak
usia 14 tahun. Data hasil riset kesehatan dasar tahun 2013, menunjukkan bahwa sebanyak 6% atau

1
sekitar 14 juta masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun keatas, mengalami gangguan kesehatan
mental yang ditujukan dengan gejala depresi dan cemas.

Sekitar 800.000 orang bunuh diri di setiap tahunnya, dikarenakan depresi yang dialami. Bunuh diri
adalah penyebab kematian tertinggi pada orang muda yang berusia 15 sampai 29 tahun. Setiap satu
orang yang meninggal karena bunuh diri, 20 orang lainnya melakukan percobaan bunuh diri.

Hasil riset yang lain oleh WHO menunjukkan bahwa, sebanyak 4,7% dari total populasi remaja berusia
12 sampai 17 tahun di dunia, terjerat pada kasus penggunaan narkoba dan 4,2% mengalami gangguan
penyakit penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Tingkat munculnya kesehatan mental
akan cenderung meningkat dua kali lipat setelah terjadi bencana atau situasi darurat seperti bencana
alam. Gangguan kesehatan mental juga dapat meningkatkan risiko penyakit fisik lainnya seperti
penyakit jantung, cardiovasculer, sakit kepala dan lain-lain sebagainya.

Video 2: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 2


Banyak masyarakat yang belum paham apa arti sebenarnya dari kesehatan mental. Kesehatan mental
adalah, mengenal seberapa seseorang menilai dirinya secara mental, bugar atau wellness. Bugar yang
dimaksud adalah ketika seseorang mencapai kondisi sehat secara menyeluruh, secara fisik, mental
dan emosional.

Tentu hal ini harus termanifestasi secara penampilan dan perilaku, misalnya seseorang tampak bugar,
riang, ramah dan berpenampilan rapih. Banyak sekali orang yang menggunakan berbagai istilah untuk
menjelaskan kondisi mental yang bugar, seperti kondisi mental yang baik, kondisi mental yang positif,
kesejahteraan mental, bahkan kebahagiaan. Pada saat kita berbicara tentang kesehatan mental, kita
juga berbicara mengenai proses yang berkesinambungan, adanya spektrum atau ruang yang diisi oleh
perasaan yang baik akan diri, berfungsi dengan baik dalam kegiatan sehari-hari dan tetap produktif.

Jika kamu merasa seperti itu, berarti itu tandanya kamu memiliki kesehatan mental yang baik.
Menjaga kesehatan mental agar tetap baik dan bugar, adalah hal yang penting. Sama seperti menjaga
kesehatan fisik agar tubuh tetap sehat dan kuat.

Ketika kita memiliki kesehatan mental yang baik, kita akan dapat menikmati hidup, terbuka untuk
mengenal lingkungan sekitar dan memiliki relasi sosial yang baik. Kita juga dapat memiliki pikiran yang
jernih, menjadi lebih kreatif, harga diri meningkat, semangat dalam mencoba hal-hal baru dan mampu
mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan menjaga kesehatan mental, kita dapat meminimalkan atau
menghindarkan potensi untuk terkena penyakit.

Misalnya, ketika kita dapat mengelola stres dengan baik, kita akan dapat terhindarkan dari penyakit
jantung, sakit kepala, atau darah tinggi. Menurut World Health Organization, masalah pada kesehatan
mental merupakan salah satu penyebab penyakit yang dialami oleh orang muda. Sebagian besar
masalah kesehatan mental ini dimulai sejak remaja hingga dewasa, yaitu sekitar usia 12 sampai 24
tahun.

Orang muda dapat kita bagi ke dalam dua kategori tahap perkembangan, yaitu remaja dan dewasa
muda. Remaja berada pada kelompok usia 11 sampai 18 tahun, sedangkan dewasa muda ada pada
kelompok usia 18 sampai 40 tahun. Tugas perkembangan remaja adalah mencari identitas diri.

2
Tentunya akan banyak menemukan tantangan dan masalah yang harus dihadapi. Ketika seseorang
tidak dapat menghadapi tantangan ini dengan baik, maka kesehatan mentalnya dapat terganggu dan
akan menimbulkan berbagai perilaku yang tidak menyenangkan. Ketika tumbuh menjadi dewasa
muda, tentu tantangan yang akan dihadapi menjadi semakin banyak.

Masa ini merupakan masa yang penuh gejolak bagi siapapun. Perubahan hormon yang terjadi,
ketertarikan pada lawan jenis dan hubungan romantis dimulai. Berbagai tekanan di sekolah, kuliah
atau tempat kerja, baik akademis hingga kehidupan sosial, dan tentunya adanya krisis identitas, yaitu
apa yang akan menjadi tujuan hidup mereka.

