Anda di halaman 1dari 172

SOP

INTENSIVE CARE UNIT

RUMAH SAKIT HJ BUNDA HALIMAH


BATAM 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, Kelompok
Kerja Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah berhasil menyusun Standar Proseur Operasional
Ruang Intensive Care Unit.
Dengan adanya Standar Prosedur Operasional ini diharapkan semua tenaga
Keperawatan di RS. Hj. Bunda Halimah dapat menggunakannya sebagai pedoman di dalam
memberikan Asuhan Keperawatan yang professional kepada pasien. Selain itu juga sebagai alat
untuk melakukan penilalian terhadap keberhasilan asuhan keperawatan, maka saran dan kritik
sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa datang sesuai dengan perkembangan Ilmu
Keperawatan dan Pelayanan Kesehatan di RS. Hj. Bunda Halimah.
Terima kasih kepada teman-teman perawat dan bidan atas partisipasinya sehingga dapat
terselesainya buku ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati segala usaha dan karya kita di masa yang
akan datang.

Penyusun
SAMBUTAN DIREKTUR

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan-
Nya sehingga Standar Operasional Prosedur (SPO) Pelayanan RS. Hj. Bunda Halimah dapat
disusun dengan baik oleh Tim Penyusun. Oleh karena itu dengan disusun dan disahkannya SPO
ini maka kita harapkan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan kualitas pelayanan
kesehatan dapat terjawab serta Tenaga Kesehatan selaku pemberi jasa layanan kesehatan dapat
menjadikan SPO ini sebagai acuan baku dalam memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat serta meningkatkan produktivitas dan menjamin mutu produk/jasa juga dapat
meningkatkan daya saing, melindungi konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik
keselamatan maupun kesehatannya.

Penyusunan SPO Pelayanan merupakan bagian dari kegiatan menjaga mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai efek globalisasi yang telah memberi dampak positif bagi
setiap profesi kesehatan untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja Profesionalnya dalam
berkontribusi pada berbagai kebutuhan akan pelayanan kesehatan masyarakat. RS. Hj. Bunda
Halimah sebagai salah satu organisasi yang memberi pelayanan di bidang kesehatan sangat
perlu menyusun suatu Standarisasi sebagai pedoman/acuan dalam pelaksanaan tugas.

SPO yang telah disusun sesuai standar pelayanan kesehatan di Rumah Sakit diharapkan
akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di RS. Hj. Bunda Halimah dan juga
merupakan pedoman tertulis bagi karyawan dalam memberikan pelayanan secara optimal,
disamping itu sebagai tolak ukur penilaian terhadap penampilan kerja staf dikaitkan dengan
penertiban dan peningkatan mutu pelayanan yang hendak dicapai.

Kita menyadari bahwa penyusunan suatu STANDAR bukanlah hal yang


mudah.Standarisasi ini perlu dievaluasi kembali secara berkala dan diadakan perubahan sesuai
kebutuhan. Perubahan Pedoman dipengaruhi berbagai faktor antara lain kemajuan terkait
keilmuan global, kebijakan-kebijakan pusat, daerah, lokal, profesi atau kebijakan yang terkait
dengan profesi dan pelayanan di Rumah Sakit. Namun pada hakekatnya, baik buruknya suatu
Standarisasi tergantung dari kesungguhan untuk melaksanakan sesuai dengan Profesionalisme
Profesi masing-masing dalam memberikan pelayanan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras
dan berpartisipasi aktif selama proses penyusunan standarisasi ini, khususnya karyawan lingkup
RS. Hj. Bunda Halimah yang telah meluangkan waktu, tenaga, materil dan pikiran sehingga
tersusun SPO yang akan dijadikan landasan pijak dalam memberikan setiap tindakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu dengan ini saya menetapkan penggunaan SPO
ini sebagai pedoman, kebijakan serta prosedur tetap dalam memberikan pelayanan kesehatan
di RS. Hj. Bunda Halimah.

Ditetapkan
Rumah Sakit
Hj . Bunda Halimah
Direktur,

Bramantio
DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Sambutan Direktur ii
Daftar isi iii
SOP ALUR PS MASUK & KELUAR ICU 0
SOP PETUGAS MASUK ICU 1
SOP PENGUNJUNG MASUK ICU 2
SOP PENERIMAAN PASIEN MASUK (DIRAWAT DI RUANG ICU) 3
SOP PENGIRIMAN PASIEN KELUAR ICU 4
SOP PASIEN PULANG PAKSA 5
SOP PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE (INTUBASI) 6
SOP MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN EXTUBASI 7
SOP MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU 8
SOP PEMAKAIAN VENTILATOR MEKANIK PADA PASIEN GAGAL NAFAS 9
SOP PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR EKG 10
SOP PEMBERIAN THERAPI INHALASI DENGAN ALAT NEBULIZER 11
SOP PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN ALAT TRANDUSER 12
SOP MELAKUKAN SUCTION TRAKHEAL (PADA ALAT BANTU JALAN 13
NAFAS)
SOP MELAKUKAN SUCTION LENDIR MELALUI HIDUNG, OROFARINGEAL
DAN
NASOFARINGEAL 14
SOP CARA MENGUKUR CVP 15
SOP MENGGANTI BALUTAN IV LINE KATETER 16
SOP MELAKUKAN PEREKAMAN EKG 17
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG TRACHEOSTOMY 18
SOP MEMBERI MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING (BLENDERIZE) 19
SOP PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI 20
SOP PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG WSD 21
SOP PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (drip) DENGAN ALAT SIRINGE 22
PUMP
SOP PEMBERIAN BANTUAN NAFAS DENGAN ALAT AMBU BAG 23
SOP MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG DENGAN ALAT 24
DEFIBRILATOR
SOP MEMBERIKAN DEFIBRILASI EXTERNAL PADA PASIEN DEWASA 25
SOP FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE, PERKUSI, VIBRASI, DAN
BATUK EFEKTIF) 26
SOP MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA 27
SOP MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA 28
SOP PEMASANGAN IV KATETER PERIFER 29
SOP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT) 30
SOP ISOLASI PASIEN 31
SOP PEMBERIAN NASAL CANUL OKSIGEN 32
SOP PEMBERIAN CANUL BINASAL OKSIGEN 33
SOP PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN 34
SOP PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING OKSIGEN 35
SOP PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER 36
SOP MENGUKUR BALANCE CAIRAN 36
SOP PEMULANGAN PASIEN KRITIS 37
SOP TRANSPORTASI PASIEN KRITIS 38
SOP PERAWATAN PASIEN DENGAN KONDISI TERMINAL 39
SOP RUMUS DOBUTAMIN DALAM SIRINGE PUMP 40
SOP RUMUS DOPAMIN DALAM SIRINGE PUMP 41
SOP RUMUS EPINEPRIN 1 AMPUL DALAM SIRINGE PUMP 42
SOP RUMUS EPINEPRIN2 AMPULDALAM SIRINGE PUMP 43
SOP RUMUS ADRENALIN DALAM SIRINGE PUMP 44
ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

No. Dokumen:
No.Revisi Hal. : 1/1
001/SPO/ICU/R
SBH /VIII/2019 01
Ditetapkan
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR 01 Agustus 2019
OPERASIONAL
Drg. Bramantio, Sp.Ort

ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR ICU

IGD INSTALASI RAWAT INAP

LAPORAN KE DPJP
UNTUK
PEMBERITAHUAN

LAPORAN DOKTER ICU


(DOKTER SP ANESTESI)
UNTUK EVALUASI PS

ADA INDIKASI TIDAK ADA INDIKASI

MASUK ICU KELOLA INTENSIF BAIK DITOLAK MASUK ICU


- PENGOBATAN DAN
PERAWATAN INTENSIF
- DOKTER ICU (INTENSIF). INDIKASI KELUAR+ PINDAH RUANG
- PERAWAT MAHIR. STATUS QUO

- KONSULTAN - TETAP DIRAWAT


- PINDAH RUANG
(KONSULTATIF KE SMF - RUJUK
Meninggal
LAIN). - PULANG APS

KAMAR JENAZAH
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/4
H /VIII/2019 01
Ditetapkan
Direktur

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
Drg. Bramantio, Sp.Ort
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN Suatu tata cara pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif untuk
menjalani perawatan lanjutan di ruang perawatan dengan alasan
:
a. Pasien sudah bisa menjalani perawatan lanjutan di ruang
perawatan.
b. Pasien memerlukan perawatan sesuai kondisi
ekonomi/permintaan keluarga pasien.
c. Pasien keluar dari Ruang Rawat Intensif karena pindah RS /
Rujuk / Pulang paksa.
TUJUAN a. Mempertahankan pelayanan dan kelangsungan perawatan
pasien.
b. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi
dan kemampuan ekonominya.

KEBIJAKAN
Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Unit Perawatan Lain /
Paviliun Lain.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa
dari dokter sudah diperbolehkan keluar dari Ruang Rawat
Intensif.
2. Menanyakan pada pasien dan keluarganya untuk
permintaan kelas kamar di unit perawatan selanjutnya.
3. Memberitahukan ke kantor terima untuk permintaan
kamar dan kelas pasien yang akan keluar Ruang Rawat
Intensif.
4. Menganjurkan pada keluarga untuk minta surat pernyataan
pindah kamar dan tanda tangan perubahan kelas (bila ada
perubahan kelas) ke bagian kantor terima.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/4
H /VIII/2019 001

5. Memberitahukan kepada Unit Perawatan yang


bersangkutan bahwa ada pasien yang keluar Ruang Rawat
Intensif dan memerlukan perawatan lanjutan,
memberitahukan jenis kelamin, permintaan kelas,
diagnosa, dokter yang merawat, keadaan umum pasien
dan alat medis yang dipakai.
6. Perawat menyiapkan penghitungan rekening sementara di
Ruang Rawat Intensif.
7. Perawat menyiapkan semua sisa obat yang masih
diteruskan dan obat yang tidak diteruskan dikembalikan
ke Farmasi, serta menyiapkan semua hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan pada pasien seperti foto, ECG, USG.
8. Bila ruangan perawatan yang dituju sudah siap.
9. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima
kepada perawat unit perawatan yang akan ditempati.
10. Memindahkan pasien dari tempat tidur Ruang Rawat
Intensif ke tempat tidur dari unit perawatan yang akan
ditempati.
11. Menuliskan di statistik/buku sensus pasien keluar Ruang
Rawat Intensif, tanggal, jam, kamar dan kelas kamar yang
baru, serta keadaan pasien saat keluar dari Ruang Rawat
Intensif.
B. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif ke Rumah Sakit Lain / Rujuk
:
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa dari
dokter diinstruksikan untuk keluar Ruang Rawat Intensif dan
menjalani tindakan perawatan tertentu/khusus di rumah sakit
lain.
2. Memberitahukan ke kantor terima untuk menhubungi
petugas jaga ambulance dan memberitahukan ada pasien
harus di rujuk.
3. Menginformasikan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaian administrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran/administrasi.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 3/4
H /VIII/2019 001
5. Perawat menyiapkan semua obat baik yang masih diberikan
maupun yang sudah dihentikan, hasil pemeriksaan seperti
laborat, foto, USG, ECG, surat pengantar, dll
6. Bila dokter yang merawat tidak ada di tempat, surat
pengantar rujuk dimintakan ke dokter jaga IGD.
7. Perawat Ruang Rawat Intensif melakukan timbang terima
kepada petugas jaga ambulance dan menyertakan surat
pengantar rujuk ke RS lain.
8. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brancard.
9. Menuliskan di statistik/sensus pasien keluar Ruang Rawat
Intensif : tanggal, jam, RS yang dituju, serta keadaan pasien
saat keluar Ruang Rawat Intensif.
C. Pasien Keluar dari Ruang Rawat Intensif langsung Pulang / Pulang
Paksa.
1. Memberitahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa
dokter belum memperbolehkan pulang.
2. Bila pasien pulang paksa memberitahukan kepada
keluarganya untuk tanda tangan surat pernyataan pulang
paksa dan resikonya.
3. Memberitahukan kepada keluarga mengenai prosedur
penyelesaian administrasi.
4. Mengirim rekening pasien ke bagian pembayaran /
administrasi.
5. Menganjurkan keluarga pasien untuk menyelesaikan
administrasi. Dan jika sudah selesai menganjurkan pada
keluarga untuk menyerahkan bukti pembayaran ke
perawat Ruang Rawat Intensif.
6. Perawat menyiapkan semua keperluan , seperti obat- obat
yang diteruskan di rumah, obat yang dihentikan, diit,
waktu kontrol ke dokter, hasil pemeriksaan seperti
laborat, foto, USG, ECG dll, kemudian ditulis pada formulir
pesanan pasien pulang.
7. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan
keluargamengenai : aturan minum obat, diet, waktu
kontrol ke dokter, perawatan luka (bila pasien post
operasi yangmemerlukan perawatan luka), hasil-hasil
pemeriksaan yang dibawa pulang.
PASIEN KELUAR RUANG RAWAT INTENSIF

No. Dokumen :
002/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 4/4
H /VIII/2019 001
8. Selesai menjelaskan, pasien dan keluarga dipersilahkan untuk
membubuhkan tanda tangan dan nama terang pada format
pasien pulang dan perawat yang memberikan penjelasan juga
tanda tangan.
9. Pasien diantar oleh perawat menggunakan kursi roda
atau kereta dorong sampai pintu keluar RS.
10. Menuliskan di statistik / sensus harian pasien keluar
Ruang Rawat Intensif : tanggal dan jam keluar, serta
keadaan pasien saat keluar Ruang Rawat Intensif.

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PETUGAS MASUK ICU

No. Dokumen :
003/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/1
H /VIII/2019 001
Ditetapkan :
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
Drg. Bramantio, Sp.Ort
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan di dalam tata cara petugas


masuk ruang ICU .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menjaga kebersihan ruangan
2. Sebagai upaya pengendalian infeksi nosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Mencuci tangan saat sebelum masuk ruangan ICU


2. Melepas sandal/sepatu diluar
3. Untuk perawat mengganti baju luar dengan baju dinas ICU
4. Untuk dokter memakai baju/jas dokter
5. Memakai sandal khusus ruang ICU
6. Bila perlu memakai penutup kepala
7. Bila perlu memakai masker
8. Petugas mencuci tangan

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
004/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001
Ditetapkan :
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
Drg. Bramantio, Sp.Ort
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan tata tertib pengunjung dalam


membesuk pasien di ruang ICU

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Menciptakan ruangan yang bersih dan nyaman
2. Sebagai upaya pengendalian infeksi nosocomial

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Melepas sandal/sepatu diluar


2. Menggunakan sandal ruangan yang telah disediakan rungan
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah masuk Ruangan ICU
4. Pengunjung maksimal 2 orang per pasien secara bergantian
masuk saat besuk dalam jam kunjung yang telah ditentukan
oleh pihak Rumah Sakit
5. Pengunjung melakukan kunjungan sesuai dengan aturan jam
kunjung pasien
6. Selain dari jam kunjung yang ditentukan oleh pihak Rumah
Sakit yang boleh melihat pasien hanya pihak terdekat (suami,
isteri, ayah, ibu, atau anak) dengan pengunjung maksimal 1
orang per pasien
7. Pengunjung menggunakan tanda pengunjung
PENGUNJUNG MASUK ICU

No. Dokumen :
004/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INTENSIF


MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
005/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan :

Tgl. Terbit : Direktur


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

Drg. Bramantio, Sp.Ort

PENGERTIAN Pasien masuk dirawat di ruang ICU adalah pasien yang datang dari
Poliklinik, UGD, pindahan dari ruangan lain yang sedang dirawat di
Unit Rawat Inap, pasien post operasi dari ruangan Instalasi Bedah
Sentral atau pasien dengan rujukan dokter
spesialis yang membutuhkan perawatan intensif.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk perawatan dalam


menerima pasien baru di ruang ICU guna meningkatkan pelayanan
yang baik kepada pasien serta menurunkan angka
kematian dan kecacatan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Petugas dari Bagian Lain menghubungi Petugas di Ruang ICU


untuk memesan tempat
2. Petugas dari Bagian Lain melakukan konsultasi kepada Dokter
Penanggung Jawab ICU yaitu Dokter Anastesi
3. Pasien datang ke ruangan ICU setelah mendapatkan ACC dari
Dokter Anastesi dengan diantar oleh perawat dan disertai status
pasien.
MENERIMA PASIEN BARU ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
005/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
4. Pasien diterima oleh PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord yang sedang
bertugas.
5. Melakukan serah terima antar perawat.
6. Pasien dibaringkan di tempat yang telah disiapkan dengan
menggunakan pakaian yang telah disiapkan (bila perlu) diruangan
ICU.
7. PJ Shift / Ka. TIM / Wa. Koord memperkenalkan perawat
penangung jawab pasien bersama dengan Tim
8. Perawat menjelaskan hak dan kewajiban kepada pasien dan
keluarganya
9. Perawat melaksanakan program orientasi kepada keluarga pasien,
memberitahu tentang denah ruangan, letak kamar mandi, ruang
perawat, dan memberitahu fasilitas yang tersedia
10. Perawat memberitahu tentang jadwal kegiatan rutin ruangan antara
lain waktu mandi, makan, kunjungan dokter, dan waktu besuk
11. Perawat membaca dan melengkapi status jika belum lengkap, serta
melaksanakan Asuhan Keperawatan mulai dari pengkajian sampai
evaluasi
12. Perawat melaporkan keadaan umum pasien baru, tanda- tanda vital
perkembangan pasien dan therapy pasien kepada Dokter Anastesi
dan Dokter DPJP

UNIT TERKAIT Semua Unit Rawat Inap, UGD, VK, OK


MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 1/2
006/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Tgl. Terbit : Ditetapkan,


STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan pelayanan keperawatan dalam


pelaksanaan pasien keluar dari ruang ICU setelah mendapatkan
perawatan dan pengobatan yang telah dinyatakan ada kemajuan
dan kondisinya semakin membaik oleh dokter anastesi / dokter
DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memindahkan


pasien dari ruang ICU ke ruang tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Pasien dan keluarganya diberitahu bahwa pasien akan di pindah
ke ruangan tertentu atas instruksi dr.anastesi/dr.DPJP
2. Pasien dan keluarganya diinformasikan tentang hak kelas
perawatan
3. Khusus untuk pasien umum, pasien/keluarga dapat
menentukankelas perawatan yang di inginkan
4. Untuk pasien jaminan, perawat menyampaikan ruang
perawatan yang sesuai dengan hak kelas perawatan.
MEMINDAHKAN PASIEN DARI ICU

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
006/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019
5. Petugas menyelesaikan dan menyiapkan administrasi pasien yang
dibutuhkan.
6. Surat perincian diantar ke Loket Pembayaran oleh bagian
administrasi perawat atau disertakan dalam status pasien.
7. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap yang
dituju untuk memesan ruangan sesuai permintaan keluarga pasien,
agar dapat disiapkan.
8. Perawat ruang ICU menghubungi perawat ruang rawat inap untuk
menjemput pasien dengan menggunakan brankard.
9. Perawat ruang ICU memberikan penjelasan dan melakukan serah
terima kepada perawat ruang rawat inap tentang perawatan pasien
selanjutnya serta obat-obatan pasien.

