Anda di halaman 1dari 3

Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah

menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran air dapat berasal dari limbah
terpusat seperti limbah industri, limbah usaha peternakan, perhotelan, rumah sakit dan limbah tersebar
seperti limbah pertanian, perkebunan dan domestik. Pencemaran air telah timbul di berbagai daerah
baik diperkotaan maupun dipedasaan dan dapat berdampak bagi kesehatan masyarakat. Limbah cair
tahu merupakan salah satu limbah yang dihasilkan oleh industri rumahan baik dalam skala kecil maupun
skala besar. Tingginya angka konsumsi tahu di masyarakat menyebabkan tingginya pula angka produksi
tahu, sehingga menghasilkan limbah yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika limbah tersebut tidak
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah tahu itu sendiri mengandung bahan-
bahan organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam amino. Menurut Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No 15 Tahun 2008, baku mutu air limbah bagi usaha dan /atau kegiatan
pengolahan kedelai khusunya pengolahan industri tahu untuk parameter TSS standar baku mutu air
yaitu 200 mg/l. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan
karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau
kuman lainnya baik yang merugikan pada produk tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan air
limbah ini akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan akan menimbulkan bau busuk. 2

Usaha tahu di Indonesia rata-rata masih dilakukan dengan teknologi yang sederhana, sehingga tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya (air dan bahan baku) dirasakan masih rendah dan tingkat produksi
limbahnya juga relatif tinggi. Kegiatan industri tahu di Indonesia didominasi oleh usaha-usaha skala kecil
dengan modal yang terbatas. Dari segi lokasi, usaha ini juga sangat tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Sumber daya manusia yang terlibat pada umumnya bertarafpendidikan yang relatif rendah,
serta belum banyak yang melakukan pengolahan limbah.

Industri tahu merupakan industri kecil yang banyak tersebar di kota-kota besar dan juga di pedesaan.
Tahu adalah makanan padat yang dicetak dari sari kedelai (Glycine max) dengan proses pengendapan
protein pada titik isoelektriknya, yaitu suatu kondisi dimana telah terbentuk gumpalan (padatan) protein
yang sempurna pada suhu 50 0C, dan cairan telah terpisah dari padatan protein tanpa atau dengan
penambahan zat lain yang diizinkan antara lain, bahan pengawet dan bahan pewarna (Hartati dalam
Pohan, 2008: 1)

Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair.
Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah ini kebanyakan oleh
pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah
menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering dan cake.
Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan, dan pencetakan
tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu dengan karakteristik
mengandung bahan organik tinggi dan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD) yang cukup tinggi pula, jika langsung dibuang ke badan air, jelas sekali akan menurunkan
daya dukung lingkungan (Subekti, 2011: B61-B62).
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya,
karena pada umumnya industri rumah tangga ini mengalirkan air limbahnya langsung ke selokan atau
sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Keadaan ini disebabkan masih banyak pengrajin tahu yang belum
mengerti akan kebersihan lingkungan, di samping tingkat ekonomi yang masih rendah sehingga
pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi mereka (Pohan, 2008: 2)

Pekanbaru

Pekanbaru merupakan salah satu kota yang memiliki perkembangan cukup pesat di Sumatera. Keadaan
ini juga berpengaruh sangat positif terhadap perkembangan pada sektor perekonomian, termasuk
kemunculan beragam pabrik dalam skala rumah tangga seperti pabrik beragam jenis makanan, baik
untuk kebutuhan sehari-hari maupun dalam bentuk makanan ringan. Untuk pabrik rumah tangga yang
memproduksi kebutuhan sehari-hari termasuk pabrik tahu yang hampir setiap kota di Indonesia selalu
ditemukan. Industri tahu pada umumnya beroperasi dalam bentuk usaha rumah tangga, dan limbah
yang dihasilkannya pada dasarnya tidak dikelola dan dialirkan lansung ke dalam perairan terdekat.
Industri pengolahan limbah tahu ditemukan berjumlah 33 buah di Pekanbaru, dan semuanya dalam
bentuk usaha rumah tangga. Sebanyak 13 dari 33 buah indutsri pembuatan tahu di Kota Pekanbaru
berada di sepanjang pinggiran Sungai Air Hitam (Disperindag, 2009). Walau usaha ini dalam bentuk
usaha rumah tangga, namun disebabkan industri ini cukup banyak jumlahnya maka limbah yang
dihasilkan disangsikan berdampak signifikan terhadap lingkungan. Seperti yang berada di pinggir sungai
Air Hitam, terdapat 13 buah industri tahu sebagaimana dilaporkan Disperindag (2009), dimana kesemua
industri tersebut membuang limbahnya lansung ke sungai tersebut. Sementara bila limbah dibuang ke
lingkungan harus memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan (Darsono, 2007)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air sudah tersedia dan diantaranya menyatakan bahwa diperlukan upaya
pemeliharaan kualitas air agar tetap dalam kondisi alamiahnya dan pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air dan pemeliharaan kualitas air agar kualitasnya sesuai dengan standar baku mutu air.
Mengingat tingginya potensi pencemaran perairan akibat limbah cair industri pembuatan tahu, maka
diperlukan strategi pengendalian pencemaran perairan tersebut dengan mengolah limbah cair sebelum
dibuang ke lingkungan. Mengingat setiap limbah seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
dalam perairan, sementara pengolahan limbah sendiri juga membutuhkan biaya cukup besar. Disamping
itu sebagaimana disebutkan di atas bahwa industri seumpama pembuatan tahu hanya dalam bentuk
skala rumah tangga. Untuk mengatasi limbah yang dihasilkan tetap seharusnya diolah, tentu
membutuhkan pengolahan limbah dengan proses sesederhana mungkin dan juga dengan biaya
serendah mungkin agar tidak begitu mengganggu keberlanjutan industri tahu masyarakat itu sendiri.

Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah mengolah limbah cair dengan memanfaatkan
mikroorganisme(bioremediasi). Pengolahan limbah menggunakan mikroorganisme ini sudah banyak
dilakukan, dan proses pengolahan limbah dengan menggunakan mikroorganisme ini juga termasuk
pengolahan limbah sangat sederhana serta mudah dilakukan. Disamping peralatan yang dipakai dalam
proses pengolahan limbah relatif murah serta bahan baku mikroorganisme yang digunakan juga mudah
diperoleh di tempattempat penjualan yang berhubungan dengan bahan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai