PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang
bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia
melekat pada protein tubuh kita yang dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi
tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian
substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis
pembentukan antibodi.
Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel-B menghasilkan
molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada membran plasma untuk
berfungsi sebagai reseptor antigen. Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan
menyisipkan dalam membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah
pengenalan spesifik untuk antigen itu. Setelah itu, limfosit harus membentuk
immunoglobulin untuk antigen yang sama. Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang
sama memicu respon imun sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi
yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen
yang memungkinkannya bereaksi dengan antibodi disebut antigenisitas. Kesanggupan
molekul antigen untuk menginduksi respon imun disebut imunogenitas.
1.2.Rumusan masalah
1. Apa itu presipitasi ?
2. Bagaimana terjadinya reaksi presipitasi?
3. Bagaimana cara uji presipitasi ?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu reaksi presipitasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya reaksi presipitasi .
3. Untuk mengetahui bagaimana cara uji presipitasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Presipitasi adalah hasil kombinasi antara antigen terlarut dengan antibodi terlarut
menghasilkan suatu komplek yang terlihat. Proses presipitasi pertama kali ditemukan
oleh Kraus tahun 1897 saat kultur bakteri enterik membentuk presipitat bila dicampur
dengan antibodi spesifik.
Presipitation adalah salah satu metode sederhana yang mendeteksi reaksi antigen-
antibodi. kebanyakan antigen multivalent sehingga mampu membentuk satu aggregat
dengan adanya antibodi yang seuai. Jika antigen terlarut bergabung dengan antibodinya
dalam lingkungan yang mengandung elektrolit ( NaCl ) pada suhu dan pH yang cocok,
maka gabungan antigen antibodi ini menjadi presipitat yang tidak dapat larut.
Pada zone kelebihan antibodi, semua antigen telah bereaksi dengan antibodi
dan telah diendapkan (tidak ada antigen bebas di dalam supernatan). Sebaliknya di
dalam zone kelebihan antigen, semua antibodi telah bereaksi dengan antigen (tidak
ada antibodi di dalam supernatan), tetapi kompleks yang terbentuk tetap dapat larut
karena banyaknya kelebihan antigen mengikat antibodi menjadi kompleks yang
berukuran kecil yang tidak terikat saling membentuk agregat besar yang kasat mata.di
dalam zone setara terjadi presipitasi antigendan antibodi secara maksimum (tidak
terdapat antigen bebas maupun antibodi bebas di dalam supernatan) karena keduanya
terdapat dalam proporsi optimum sehingga dapat membentuk kisi-kisi antigen dan
antibodi yang menjadi kasat mata dan tidak dapat larut. Karena alasan ini, maka uji
presipitin akan paling bermanfaat bila memungkinkan reaktan berdifusi sampai
konsentrasi optimumnya tercapai.
Teknik lain dari prosedur presipitasi berupa tekhnik imunodifusi pasib meliputi :
A. Uji Tabung
Uji Tabung adalah uji presipitin yang paling sederhana. Kedalam sebuah tabung bermulut
kecil diletakkan larutan antigen diatas larutan serum yang mengandung antibodi. Kedua
larutan tersebut akan berdifusi sampai keduanya mencapai konsentrasi optimum untuk
terjadinya presipitasi, pada titik tersebut muncullah suatu zona rapat atau cincin endapan
diantara kedua larutan tersebut.
C. Radioimunoasai
Radioimunoasai ialah suatu teknik mikro dengan kepekaan tinggi untuk meentukan
jumlah antigen yang amat sedikit. Teknik ini pada hakikatnya merupakan proses dua langkah.
Langkah yang pertama menyangkut kompetensi antara antigen uji (tidak berlabel atau tidak
radio aktif) dengan konsentrasi yang tidak diketahui (beragam) dan suatu antigen indikator
yang dikenal (berlabel atau radioaktif) dengan konsentrasi yang sudah diketahui (daoat
dihitung). Mereka berkompetensi untuk bereaksi dengan antibodi yang dikenal dan
jumlahnya terbatas, yang spesifik bagi antigen yang diberi label radioisotop. Ketiga reaktan
ini diinkubasikan selama beberapa jam sehingga dapat terjadi reaksi pengikatan antigen-
antibodi.
Langkah kedua menyangkut ditambahkannya kedalam sistem itu antiserum (anti-
antibodi) yang spesisifik dan erhadapnya mampu mengikat komponen antibodi dari kompleks
kekebalan yang tebentuk selama inkubasi pada langkah yang pertama. Ini mengakibakan
terjadinya presipitasi kompleks antigen-antibodi.Radioaktivitas endapan tersebut ditetapkan
di dalam detektor dan penghitung radioisotop.
Bila antigen uji pada langkah pertama telah bereaksi dengan antibodi, maka antigen
indikator radioaktif tidak dapat bereaksi dengan antibodi itu. Hitungan radioaktifnya akan
redah karena antigen indikator tidak terdapat dalam endapan. Namun demikian, bila antigen
uji itu tidak bereaksi dengan antibodi, maka antibodi itu tentunya bebas untuk mengikat
antigen indikator radioaktif. Maka hitungan radioaktifnya akan tinggi karena antigen
indikator terikat dalam endapan. Jadi identitas dan konsentrasi antigen uji dapat ditentukan
oleh radioaktivitasendapan.
Teknik radioimunoasai ini penting untuk menentukan adanya antigen hepatitis B,
yang mungkin ada di dalam serum donor darah yang tidak memperlihatkan gejala (donor
yang membawa virus (antigen) tanpa memperlihatkan gejala). Substansi-substansi lain yang
dapat diukur dengan radioimunoasai meliputi insulin, testosteron, estradiol, igE manusia,
serta bahan-bahan lain yang biasanya ada dalam jumlah amat kecil di dalam darah atau air
seni
D. Immunoelektroforesis
Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit memisahkan pita
presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila hanya menggunakan cara difusi
di atas. Komponen serum dipisahkan dengan elektroforesis dalam agar gel dan
antiserum dibiarkan berdifusi melalui komponen yang dihasilkan pada pita-pita yang
terbentuk.
E. Elektroforesis "roket"
Merupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam gel
yang telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket, panjang
masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen.
.
Teknik Imunodifusi pasif
Presipitat kompleks antigen-antibodi dapat juga ditentukan dengan bantuan suatu
medium berupa agar, dan metode yang dipakai adalah imunodifusi
Prinsip kerja: antigen dan antibodi akan berdifusi di dalam lapisan agar, dan setelah
terbentuk presipitat kan terlihat secara visual berupa pita presipitin
Reaksi imunodifusi diklasifikasikan berdasarkan arah dari difusi antara antigen dan
antibodi
Di sumuran tengah dapat juga diisi dengan antibodi dan deret sumuran luar dengan
antigen
Teknik Elektroforesis
= Immunoelektroforesis = Gamma globulin electrophoresis = Immunoglobulin
electrophoresis
Salah satu metode untuk menentukan level dari kelas Ig: IgG, IgM atau IgA
Adalah teknik double diffusion, tetapi difusi antigen-antibodi dipercepat dengan
bantuan arus listrik
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Presipitation adalah salah satu metode sederhana yang mendeteksi reaksi antigen-
antibodi. kebanyakan antigen multivalent sehingga mampu membentuk satu aggregat
dengan adanya antibodi yang seuai. Jika antigen terlarut bergabung dengan antibodinya
dalam lingkungan yang mengandung elektrolit ( NaCl ) pada suhu dan pH yang cocok,
maka gabungan antigen antibodi ini menjadi presipitat yang tidak dapat larut.
DAFTAR PUSTAKA