UNIT TERKAIT UGD, OK,VK, Ruang rawat inap


PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
007/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pasien pulang paksa adalah pasien yang sedang mendapatkan


perawatan dan pengobatan dari tenaga medis, yang dinyatakan
belum sembuh, serta meminta pulang atas kemauan sendiri.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


proses pasien pulang paksa dari ruangan rawat inap khususnya
ruang ICU.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Dokter / perawat menerima permohonan pulang paksa pasien.


2. Dokter / perawat memberikan penjelasan dan informasi tentang
keadaan penyakit pasien kepada pasien dan keluarganya serta
kemungkinan resiko-resiko yang ditangung keluarga / pasien.
3. Setelah mendapat penjelasan, apabila pasien atau keluarga
memutuskan untuk tetap tidak dirawat, maka perawat / dokter
menyampaikan semua kewajiban yang harus diselesaikan.
PASIEN PULANG PAKSA

No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
007/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
4. Jika pasien menggunakan kartu jaminan maka pasien yang
pulang paksa tersebut diberlakuan sebagai pasien umum kecuali
untuk pasien E-KTP
5. Keluarga / pasien menandatangani Surat Pernyatan Pulang Paksa
6. Perawat meminta keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke
loket administrasi
7. Surat bukti pembayaran diserahkan kepada bagian administrasi
perawat
8. Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan selanjutnya di
rumah dan menyerahkan surat-surat yang diperlukan pasien
9. Perawat melepaskan alat alat medis yang terpasang ditubuh pasien
10. Pasien dapat pulang sesuai dengan permintaan pasien dan keluarga

UNIT TERKAIT Semua Unit Perawatan.


PERSIAPAN PEMASANGAN
ENDOTRACHEAL TUBE
ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Persiapan pemasangan endotracheal tube / intubasi adalah tindakan


persiapan untuk memasukan suatu tubing melalui jalan nafas,yang
dilakukan pada pasien dengan sumbatan jalan nafas atau dengan
gagal nafas.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :


1. Membuka jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas
3. Fasilitas pemasangan ventilasi mekanik

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


- Laryngoscope handle
- Laryngoscope blades
- ETT ( Endotracheal Tube ) sesuai ukuran
- Flexible stylet
- Connecting tube
- Xylocain jelly
- Sarung tangan steril 2 buah
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 2/4
SBH /VIII/2019
- Aqua steril
- Spuit 20 cc 1 buah
- Orofaringeal (guedel)
- Stetoskop
- Bag Valve Mask (ambubag)
- Set penghisap lendir lengkap
- Cateter suction beberapa ukuran
- Plester
- Gunting
- Masker
B. Persiapan Pasien :
- Memberikan salam.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Memberikan informasi kepada pasien/ keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan sehingga
kooperatif
- Menjaga Privasi Pasien
C. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan.
- Menyiapkan oropharingeal gudel.
- Menyiapkan alat penghisap lender.
- Mengecek alat-alat yang akan di gunakan : kembangkan balon
ETT untuk mengecek kebocoran dan masukkan stylet dalam
ETT.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 3/4
SBH /VIII/2019
- Mengatur posisi pasien terlentang dengan kepala
hiperekstensi (bila perlu atur posisi pasien dengan
mengganjal dengan bantal tipis di daerah oksiput dan
pasien di tidurkan dengan obat pelumpuh otot yang sesuai).
- Mengecek daerah mulut dari gigi palsu dan sisa-sisa
makanan.
- Melakukan preoksigenasi selama 3 menit dengan
menggunakan BVM dengan FiO2 100 %.
- Berikan premidikasi sesuai rencana pengobatan.
- Bantu operator atau dokter dalam melakukan intubasi.
- Menyambungkan ETT dengan BVM yang sudah
terpasang.

- Mengecek posisi ETT dengan menggunakan stetoskop


pada rongga dada pasien.

- Kembangkan balon ETT dengan menggunakan spuit 20


cc.

- Melakukan fiksasi ETT.

- Membereskan alat –alat yang sudah tidak di gunakan.

- Sambungkan ETT dengan ventilator

- Mengatur posis tidur pasien dan merapikan pasien

- Mencuci tangan.
PERSIAPAN PEMASANGAN ENDOTRACHEAL
TUBE ATAU INTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
008/SPO/ICU/R
001 4/4
SBH /VIII/2019
- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien selama
prosedur dan setelah pemasangan

UNIT TERKAIT 1. OK
2. IGD
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
009/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, Sp.Ort

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam pengangkatan pipa endotrachea


melalui hidung / mulut.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan


fungsi pernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian :
Kaji apakah pasien sudah mampu bernapas spontan dan tidak
memerlukan alat bantu napas dengan kriteria :
- Pasien sudah kooperatif dan mampu batuk efektif
- RR per menit stabil atau normal
- Analisa Gas darah stabil
- Minute volume 90mk/kg
- Inspiratory Force : 20-25 cm H2O
- Vital capacity 15ml/kg
- Tanda-tanda vital stabil
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No.Revisi Hal.
009/SPO/ICU/R
001 2/4
SBH /VIII/2019

2. Persiapan Alat :
- Set terapi oksigen
- Emergency Trolly
- Set Extubasi
- Obat-obat life saving
- Spuit 10 cc / 20 cc
- Hand scoon
- Selang kateter dan alat penghisap lender
3. Persiapan Pasien :
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Mengajarkan pasien cara batuk dan mengeluarkan sputum
yang efektif.
- Menjaga privacy pasien.
4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Gunakan hand scoon.
c. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakan extubasi
d. Mengempiskan cuff ETT.
e. Melepaskan fiksasi ETT.
f. Dokter / perawat melakukan tindakan extubasi.
g. Memberi terapi oksigen melalui sungkup dengan
konsentrasi tinggi (8 – 10 Lpm).
PERSIAPAN MELAKUKAN TINDAKAN
EXTUBASI
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 3/4
009/SPO/ICU/R
SBH /VIII/2019 : 001

h. Perhatikan humidifikasi (kelembapan) oksigen


i. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam
j. Membersihkan bekas plester dengan NaCl
k. Rapikan pasien
l. Bereskan alat
m. Lepaskan hand scoon
n. Cuci tangan
o. Lakukan pemantauan respirasi pasien
p. Lakukan observasi
- Tingkat kesadaran
- Tanda-tanda vital meliputi frekuensi pernafasan, nadi,
tensi dan suhu
- Warna kulit
- Ekspansi dada
q. Dokumentasikan pada lembar catatan perawatan
r. Cek analisa gas darah setelah 30 menit sampai 1 jam pasca
extubasi.

UNIT TERKAIT - OK
- IGD
- ICU
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
010/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN RJP adalah suatu prosedur tindakan untuk mengembalikan fungsi


pernapasan dan fungsi jantung guna mempertahankan kelangsungan hidup
pasien yang dilakukan pada pasien henti jantung dan henti nafas, ventrikel
fibrilasi serta asistole.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengembalikan fungsi


jantung dan paru.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Pasien :


- Menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan kepada keluarga pasien
- Inform consent keluarga
- Posisi pasien diatur dengan posisi terlentang datar dan diusahakan
tidak menyentuh tempat tidur
- Baju bagian atas dibuka
- Jaga privacy pasien
2. Persiapan Alat :
a. Trolly Emergancy yang berisi : BVM
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3. Pelaksanaan :
a. Menilai pernapasan pasien dengan cara :
- Melihat pergerakan dada atau perut
- Mendengar suara keluar masuknya udara dari hidung
- Merasakan adanya udara dari mulut dan hidung dengan pipi
atau punggung tangan.
b. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis.
c. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
- Memanggil nama
- Menanyakan keadaan
- Menggoyangkan bahu pasien
d. Memasang papan resusitasi dibawah punggung pasien.
e. Membebaskan jalan napas dengan cara :
a) Membersihkan sumbatan jalan napas dengan cara
menghisap sekresi
b) Tripel manuver :
- Ekstensi kepala
- Mengangkat rahang bawah
- Mempertahankan posisi rahang bawah.
f. Melakukan pernapasan buatan (bagging 12-20 kali/menit) bila
denyut jantung teraba.
g. Melakukan RJP dengan ABC kombinasi bila denyut jantung tidak
teraba dengan cara :
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Pernapasan buatan / bagging 2 kali
- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1 kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging dengan
perbandingan 30 : 2 bila RJP
- Cek arteri korotis. Bila tidak ada denyut bagging 1 kali
- Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
perbandingan 30: 2
i. Evaluasi pernafasan pasien tiap 3-5 menit
j. Lakukan RJP sampai :
- Timbul napas spontan
- Diambil oleh petugas lain atau alat
- Pasien dinyatakan meninggal
- Penolong sudah tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada
respon dari pasien. Frekuensi tekanan 80- 100 kali/menit
k. Dokumentasikan

Kompresi Jantung Luar Dilakukan Dengan :

A. Dewasa :
- Penekanan menggunakan 2 pangkal telapak tangan dengan
kekuatan bahu
- Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas Procesus Xipoideus
- Kedalaman tekanan 3-5 cm
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
010/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Frekuensi penekanan 100 kali/menit
B. Anak :
- Penekanan menggunakan 1 pangkal telapak tangan
- Kedalaman tekanan 2-3 cm
C. Pada Bayi :
- Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong,
sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil meraba
arteri brachialis
- Jari tengah dan jari telunjuk kanan penolong menekan dada bayi
pada posisi sejajar punting susu 1 cm kebawah
- Kedalaman tekanan 1-2 cm.
Perbandingan kompresi jantung dan bagging 5:1

UNIT TERKAIT 1. OK
2. UGD
3. Ruang rawat inap
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan persiapan dan pemasangan alat bantu mekanik
untuk memberikan bantuan nafas pada pasien yang memerlukan
pemasangan alat ventilasi mekanik dan dilakukan oleh dokter atau
perawat terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari
dr.anastesi/dr.DPJP

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :

1. Memberikan bantuan nafas dengan cara memberikan tekanan positif


melalui jalan nafas buatan

2. Memberikan kekuatan mekanis pada paru untuk mempertahankan


pertukaran O2 dan CO2 yang fisiologis

3. Mengambil alih (manipulasi) tekanan jalan nafas dan pola


pernafasan untuk memperbaiki pertukaran O2 dan CO2 secara
efisien dan oksigenisasi yang adekuat

4. Mengurangi kerja otot jantung dengan jalan mengurangi kerja paru

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :


PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


- Ventilator lengkap dan siap pakai
- Pulse Oxymetri
- Manual Resucitation Bag (ambubag)
- Alat-alat penghisap lender
- Endo Tracheal tube
- Meletakkan ventilator disamping tempat tidur sisi kiri kepala
pasien
B. Persiapan Pasien :
- Inform Concent Keluarga pasien
- Memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi yang aman dan nyaman sesuai kondisi pasien.
C. Pelaksanaan :
- Perawat mencuci tangan
- Atur mode ventilasi mekanik
- Setting tidal volume 8-12 ml/KgBB
- Pilih frekuensi nafas antara 10-12 kali/menit
- Atur ratio inspirasi : ekspirasi (1:2)
- Setting sensitifitas (triger sensitivity) antara 0 s/d -20
- Set fraksi oksigen (FiO2) 21 % - 100 %
- Atur level PEEP
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/6
011/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Atur semua alarm (batas atas dan batas bawah)
- Sambungkan kabel listrik ke sumber listrik dan
nyalakan power mesin.
- Sambungkan selang udara ke sumber udara
- Sambungkan selang pasien ke test lung
- Cek pengembangan tes lung sesuai dengan Tidal Volume yang
sudah diatur
- Sambungkan selang pasien ke ETT
- Perawat mencuci tangan
- Mendokumentasikan prosedur dan kondisi pasien
selama prosedur dan setelah pemasangan

PENETAPAN PEMASANGAN VENTILATOR DILAKUKAN


OLEH DOKTER

A. Pada Pasien Dengan Pernapasan Kendali :


a. Mengisap sekresi.

b. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan


kendali dengan cara :

- Menentukan tidal volume (TV) 8-12 cc/kg BB


- Menentukan minute volume (MV) = RR x TV
- Menentukan frekuensi pernapasan 12 kali/menit.
- Menentukan kosentrasi oksigen (FiO2) sesuai kebutuhan
- Mengatur sensitifitas kearah kendali sesuai jenis ventilator
yang digunakan.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 4/6
SBH /VIII/2019
c. Menilai volume udara yang masuk dengan cara membaca jarum
petunjuk pada jarum ventilator, atau melihat pada layar monitor
d. Menentukan sistem alarm volume udara yang masuk/tekanan udara,
sesuai dengan jenis ventilator yang digunakan.
e. Menentukan sensitifitas kearah negatif 20 cmH2O bagi pasien
dengan resusitasi otak.
f. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor.
B. Pada Pasien Dengan Pernapasan Assisted :
1. Terangkan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
3. Mengisap sekresi.
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan
assisted dengan cara :
a. Menentukan sensitifitas sesuai dengan jenis ventilator yang
digunakan.
b. Mengatur ventilator dengan frekuensi pernapasan 10 kali/menit,
agar bila pasien apnoe ventilator dapat membantu pernapasan.
c. Menentukan tidal volume disesuaikan dengan frekuensi
pernapasan yang disiapkan.
d. Menentukan konsentrasi oksigen.
e. Menghubungkan ventilator ke pasien dengan menggunakan
konektor.
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 5/6
SBH /VIII/2019
f. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain :
- Kerja ventilator
- Tensi, nadi, pernapasan dan tanda syanotik
- Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator)
C. Pasien Dengan Pernapasan “Sincronize Intermitten Mandatori
Ventilation” (SIMV) :
1. Terangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mengisap sekresi
4. Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola pernapasan
SIMV dengan cara :
a) Mengatur ventilator sesuai pola pernapasan (SIMV)
b) Menyesuaikan frekuensi pernapasan ventilator dengan frekuensi
pernapasan pasien sesuai dengan ventilator yang digunakan
c) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai konektor
5. Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain :
a) Kerja ventilator
b) Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda-tanda syanotik
c) Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan ventilator)
D. Pada Pasien Pernapasan “Positive End Expiratory Pressure”
(PEEP) :
1. Menentukan tekanan positif sesuai kondisi pasien
2. Pola pernapasan kendali dengan PEEP, cara kerjanya sama pada
pasien dengan pola pernapasan kendali, ditambah
PERSIAPAN & PEMASANGAN
ALAT VENTILATOR MEKANIK
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
011/SPO/ICU/R
001 6/6
SBH /VIII/2019
dengan pemasangan katup pada selang ekspirasi
3. Pola pernapasan SIMV dan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien
dengan pola pernapasan SIMV, ditambah dengan pemasangan katup
pada selang ekspirasi
4. Pada pasien dengan pernapasan “Continuous Positif Airway
Pressure” (CPAP) :
a) Mengatur ventilator kearah CPAP pada pasien yang sudah
bernapas spontan
b) Menghubungkan selang ekspirasi kedalam botol berisi air untuk
pasien yang sudah tidak memakai ventilator, tetapi masih
memerlukan tekanan positif pada akhir ekspirasi. Besarnya
tekanan positif dalam alveoli sama dengan panjang selang
ekspirasi yang masuk kedalam air.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Perina


PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Bedside monitor adalah alat yang difungsikan untuk memonitor


kondisi fisiologis pasien dimana proses monitoring tersebut
dilakukan secara real-time sehingga dapat diketahui kondisi
fisiologis pasien pada saat itu juga.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk pemasangan


Bedside Monitor secara benar.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat.


- Satu Set lengkap Bedside Monitor
- Sumber listrik

2. Persiapan Pasien.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan tindakan yang akan dilakukan
- Mengatur posisi pasien sesuai kondisi

3. Pelaksanaan.
- Sebelum dipergunakan pastikan tidak ada kerusakan
PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
012/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019

atau gangguan pada mesin Bedside Monitor.


- Mencuci tangan.
- Atur posisi mesin Bedside Monitor disamping pasien,
diatas meja yang sudah ditentukan.
- Memasang 5 buah elektroda dipermukaan dada pasien dan
hubungkan ke-5 elektroda tersebut dengan Bedside
Monitor.
- Pasang kabel saturasi oksigen pada jari telunjuk pasien.
- Pasang manset pengukur tekanan darah pada lengan
pasien.
- Pasang kabel pengukur suhu pada ketiak pasien.
- Pasangkan kabel monitor ke stop kontak listrik.
- Nyalakan mesin monitor dengan menekan tombol power
“on” tunggu sampai tampak gambar EKG pada layar
monitor.
- Tekan tombol menu untuk mengatur hal-hal yang perlu
ditampilkan pada layar monitor (BP, HR, EKG, TEMP).
- Baca hasil yang tertera pada monitor sesuai kebutuhan.
- Cuci tangan.
- Dokumentasikan.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK


PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT
NEBULIZER
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. :
013/SPO/ICU/R
: 001 1/2
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Adalah suatu prosedur tindakan memberikan therapi inhalasi


menggunakan alat nebulizer.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membantu


mengencerkan dahak.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat
1) Satu set alat nebulizer.
2) Obat bronchodilator sesuai instruksi dokter.
3) Bengkok 1 buah.
4) Tissue .
5) Spuit 5 cc.
6) Nacl 0,9 %.
2. Persiapan Pasien
1) Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3) Meminta persetujuan dan kesiapan pasien.
4) Mengatur posisi sesuai kandisi pasien.
PEMBERIAN TERAPI INHALASI DENGAN ALAT
NEBULIZER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
013/SPO/ICU/R
001 2/2
SBH /VIII/2019

3. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan
- Menyambungkan kabel power ke stop kontak.
- Menyiapkan obat inhalasi yang akan digunakan dan isi di
dalam tabung nebulizer.
- Tambahkan cairan NaCl 0,9% ke dalam tabung nebulizer
sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
- Menghidupkan saklar “on”.
- Memasang masker menutup mulut dan hidung pasien.
- Menganjurkan pasien untuk menghirup uap yang keluar
dari dalam masker.
- Apabila obat dalam tabung habis, matikan saklar pada
posisi “off”.
- Mebereskan alat
- Mencuci tangan
- Mendokumentasi tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT ICU, UGD, OK dan Ruang perawatan rawat inap.


PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. :
014/SPO/ICU/R
001 1/3
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemantauan hemodinamik dengan tranduser adalah pemantauan


tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal dan
takanan darah arteri sistemik secara terus menerus, yang dilakukan
pada pasien yang terpasang CVP, Arteri Line, Swan Ganz.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menilai


tekanan vena sentral, arteri pulmonal, kapiler arteri pulmonal dan
tekanan darah arteri secara terus menerus.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


- Monitor.
- Tranduser.
- Alat flush.
- Kantong tekanan.
- Cairan NACL 0,9%.
- Heparin.
- Manometer line.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/SPO/ICU/R
001 2/3
SBH /VIII/2019

- Spuit 1 cc.
- Threeway stopcock.
- Penyangga tranduser/ standar infus.
- Pipa V.
- Infuse set.
2. Persiapan Pasien :
- Menyampaikan salam.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Memberikan informasi kepada pasien / keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Atur posisi pasien ( posisi tidur terlentang).
3. Pelaksanaan :
- Mencuci tangan
- Ambil heparin sebanyak 500 unit dan masukan kedalam
cairan NaCl 0,9 % 1 kolf
- Hubungkan cairan tersebut dengan selang infus
- Hubungkan cairan infus dengan kantong tekanan
- Hubungkan tranduser dengan alat flush
- Pasang threeway stopcock dengan alat flush
- Hubungkan bagian distal selang infus dengan alat flush
- Hubungkan manometer dengan threeway stopcock
- Keluarkan udara dari seluruh sistem alat pemantauan
- Pompa kantung tekanan sampai 300 mmHg.
PEMANTAUAN HEMODINAMIK DENGAN
TRANDUSER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
014/SPO/ICU/RSB
001 3/3
H /VIII/2019

- Hubungkan manometer dengan kateter yang sudah terpasang


- Lakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran.
- Lakukan laveling (gunakan pipa V)
- Tutup threeway kearah pasien dan buka kearah udara
- Tekan tombol kalibrasi sampai monitor terlihat angka nol
- Buka threeway kearah pasien dan menutup kearah udara.
- Pastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca dengan baik.
- Mencuci tangan.
- Mendokumentasikan pada daftar check list / tindakan pada
catatan perawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi, OK


MELAKUKAN SUCTIONING
TRACHEAL (PADA ALAT BANTU
JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/5
015/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan penghisapan secret


melalui alat bantu jalan nafas seperti endotracheal tube atau
tracheostomy tube dengan menggunakan kateter suction yang di
hubungkan pada mesin suction dan dilakukan pada pasien yang tidak
mampu melakukan pembersihan jalan nafas juga tidak dapat batuk
efektif serta pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran yang
memerlukan pengeluaran secret.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalan nafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas .
3. Untuk mempermudah Ventilasi.
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan .
5. Mencegah infeksi pada saluran pernafasan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR Persiapan Alat :


- Mesin suction portable atau suction dinding.
- Selang penghubung dan konektor – Y, bila diperlukan.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Kateter suction steril sesuai ukuran, tidak boleh melebihi
setengah diameter alat bantu jalan nafas.
- Tabung oksigen dan bagresusitasi .
- Air steril atau normal saline.
- Spuit 5 cc dan aquabidestilata.
- Kom steril.
- Sarung tangan steril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan alat
tenun.
- Masker.

Persiapan Pasien :

- Sampaikan salam .
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan .
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan reflex gag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
Pelaksanaan :
- Cuci tangan.
- Atur posisi klien. Untuk pasien yang sadar posisi semi fowler
dan pasien tidak sadar posisi supine.
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Letakkan handuk dibawah trachea pasien.
- Atur tekanan (tidak boleh lebih dari 120 mmHg).
- Hidupkan mesin suction. Ada 3 kalibrasi tekanan,tekanan tinggi
120-150 mmHg, sedang 80-120 mmHg,rendah 0-80 mmHg. Pada
orang dewasa :120-150 mmHg,pada anak- anak 100–120 mmHg
dan bayi 60–100 mmHg.
- Buka kateter suction, tuangkan air steril atau normal saline pada
kom atau mangkok untuk melumasi kateter.
- Pasang sarung tangan steril .
- Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan kateter suction
dengan mesin.
- Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi gesekan
sehingga memudahkan pemasukan.
- Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan menutup dan
membuka port atau konektor -Y dengan ibu jari .
- Jika secret tidak berlebihan berikan hiperventilasi dengan
memompa bag resusitasi dengan kadar oksigen 12–15 L
/mnt .
- Jika secret berlebihan cukup dengan memberikan oksigen dengan
kadar lebih tinggi dari sebelumnya (12–15 L/mnt).
- Berikan oksigen dengan konsentrasi 12-15 L/mnt.
- Tanpa melakukan penghisapan masukan secara cepat tetapi hati–
hati kateter suction ke dalam alat bantujalan nafas (saat yang tepat
adalah pada saat inspirasi) hingga -
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
10-12,5 cm atau sampai mentok (kemungkinan sampai carina)
atau pasien batuk. Kemudian tarik kembali kira– kira 1 cm.
- Lakukan penghisapan intermitten dengan membuka atau menutup
port kateter. Putar kateter sambil ditarik keluar perlahan. Anjurkan
pasien untuk batuk. Observasi kemungkinan adanya distress
nafas. Suctioning dilakukan selama 5–10 detik dan tidak boleh
lebih dari 15 detik.
- Jika secret sangat kental,bilas kateter suction dengan air steril dan
masukan 3–5 ml air steril ke dalam tracheal kemudian suction .
- Reoksigenasikan dan inflasikan paru – paru selama beberapa kali
bernafas .
- Bilas kateter dengan larutan steril yang tersedia,kemudian ulangi
prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan prosedur lebih
dari 5 menit .
- Bila pasien tidak mengalami distress pernafasan, istirahatkan
selama 20 – 30 detik sebelum mengulang suctioning .
- Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara tindakan
suctioning .
- Lakukan suctioning orofaring setelah menyelesaikan suctioning
tracheal .
MELAKUKAN SUCTIONING TRACHEAL
(PADA ALAT BANTU JALAN NAPAS )
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/5
015/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Setelah kateter dikeluarkan bilas dengan air steril kemudian buang
pada tempat yang telah ditentukan.
- Amati perubahan warna kulit dan denyut nadi.
- Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan
suctioning meliputi suara nafas dengan auskultasi.
- Rapikan alat –alat .
- Rapikan pasien.
- Cuci tangan.
- Dokumentasikan tindakan meliputi tanggal, waktu, pelaksanaan,
respon juga posisi pasien, jumlah, konsistensi, bau dan warna secret
serta hal yang terjadi selama penghisapan di daftar chek list atau
tindakan perawatan pada catatan perawatan.

UNIT TERKAIT Neonatologi


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL DAN
NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 1/5
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur penghisapan secret melalui hidung dan mulut dengan
menggunakan kateter suction yang di hubungkan dengan mesin suction
dan dilakukan pada pasien yang tidak mampu melakukan pembersihan
jalan nafas juga tidak dapat batuk efektif serta pasien yang mengalami
penurunan kesadaran yang memerlukan pengeluaran secret.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :


1. Untuk mengeluarkan secret yang menghalangi jalan nafas.
2. Untuk memelihara kepatenan jalan nafas .
3. Untuk mempermudah ventilasi .
4. Mengambil secret untuk bahan pemeriksaan .
5. Mencegah infeksi pada saluran pernapasan .

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


- Mesin suction portable atau suction dinding.
- Selang penghubung dan konektor-Y, bila diperlukan .
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 2/5
SBH /VIII/2019

- Kateter steril ukuran No 12 atau 16 French .


- Air steril atau normal saline .
- Kom steril atau mangkok.
- Sarung tangan steril.
- Selimut atau handuk untuk melindungi baju pasien dan alat
tenun.
- Masker .
- Sampiran.
2. Persiapan Pasien
- Sampaikan salam .
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform Concent Keluarga pasien.
- Jelaskan bahwa tindakan dapat merangsang batuk dan
refleksgag.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan
2) Atur posisi pasien yang sesuai dengan kondisi pasien :
- Bila sadar dengan refleks gag berfungsi,baringkan pasien
pada posisi semi fowlerdengan kepala menghadap
perawatuntuk suctioning oral. Baringkan pasien pada
posisi fowler dengan leher ekstensi untuk suctioning nasal.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 3/5
SBH /VIII/2019

3) Bila tidak sadar baringkan pasien pada posisi lateral


menghadap pada perawat untuk suctioning oral atau nasal.
4) Letakan handuk di bawah dagu pasien.
5) Atur tekanan dan hidupkan mesin suction. Ada 3 kalibrasi
tekanan,tekanan tinggi 120-150 mmHg, sedang 80-120
mmHg,rendah 0-80 mmHg. Pada orang dewasa
:120-150 mmHg,pada anak-anak 100–120 mmHg dan
bayi 60–100 mmHg.
6) Buka kateter suction,tuangkan air steril atau normal saline
pada kom atau mangkok untuk melumasi kateter.
7) Pasang sarung tangan steril.
8) Dengan tangan memakai sarung tangan hubungkan kateter
suction dengan mesin .
9) Tentukan panjang kateter yang akan dimasukkan dengan cara
mengukur jarak antara ujung daun telinga dengan puncak
hidung dan beri tanda dengan dipegang oleh ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan dominan atau kira – kira 14 cm untuk ibu
jari :
- Coba lubang hidung yang lain.
- Untuk nasofaringeal suction,masukkan kateter ke salah
satu lubang hidung secara perlahan arahkan kearah medial
sepanjang dasar rongga hidung. Jangan mendorong paksa
kateter. Bila lubang hidung yang satu tidak paten.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 4/5
SBH /VIII/2019

10) Lakukan suction.


11) Untuk orofaringeal suction,masukkan kateter melalui sisi
rongga mulut secara perlahan dengan valve/ port dalam keadaan
terbuka dan arahkan ke orofaring.
12) Basahi ujung kateter dengan air steril untuk mengurangi
gesekan sehingga memudahkan pemasukan .
13) Test fungsi suction dan kepatenan kateter dengan menutup dan
membuka port atau konektor-Y dengan jangan melakukan
penghisapan selama pemasangan untuk menghindari turbinasi
nasal oleh kateter dan akan lebih memudahkan masuknya
kateter ke dalam nasofaring
14) Setelah kateter mencapai nasofaring, tutup port dengan ibu jari.
Putar kateter sambil di tarik keluar perlahan. Suctioning
dilakukan selama 5 – 10 detik dan tidak boleh lebih dari 15 detik
.
15) Bilas kateter dengan larutan steril yag tersedia,kemudian ulangi
prosedur sampai jalan nafas bersih. Jangan lakukan prosedur
lebih dari 5 menit
16) Bila pasien tidak mengalami distress
pernafasan,istirahatkan selama 20 – 30 detik sebelum
mengulang suctioning.
17) Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk diantara tindakan
suctioning.
18) Lakukan suctioning secret pada rongga mulut atau bawah lidah
setelah suctioning orofaring atau nasofaring.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI OROFARINGEAL
DAN NASOFARINGEAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
016/SPO/ICU/R
001 5/5
SBH /VIII/2019

Untuk mempertahankan asepsis steril daerah mulut harus di


hisap hanya setelah area steril telah dihisap secara keseluruhan.

19) Setelah kateter dikeluarkan, bilas dengan air steril kemudian


buang ke tempat yang telah ditentukan .
20) Amati perubahan warna kulit dan denyut nadi.
21) Observasi respon pasien setelah dilakukan tindakan suctioning
meliputi suara nafas dengan auskultasi.
22) Rapikan alat – alat.
23) Rapikan pasien.
24) Cuci tangan.
25) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan :
- Waktu penghisapan
- Kondisi dan respon pasien terhadap tindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah dan bau
- Hal yang terjadi selama penghisapan
- Posisi pasien

UNIT TERKAIT UGD, OK, ruang perawatan rawat inap


MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI
HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pembersihan secret yang ada pada jalan nafas
utama dalam rangka pemenuhan kebutuhan oksigen dan dilakukan
pada pasien yang tidak mampu batuk atau pasien-pasien tidak sadar.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah :

1. Jalan nafas pasien bebas dari secret

2. Kebutuhan oksigen terpenuhi

3. Mencegah komplikasi penumpukan secret

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


- Suction machine portable atau sentral suction
- Kateter suction sesuai dengan kebutuhan
- Cairan NaCl 0,9 %
- Tissue
- Sarung tangan
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapan Pasien :

- Sampaikan salam
- Informasikan pada pasien atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama, sensasi serta
harapan selama pemeriksaan
- Inform Concent Keluarga pasien
- Assessment kondisi pasien
- Auskultasi dada (memastikan adanya secret)
- Observasi tentang frekuensi nafas, nadi dan visual secret
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan secara aseptic.
2) Atur posisi tidur pasien sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
3) Sambungkan suction machine portable atau sentral suction
dengan sumber listrik.
4) Hidupkan (putar) sumber penghisap sesuai dengan
tekanan yang dibutuhkan.
5) Pasang sarung tangan.
6) Hubungkan sumber penghisap dengan connecting tube dan
suction kateter.
7) Masukkan ujung kateter penghisap kedalam lubang hidung
sampai trakea.
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
(SUCTIONING) MELALUI
HIDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
017/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Lakukan penghisapan dengan menutup lubang pada


kateter sambil memutar suction kateter keluar.
9) Kateter suction dibilas.
10) Suction diulang sampai secret bersih.
11) Berikan oksigen dengan per nasal diantara tindakan
suction.
12) Apabila sudah bersih dari secret, kateter suction dilepas
dari sumber penghisap kemudian di buang.
13) Bilas connecting tube dengan menggunakan NaCl 0,9
%.
14) Buka sarung tangan.
15) Cuci tangan.
16) Mencatat dan mendokumentasikan tindakan :
- Kondisi dan respon pasien terhadap tindakan
- Karakter secret : warna, konsistensi, jumlah dan bau

UNIT TERKAIT OK, UGD, Ruang rawat inap


CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pengukuran CVP adalah satu tindakan untuk melakukan


pengukuran tekanan vena sentral dengan menggunakan
manometer .

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan


pengukuran CVP untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


a. Kateter CVP yang terpasang baik sentral maupun perifer
(singel lumen / 2 lumen / 3 lumen).
b. Manometer CVP dengan setnya yang tersambung dengan
cateter CVP dan cairan.
c. Cairan isotonis yang dilengkapi dengan infuse set dan three
way untuk menyambungkan antara manometer dan cateter
CVP.
d. Waterpass.
e. Standar infus.
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Hal. : 2/4
018/SPO/ICU/R
Revisi
SBH /VIII/2019
: 001
2. Pelaksanaan :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarganya
b. Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien
c. Tentukan nilai titik nol antara manometer dan pasien dengan
menggunakan water pass yang kita kenal dengan istilah
zeroing / zero point, adapun langkahnya :
- Tarik garis pada area mid clavicula dengan garis vertical
antara KS3 dan KS4 tentukan satu titik
- Tarik garis pada area mid axilaris dengan garis
horizontal tentukan satu titik
- Titik pertemuan antara garis vertical di mid clavicula
dan garis horizontal di mid axilaris pada ICS3 dan ICS4
itulah titik nolnya
- Jika di lihat pada rongent thoraks ujung kateter tersebut
berada pada muara vena cava superior dan vena cava
interior pada atrium kanan
- Bisa juga tetapkan titik nol (zero point) dengan cara
menarik garis dari ICS IV ke arah lateral, kemudian tarik
garis mid axilla. Titik perpotongan tersebut harus sejajar
dengan titik nol dari manometer dengan bantuan
waterpass.
d. Ambil waterpass untuk menentukan nilai nol pada
manometer, dengan cara : tarik ujung waterpass yang ada
airnya (pastikan tidak ada udara di antaranya) dengan
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
tangan kanan atau kiri geser ujung waterpass yang satunya
tentukan nilai nol pada manometer sejajar dengan ujung
waterpass tersebut.

e. Pastikan cairan infus yang dipakai NaCl 0,9 %.


f. Apabila cairan yang terpasang bukan NaCl 0,9 % bilas
terlebih dahulu dengan NaCl 0,9 %.
g. Buka cairan isotonis / NaCl 0,9% (pastikan aliran tetesan infus
pada cateter CVP lancar) dengan posisi three way arah panah
terbuka pada infus dan cateter CVP, three way pada
manometer tertutup.
h. Isi manometer CVP dengan cairan isotonis / NaC10,9%
dengan menutup arah three way pada pasien atau cateter CVP
dan three way manometer terbuka (pastikan tidak ada udara
pada manometer set dan clep berwarna hijau di buka).
i. Tutup three way dari cairan isotonis, yang terbuka hanya three
way dari manometer dan cateter CVP / pasien.
j. Cairan manometer dibiarkan turun sesuai gravitasi.
k. Perhatikan undulasi / pergerakan cairan yang ada pada
manometer CVP. Cairan akan mengukur dengan mulai turun
dari nilai tertinggi ke arah bawah.
l. Pada undulasi bertahan (naik – turun pada nilai tertentu) itulah
nilai CVP pada pasien tersebut. Undulasi dapat di bandingkan
dengan proses respirasi pasien.
m. Setelah nilai CVP di nilai , beri tanda manometer pada nilai
CARA MENGUKUR CVP

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
018/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
yang telah di tentukan dengan tanda merah pada
manometerdan clep berwarna hijau di tutup.
n. Tutup three way antara manometer dan cateter CVP.
o. Buka three way antara cairan isotonis / NaC10,9%.
p. Atur aliran tetesan cairan ke cateter CVP supaya cateter CVP
tidak macet.
q. Dokumentasikan hasil pengukuran.
r. Evaluasi kondisi klinis pasien.
s. Kaji parameter / data yang lain yang berhubungan dengan
status cairan pasien. Apakah pasien normo / hipo /
hipervolemik.
t. Lapor dan kolaborasi dengan dokter tentang status cairan
pasien dan intervensinya.

