Skripsi Abndsna
Skripsi Abndsna
86
86
Sejarah Dan Perkembangan HKI Indonesia, http://www.greasy.com/.Agus Sardjono, Accessed:
11/10/2010 08:10
87
Hak monopoli yang dimaksud di sini adalah hak eksklusif atas suatu temuan atau hasil karya
seseorang, sehingga hak-haknya bisa dilindungi dari usaha penjiplakan atau pencurian ide oleh
orang lain.
88
Sardjono. Op.Cit.
Universitas Indonesia
masalah hak cipta suatu ide dan sebuah karya yang sudah jadi.
Universitas Indonesia
Dua isu itulah yang kemudian melahirkan beberapa prinsip dasar, dan
akhirnya menimbulkan wacana bahwa hak paten itu harus diatur dalam sebuah
sistem yang efektif. Kemudian pemerintah juga didesak untuk segera memberikan
pemahaman internasional atas perlindungan paten secepat mungkin. Sebagai
tindak lanjut Kongres Wina, sebuah Kongres Internasional Industri Properti pun
diselenggarakan di Paris pada tahun 1878. Hasil utamanya adalah keputusan
bahwa salah satu pemerintah harus diminta untuk menyelenggarakan konferensi
diplomatik internasional dengan tugas menentukan dasar seragam Undang-
Undang di bidang hak milik industri.
90
WIPO Intellectual Property Handbook: Policy, Law and Use, WIPO Publication No.489, lihat
juga dalam http://www.wipo.int/about-ip/en/iprm/ . Accessed: 10/02/2010 08:10
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sampai saat ini, konvensi Bern telah ditandatangani oleh 173 negara
anggota,91 dan memiliki anggota 173 negara yang menjadikannya sebagai salah
satu perjanjian yang paling banyak diadopsi di seluruh dunia. Konvensi Paris
mulai berlaku di Thailand pada tanggal 2 Agustus 2008, sehingga menjadi negara
ke 173 yang ikut melakukan penandatanganan konvensi Paris.92 Berikut nama
negara yang menjadi anggota konvensi Paris:
Tabel 3.1.
91
World Intellectual Property Organization (WIPO), Konvensi Paris,
http://www.wipo.int/portal/index.html.en, (Pihak Total: 173) Accessed: 10/02/2010 08:10
92
PCT Newsletter, Mei 2008, No. 05/2008, halaman 3.
www.wipo.int/edocs/pctndocs/en/2008/pct_news_2008_5.pdf . Accessed: 12/02/2010 08:22
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Nigeria Zimbabwe
Filipina Guatemala
Guinea
Universitas Indonesia
93
http://www.ipr.co.uk/ Accessed: 10/11/2010 08:34
Universitas Indonesia
Tabel 3.2.
1970 58
1980 70
1990 83
2000 147
2010 164
Universitas Indonesia
1. Pekerjaan yang berasal dari salah satu negara (contohnya karya penulis yang
adalah warga negara dari suatu negara atau perbuatan yang pertama kali
diumumkan dalam tersebut suatu negara) harus diberi perlindungan yang sama
di negara-negara lainnya (asas "national treatment").
Adapun standar minimum perlindungan berkaitan dengan karya dan hak untuk
dilindungi, dan durasi perlindungan adalah:95
94
Berdasarkan Perjanjian pada Trade-Related Aspect of Intellectual Property (TRIPS Agreement),
prinsip-prinsip perlakuan nasional, perlindungan otomatis dan kemerdekaan juga mengikat mereka
perlindungan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Anggota yang bukan pihak dari Konvensi
Bern. Di samping itu, Perjanjian TRIPS membebankan kewajiban dari "most favored-nations" di
mana keuntungan diberikan oleh Anggota WTO ke warga negara dari negara lain juga harus
diberikan kepada warga negara dari semua anggota WTO. Perlu dicatat bahwa kemungkinan
aplikasi tertunda TRIPS tidak berlaku untuk national treatment dan sangat disukai-kewajiban.
Lihat juga http://www.wipo.int/portal/index.html.en. Accessed: 10/11/2010 07:12
95
Berdasarkan Perjanjian TRIPS, hak eksklusif sewa harus diakui dalam hal program komputer
dan, dalam kondisi tertentu, karya audiovisual, lihat juga dalam
http://www.wipo.int/portal/index.html.en . Accessed: 10/11/2010 07:32
Universitas Indonesia
96
Berdasarkan Perjanjian TRIPS, setiap jangka waktu perlindungan yang dihitung atas dasar lain
daripada kehidupan orang perorangan, harus minimal 50 tahun dari publikasi resmi pertama
Universitas Indonesia
Yang tidak kalah penting ciri utama dari konvensi ini juga menempatkan
negara dianggap sebagai negara-negara berkembang sesuai dengan praktik yang
ditetapkan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk pekerjaan tertentu
dan dalam kondisi tertentu, berangkat dari standar minimum perlindungan
berkaitan dengan hak terjemahan dan hak reproduksi. Namun disisi lain, konvensi
ini juga memberi "hak moral", yaitu, hak untuk mengklaim kepengarangan kerja
dan hak untuk objek ke mutilasi atau deformasi atau modifikasi lainnya, atau
tindakan menghina lainnya sehubungan dengan, pekerjaan yang akan merugikan
untuk menghormati penulis atau reputasi.
pekerjaan, atau-gagal seperti acara-50 tahun dari pembuatan pekerjaan. Namun, aturan ini tidak
berlaku untuk karya fotografi atau karya seni terapan.