Selain itu, orang muda akan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Misalnya, pindah sekolah,
pindah rumah, transisi dari dunia sekolah ke dunia perkuliahan, lalu masuk ke dunia kerja dan lain
sebagainya. Hampir setiap orang mengalami rasa cemas ketika harus masuk ke lingkungan yang baru,
walau sebenarnya mereka bersemangat untuk mencari teman baru.

Perubahan kerap kali menjadi pemicu. Masa remaja dan dewasa ini merupakan masa yang penuh
dengan berbagai perubahan besar dalam hidup. Sebagian besar akan berpotensi memengaruhi
kesehatan mentalnya, terutama kejadian-kejadian traumatis yang dapat memicu timbulnya masalah
pada orang muda yang rentan.

Video 3: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 3


Terdapat beberapa faktor risiko yang membuat beberapa orang muda lebih mudah mengalami
masalah pada kesehatan mental dibandingkan orang-orang yang lain. Beberapa faktornya adalah
ketika seseorang memiliki, satu, penyakit fisik dalam jangka waktu yang panjang. Yang kedua, orang
tua dengan masalah kesehatan mental, masalah dengan alkohol, ataupun bermasalah dengan hukum.

Yang ketiga, orang tua yang berpisah atau bercerai. Keempat, pengalaman kekerasan fisik atau
seksual. Kelima, pengalaman diskriminasi, misalnya karena ras atau karena agama mereka.

Yang keenam adalah kesulitan dalam bidang pendidikan. Perlu diingat bahwa kesehatan mental dapat
terjadi pada siapa saja, dari semua kalangan, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Oleh karena
itu, penting bagi seseorang untuk dapat mengelola tekanan dan stress yang dirasakannya secara
efektif.

Perkembangan dunia, saat ini kompetitif. Semua serba cepat dan masyarakatnya dinamis. Jika
seseorang tidak mampu untuk bertahan hidup dalam situasi saat ini, dia dapat mengalami tekanan
yang dapat mengganggu kesehatan mentalnya.

Menurut WHO, gangguan kesehatan mental adalah salah satu penyebab utama terjadinya masalah
yang paling umum pada orang muda. Sebanyak 70% masyarakat dunia, memiliki masalah kesehatan
mental sebelum berusia 25 tahun. Jika tidak ditangani, masalah pada kesehatan mental ini, dapat
menjadi penghambat seluruh aspek kesehatan diri, termasuk kesejahteraan emosi dan kesejahteraan
sosial.

Hal ini dapat membuat orang muda merasa terisolasi, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
dan membuat dia mengalami diskriminasi. Ketiga poin tersebut membuat sesorang tidak lagi dapat
mengoptimalkan kontribusinya untuk lingkungan sekitar. Survey yang dilakukan WHO menyatakan,
bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.

3
Tentu, pemikiran tersebut dapat menghambat, ketika sesorang ingin mencari bantuan dalam
menangani masalah kesehatan mentalnya. Padahal, menangani kesehatan mental lebih awal dapat
meningkatkan kemapuan seseorang untuk beradaptasi di lingkungannya dan meningkatkan
produktivitasnya. Oleh karena itu, mengatasi kesehatan mental, terutama pada orang muda, adalah
salah satu tantangan paling penting yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

Tahukan kamu, bahwa banyak orang muda yang mengalami masalah kesehatan mental yang dapat
pulih sepenuhnya, atau dapat berfungsi kembali pada kehidupan sehari-hari, terutama jika mereka
mendapatkan bantuan sejak dini. Seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental mengatakan
bahwa stigma dan diskriminasi dari lingkungan sosial mereka, yang mereka alami, justru membuat
keadaan mereka menjadi semakin parah. Sebanyak 9 dari 10 orang yang mengalami masalah
kesehatan mental mengatahan bahwa, stigma dan diskriminasi menimbulkan efek negatif pada hidup
mereka.

Tentu hal ini juga dapat menghambat mereka, untuk mencari bantuan dari para tenaga ahli
profesional. Stigma dan diskriminasi yang dialami, tidak hanya didapatkan dari masyarakat, tetapi juga
dari kerabat terdekat, bahkan dari keluarga dan dari teman. Meskipun ada treatment yang efektif
untuk mengatasi masalah kesehatan mental, masih banyak lho ternyata orang yang memililki
pandangan bahwa orang dengan masalah kesehatan mental itu berbahaya, menakutkan dan aneh.

Stigma ini tentunya menimbulkan penolakan, isolasi bahkan kekerasan terhadap orang yang memiliki
masalah kesehatan mental. Seseorang yang memiliki masalah, biasanya akan menjadi sulit untuk
mencari pekerjaan, menjalin hubungan yang stabil dan bertahan lama, serta sulit untuk menjalani
interaski sosial. Stigma dan diskriminasi ini dapat memerparah keadaan kesehatan mental seseorang,
sehingga justru semakin menghambat treatment terapi yang sedang dijalankan baginya.