UNIT TERKAIT UGD


MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu tindakan membuka balutan infus yang terpasang pada area
penusukan infus dan menggantinya dengan balutan infus baru.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah


terjadinya infeksi bakteri melalui IV line cateter.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat.


a. Metode Konvensional :
- Perlak dan pengalas
- Plester dan gunting
- Lidi ,kapas dengan cairan wash bensin / kayu putih
- Betadine cair / salep
- Sarung tangan bersih
- Bak instrument steril berisi lidi kapas steril, pinset
anatomis steril 2 buah,kassa steril 2 x 2
- Bengkok
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Metode Modern
- Set ganti balutan IV cateter
- Pengalas
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Pinset anatomis steril satu buah
- Perlak dan pengalas
2. Persiapan Pasien :
- Sampaikan salam
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan .
b. Dekatkan alat –alat ke samping tempat tidur dan jaga
kesterilan alat.
c. Pasang perlak dan pengalas di bawah tempat IV cateter.
d. Pakai sarung tangan bersih.
e. Buka bak instrument dengan teknik aseptic.
f. Lepaskan plester dengan lidi kapas yang telah di basahi wash
bensin.
g. Angkat kassa satu per satu dari tempat pemasangan IV cateter
dengan pinset anatomis dan bersihkan sisa –sisa perekat.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

h. Letakkan pinset yang telah di gunakan ke dalam neirbekken.


i. Amati area : penusukan, warna, pembengkakkan. Apabila ada
tanda - tanda peradangan sekitar matikan aliran infus dan up
IV cateter.
j. Jika tidak ada tanda – tanda peradangan,angkat plester yang
memfiksasi abocath dengan hati – hati, jangan sampai
bergeser atau terangkat dengan menggunakan lidi kapas yang
berisi wash bensin, kemudian bersihkan sisa-sisa perekat pada
kulit, jaga jangan sampai menyentuh area penusukan, buang
plester ke bengkok.
k. Gunakan tangan yang non dominan untuk menstabilkan IV
cateter pada tempat penusukan.
l. Gunakan tangan yang dominan untuk memegang pinset
anatomis :
- Bersihkan area penusukan secara sirkuler dari tempat
penusukan ke arah luar satu kali usap dengan kapas
betadine, kemudian dengan kapas alcohol.
- Fiksasi dengan plester di bawah IV cateter dengan
perekatnya menghadap keatas dan silangkan plester di atas
IV cateter,hati – hati jangan sampai menyentuh dan
menutup tempat penusukan .
- Berikan betadine salep atau cair pada area penusukan,
biarkan sesaat sampai mengering. Dekatkan selang IV
cateter kemudian rekatkan plester kedua di atas selang
infuse.
MENGGANTI BALUTAN IV LINE CATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
019/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Tutup dengan kassa transparan di atas tempat penusukan (jika


tidak ada,tutup dengan kassa steril kering) dan rekatkan
dengan plester .
j. Catat tanggal dan waktu penggantian balutan IV cateter.
k. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tidak lanjut.
l. Angkat pengalas serta bereskan alat –alat.
m. Lepaskan sarung tangan .
n. Sampaikan salam.
o. Cuci tangan.
p. Dokumentasikan hasil tindakan dan respon klien.

UNIT TERKAIT UGD dan Semua Ruangan Rawat Inap


PROSEDUR PEREKAMAN
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
020/SPO/ICU/R
001 1/4
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Merekam dan mencatat aktivitas listrik jantung melalui


elektroda - elektroda yang di pasang pada permukaan tubuh
yang dilakukan pada pasien dengan kelainan jantung, pre
operasi maupun kelainan elektrolit serta dilakukan pada
seluruh pasien baru yang berusia diatas 40 tahun.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Merekam aktivitas listrik jantung.

2. Mendekteksi kelainan gambaran listrik jantung.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat.


a. Mesin EKG yang dilengkapi :
- Kabel untuk sumber listrik
- Kabel untuk bumi (ground)
- Kabel elektoda (ekstremitas dan dada)
- Kertas EKG
- Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
020/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Balon penghisap elektroda dada


b. Jelly / air
c. Tissue
d. Kain kassa / kapas alcohol
e. Spidol atau ballpoint (untuk perekaman EKG serial)

2. Persiapan pasien :

a. Menyampaikan salam.
b. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan beserta
lama, sensasi dan harapan selama pemeriksaan.
c. Meminta persetujuan pasien.
d. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden.
e. Mengatur posisi tidur terlentang pada pasien (tangan dan kaki
tidak saling bersentuhan).
3. Pelaksanaan :
a. Perawat mencuci tangan.
b. Menghubungkan kabel listrik EKG dengan sumber listrik.
c. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien
serta melepas jam tangan, dan logam lain.
d. Tentukan dan periksa kulit daerah ekstremitas yang akan di
pasang elektroda.
e. Menginformasikan pada pasien bahwa pemasangan
elektroda akan dilakukan.
f. Membersihkan kedua pergelangan tangan dan kaki serta
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
020/SPO/ICU/R
001 3/4
SBH /VIII/2019

pada daerah dada dengan menggunakan kapas alkohol (kalau


perlu cukur daerah pergelangan kaki) dilokasi tempat
pemasangan elektroda.
g. Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda, bila tidak
ada jelly gunakan kapas basah.
h. Memasang kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai pasien untuk merekam bagian ekstremitas
(leadI,II,III,aVR,aVF,aVL), dengan cara sebagai berikut :
- Kabel merah pada pergelangan tangan kanan
- Kabel kuning pada pergelangan tangan kiri
- Kabel hijau pada pergelangan kaki kiri
- Kabel hitam pada pergelangan kaki kanan
i. Memasang elektroda dada dengan menekan karet
penghisapnya untuk rekaman precordial lead sebagai berikut :
- V1 berada di ruang intercostal IV garis sternal kanan.
- V2 berada di intercostal IV garis sternal kiri sejajar V1.
- V3 berada di pertengahan antara V2 dan V4.
- V4 berada pada ruang intercostal V garis mid
clavicula kiri.
- V5 berada sejajr V4 garis axilaris depan.
- V6 berada sejajar V5 garis axilaris tengah.
PROSEDUR PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
020/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

j. Melakukan kalibrasi dengan ukuran 10 mm dengan


kecepatan 25 mm/volt.
k. Melakukan rekaman EKG secara berurutan sesuai dengan
pilihan lead yang terdapat pada mesin EKG.
l. Melakukan kalibrasi kembali setelah perekaman.
m. Melepaskan semua elektroda .
n. Membersihkan jelly dari badan pasien.
o. Memberitahu pasien bahwa perekaman sudah selesai.
p. Mematikan mesin EKG.
q. Mencatat : nama pasien, umur,waktu, tanggal, serta nama
perawat yang melakukan EKG.
r. Membereskan alat- alat.
s. Mengevaluasi respon pasien dan melakukan rencana tidak
lanjut.
t. Menyampaikan salam.
u. Mencuci tangan.
v. Mendokumentasikan hasil tindakan dan respon pasien.

UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan UGD


PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
021/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang tracheostomy adalah suatu


tindakan membersihkan luka, mengganti balutan tracheostomy,
dan membersihkan tracheostomy tube.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Menjaga luka tetap bersih dan mencegah infeksi pada tempat


pemasangan tracheostomy
2. Mempertahankan kepatenan tracheol tube.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Bak steril berisi :
- Pinset cirurgis 1 buah
- Pinset anatomis 2 buah
- Kom kecil berisi bethadine atau antibiotic
- Kom kecil berisi NaC1 0,9%
- Kom kecil berisi kapas sublimate / kassa
- Lidi wotten 3 buah
- Kassa steril ukuran 4 x6 1 lembar
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Alas kerja.
- Neirbekken 2 buah.
- Korentang dalam tempatnya.
- Plester .
- Gunting verban.
- Wash bensin, alcohol.
- Tali pengikat tracheostomy.
- Perlengkapan suctioning tracheal.
- Sarung tangan.

2. Persiapan Pasien :

- Menyampaikan salam
- Menjelaskan kepada keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan
- Menjaga privacy pasien
- Mengatur posisi semi fowler bila pasien sadar, atau posisi
supinasi pada pasien tidak sadar
- Memastikan pasien dalam keadaan aman untuk
dilakukan tindakan
3. Pelaksanaan :
- Mengkaji status pernafasan pasien termasuk kebutuhan
akan peghisapan dan perawatan endotracheal.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Meletakkan semua alat –alat didekat pasien.


- Membantu pasien untuk mengambil posisi semi fowler bila
pasien sadar, atau posisi supinasi pada pasien tidak sadar.
- Mencuci tangan.
- Lakukan penghisapan tracheal sebelum mengganti balutan.
- Pasang alas kerja.
- Letakan neirbekken kosong pada alas kerja.
- Buka tutup bak steril.
- Siapkan screen (pelembab udara tracheostomy) atau
siapkan T Piece.
- Buka tutup wash bensin.
- Buka balutan lama dengan pinset cirurgis dan lidi waten
yang sudah dicelupkan ke dalam wash bensin
- Buang balutan lama ke dalam neirbekken masukkan pinset
cirurgis ke dalam neirbekken yang berisi larutan
desinfektan.
- Bersihkan tube tracheostomy dengan kapas sublimat atau
kassa NaC1 0,9 % sampai bersih.
- Pastikan tracheostomy tube dalam posisi yang tepat dan
aman pada saat mengganti balutan.
- Keringkan luka dan sekitarnya.Perhatikan dengan cermat
adakah tanda –tanda peradangan atau perdarahan.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
TRACHEOSTOMY
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
021/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Olesi luka tracheostomy dengan bethadine atau antibiotik


dengan menggunakan lidi watten.
- Bila luka kotor dan menunjukkan adanya tanda
peradangan, luka di kompres bethadine dengan
menggunakan kassa atau di beri salep antibiotik sesuai
advis dokter.
- Tutup dengan kasa kering steril kemudian di plester (bila
perlu).
- Pasang screen atau T Piece pada bagian atas lubang
tracheostomy untuk melembabkan udara .
- Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
- Evaluasi respon klien.
- Mencuci tangan.
- Dokumentasi pada daftar chek list tindakan pada catatan
perawatan.

UNIT TERKAIT Rawat Inap, UGD.


PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL
FEEDING (BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/4
022/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemberian makan dengan menggunakan selang naso gastrik


terbuat dari poly ethylene (NGT) yang di pasang melalui naso/
oropharing pasien ke dalam lambung untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien yang terpasang NGT/OGT/Gastrostomy.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperbaiki


atau mempertahankan kebutuhan nutrisi pada klien yang tidak
mampu makan melalui oral dan untuk memberikan obat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


- Serbet.
- Chateter tip / Feeding bag.
- Stetoskop.
- Sarung tangan bersih.
- Air matang pembilas dalam gelas.
- Makan cair dalam tempatnya.
- Klem / penjepit selang.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Tissue makan .
- Neirbekken.
- Gelas Ukur.
- Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan di lakukan.
- Menjaga privacy pasien.

3. Pelaksanaan :

1) Mengecek program therapy medic.


2) Cuci tangan.
3) Alat –alat didekatkan di samping tempat tidur pasien
4) Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-
masalah yang berkaitan dengan pemberian makanan melalui
NGT (muntah, diare, konstipasi, distensi abdomen).
5) Siapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan.
Sesuai dengan therapy medic.
6) Bantu klien untuk posisi semi fowler yang nyaman.
7) Pasang pengalas di daerah atas dada klien.
8) Pasang sarung tangan bersih.
9) Pastikan penempatan posisi NGT dengan mengecek aspirasi
isi lambung. Jika ada indikasi tidak ada absorpsi makanan
lakukan kolaborasi dengan bertanggung jawab.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

10) Mengkaji residu lambung.


11) Memberikan makanan melalui NGT :
a. Bolus / Intermiten Feeding
- Klem selang dengan cara menekuk ujung selang
dengan menggunakan tangan yang tidak dominan.
- Lepaskan kateter tip dari selang dengan tangan yang
dominan, kemudian lepaskan pendorongnya
dari kateter tip.
- Masukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya di
ujung selang. Tangan yang tidak dominan tetap
mengklem selang.
- Isi syringe chateter tip dengan makanan cair yang
tersedia 50 cc, tinggikan 45 cm di atas lambung
pasien, lepaskan klem. Biarkan isi spuit secara
bertahap masuk dan jangan sampai spuit kosong.
Ulangi tindakan tersebut sampai makanan habis.
- Bilas selang NGT dengan air hangat sejumlah 1–2 cc
untuk bayi, 3-4cc untuk anak, dan 10-30 cc untuk
dewasa atau sampai selang jernih.
- Bila selang NGT sudah bersih, di tutup atau di klem.
- Pertahankan posisi pasien 30 derajat selama 30 menit
setelah pemberian makanan selesai.
PEMBERIAN MAKAN MELALUI ENTERAL FEEDING
(BLENDERIZE)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
022/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Contineus Drip Method :


- Hubungkan selang NGT dengan pengaturan kecepatan
aliran (seperti selang infus) yaitu dengan feeding bag.
- Alirkan makanan / formula sampai ke ujung selang
atau keluar sedikit.
- Atur klem, gantung feeding bag sekitar 12 inch atau 30
cm dari hidung.
- Hubungkan selang dari feeding bag dengan NGT
- Buka klem dan atur aliran.
- Setelah makanan / formula habis, bilas dengan air
putih 60 ml, sisakanair tetap berada di selang NGT.
- Klem dan tutup selang NGT.
12) Bantu pasien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan
pasien, setelah 30 menit pemberian makanan.
13) Bersihkan dan rapikan alat –alat.
14) Lepaskan sarung tangan.
15) Cuci tangan.
16) Evaluasi respon pasien.
17) Rencanakan tindak lanjut.
18) Dokumentasikan jumalah makanan yang di berikan dan
respon pasien pada daftar chek list atau tindakan pada catatan
perawatan.
19) Pastikan fiksasi selang pada posisi yang benar

UNIT TERKAIT UGD dan semua unit perawatan rawat inap.


PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL
NUTRISI
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
023/SPO/ICU/R
001 1/2
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pemberian total parenteral nutrisi adalah kegiatan memberikan


cairan makanan melalui infuse berupa protein, gula hipertonik dan
tambahan zat lain pada pasien yang tidak bisa diberikan makanan
melalui gastrointestinal.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan makanan yang lengkap secara parenteral pada pasien
yang tidak bisa memberikan makanan melalui
gastrointestinal guna mendapatkan nutrisi yang tepat.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Caiaran infus
- Infus pump
- Infus set
- Kapas alcohol
- Plester
- Tiang infus
- Cairan makanan sesuai kebutuhan
PEMBERIAN TOTAL PARENTERAL NUTRISI

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
023/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan di lakukan.

3. Pelaksanaan :

- Sediakan cairan makanan sesuai kebutuhan


- Cek label cairan makanan sesuai advis dokter
- Cek tanggal kadaluarsa cairan makanan
- Sambungkan infus set dengan caiaran makanan
- Buang udara dengan mengisi caiaran dalam selang
- Set infusion pump sesuai dengan perhitungan
- Nyalakan infusion pump
- Bereskan alat- alat yang tidak di pakai
- Observasi dan dokumentasikan prosedur

UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan Keperawatan.


PERAWATAN PASIEN YANG
TERPASANG WATER SEALAD
DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/4
024/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Tgl. Terbit : Ditetapkan,


STANDAR Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Perawatan pasien yang terpasang WSD adalah melakukan


persiapan botol WSD dan pergantian botol,perawatan luka jahitan
pada daerah pemasangan WSDuntuk mempertahankan keamanan
dan keamanan sistem drainage.

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


- Menghindari komplikasi pasca pemasangan WSD.
- Menjaga kebersihan dan kesterilan peralatan WSD.
- Memelihara sistem drainage dan mencegah
insiden pneumothorak.
- Memelihara kepatenan sistem drainage.
- Meningkatkan pengembangan paru.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :
a. Bag steril berisi :
- pincet cirurgis 1 buah.
- pincet anatomis 2 buah.
- kain kasa.
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Plester.
c. Perlak alas kerja.
d. Neirbekken.
e. Air destilasi steril atau NaC1 0,9%.
f. Gunting verban.
g. Wash bensin, alcohol.
h. Klem 2 buah.
i. Botol WSD steril dengan larutan NaC1 0,9% atau aquadest.
j. Perlengkapan suctioning jika di perlukan.
2. Persiapan Pasien :
- Sampaikan salam.
- Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan di lakukan.
- Jaga privacy pasien.
3. Pelaksanaan :
- Kaji rasa nyaman pasien dan pemberian obat analgetik pada
saat pasien bergerak, nafas dalam,dan batuk.
- Kaji tanda vital untuk mengetahui apakah terdapat
pneumothorax.
- Observasi pergerakan dada, auskultasi bunyi nafas .
- Periksa luka daerah penusukan selang dada dan
kemungkinan adanya krepitus subcutan .
- Periksa jumlah cairan yang keluar pada botol atau container.
- Periksa fluktuasi level caiaran pada botol WSD .
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Periksa fluktuasi air atau udara pada selang WSD dengan


mengklem sementara selang dada.

Menyiapkan botol sistem satu botol :

- Isilah botol WSD dengan 300 ml air destilasi steril atau NaCl
0,9 %.
- Masukkan satu lubang gelas pendek dan satu yang panjang
pada penutup karet botol. Pastikan bahwa tabung selang yang
panjang masuk 2 cm dibawah permukaan air botol.
- Beri tanda pada level permukaan air botol dengan plester.
- Tempatkan botol pada rak botol pada lantai di samping tempat
tidur pasien.
- Hubungkan botol dengan selang dada pasien.
- Plester semua sambungan selang termasuk tutup botol.

Mengganti Balutan :

- Membuka pakaian pasien bagian atas.


- Posisikan pasien untuk perawatan pemasangan WSD. Pada posisi
pasien terlentang dengan satu bantal dengam tangan di keataskan
pada bagian yang dipasang WSD.
- Mencuci tangan.
- Mendekatkan alat.
- Membuka balutan dengan hati-hati.
- Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dari yang bersih ke
PERAWATAN PASIEN YANG TERPASANG
WATER SEALAD DRAINAGE (WSD)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
024/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Yang kotor.
- Bersihkan selang dengan alkohol 70 %
- Jaga selang dada agar tidak tertarik
- Observasi kulit sekitar penusukan selang dada
- Tutup sekitar selang dada dengan kain kassa (kompres) dan
tutup kembali dengan menggunakan kain kassa kering.
- Tutup pakaian pasien.
- Bila akan mengganti botol WSD terlebih dahulu selang di
klem dengan kocher.
- Botol WSD pengganti sudah diiisi NaCl 0,9 % atau
aquadestilata steril.
- Setelah botol WSD diganti dan selang WSD terfiksasi
dengan baik kocher klem di lepas.
- Pasien dirapikan dan alat dibereskan.
- Mencuci tangan.
- Dokumentasikanpada daftar check list tindakan pada
catatan perawatan.

UNIT TERKAIT UGD dan ruanga perawatan rawat inap.


PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Syringe Pump merupakan suatu alat yang bekerja secara otomatis
untuk mengalirkan cairan / obat didalam syringe / spuit dalam
bentuk bilangan bulat atau secara decimal dengan pemberian
secara titrasi (dalam pengenceran) agar diperoleh kecepatan dan
jumlah tetesan yang tepat sesuai dengan dosis obat yang
dibutuhkan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


memenuhi obat/cairan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan pasien


- Pasien diberitahu penjelasan tentang tujuan
tindakan yang akan dilakukan.
- Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. Persiapan alat
- Alat syring pump.
- Disposable syringe pump sesuai ukuran.
- Perfusor Line.
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Cairan dan obat yang digunakan sesuai kebutuhan.


- Sumber listrik.

3. Pelaksanaan :

a. Hitung dan rubah jumlah cairan yang diinginkan menjadi


bentuk cc/jam.
b. Isi syringe yang sesuai dengan pump yang digunakan dengan
obat yang sudah dioplos sesuai kebutuhan.
c. Isi perfusor line yang sudah tersambung dengan syringe
sampai ujung selang bebas dari udara.
d. Masukkan syringe/spuit ke dalam mesin dengan menekan
tombol push.
e. Hubungkan syringe pump dengan sumber listrik.
f. Nyalakan tombol power dengan menekan hold 1 sec selama 1
detik.
g. Atur jumlah aliran yang diinginkan dengan cara menekan
tombol ke atas untuk menaikkan angka atau tombol ke bawah
untuk menurunkan angka sehingga muncul angka pada layar
syringe pump.
h. Tekan tombol infuse / standbay untuk memulai tetesan.
i. Tekan prime untuk mempercepat aliran pada pengisian kateter.
j. Trouble shoother :
- Bila alarm menyala pada out of infus, perbaiki syringe / spuit
terhadap kemungkinan kesalahan dalam meletakkan syringe
.
PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI (DRIP)
MENGGUNAKAN ALAT SYRINGE PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
025/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Bila alarm menyala pada stopped, tekan infuse / standbay.


- Bila alarm menyala pada occlusion, perbaiki triway atau
perfusor line terhadap kemungkinan terlipat, terdapat
emboli atau kemungkinan triway dalam keadaan tertutup.
- Bila alarm menyala pada near empty, menunjukkan cairan
yang di set sudah hampir habis.
- Bila alarm menyala pada empty, menunjukkan cairan yang
diset sudah habis.
- Bila alarm menyala pada low batt, perbaiki sambungan
listrik dengan mesin, kemungkinan aliran listrik tidak
berfungsi baik.
k. Observasi jalannya cairan.
l. Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa pemasangan telah
selesai.
m. Dokumentasikan

UNIT TERKAIT UGD, Perinatologi, Rawat Inap Umum.


PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
026/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus drg. Bramantio, SpOrt
2019

PENGERTIAN Suatu prosedur kegiatan memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara


memberikan pernafasan buatan dengan menggunakan alat ambu
bag atau bag valve mask untuk menjamin kebutuhan
oksigen (O2) dan pengeluaran gas CO2.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk menjamin


pertukaran antara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) yang
terjadi di paru-paru secara normal pada :

1. Pasien dengan gangguan system pernafasan dan memerlukan


bantuan pernafasan.
2. Pasien dengan henti nafas.
3. Pasien dengan cardiac arrest.
4. Pasien dengan respiratory failure.
5. Pasien yang sebelum, selama atau sesudah menjalani suction.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan pasien :

- Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang maksud


dan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
026/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Inform consent keluarga.


- Pasien dalam posisi terlentang, dengan kepala ekstensi.

2. Persiapan alat

- Satu set Ambu bag.


- Tempat tidur yang aman, datar dan keras.

3. Pelaksanaan :

a. Cuci tangan.
b. Siapkan alat ambu bag dan pastikan alat tersebut dapat
digunakan.
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Periksa pernafasan pasien dengan cara :
- Look (lihat) : gerak dada, gerak cuping hidung (flaring
nostril), retraksi sela iga.
- Listen (dengar) : suara nafas, suara tambahan.
- Feel (rasakan) : udara nafas keluar hidung – mulut.
e. Nilai pernafasan pasien.
f. Nilai tanda tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul
lakukan pemberian nafas buatan menggunakan ambubag.
g. Angkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan jalan
nafas terbuka.
h. Tekan sungkup pada muka pasien secara kuat.
i. Pompa udara dengan cara tangan satu memegang bag sambil
memompa udara dan yang satunya memegang
PEMBERIAN BANTUAN NAPAS DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BVM
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
026/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

serta memfiksasi masker, pada saat memegang masker, ibu


jari dan jari telunjuk membentuk huruf C sedangkan jari-jari
lainnya memegang rahang bawah sekaligus membuka jalan
nafas dengan membentuk huruf E.
j. Lakukan sebanyak 10-12 kali/menit sampai dada nampak
terangkat.
k. Lakukan dengan cepat, tepat dan hati-hati.
l. Lakukan sampai ada tindak lanjut atau perbaikan keadaan
umum pasien.
m. Evaluasi pernafasan.
n. Pastikan pernafasan pasien tetap stabil.
o. Observasi pasien, bila terjadi henti nafas dan henti jantung
lakukan resusitasi.
p. Bereskan alat-alat.
q. Cuci tangan .
r. Dokumentasi.

UNIT TERKAIT Perinatologi, OK


MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi yang mengunakan


listrik dalam waktu yang singkat secara asinkron pada gelombang
EKGVentrikel Fibrilasi (VF) atau Ventrikel Takikardi (VT) tanpa
nadi sehingga terjadi depolarisasi sel-sel miokard, repolarisasi dan
kontraksi kembali. Tindakan ini dilakukan oleh dokter dan perawat
terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari dokter
DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk


mengembalikanirama jantung dari irama yang mengancam jiwa,
sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktivitas listrik
jantung yang terkoordinasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat
:
a. Defibrilat
or.
b. Monitor EKG.
c. Jelly.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Troli Emergency yang berisi :


- Resuscitation bag
- Intubasi Set
- Disposible
- Abocath
- Infus Set
- Perfusor
- Three way
- Adrenalin Injeksi
e. Tissue pembersih.
f. Oksigen.
2. Persiapan Pasien :
- Pasang Monitor EKG
- Buat Rekaman EKG
- Pasang IV Line
- Posisi pasien terlentang
- Beri Oksigen
- Observasi tanda-tanda vital
3. Pelaksanaan :
a. Perhatikan gambaran irama jantung di layar bed side monitor.
(Perubahan tiba-tiba dari irama jantung akan membedakan
tahapan intervensi yang akan diberikan)
b. Hubungkan kabel listrik ke sumber listrik.
c. Berikan jelly pada kedua paddle.
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No.Revisi : Hal. : 3/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Hidupkan defibrilator (power on).


e. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V / letak atrio
ventrikular nodal) mid klavikula kiri dan paddle sternum pada
garis sternal kanan dibawah klavikula (ICS II / letak sino
atrial nodal) dengan tekanan + 10-12 kg
f. Beri energi langsung 360 joule.
g. Tekan tombol pengisi energi (charger).
h. Jika energi sudah terisi dan siap dilepaskan, beri aba-aba pada
lingkungan sekitar “CLEAR AREA”, DC SIAP?”, “OK”
dengan suara keras.
i. Tekan tombol pada kedua paddle secara bersamaan.
j. Nilai kembali irama gambaran EKG pada monitor setelah
dilakukan defibrilasi (jika irama EKG masih menunjukkan
VF/VT tanpa nadi, defibrilasi dapat diberikan dengan energi
300 joule maksimal2x, ulang dalam jarak 5 menit dan paddle
masih tetap diletakkan pada tubuh pasien / jika gambaran
EKG meragukan, periksa nadi dan sensor elektroda EKG).
k. Apabila setelah 2x 300 joule belum berhasil, energi dapat
dinaikkan 360 joule dan boleh diulang dengan energi yang
sama 360 joule diikuti pemberian Adrenalin 1 mg setiap 5
menit (drug-shock-drug-shock).
MEMBERIKAN KEJUTAN LISTRIK JANTUNG
DENGAN DEFIBRILATOR
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
027/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

l. Periksa kembali apakah perlu untuk mengakhiri defibrilasi


jika irama listrik jantung di monitor EKG masih tetap Fibrilasi
(lakukan sesuai prosedur Algoritma ACLS).
- Bila terjadi asistole, lakukan segera RJP.
- Tindakan DC Shock dihentikan bilamana tidak ada
respon.
- Setiap perubahan EKG harus di print.
m. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang sudah tidak
digunakan lagi serta simpan pada tempatnya.
n. Dokumentasikan semua prosedur dan kondisi pasien
Follow up :
- Nilai status respirasi
- Monitor jantung
- Monitor tanda-tanda vital
- Akses intravena
- Cari pencetus VF atau VT tanpa nadi
- EKG 12 Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL
PADA PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan pemberian therapi kejut listrik dengan


“Mode Asynkrone” yang dapat menghantarkan listrik ke miokard
pada keadaan aritmia pada pasien yang bmengalami Ventrikel
Fibrilasi. Tindakan ini dilakukan oleh dokter dan perawat
terlatih/ahli yang sudah mendapatkan pendelegasian dari dokter
DPJP.

TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah:


1. Untuk mengevaluasi Ventrikel Fibrilasi.
2. Untuk mengembalikan irama ke sistem konduksi yang normal.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No: Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
a. Defibrilator
b. Kabel elektroda
c. Ring EKG 3 buah
d. Jelly EKG
e. Kertas EKG
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

f. Troli Emergency yang berisi :


- Resuscitation bag
- Intubasi Set
- Disposible
- Abocath
- Infus Set
- Perfusor
- Three way
- Adrenalin Injeksi
- Tissue pembersih
- Oksigen
- Alat-alat penghisap lender
2. Persiapan Pasien :
a. Pasang Monitor EKG
b. Buat Rekaman EKG
c. Pasang IV Line
d. Posisi pasien terlentang
e. Beri Oksigen
f. Observasi tanda-tanda vital

3. Pelaksanaan :

a. Cuci tangan.
b. Pasang kabel dan elektroda defibrillator.
c. Pastikan gambaran EKG Ventrikel Fibrilasi.
d. Pastikan adanya aliran listrik.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

e. Atur jumlah energi yang akan diberikan.


f. Berikan jelly pada kedua paddle.
g. Hidupkan defibrilator (power on).
h. Letakkan paddle apex pada posisi apkes (ICS V) mid
klavikula kiri dan paddle sternum pada garis sternal kanan
dibawah klavikula (ICS II).
i. Yakinkan irama EKG pasien masih Ventrikel Fibrilasi.
j. Tekan paddle cukup adekuat.
k. Pastikan tidak ada orang yang menyentuh tempat tidur
selama tindakan, beri aba-aba “CLEAR AREA”, DC
SIAP?”, “OK” dengan suara keras.
l. Tekan tombol “discharge” untuk melepaskan energy.
m. Cek irama jantung tanpa mengangkat kedua paddle.
n. Ulangi prosedur jika diperlukan.
o. Apabila gagal prosedur defibrilasi mulai dengan tindakan
ACLS.
p. Apabila berhasil, observasi tanda-tanda vital dan kaji
kembali kondisi pasien.
q. Apabila terjadi asistole, lakukan segera RJP. Setiap
perubahan EKG harus di print.
r. Bereskan dan bersihkan kembali alat-alat yang tidak
digunakan lagi serta simpan pada tempatnya.
Dokumentasi semua prosedur dan kondisi pasien Follow
up :
- Nilai status respirasi.
MEMBERIKAN DEFIBRILASI EKSTERNAL PADA
PASIEN DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
028/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Monitor jantung
- Monitor tanda-tanda vital
- Akses intravenal.
- EKG 12 Lead

UNIT TERKAIT UGD, OK


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur serangkaian tindakan manipulasi pada dinding


dada yang terdiri dari Postural Drainge, Perkusi, Vibrasi dan
Batuk.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk membersihkan


jalan nafas berdasarkan gaya gravitasi secret dari segmen
bronchus tertentu.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


a. Tempat tidur pasien yang dapat diatur (diturunkan atau
dinaikkan).
b. Kursi.
c. Bantal 1-4 buah.
d. Tissue.
e. Kantung plastik untuk menampung sputum.
f. Handuk.
g. Teko dan air minum.
h. Sarung tangan sekali pakai.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

i. Stetoskop
j. suction.
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.
3) Anjurkan minum sebelum tindakan dilakukan.
4) Jangan makan 1-2 jam sebelum Postural Drainage
diberikan.
5) Stop semua makanan melalui NGT selama 30-45 menit
sebelum dilakukan tindakan.
6) Periksa Residual isi lambung (bila terpasang NGT), jika
lebih dari 100 ml tunda tindakan.
7) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau pasang
sampiran.
8) Mengatur posisi pasien sesuai kondisi.
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Pasang sarung tangan.
c. Bantu pasien mengatur posisi yang tepat sesuai dengan
kebutuhan.

POSTURAL DRAINAGE

Pilih salah satu posisi berikut :

1) Bronchus pada lobus apical anterior atas bagian kanan


FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

dan kiri : pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal atau


duduk semi fowler.
2) Bronchus pada lobus apical posterior atas bagian kanan dan
kiri : pasien duduk dikursi condong ke depan pada bantal dan
meja.
3) Bronchus pada lobus atas anterior bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring terlentang datar dengan bantal kecil dibawah
lutut.
4) Bronchus pada lobus linguinal atas bagian kiri : pasien
berbaring miring kanan dengan lengan atas ke kepala pada
posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30
cm. Tempatkan bantal dibelakang punggung dan gulingkan
pasien seperempat putaran kebantal.
5) Bronchus pada lobus tengah bagian kanan : pasien berbaring
miring kiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm. Tempatkan
bantal di belakang punggung dan gulingkan pasien
seperempat putaran ke bantal.
6) Bronchus pada lobus bawah anterior bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring terlentang dengan posisi trendelenburg
dengankaki tempat tidur ditinggikan 45- 50 cm. Biarkan lutut
menekuk pada bantal.
7) Bronchus pada lobus lateral bagian bawah kanan : pasien
berbaring miring kanan posisi tendelenburg, dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Bronchus pada lobus lateral bawah bagian kiri : pasien


berbaring miring kanan posisi trendelenburg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
9) Bronchus pada lobus superior bawah bagian kanan dan kiri :
pasien berbaring telungkup dengan bantal dibawah lambung.
10) Bronchus pada bagian lobus basal posterior bagian kanan
dan kiri : pasien berbaring telungkup dengan posisi
trendelenburg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45-50
cm.
 Gunakan bantal secukupnya untuk
mempertahankan posisi dan memberi rasa nyaman
pasien.
 Minta pasien mempertahankan posisi selama 10- 15
menit kemudian lakukan perkusi dada.

MELAKUKAN PERKUSI DADA :

1) Pastikan bahwa area yang akan di perkusi tertutup oleh gaun


atau handuk.
2) Minta pasien untuk bernafas dalam dan lambat.
3) Cekungkan telapak tangan sehingga jari-jari fleksi dan ibu jari
merapat ke jari telunjuk.
4) Relaksasikan pergelangan tangan dan fleksikan sikut perawat.
5) Secara bergantian tangan, tepuk-tepuk area paru yang terdapat
secret selama 1-5 menit untuk setiap area yang
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

terkena.

MELAKUKAN VIBRASI DADA :

1) Minta pasien untuk menarik nafas dalam (inspirasi) melalui


mulut dan mengeluarkan nafas (ekspirasi) melalui hidung atau
mulut yang dirapatkan
2) Pada saat ekspirasi tekankan telapak tangan (saling
menumpang) secara merata pada area dada yang terkena
3) Luruskan dan kuatkan siku serta getarkan / goyangkan tangan
pada area dada yang terkena. Vibrasi dilakukan selama 5 kali
ekspirasi
4) Anjurkan pasien untuk batuk dan membuang dahak ke
tempatnya.
5) Bersihkan mulut pasien dengan tissue, jika diperlukan
6) Anjurkan pasien untuk batuk

MELAKUKAN BATUK

1) Atur posisi pasien duduk dengan agak sedikit membungkuk


ke depan dan kaki diluruskan di atas tempat tidur
2) Pertahankan posisi panggul dan lutut fleksi untuk
merelaksasikan dan mengurangi ketegangan otot-otot
abdomen ketika batuk
3) Anjurkan pasien menarik nafas lambat dan dalam melalui
hidung dan menghembuskannya melalui bibir yang dira-
FISIOTHERAPI DADA (POSTURAL DRAINAGE,
PERKUSI, VIBRASI DAN BATUK EFEKTIF)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 6/6
029/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

patkan bebrapa kali (3 kali).