Video 4: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 4


Apa saja ancaman terhadap kesehatan mental orang muda? Saya akan mengelompokannya ke dalam
dua kategori. Yang pertama adalah faktor internal dari dalam orang muda.

Yang kedua adalah faktor eksternal yang berasal dari luar diri orang muda. Untuk faktor internal dari
dalam diri, yang pertama adalah mindset. Mindset adalah pola pikir.

Pola pikir adalah bagaimana orang muda menilai dirinya sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap
bagaimana orang yang mampu menghargai dirinya secara sehat. Misalnya, jika dia menganggap
dirinya jelek, tidak berharga, atau tidak pernah cukup baik dalam hal apapun, untuk siapapun.

Hal ini akan berpotensi membuat dia menjadi rendah diri. Takut untuk tampil, takut untuk bertemu
orang lain, bahkan takut untuk berprestasi. Dia akan terus menerus mengalami rasa cemas, rasa
khawatir.

Hal ini yang akan membuat kesehatan mentalnya menjadi terganggu. Hal yang kedua, adalah kondisi
fisik dari orang muda tersebut. Kondisi fisik yang tidak bugar, kurang fit, akan membuat seseorang
menjadi kurang mampu untuk belajar secara optimal.

Hal ini akan menghambat ia untuk beraktifitas bersama-sama orang muda lain, seumurnya dan
membuat dia menjadi ketinggalan dibandingkan teman-teman sebayanya. Kondisi fisik yang tidak fit
akan berpengaruh terhadap mindsetnya, terhadap rasa percaya dirinya, apalagi jika yang

4
bersangkutan mengalami penyakit berat dalam waktu yang lama. Yang ketiga, adalah mereka yang
memang terlahir berbeda dengan yang lain, misalnya terlalu gemuk, terlalu kurus, terlalu tinggi atau
mengalami disfungsi, gangguan pada fungsi inderanya.

Hal tersebut, kondisi ini, juga berpotensi mempengaruhi kondisi kesehatan mentalnya. Yang keempat,
adalah pola hidup yang keliru. Jangan main-main lho.

Ini bisa berakibat fatal. Misalnya, ketika seseorang punya pola makan atau melakukan diet yang tidak
sehat. Keseimbangan kimiawi tubuhnya, bisa terganggu atau tidur yang kurang, kebiasaan bergadang
dan misalnya punya kebiasaan mengonsumsi zat-zat adiktif yang merusak.

Hal ini tidak boleh dipandang remeh. Kenapa? Karena potensi kerusakan yang ditimbulkannya sangat
besar.

Pola hidup yang keliru, akan mengganggu kualitas perkembangan fisik, daya fungsi berpikir dan
termasuk kemampuan mengelola emosi. Hal tersebut akan membuat kesehatan seseorang menjadi
terganggu dan dalam jangka waktu panjang akan berakibat menjadi semakin buruk. Yang kelima,
adalah hati-hati dengan segala hal yang mudah membuat orang terpapar dengan perilaku adiktif,
misalnya adiksi menggunakan zat terlarang, adiksi terhadap pornografi, games, maupun penggunaan
gadget yang berlebihan.

Hati-hati ya. Hal kedua yang mengancam kesehatan mental orang muda yang berasal dari luar dirinya.
Faktor eksternal.

Yang pertama, adalah faktor keluarga, tentang masalah di dalam keluarga yang memiliki dampak yang
sangat signifikan terhadap kesehatan mental orang muda. Diantaranya adalah, mereka yang memiliki
orang tua yang sakit keras dan dalam jangka waktu yang lama atau salah satu dari orang tua meninggal
dan ada banyak trauma di dalam keluarga. Hal-hal ini akan membuat kesehatan orang muda
berpotensi terganggu.

Begitupun dengan orang tua yang bercerai, yang bertengkar terus menerus. Adanya pengalaman
KDRT, Kekerasan Dalam Rumah Tangga, termasuk kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Orang tua,
dengan masalah kesehatan mental juga akan berpengaruh terhadap kesehatan mental dari orang
muda.

Orang tua yang bermasalah dalam penggunaan alkohol dan masalah adiksi lainnya. Orang tua yang
bermasalah dengan hukum. Faktor eksternal yang kedua adalah, masalah pertemanan.

Di usia remaja, teman, merupakan pihak yang secara signifikan berpengaruh besar. Jika kita memiliki
lingkungan pertemanan yang salah, itu akan mendorong kita ke dalam perilaku yang menyimpang,
bahkan perilaku yang buruk. Misalnya, seperti jadi senang membully orang lain karena ikut-ikutan
dengan teman yang lain.