4) Batukkan 2 kali selama mengeluarkan nafas (ekspirasi) sambil


mengencangkan otot-otot abdomen bersamaan dengan batuk.
5) Tahan dan bebat apabila ada luka pada abdomen atau daerah
dada.
6) Buang lendir di wadah yang bersih.
Bila pasien tidak dapat batuk, penghisapan lendir (suctioning)
harus dilakukan.
7) Biarkan pasien istirahat sebentar, bila perlu.
8) Biarkan pasien minum secukupnya.
9) Lakukan evaluasi :
a) Auskulasi lapang pasru
b) Inspeksi jumlah, warna dan karakter sputum
c) Review catatan diagnostik meliputi pengumpulan sputum
/ culture, X-Ray dan analisa gas darah.
d) Ukur tanda-tanda vital dan pulse oksimetri :
 Kembalikan posisi pasien yang nyaman
 Bereskan alat
 Cuci tangan
 Lakukan dokumentasi keperawatan

UNIT TERKAIT ICU dan Ruang rawat Inap.


MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan dalam melakukan perawatan luka pada


pasien yang memiliki luka operasi, luka karena trauma mekanik,
electric maupun chemis serta luka karena ganggren.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk melakukan


perawatan luka.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat.


a. Container steril berisi :
- Pinset anatomis / cirurgis ( 3 buah).
- Gunting jaringan (1 buah).
- Gunting kassa (1 buah).
- Gunting untuk mengangkat jaringan (bila perlu).
- Mangkok kecil (2 Buah).
- Kapas lidi (secukupnya).
- Kassa steril (sesuai kebutuhan).
- Kassa menutup luka / modern wound dressing (sesuai
kebutuhan).
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Sarung tangan steril (1 pasang).
- Hemostatik klem forceps (sesuai kebutuhan).
b. Peralatan tidak steril :
- Gunting untuk buka balutan (1 buah)
- Adhesif tape / plester / hypafix ( secukupnya)
- Desinfektan dan antiseptic (secukupnya)
- Wash bensin dalam tempatnya (secukupnya)
- Bengkok (2 buah)
- Obat luka sesuai kebutuhan
- Perlak dan kain pengalas (1 lembar)
- Tempat sampah
2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam.
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
- Inform concent keluarga.
- Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
- Dekatkan alat-alat yang akan dibutuhkan.
- Mengatur posisi pasien (sesuai kebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan
2) Lepaskan plester / adhesive wound dressing dengan cara
memegang bagian ujungnya dengan pinset dan ditarik dengan
sebelumnya dibasahi terlebih dahulu dengan
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Wash bensin.

3) Pakai sarung tangan steril.


4) Bersihkan luka dengan cairan antiseptik.
5) Bersihkan luka dengan menggunakan kassa yang dijepit pinset
ataupun langsung dipegang tangan dengan sarung tangan steril.
6) Bersihkan luka dari dalam ke luar, pinset atau tangan yang
digunakan membersihkan luka, hindarkan kontak dengan kassa
/ barang steril yang belum digunakan.
7) Buang kassa bekas mencuci luka pada tempat sampah.
8) Alat yang telah terkontaminasi di simpan pada bengkok yang
berisi desinfektan.
9) Observasi keadaaan luka
10) Luka diberi obat dan di tutup dengan kassa steril dengan
menggunakan pinset steril / sarung tangan steril. Penutup luka
bisa juga dengan menggunakan modern wound dressing.
11) Buka sarung tangan.
12) Rapian pasien.
13) Bereskan alat alat.
14) Cuci tangan.
15) Catat hasil observasi luka dan semua keadaan yang terjadi
pada saat mengganti balutan.
16) Observasi dan catat respon pasien.
17) Dokumentasikan pada daftar chek list catatan perawatan.
MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
030/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
UNIT TERKAIT - UGD
- Ruang rawat inap
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen : No. Revisi :


001 Hal. : 2/3
031/SPO/ICU/R
SBH /VIII/2019

STANDAR Tgl. Terbit : Ditetapkan,


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
01 Agustus 2019

drg. Bramantio, SpOrt


PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan merawat luka stoma untuk membantu
proses eliminasi buang air besar dari usus /colon yang dikeluarkan
melalui dinding perut dan dilakukan pada pasien yang mengalami
karsinoma, inflamasi, truma atau obstruksi di bawah sisi ostomi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk merawat lubang


yang dibuat melalui pembedahan ke dalam usus guna memberikan
jalan keluar feses baik temporer maupun
permanent.
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Sarung tangan bersih 1 buah
- Air hangat
- Kantong kolostomi bersih sesuai dengan ukuran ostomi
- Bengkok atau pispot 1 buah
- Kapas
- Kassa
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
031/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
- Vaseline
- Gunting 1 buah
- Perlak pengalas 1 buah
- Tempat sampah
- Sabun
- Waslap 1 buah
- Cetakan ukuran stoma
- Spidol
2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam.
2) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau memasang
sampiran.
4) Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan.
5) Mengatur posisi pasien (sesuai kebutuhan).
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Pakai sarung tangan.
3) Pasang perlak di bawah atau pinggir stoma.
4) Buka kantong lama dan skin barier (bila ada) buang ke
tempat sampah.
5) Tutup stoma dengan kassa.
6) Bersihkan area kulit sekitar stoma dengan kapas.
7) Kulit dibersihkan perlahan dengan menggunakan sabun
MELAKSANAKAN PERAWATAN STOMA

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
031/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
dan waslap lembab secara lembut.

8) Kulit dikeringkan dengan kassa secara perlahan-lahan,


hindari menggosok area stoma.
9) Ambil kassa yang menutup stoma, buang ke bengkok.
10) Pasang kantung stoma dengan cara membuka kertas perekat
dan menekan di atas stoma selama 30 detik.
11) Buka sarung tangan.
12) Rapikan pasien.
13) Bereskan alat.
14) Cuci tangan.
15) Observasi sekitar stoma.
16) Dokumentasikan pada daftar chek list catatan perawatan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/4
032/SPO/ICU/
001
RSBH
/VIII/2019
Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur

STANDAR
PROSEDUR 01 Agustus
OPERASIONAL 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan invasive dengan cara memasukkan cateter


ke dalam pembuluh darah vena perifer.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2. Dukungan nutrisi parenteral.
3. Pemberian therapy intra vena.
4. Pemberian tranfusi.
5. Maintenance.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :


a. IV Kateter
- untuk tranfusi dan resusitasi cairan : ukuran kateter
besar.
- untuk maintenance dan cairan yang mempunyai
osmolaritas tinggi : ukuran kateter kecil.
b. Jenis cairan : kristaloid, koloid, nutrisi
c. Set infus : tranfusi set, parenteral set, mikrodrip set
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
d. Swab alcohol 70 %
e. Plester
f. Kassa steril pada tempatnya
g. Bethadine / zalf providon iodine
h. Perlak kecil dan alas
i. Tourniquet.
j. Sarung tangan.
k. Neirbekken.
l. Gunting.
m. Tree way stop cock : untuk cairan lebih dari satu.
n. Clave conector : untuk pemberian therapy intra vena
2. Persiapan pasien :
a. Sampaikan salam.
b. Periksa vital sign : Tensi, Pernafasan, Nadi dan Suhu.
c. Cek hasil Laboratorium.
d. Periksa integritas kulit dan faktor predisposisi.
e. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
f. Inform consent keluarga.
g. Atur peralatan di samping pasien.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan
2) Lepaskan penutup cairan infus dengan memperhatikan
sterilitas
3) Buka set infus kemudian atur roll klem 2-4 cm dibawah
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
drip dengan posisi off
4) Pasang set infus dengan cairan yang diperlukan.
5) Lakukan pengisian cairan pada set infus dan pastikan tidak
ada udara di sekitar set infus.
6) Atur posisi tidur pasien sesuai dengan kondisi pasien.
7) Pilih pembuluh darah vena yang akan di pasang sesuai
kebutuhan.
8) Pasang perlak kecil.
9) Lakukan pembendungan 10-12 cm di atas tempat yang akan
dilakukan penusukkan.
10) Pasang sarung tangan.
11) Lakukan desinfeksi pada area penusukan dengan swab
alcohol 70 % atau bethadine dengan cara sirkulasi.
12) Lakukan punksi vena dengan lubang jarum menghadap ke
atas.
13) Perhatikan keluarnya darah melalui kateter .
14) Tarik wire sedikit dan masukkan kateter secara perlahan.
15) Lepaskan tourniquet.
16) Cabut wire dan hubungkan cairan infus dengan IV kateter.
17) Test apakah cairan infus mengalir dengan lancar atau tidak.
18) Tempat penusukan diberi zalf atau bethadine.
19) Lakukan fiksasi.
20) Tutup tempat tusukan dengan penutup transparan atau
PEMASANGAN IV CATETER PERIFER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/4
032/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
kassa steril.
21) Atur jumlah cairan infus yang masuk dengan system tetes
ataden atau menggunakan pump sesuai dengan kebutuhan.
22) Pada set infus dan kateter di beri tanggal pemasangan.
23) Bereskan alat-alat.
24) Lepaskan sarung tangan.
25) Rapikan pasien.
26) Cuci tangan.
27) Awasi tempat penusukan apakah ada perdarahan, edema,
kemerahan, sakit, bocor.
28) Lakukan dokumentasi :
a) Tanggal pemasangan
b) Jenis cairan yang di pasang
c) Jumlah kebutuhan cairan

UNIT TERKAIT UGD, Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE
(NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memasukkan alat selang plastic (selang


nasogastric / NG Tube) yang dipasang melalui hidung melewati
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung pada pasien tidak
sadar, pasien karena kesulitan menelan, keracunan, muntah darah
maupun pra atau post operasi esophagus atau mulut.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk:

1. Memasukkan cairan, nutrisi dan obat-obatan pada pasien yang


tidak mampu mengkonsumsi makanan, cairan dan obat-obatan
secara oral.
2. Mencegah terjadinya atropi esophagus / lambung pada pasien
tidak sadar.
3. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap / disedot apa
yang ada di dalam lambung (cairan, udara, darah, racun).
4. Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung.
5. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
PEMASANGAN NASO GASTRIC
TUBE (NGT)
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/5
033/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019
6. Menghisap dan mengalirkan pada pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy guna mencegah muntah
dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Melakukan Pengkajian :


- Sampaikan salam.
- Kaji adanya gangguan menelan, gastric bleeding atau distensi
abdomen.
- Cek kembali instruksi dokter untuk pemasangan NGT.
2. Persiapan Alat :
- NGT, sesuai ukuran
- Pelumas atau jelly
- Sarung tangan steril
- Neirbekken
- Perlak pengalas
- Spuit 50 cc, cateter tip
- Stetoscope
- Feeding bag
- Kapas atau kassa
- Plester
- Gunting
- Klem (bila perlu)
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
3. Persiapan pasien :
a. Informasikan tentang rencana pemasangan NGT, tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan, lama, sensasi serta
harapan selama tindakan
b. Bila pasien sadar informasikan pada pasien untuk membantu
kelancaran pemasangan NGT dengan cara menelan
c. Inform consent keluarga
d. Jaga privacy pasien dengan menutup gorden atau memasang
sampiran
e. Posisi pasien diatur dalam posisi semi fowler
Untuk pasien gelisah, tangan dan kaki di ikat dengan
memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan pasien
4. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan bersih
b. Perlak pengalas diletakkan di dada pasien
c. Neirbekken diletakkan di samping pasien
d. Sarung tangan di pakai
e. Lubang hidung dibersihkan dengan kapas atau kassa
f. NGT di ukur dari epigastrium sampai ke hidung, kemudian
belok ke telinga, selanjutnya di beri tanda (ujung NGT berada
di epigastrium).
g. Ujung NGT di beri pelumas.
h. Bila pada pangkal NGT dilengkapi dengan penutup, tutup
bagian pangkalnya, bila tidak maka gunakan klem.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 4/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
i. NGT dimasukkan perlahan-lahan, sambil pasien dianjurkan
untuk menelan (untuk pasien yang sadar) sampai batas yang
telah di beri tanda pada saat pengukuran
j. Cek apakah NGT terpasang dengan benar, dengan cara :
- Isi spuit dengan udara, cara menarik perfusor sebanyak
10 cc.
- Buka klem atau penutup dan masukkan udara melalui
pangkal NGT sambil dengarkan masuknya udara
dengan menggunakan stetoscope (stetoscope berada di
atas epigastrium).
- Bila terdengar adanya aliran udara di daerah epigastrium
berarti letak NGT benar. Udara di tarik kembali dengan
menggunakan spuit yang sama.
- Bila tidak terdengar aliran udara, berarti ada kesalahan,
tarik kembali NGT dengan perlahan dengan bagian
pangkal NGT tertutup atau di klem. Ulangi langkah
seperti di atas.
k. Setelah yakin NGT terpasang dengan benar, bagian yang telah
di beri tanda di fiksasi ke bagian puncak hidung dengan
plester dan pastikan bagian tersebut terfiksasi dengan baik
dan kuat.
l. Pemasangan selesai, beri informasi pada pasien dan keluarga
bahwa pemasangan NGT telah selesai.
m. Alat-alat dibereskan.
PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE (NGT)

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 5/5
033/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
n. Sarung tangan di buka.
o. Rapikan pasien.
p. Cuci tangan bersih.
q. Lakukan dokumentasi.
- Catat tanggal pemasangan NGT, ukuran NGT dan
efektifitas NGT.
- Cantumkan nama jelas dan tanda tangan pemasang NGT.

UNIT TERKAIT UGD, Perina, OK, Ruang rawat inap.


ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memisahkan pasien dan atur peralatan


pada suatu tempat tersendiri / khusus dan dilakukan pada pasien
yang memiliki penyakit menular yang harus ditempatkan di tempat
isolasi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk menjauhkan /


mengasingkan pasien dari keramaian secara fisik, memberikan
ketenangan, mencegah penularan dan meningkatkan efektifitas
serta efisiensi kerja.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Sarung tangan steril
- Masker
- Google
- Barak schort
2. Persiapan pasien :
- Sampaikan salam (siapkan diri untuk berkomunikasi
dengan pasien dan keluarga).
ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.


- Siapkan ruangan isolasi sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. Pelaksanaan :
a. Cuci tangan.
b. Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, masker, gaun
pelindung) pada pasien dengan penyakit menular.
c. Jika pasien dengan penyakit tidak menular, pergunakan
alatpelindung diri jika diperlukan.
d. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.
e. Pindahkan pasien ke ruang isolasi.
f. Berikan posisi dan lingkungan yang aman serta nyaman.
g. Berikan penjelasan tata cara dan lingkungan ruang
perawatan.
h. Buka alat pelindung diri jika dipergunakan dan masukkan ke
dalam kantong bertanda “infeksius” pada pasien dengan
penyakit menular.
i. Buang limbah pasien dengan penyakit menular ke dalam
kantong sampah bertanda “infeksius”.
j. Buang limbah pasien bukan penyakit menular sesuai standar
pembuangan sampah yang telah ditetapkan.
k. Cuci tangan.
l. Pintu harus selalu tertutup saat meninggalkan ruangan
isolasi.
ISOLASI PASIEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
034/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

m. Pembersihan ruangan isolasi dilakukan sesuai prosedur yang


telah ditetapkan.
n. Dokumentasikan dalam daftar chek list pada catatan
perawatan.

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, UGD


PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui salah satu lubang
hidung dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah
dengan konsentrasi yang rendah.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Canula oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Jelly
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai
dengan hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.

3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan dibiarkan
kosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah di
isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir di
humidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada ujung canula, jika diperlukan, tetapi
tidak menutup lubang canul.
PEMBERIAN NASAL CANULA OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
035/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

7) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.


8) Masukkan ujung canula ke dalam lubang hidung sedalam 1
cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
11) Aliran antara 1-3 lpm dengan konsentrasi oksigen antara 24-
32 %, aliran > 3 lpm reservoir anatomi hidung penuh dan
oksigen akan terbuang.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan
pernafasan mulut.
15) Rapikan pasien dan alat-alat.
16) Cuci tangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat dengan
mudah keluar dari hidung.
18) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
036/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen dengan


menggunakan canula yang dipasang melalui kedua lubang hidung
dengan cara pemberian oksigen dengan aliran rendah dengan
konsentrasi yang rendah.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi dengan aliran yang rendah dan lebih
efektif diberikan pada pasien yang tidak terpasang NGT.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Canula binasal oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
036/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

- Jelly
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan dibiarkan
kosong.
4) Hubungkan canula binasal O2 ke humidifier yang sudah di isi
aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir di
humidifier.
6) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika diperlukan,
tetapi tidak menutup lubang canul.
7) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.
PEMBERIAN CANULA BINASAL OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
036/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

8) Masukkan kedua ujung canula ke dalam lubang hidung


sedalam 1 cm.
9) Fiksasi selang O2 atau selang bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
10) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
11) Aliran antara 1-6 lpm (untuk anak < 1 tahun, aliran O2 1-
3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24-44 %, aliran > 6
lpm reservoir anatomi hidung penuh dan oksigen akan
terbuang.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
14) Jelaskan pada pasien untuk tidak menggunakan pernafasan
mulut.
15) Rapikan pasien dan alat-alat.
16) Cuci tangan.
17) Periksa canula secara periodic karena canula dapat dengan
mudah keluar dari hidung.
18) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, Ruang rawat inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Hal. : 1/3
037/SPO/ICU/RS
Revisi
BH /VIII/2019
: 001
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara memberikan oksigen aliran rendah


dengan konsentrasi yang tinggi dan dapat digunakan dalam
pemberian therapi aerosol.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekurangan oksigen.
2. Mengikat PCO2 dengan aliran antara 3-4 lpm.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat


- Simple mask oksigen
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Kassa
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. :
037/SPO/ICU/R
001 2/3
SBH /VIII/2019

2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan


dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan dibiarkan
kosong.
4) Hubungkan selang O2 simple mask ke humidifier yang sudah
di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir di
humidifier.
6) Atur aliran oksigen antara 5-8 lpm dengan konsentrasi yang
dihasilkan 35-55 % untuk meningkatkan oksigen dan aliran
antara 3-4 lpm untuk mengikat PCO2
7) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan
8) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan
menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan kain
kassa pada daerah yang tertekan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
037/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

9) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah


selesai .
10) Rapikan pasien dan alat-alat.
11) Cuci tangan.
12) Observasi hemodinamik pasien.
13) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat uap atau
basah.
14) Observasi ketat apabila ada reaksi muntah.
15) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK, dan semua Ruang Rawat Inap.


PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi Hal. : 1/3
038/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk :


1. Meningkatkan kadar PO2 yang normal dalam darah pada
pasien dengan kekurangan oksigen yang tinggi.
2. Diberikan pada pasien sesudah extubasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Masker non rebreathing
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Sumber O2
- Humidifier
2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
038/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan


hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai
batas yang telah ditentukan pada humidifier, jangan
dibiarkan kosong.
4) Hubungkan selang O2 masker non rebreathing ke
humidifier yang sudah di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir di
humidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di flow
meter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menekan volve
(katup) yang ada diantara sungkup dan kantong dengan ibu
jari sampai terisi penuh.
8) Alirkan oksigen antara 8-12 lpm dengan konsentrasi yang
akan dihasilkan antara 55-90 % dan bag (kantong) harus
terisi maksimal 2/3 volume bag.
PEMBERIAN SIMPLE MASK NON REBREATHING
OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Hal. : 3/3
038/SPO/ICU/R
Revisi
SBH /VIII/2019
: 001
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan.
10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan
menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan kain
kassa pada daerah yang tertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat air
dalam kantong harus segera dikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
16) Rapikan pasien dan alat-alat.
17) Cuci tangan.
18) Observasi hemodinamik pasien.
19) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat basah.
20) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT UGD, OK


PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan cara pemberian oksigen dengan aliran


rendah dengan konsentrasi yang tinggi.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untuk meningkatkan


PCO2 dengan tetap mempertahankan kadar PO2 yang normal
dalam darah.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat :


- Masker rebreathing
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Sumber O2
- Humidifier

2. Persiapan pasien :
1) Sampaikan salam.
2) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

3) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan


hemodinamik pasien.
4) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien atau
keluarganya.
3) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan dibiarkan
kosong.
4) Hubungkan selang O2 masker rebreathing ke humidifier yang
sudah di isi aquabidest.
5) Tes aliran oksigen, lihat gelembung udara yang mengalir di
humidifier.
6) Alirkan oksigen dengan aliran maksimal yang ada di flow
meter.
7) Isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang yang
ada diantara sungkup dan kantong dengan ibu jari sampai
terisi penuh.
8) Alirkan oksigen antara 6-12 lpm dengan konsentrasi yang
akan dihasilkan antara 35-60 % dan bag (kantong) harus terisi
maksimal 2/3 volume bag.
9) Pasang sungkup muka, yang sebelumnya aliran O2 sudah
diatur sesuai dengan kebutuhan.
PEMBERIAN SIMPLE MASK REBREATHING OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
039/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

10) Atur tali pengikat sungkup muka sehingga menutup rapat dan
menjaga kenyamanan bagi pasien, bila perlu gunakan kain
kassa pada daerah yang tertekan.
11) Observasi ketat apabila kantong kempis dan jika terdapat air
dalam kantong harus segera dikosongkan.
12) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
13) Rapikan pasien dan alat-alat.
14) Cuci tangan.
15) Observasi hemodinamik pasien.
16) Keringkan wajah pasien jika pada masker terlihat basah.
17) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
18) Cek analisa gas darah setelah 2 jam pemasangan, jika
diperlukan.
19) Pantau ketat apabila terjadi peningkatan PCO2.

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


PEMASANGAN NASAL OKSIGEN
KATETER
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu prosedur tindakan memberikan oksigen


dengan menggunakan kateter yang di pasang melalui
hidung.

TUJUAN Sebagai penerapan acuan langkah-langkah untukmemenuhi


kebutuhan oksigen pada pasien yang mengalami gangguan
pemenuhan oksigenasi.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan alat


- Nasal Kateter
- Aquabidest steril
- Manometeroksigen
- Oksigen tabung / oksigen sentral
- Pengalas kerja
- Sarung tangan bersih dalam tempatnya
- Tissue
- Neirbekken
- Jelly
- Humidifier
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

2. Persiapan pasien
1) Sampaikan salam.
2) Kaji ulang kebutuhan oksigen melalui nasal kateter.
3) Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4) Atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan
hemodinamik pasien.
5) Jaga privacy pasien tidur dengan menutup gorden atau
memasang sampiran.
3. Pelaksanaan
1) Cuci tangan.
2) Alat-alat didekatkan.
3) Pasang sarung tangan.
4) Bersihkan hidung dengan menggunakan tissue.
5) Isi humidifier oksigen dengan aquabidest steril sampai batas
yang telah ditentukan pada humidifier, jangan dibiarkan
kosong.
6) Hubungkan nasal kateter O2 ke humidifier yang sudah di isi
aquabidest.
7) Beri pelicin (jelly) pada kedua ujung canula, jika diperlukan,
jangan sampai menutupi lubang dari kanula tersebut.
8) Test aliran oksigen, jika ada aliran kemudian tutup kembali.
PEMASANGAN NASAL OKSIGEN KATETER

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
040/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

9) Ukur nasal kateter oksigen mulai ujung hidung dampai ke daun


telinga.
10) Masukkan ke lubang hidung secara perlahan-lahan sampai
batas yang telah ditentukan.
11) Anjurkan untuk membuka mulut, kemudian lihat bagian uvula.
12) Apabila kateter telah tampak, tarik kembali kateter sampai
ujung kateter tepat di belakang uvula.
13) Alirkan oksigen secara perlahan dari aliran yang paling kecil
sampai aliran yang dibutuhkan untuk pasien.
14) Fiksasi selang O2 atau selangnya bisa dilekatkan pada kedua
telinga.
15) Aliran antara 1-6 lpm (pada anak < 1 tahun aliran O2 antara 1-
3 lpm) dengan konsentrasi oksigen antara 24- 44 %, aliran > 6
lpm reservoir anatomi hidung penuh dan oksigen akan
terbuang..
16) Observasi hemodinamik pasien.
17) Jelaskan pada pasien bahwa tindakan pemasangan sudah
selesai .
18) Rapikan pasien dan alat-alat.
19) Cuci tangan.
20) Dokumentasikan tindakan yang dilakukan

UNIT TERKAIT UGD, OK, Seluruh Ruang Rawat Inap.


MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi: Hal. : 1/3
041/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Mengukur balance cairan merupakan suatu tindakan mengukur


keseimbangan cairan masuk dengan cairan keluar tubuh.

TUJUAN Mengetahui keseimbangan cairan tubuh.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :


- Alattulis / pencatatan.
- Gelasukururin/urin bag.
- Alatpengukurberatbadan.

B. PROSEDUR :
1. Menjelaskantujuandanprosedur yang akandilakukan.
2. Mencucitangan.
3. Mengukurberatbadanpasien.
4. Menghitung intake :
- Oral ( makan, minum).
- Enteral ( obat oral, ngt ) dalam 24 jam.
5. Menghitung intake parental ( cairaninfus, injeksi ) dalam 24 jam.
6. Menentukancairanmetabolismedalam 24 jam.
7. Menghitungout put urine dalam 24 jam.
8. Menghitungout put feces dalam 24 jam.
9. Menentukan Balance cairananak :
a. Air metabolisme :
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
041/SPO/ICU/RS
001
BH /VIII/2019

a. Air metabolisme :
- usiabalita ( 1-3 tahun ) : 8cc/kgBB/hari.
- usia 5-7 tahun : 8-8,5cc/kgBB/hari.
- usia 7-11 tahun : 6-7cc/kgBB/hari.
- usia 12-14 tahun : 5-6cc/kgBB/hari
b. Menghitung IWL padaanak :
Rumus : (30 – usiaanakdalamtahun ) x cc/KgBB/hari.
c. Menghitung urine anakngompol : 0.5 – 1 cc / kgBB/hari.
d. Menghitung Balance
cairananakdengankenaikansuhu : Rumus : IWL +
200 (Suhutinggi – 36,8°C).
10. Menghitung IWL ( INSENSIBLE WATER LOSS )dewasa :
Jmlcairan yang keluartdkdisadaridansulitdihitung.
- Keringat
- Uaphawanafas.
a. Insensible Water Loss (IWL) dewasa
: Rumus : ( 15 X BB )
24 JAM
b. IWL dengankenaikansuhu :
Rumus : [( 10% x cairan masuk) x
jumlah kenaikan suhu ] / 24 jam + IWL
Normal.
11. Menghitung balance cairan :
CM – CK – IWL (CAIRAN MASUK – CAIRAN KELUAR –
IWL).
a. CM (input) : Cairanmasuk
- Infus
- Minuman
- Kandungancairandalammakanan
- Volume cairandalam obat2an
(sirup, suntikan, drip).
b. CK (Out Put) : Cairankeluar
- Urine
- Muntah
- NGT
- Draine.
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
041/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

12. Dokumentasikan hasil dari penghitungan balance cairan


13. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Unit rawat Intensif


PEMULANGAN PASIEN
KRITIS
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
042/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau
lebih system tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring
dan terapi.

TUJUAN Agar pasien mendapatkan perawatan lanjutan diRumah sesuai dengan


kondisi yang di butuhkan.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No:

PROSEDUR 1. Memberikan edukasi pada pasien dan atau keluarga seperti :

 Diagnosa dan manajemen


 Rehabilitasi
 Obat-obatan
 ManajemenNyeri
 Perwatan Luka
 Diet dan Nutrisi lain-lainnya

2. Perencanaan pulang dilengkapi dalam 24 jam pertama pasien masuk


ruang rawat :

a. Pasien tinggal dengan siapa.


PEMULANGAN PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
042/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Dimana letak kamar pasien dirumah?


c. Bagaimana kondisi rumah pasien?
d. Bagaimana perawatan kebutuhan dasar pasien?
e. Apakah pasien memerlukan alat bantu khusus?
f. Apa makanan pasien?
g. Apakah perlu dirujuk ke komunitas tertentu?

3. Menjelaskan masalah keperawatan serta tujuan / target terukur.

4. Mengisi nama lengkap dan tandatangan perawat yang melakukan


pengkajian dan perawat yang melengkapi pengkajian.

UNIT TERKAIT  Instalasi Rawat Inap.


 Instalasi Gawat Darurat.
 Bidang Pelayanan.
 Bidang Keperawatan.
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
043/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Transportasi pasien critical adalah pemindahan pasien dalam


keadaan kritis dari unit lain ke ICU atau sebaliknya, atau pun ke
rumah sakit lain untuk tindakan diagnostic atau pun keperluan
lain.

TUJUAN Menjaga Keamanan Pasien Selama Transportasi Pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. DPJP/ perawat icu melakukan assessment pasien sebelum


dilakukan transportasi, dan mengkordinasikan dengan petugas
tempat tujuan pasien tentang identitas, diagnostic, dan kondisi
pasien, keperluan transportasi.
2. Pasien yang di transportasikan potensial mengalami
perburukan.
kebutuhan monitoring,fisiologis dan intervensi akut,
kelanjutan terapi selama transportasi.
3. DPJP/ yang mewakili /perawat penanggung jawab pasien
menjelaskan kepada keluarga pasien terkait prosedur
transportasi yang akan dilakukan, dan alasaan di
TRANSPORTASI PASIEN KRITIS

No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
043/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

transportasikan ke unit lain.


4. Perawat penanggung jawab menyiapkan pasien dan alat- alat
yang di butuhkan selama transportasi.
5. Petugas yang mengantar pasien adalah yang sudah terlatih
dokter, perawat, dan petugas ambulan yang mengerti dan
mengenal dengan kondisi alat transportasi.
6. Ada alat dan prosedur komunikasi yang aman dalam keadaan
emergency, dan tersedia alat pelindung personil, pemadan api.
7. Sedapat mungkin kondisi pasien stabil, kecuali pasien
memerlukan intervensi segera di rumah sakit tujuan.
8. Jalan nafas pasien harus aman, sendiri ataupun dengan intubasi,
bantuan ventilasi manual/mekanik. Sudah harus ada akses intra
vena.
9. Pasien harus dalam keadaan keamanan terjamin, terpasang sabuk
pengaman selama transportasi, monitor dan dokumen tasi harus
terus di lakukan.
10. Serah terima tentang kondisi pasien , terapi yang telah dan sedang
di lakukan, dukumentasi . resume medik, hasil pemeriusaan
penunjang.

UNIT TERKAIT Seluruh unit pelayanan keperawatan.


PERAWATAN PASIEN
DENGAN KONDISI TERMINAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
044/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN 1. Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut


akal sehat sudah tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh, keadaan itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.

2. Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak dapat


disembuhkan lagi.

3. Kematian adalah tahap akhir kehidupan.

4. Perawatan pasien dengankondisiterminal adalah memberikan


pelayanan khusus baik secara jasmaniyah maupun rohaniyah
kepada pasien dengan kondisi terminal.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisi terminal.

2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien dengan


kondisi terminal.

3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien


dengan kondisi terminal.
PERAWATAN PASIEN DENGAN KONDISI
TERMINAL
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
044/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan :
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan melakukan Asesmen kondisi
terminal terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhan emosi:
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisi pasien
b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani kepada
pasien dengan kondisi terminal.
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuai agamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmani pasien.

a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda


kehidupan pasien.

b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman dalam


berbaring.

c. Memberikan obat-obatan anti nyeri.

d. Melakukan perawatan personal higiene.

e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairan infus.

UNIT TERKAIT - Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)


- Dokter Jaga
- Perawat
- Petugas Bina Rohani
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Kondisi koma adalah keadaan penurunan kesadaran dan respons


dalam bentuk yang berat, kondisinya seperti tidur yang dalam di
mana pasien tidak dapat bangun dari tidurnya.

TUJUAN 1. Memberikan rasa puas secara jasmani dan rohani kepada


pasien dengan kondisi koma .
2. Memberikan rasa nyaman dan bebas nyeri pada pasien dengan
kondisi koma.
3. Memberikan rasa ikhlas dan tabah kepada keluarga pasien
dengan kondisi koma.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Persiapan :
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau dokter jaga
melakukan Asesment kondisi koma terhadap pasien.
2. Memenuhi kebutuhan emosi :
a. Menginformasikan ke keluarga terkait kondisi pasien
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

b. Pendampingan Keagamaan oleh petugas Bina Rohani kepada


pasien dengan kondisi terminal
c. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
memberikan tuntunan menjelang ajal sesuai agamanya.
3. Memenuhi kebutuhan jasmani pasien.
a. Perawat melakukan evaluasi Vital sign/tanda-tanda
kehidupan pasien
b. Membantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman dalam
berbaring.
c. Memberikan obat-obatan anti nyeri.
d. Melakukan perawatan personal higiene.
e. Memenuhi kenutuhan nutrisi melalui NGT / cairan infus.
4. Perawatan Dasar :
a. Memenuhi kebutuhan zat asam, makanan, dan cairan
b. Memelihara kebersihan tubuh
c. Mempertahankan miksi dan defekasi dapat berlangsung secara
teratur
d. Mencegah terjadinya infeksi sekunder
e. Mencegah terjadinya decubitus
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan klien dengan
koma :
a. Zat asam: jaga pernapasan tetap leluasa.
b. Jika ada secret di faring, lakukan suction.
c. Jika pernapasan masih belum bebas, pasang endotracheal tube.
PELAYANAN PASIEN DENGAN KONDISI
KOMA
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 3/3
045/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

d. Cairan, glukosa, dan elektrolit.


Untuk mencukupi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak,
vitamin, dan elektrolit diberikan sonde/NGT.
e. Kandung kencing. Jika terjadi retensi urine pasang kataterisasi.
Perhatikan sterilitas dalam pemasangan kateter, jangan sampai
terjadi UTI.
f. Rectum: BAB 2-3 hari sekali, kalau perlu diberikan gliserin
secara rectal.
g. Perawatan mata: beri oxytetracycline salep mata.
h. Perawatan kulit: beri bedak setelah mandi agar tidak timbul
maserasi.