Ikutan tawuran, menjadi preman, atau bahkan terlibat dalam berbagai perilaku kenalakan remaja.
Kenakalan remaja dan perilaku kriminal. Semua perilaku ini merujuk kepada perilaku bergangguan
yang mencerminkan bahwa, kesehatan mental yang dimilikinya menjadi terganggu.

Jadi, hati-hati ya dalam memilih lingkungan pertemanan.

Video 5: Apa Itu Kesehatan Mental? – Part 5

5
Faktor eksternal yang ketiga adalah lingkungan sosial. Meskipun tidak secara langsung masuk ke dalam
kesadaran kita, apa yang terjadi di lingkungan sosial tempat kita tinggal dan bertumbuh, memiliki
dampak bagi perkembangan kesehatan mental orang muda. Sebagai contoh, hoax.

Hoax yang marak, itu akan memengaruhi mindset orang muda terhadap banyak hal di dalam
hidupnya, terhadap bagaimana dia memandang lingkungan di sekitarnya. Dan ini akan berpengaruh
kepada perilakunya, kepada perilaku yang ditampilkan dan tentu akan berdampak terhadap
kesehatan mentalnya. Selain itu, misalnya adalah diskriminasi SARA, Suku, Agama, Ras dan Antar
golongan.

Tentu, secara langsung dan tidak langsung akan menimbulkan trauma dan trauma ini bisa saja
menghantuinya seumur hidup. Hal ini tentu akan membuat kesehatan mentalnya menjadi terganggu.
Faktor eksternal yang keempat adalah hal-hal yang tidak terhindarkan dan di luar kuasa kita sebagai
manusia.

Sebagai contoh, musibah, bencana alam, perang, hal-hal ini secara langsung dan tidak langsung akan
merusak kesejahteraan mental siapapun juga yang mengalaminya, termasuk orang muda dan
menorehkan trauma yang dalam dan berkepanjangan. Sebagai penutup pada sesi ini, saya akan
menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang dapat membantu orang muda memiliki kesehatan mental
yang lebih baik. Yang pertama, membangun mindset yang positif.

Biasakan untuk selalu dapat menghargai diri secara proporsional, karena pada dasarnya, setiap orang
itu memiliki kebaikan di dalam dirinya dan memiliki hal-hal yang bisa diunggulkan. Yakinkan dirimu
bahwa kamu berharga. Jika kamu yakin, kamu merasa dirimu berharga, kamu akan lebih mampu
menghadapi segala situasi yang terjadi, secara lebih baik.

Dengan demikian kesehatan mentalmu akan terjaga dengan baik. Yang kedua, jadilah orang muda
yang aktif dan produktif. Lakukan olah raga dan aktifitas lain yang dapat membuat dirimu bugar, baik
secara fisik maupun secara mental.

Misalnya adalah, dengan rutin jalan kaki setiap hari, melakukan meditasi, yoga dan sebagainya. Lebih
dekatlah dengan alam, karena dengan lebih dekat dengan alam akan membuatmu jadi lebih bugar
secara mental. Yang ketiga, milikilah pola hidup yang sehat, yaitu, milikilah pola makan, pola tidur dan
kebiasaan sehari-hari yang baik.

Biasakan makan secara teratur di waktu makan yang lazim, dengan nutrisi yang cukup dan gizi yang
seimbang. Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup setiap hari. Tidur dan istirahat yang cukup,
hindarkan mengonsumsi zat-zat yang dapat merusak kebugaran fisik.

Ingat baik-baik. “Men Sana In Corpore Sano”. “Dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat”.

Yang keempat, keharmonisan dalam keluarga, penting. Orang muda, percayalah, kalian memunyai
peran yang penting untuk membangun relasi yang lebih sehat di dalam keluarga. Yang kelima,
bergaullah dengan teman-teman yang baik, jalin hubungan yang sehat dengan mereka.

Dengan begitu, kamu membangun support system yang baik bagi dirimu. Kamu akan dapat menjadi
orang yang lebih bersemangat dalam menjalani kegiatan sehar-hari dan menjadi pribadi yang lebih
gembira. Sebagai tambahan, baik juga jika kamu mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah
bakatmu, memberimu kesempatan untuk membangun relasi yang lebih luas dan membantumu
menjadi pribadi yang lebih tangguh.

6
Misalnya, bergabunglah dengan komunitas seni di sekolah, di lingkungan di sekitar rumah, ikut karang
taruna di kampung kamu, menjadi relawan anak-anak tidak mampu. Orang muda adalah masa depan
bangsa. Kamu adalah agen perubahan yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Untuk menjadi pemimpin yang baik, perlu memiliki kesehatan mental yang baik.

Anda mungkin juga menyukai