UNIT TERKAIT Ruang Rawat Inap


ICU / ICCU
IGD
Bagian Bina Rohani
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
046/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dobutamin dalam
Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan :
b. Dobutrex : 1 vial : 20 cc = 250 mg
c. Dobujec : 1 Ampul : 5 cc = 250 mg
2. Pengenceran :
50 cc 1 cc = 5000 µgr
3. Dosis :
1 – 20 µgr
4. Rumus :

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS DOBUTAMIN dalam SYRING
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 2/2
046/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019

5. Tabel :
Dosis 40 Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg 80 Kg
1. 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,9 0,96
2. 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,9 1,92
3. 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,7 2,88
4. 1,92 2,16 2,4 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
5. 2,4 2,7 3 3,3 3,6 3,9 4,2 4,5 4,8
6. 2,88 3,24 3,6 3,96 4,32 4,68 5,04 5,4 5,76
7. 3,36 3,78 4,2 4,62 5,04 5,46 5,88 6,3 6,72
8. 3,84 4,32 4,8 5,28 5,76 6,24 6,72 7,2 7,68
9. 4,32 4,86 5,4 5,94 6,48 7,02 7,56 8,1 8,64
10. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8,4 9 9,6
11. 5,28 5,94 6,6 7,26 7,92 8,58 9,24 9,9 10,56
12. 5,76 6,48 7,2 7,92 8,64 9,36 10,08 10,8 11,52
13. 6,24 7,02 7,8 8,58 9,36 10,14 10.92 11,7 12,48
14. 6,72 7,56 8,4 9,24 10,08 10,92 11,76 12,6 13,44
15. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
16. 7,68 8,64 9,6 10,56 11,52 12,48 13,44 14,4 15,36
17. 8,16 9,18 10,2 11,22 12,24 13,26 14,28 15,3 16,32
18. 8,64 9,72 10,8 11,88 12,96 14,04 15,12 16,2 17,28
19. 9,12 10,26 11,4 12,54 13,68 14,82 15,96 17,1 18,24
20. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16,8 18 19,2

UNIT TERKAIT Ruang rawat Intensif


RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
No. Revisi : Hal. : 1/2
047/SPO/ICU/R
001
SBH /VIII/2019
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Dopamine dalam
Syring Pump.
TUJUAN Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No : 042/PER/DIR/RSU-
N /VIII/2019Tentang Pedoman Pelayanan ICU.
PROSEDUR 1. Sediaan :
1 Ampul – 200 mg
2. Pengenceran :
200 mg / 50 cc
1 cc = 4000 µgr
3. Dosis :
1 – 20
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑀𝑔)𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Drip infus :
(Dosis x BB x 60 x vol infus ) : 200.000 = … ml/Jam.
RUMUS DOPAMIN dalam SIRINGE
PUMP
No. Dokumen :
No.Revisi Hal. : 2/2
047/SPO/ICU/R
: 001
SBH /VIII/2019

5. Tabel :
Dosis 40 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 Kg 70 75 Kg 80 Kg
Kg Kg
1. 0,6 0,675 0,75 0,82 0,9 0,975 1,0 1,125 1,2
5 5
2. 1,2 1,35 1,5 1,65 1,8 1,95 2, 2,25 2,4
1
3. 1,8 2,025 2,25 2,45 2,7 2,93 3,1 3,375 3,6
5
4. 2,4 2,7 3,0 3,3 3,6 3,9 4, 4,5 4,8
2
5. 3,0 3,375 3,75 4,12 4,5 4,875 5,2 5,625 6
5 5
6. 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,85 6, 6,75 7,2
3
7. 4,2 4,725 5,25 5,77 6,3 6,825 7,3 7,875 8,4
5 5
8. 4,8 5,4 6 6,6 7,2 7,8 8, 9 9,6
4
9. 5,4 6,075 6,75 7,42 8,1 8,775 9,4 10,125 10,8
5 5
10. 6,0 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10, 11,25 12
5
11. 6,6 7,425 8,25 9,07 9,9 10,725 11, 12,375 13,2
5 55
12. 7,2 8,1 9 9,9 10,8 11,7 12, 13,5 14,4
6
13. 7,8 8,775 9,75 10,7 11,7 12,675 13, 14,625 15,6
25 65
14. 8,4 9,45 10.5 11,5 12,6 13,65 14, 15,75 16,8
5 7
15. 9,0 10,125 11,25 12,3 13,5 14,625 15, 16,875 18
75 75
16. 9,6 10,8 12 13,2 14,4 15,6 16, 18 19,2
8
17. 10,2 11,475 12,75 14,0 15,3 16,575 17, 19,125 20,4
25 85
18. 10,8 12,15 13,5 14,8 16,2 17,55 18, 20,25 21,6
5 9
19. 11,4 12,825 14,25 15,6 17,1 18,525 19, 21,375 22,8
75 95
20. 12,0 13,5 15 16,5 18 19,5 2 22,5 24
1

UNIT TERKAIT Ruang rawat intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(1 AMPUL)
No. Dokumen :
048/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor
Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No:

PROSEDUR 1. Sediaan :
1 Ampul : 4 cc = 4 mg
2. Pengenceran :
4 mg / 50 cc
1 cc = 0,80 mg = 80 µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(1 AMPUL)
No. Dokumen :
048/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001

5. Tabel :
40 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Gg 65 Kg 70 Kg 75 Kg
Kg Kg
0,1 3 3,375 3,75 4,125 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,2 6 6,75 7,5 8,25 9 9,75 10,5 11,25 12
0,3 9 10,125 11,25 12,375 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,4 12 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24
0,5 15 16,875 18,75 20,625 22,5 24,375 26,25 28,125 30
0,6 18 20,25 22,5 24,75 27 29,25 31,5 33,75 36
0,7 21 23,625 26,25 28,875 31,5 34,125 36,75 39,375 42
0,8 24 27 30 33 36 39 42 45 48
0,9 27 30,375 33,75 37,125 40,5 43,875 47,25 50,625 54
1 30 33,75 37,5 41,25 45 48,75 52,5 56,25 60

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(2 AMPUL)
No. Dokumen :
049/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001
Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Nor
Epineprine dalam Siringe pump
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No:

PROSEDUR 1. Sediaan :
2 Ampul : 8 cc = 8 mg
2. Pengenceran :
8 mg / 50 cc
1 cc = 0,160 mg = 160 µgr
3. Dosis :
Mulai 0,1 µg/kg/mnt
µgr/kgBB/mnt
4. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠𝑥𝐵𝐵𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
NOR EPINEPRINE dalam SIRINGE PUMP
(2 AMPUL)
No. Dokumen :
049/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001
6. Tabel
40 60 80
Dosis 45 Kg 50 Kg 55 Kg 65 Kg 70 Kg 75 Kg
Kg Kg Kg
0,1 1,5 1,6875 1,875 1,875 2,25 2,4375 2,625 2,8125 3
0,2 3 3,375 3,75 3,75 4,5 4,875 5,25 5,625 6
0,3 4,5 5,0625 5,625 5,625 6,75 7,3125 7,875 8,4375 9
0,4 6 6,75 7,5 7,5 9 9,75 10,5 11,25 12
0,5 7,5 8,4375 9,375 9,375 11,25 12,1875 13,125 14,0625 15
0,6 9 10,125 11,25 11,25 13,5 14,625 15,75 16,875 18
0,7 10,5 11,8125 13,125 13,125 15,75 17,0625 18,375 19,6875 21
0,8 12 13,5 15 15 18 19,5 21 22,5 24
0,9 13,5 15,1875 16,875 16,875 20,25 21,9375 23,625 25,3125 27
1 15 16,875 18,75 18,75 22,5 26,25 26,25 28,125 30

UNIT TERKAIT Unit Rawat intensif


RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001

Ditetapkan,
Direktur
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat Adrenalin
dalam Siringe pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di
butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Pengenceran :
5 mg / 50 cc
1 cc = 0,1 mg = 100 µgr
2. Dosis :
0,01 s/d 0,2
µgr/kgBB/mnt
3. Rumus :
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
RUMUS ADRENALIN dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
050/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001

4. Tabel :

Dosis 40 Kg 45 Kg 50 Kg 55 Kg 60 Kg 65 K 70 Kg 75 Kg 80 Kg
0,01 0,24 0,27 0,3 0,33 0,36 0,39 0,42 0,45 0,48
0,02 0,48 0,54 0,6 0,66 0,72 0,78 0,84 0,90 0,96
0,03 0,72 0,81 0,9 0,99 1,08 1,17 1,26 1,35 1,44
0,04 0,96 1,08 1,2 1,32 1,44 1,56 1,68 1,80 1,92
0,05 1,2 1,35 1,5 1,65 1,80 1,95 2,1 2,25 2,40
0,06 1,44 1,62 1,8 1,98 2,16 2,34 2,52 2,70 2,88
0,07 1,68 1,89 2,1 2,31 2,52 2,73 2,94 3,15 3,36
0,08 1,92 2,16 2,1 2,64 2,88 3,12 3,36 3,6 3,84
0,09 2,16 2,43 2,7 2,97 3,24 3,51 3,78 4,05 4,32
0,1 2,4 2,7 3,0 3,30 3,6 3,90 4,2 4,5 4,80
0,15 3,6 4,05 4,5 4,95 5,4 5,83 6,3 6,75 7,20
0,2 4,8 5,4 6,0 6,60 7,2 7,80 8,4 9,0 9,60
0,25 6,0 6,75 7,5 7,5 9,0 9,73 10,5 11,25 12
0,3 7,2 8,1 9,0 9,9 10,8 11,7 12,6 13,5 14,4
0,35 8,4 9,45 10,5 11,55 12,6 13,65 14,7 15,75 16,8
0,4 9,6 10,8 12,0 13,2 14,4 15,6 16,3 18,0 19,2
0,45 10,8 12,15 13,5 14,85 16,2 17,55 18,9 20,25 21,6
0,5 12,0 13,5 15,0 16,5 18,0 19,5 2,1 22,5 24,0

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


RUMUS NITRAT dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt

PENGERTIAN
Suatu rumus yang digunakan untuk pemberian obat
Nitrat(Nitrocin / Gliseril Trinitrat) dalam Siringe pump.
TUJUAN
Agar jumlah obat yang di berikan sesuai dengan yang di butuhkan
KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No :

PROSEDUR 1. Sediaan :
1 vial = 10 cc = 10 mg = 10.000 µgr
1 cc = 1 mg = 1000 µgr
2. Pengenceran :
5 mg / 50 cc
3. Dosis : Mulai dosis kecil 10 mikro / mnt atau 30 mikro / mnt.
4. Hal2 yang perlu diperhatikan :
- Tekanan darah harus adekuat dan monitor Tekanan Darah
ketat.
- Dosis dinaikan 10 mikro tiap 10 menit.
- Sasaran tergantung kasus.
- Efek samping : hipotensi, Nyeri kepala, toleransi in
countinous use (2 hr).
RUMUS NITRAT dalam SIRINGE PUMP
No. Dokumen :
051/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001

5. Rumus :

Dosis x60 = ……………. Cc / Jam


1000

6. Tabel :

Dosis Kecepatan Dosis Kecepatan


µgr Siringe Pump µgr Siringe Pump
10 0,6 160 9,6
20 1,2 170 10,2
30 1,8 180 10,8
40 2,4 190 11,4
50 3,0 200 12
60 3,6 210 12,6
70 4,2 220 13,2
80 4,8 230 13,8
90 5,4 240 14,4
100 6,0 250 15,0
110 6,6 260 15,6
120 7,2 270 16,2
130 7,8 280 16,8
140 8,4 290 17,4
150 9,0 300 18

UNIT TERKAIT Unit Rawat Intensif


PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/3
H /VIII/2019 001

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur

STANDAR
PROSEDUR 01 Agustus 2019 drg. Bramantio, SpOrt
OPERASIONAL

Memeriksa tingkat kesadaran pasien dewasa dengan


PENGERTIAN
menggunakan Skala Koma Glasgow.
1. Mendapatkan data obyektif.
TUJUAN
2. Evaluasi perkembangan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS Hj Bunda Halimah No : Tentang Pedoman


Pelayanan
ICU.
PROSEDUR 1. Mengatur posisi klien : supinasi.
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bila mungkin.
3. Memeriksa reflek membuka mata dengan benar.
4. Memeriksa reflek verbal dengan benar.
5. Memeriksa reflek motorik dengan benar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Dengan perintah 3
- Dengan rangsangan nyeri 2
- Tidak buka mata 1
02 RESPON VERBAL :
- Orientasi tempat & waktu 5
- Bicara membingungkan. 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/3
H /VIII/2019 001

NO Elemen penilaian Skore


- Kata-kata tidak tepat 3
- Suara tidak dimengerti. 2
- Tidak ada suara. 1
03. RESPON MOTORIK :
- Dengan perintah. 6
- Melokalisir nyeri. 5
- Menarik area nyeri. 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi. 2
- Tidak ada gerakan
1
6. Menilai hasil pemeriksaan :
a. Compos Mentis (conscious) = Skor 15 - 14
Adalah kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab seluruh pertanyaan mengenai kondisi
sekelilingnya.
b. Apatis = Skor 13 - 12
Adalah kondisi kesadaran yg segan buat berhubungan
bersama sekitarnya, sikapnya acuh tidak acuh.
c. Delirium = Skor 11 - 10
Adalah gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berhalusinasi, berteriak-teriak, kadang
berhayal.
d. Somnolen (Obtundasi, Letargi) = Skor 09 - 07
yakni kesadaran menurun, respon psikomotor yg lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih apabila
dirangsang (mudah dibangunkan) namun jatuh tertidur
lagi, dapat memberi jawaban verbal.
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
DEWASA
No. Dokumen :
052/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 3/3
H /VIII/2019 001

e. Stupor (soporo koma) = Skor 06 – 05


Adalah kondisi seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
f. Semi Coma = Skor 04
Adalah Penurunan kesadaran yang tidak memberikan
respon terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan
sama sekali, respon terhadap rangsang nyeri hanya
sedikit, Tetapi reflek kornea & pupil masih ada.
g. Coma (comatose) = Skor 03
Aalah tidak dapat dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tak ada respon kornea
ataupun reflek muntah, mungkin saja serta tidak ada
respon pupil pada cahaya).
7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 1/2
H /VIII/2019 001

Ditetapkan :

Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Agustus 2019

PENGERTIAN Memeriksa tingkat kesadaran pasien anak-anak dengan


menggunakan Skala Koma Glasgow.

TUJUAN 1. Mendapatkan data obyektif.


2. Evaluasi perkembangan pasien.

KEBIJAKAN Peraturan Direktur RS. Hj. Bunda Halimah No :

PROSEDUR 8. Mengatur posisi klien : supinasi.


9. Menempatkan diri disebelah kanan pasien, bila mungkin.
10. Memeriksa reflek membuka mata dengan benar.
11. Memeriksa reflek verbal dengan benar.
12. Memeriksa reflek motorik dengan benar.
Tabel Penilaian GCS
NO Elemen penilaian Skore
01. MEMBUKA MATA (EYE) :
- Spontan 4
- Patuh pada perintah / suara 3
- Dengan rangsangan nyeri 2
- Tidak buka mata 1
02 RESAPON VERBAL :
- Mengoceh 5
- Menangis lemah 4
PENILAIAN GLASGOW COMA SKALE (GCS)
ANAK-ANAK / BAYI.
No. Dokumen :
053/SPO/ICU/RSB No. Revisi : Hal. : 2/2
H /VIII/2019 001

NO Elemen penilaian Skore


- Menangis (karena diberi rangsang 3
nyeri).
- Merintih (karena diberi rangsang 2
nyeri).
- Tidak ada suara. 1
03. RESPON MOTORIK :
- Spontan. 6
- Menarik (karena sentuhan) 5
- Menarik (karena rangsang nyeri). 4
- Fleksi abnormal. 3
- Extensi abnormal. 2
- Tidak ada gerakan
1
13. Menilai hasil pemeriksaan .
14. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

UNIT TERKAIT IGD


RAWAT INAP
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
0 1/ 3

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

Alat yang terdiri dari daya arus searah dan sebuah kapasitor untuk
menyimpan muatan listrik dalam jumlah yang ditentukan. Muatan
dilepaskan melalui padle yang ditempel di dada.
Prinsip penggunaanya :
1. Defibrilasi tindakan dengan aliran listrik asyncronic diberikan
PENGERTIAN
pada pasien dengan gelombang EKG VF dan VT tanpa nadi,
dosisnya 200-400 joule
2. Cardioversi tindakan dengan aliran listrik synchronic diberikan
pada pasien dengan gelombang EKG PAT, SVT/VT dengan
nadi, AV dosisnya 50-150 joule,
1. Defibrilasi : depolarisasi sel-sel miocard dan kemudian terjadi
TUJUAN repolarisasi yang seragam dan kontraksi otot jantung membaik
2. Kardioversi : irama menjadi sinus

SK Direktur No:
KEBIJAKAN
1. Persiapan alat :
a. Defibrilator siap pakai
b. Jelly EKG
c. Tissue
d. Emergenci troli
e. Persiapan intubasi
f. Ambubag dan one way
g. Nierbekken
h. Obat anti aritmia
PROSEDUR i. Spuit 10 cc, spuit 50 cc, dext 5 % : 25-50 cc
j. Ektension tube
k. Syringe pump
l. Papan resusitasi
m. Sarung tangan
2. Prosedur Kerja :
a. Perawat mengidentifikasi pasien dengan mencocokan nama,
tanggal lahir pada gelang identitas pasien
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
0 2/ 3

Ditetapkan,
Direktur,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

b. Dokter menginformasikan tujuan tindakan kepada keluarga,


bila kardioversi harus ada IC
c. Perawat mempersiapkan alat dan membawa kedekat pasien
d. Perawat menutup gorden/sampiran
e. Perawat mencuci tangan sesuai SPO PPIRS
f. Perawat membuka baju bagian dada dan memasang chest
lead
g. Chest Lead RA, LA, N
h. Perawat menghubungkan kabel power ke sumber listrik dan
menghidupkan mesin defibrillator sesuai tombol yang ada di
mesin
i. Dokter/ perawat memastikan gelombang EKG : VT/VF tanpa
nadi atau SVT, PAT, AF
j. Perawat mengolesi paddle dengan jelly EKG
PROSEDUR
k. Dokter menentukan energy dengan memutar tombol energy
yang ada dimesin
l. Dokter meletakan padle disternum dan Apek
m. Dokter memberi aba-aba area clear/ jangan memagang
tempat tidur
n. Dokter menekan tombol charge lihat sampai energy yang
diinginkan tercapai
o. Dokter menekan tombol SHOCK dengan member tekanan
±10-12 kg
p. Dokter/perawat mengevaluasi gelombang EKG bila masih
menetap, asistol atau irama sinus ritme
q. Dokter melajutkan defibrilisasi/ cardioversi dengan energy
lebih tinggi bila gambaran EKG masih menetap
PENGENDALIAN
DEFIBRILATOR CARDIAC SHOCK

Nomor Dokumen :
No. Revisi : Halaman :
0 3/ 3

Ditetapkan,
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit : Direktur,
OPERASIONAL
01 Agustus 2019
drg. Bramantio, SpOrt

r. Perawat/dokter melakukan RJP bila gelombang EKG Asistol


s. Dokter/perawat memberikan obat sulfasatropin bila
gambaran EKG bradicardi, bila EKG sinus ritme observasi
pasien
t. Perawat/ Dokter memberikan dosis maintenance obat anti
aritmia (amiodaron) sesuai kolaborasi
u. Perawat membersihkan dada pasien dengan tissue,
v. Perawat membersihkan padle dengan tissue
w. Perawat membuang sampah ke bengkok dan memasukan
sampah dalam medis dan non medis
x. Perawat membuka gorden
PROSEDUR
y. Perawat /Dokter melakukan cuci tangan sesuai SPO PPIRS
z. Perawat/Dokter melkaukan dokumentasi tindakan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Bila melakukan cardioversi tekan tombol syncronice pada
mesin defibrillator
b. Saat memasang chest lead letakkan RA di ekstremitas kanan
atas dan N di Midaksila sejajar iga ke-4
c. Saat mengolesi jelly energy jangan diisi
d. Jika pasien menggunakan TPM maka mesin harus dimatikan
e. Saat meberikan obat anti aritmia gunakan mesin syringe
pump
1.
UNIT 1. ICU
TERKAIT 2. IGD
3.

Anda mungkin juga menyukai