97
Keanggotaan sebuah komite/dewan, tapi bukan anggota asli dari badan/organisasi tersebut
(berasal dari luar organisasi itu).
Universitas Indonesia
Hasil positif yang dapat dijadikan acuan keberhasilan dari konvensi Berne
adalah terciptanya standar internasional perlindungan hak cipta untuk para pelaku
intelektual. Akan tetapi, kelemahan dari konvensi Berne juga terlihat karena tidak
diformulasikan tanpa melalui proses resolusi dan perdebatan yang panjang.
Perlindungan yang diberikan pun sangat rawan, terutama di negara lain. Selain
biaya yang mahal untuk melakukan klaim hak intelektual individu di negara lain,
aspek kepercayaan dan jaminan perlindungan dari negara lain juga masih menjadi
Universitas Indonesia
kendala utama.
Universitas Indonesia
98
http://www.wipo.int/portal/ . Accessed: 10/02/2010 07:12
Universitas Indonesia
99
Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Rachmadi Usman, Alumni, Bandung, 2003, hal. 4-5
100
Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Huala Adolf (a), Edisi revisi ke-4, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 48
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pendapat ini cukup masuk akal karena jika kita melihat butir-butir
kesepakatan yang dimaktubkan dalam kesepakatan bersama ada alasan dasar
kenapa persetujuan TRIPs dinilai oleh sebagian kalangan sebagai mekanisme
paling komprehensif. Pengaturan pengelolaan TRIPs dalam setiap butir
persetujuannya terlihat lebih detail dan tegas dalam mengatur mekanisme
pengaturan hak kekayaan intelektual secara umum. Hal ini yang tidak ditemui
dalam perjanjian atau persetujuan perihal pengelolaan hak kekayaan intelektual
sebelum munculnya persetujuan TRIPs. Materi TRIPs juga tidak terfokus kepada
satu tema atau isu aspek tertentu saja karena ruang lingkup TRIPs mengatur tiga
hal penting, yaitu hak cipta, hak milik industrial, dan hak-hak yang terkait dengan
hak cipta. TRIPs adalah rangkuman dari kesepakatan perjanjian sebelumnya
dalam mengatur pengelolaan hak kekayaan intelektual.
107
Intellectual Property Rights, The WTO, and Developing Countries, Carlos M. Correa, (Penang:
Third World Network, 2000), hal 1
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hak Kekayaan Intelektual sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru di Indonesia.
Sejak jaman Pemerintahan Hindia Belanda, Indonesia telah mempunyai undang-
undang tentang hak kekayaan Intelektual yang sebenarnya merupakan
pemberlakuan peraturan perundang-undangan pemerinntahan Hindia Belanda
yang berlaku di negeri Belanda, diberlakukan di Indonesia sebagai negara jajahan
Belanda berdasarkan prinsip konkordansi.
108
Prinsip konkordansi disini adalah negara jajahan mengikuti sistem negara penjajahnya.
Universitas Indonesia
109
Hak Atas Kekayaan Intelektual, Adrian Sutendi, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 63
Universitas Indonesia
yang mulai efektif berlaku tahun 1991. Di tahun 1992, Pemerintah mengganti
Undang-Undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek dengan Undang-undang No.
19 Tahun 1992 tentang Merek.
Setelah menjadi salah satu negara anggota WTO pada tahun 1994, Indonesia mau
tidak mau harus melakukan beberapa perubahan dan sinkronisasi berbagai
undang-undang agar dapat sesuai dengan aturan main di dalam WTO itu sendiri.
TRIPs adalah salah satu elemen utama dari empat aspek penting pembentukan
WTO, di mana Indonesia juga harus melakukan berbagai perubahan Undang-
Undang hak kekayaan intelektual agar sesuai dengan TRIPs. Proses penyelarasan
dan implementasi TRIPs di Indonesia dimulai pada tahun 1997 ketika Indonesia
melakukan amandemen undang-undang tentang hak kekayaan intelektual terkait
dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-
undang No. 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.
7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta; Undang-Undang No. 13 Tahun 1997 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten; dan Undang-
110
Kumpulan regulasi di bidang HaKI di Indonesia, http://www.haki.lipi.go.id/, Accessed:
13/07/2010 07:32
111
Akses Atas ARV dan Perlindungan HKI, Lutfiyah Hanim, http://www.jothi.or.id/ . Accessed:
13/07/2010 07:45
Universitas Indonesia
Tabel 3.3.
112
Kumpulan regulasi di bidang HaKI di Indonesia, http://www.haki.lipi.go.id/, Accessed:
13/07/2010 07:32
Universitas Indonesia
Pemberlakukan TRIPs untuk semua negara anggota tidak lain merupakan tekanan
bagi negara berkembang yang dilakukan oleh negara maju terhadap implementasi
dan pengelolaan hak kekayaan intelektual. Tekanan ini berupa desakan kepada
negara berkembang untuk segera menyesuaikan hukum pengaturan hak kekayaan
intelektual di dalam negeri negara anggota (khususnya negara berkembang
anggota WTO) untuk disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam
persetujuan TRIPs.
Universitas Indonesia
Tabel 3.4.
Perkiraan Kerugian Industri AS Akibat Pembajakan
Hak Cipta Tahun 2004114
113
Ibid.
114
www.iipa.com/pdf/IIPA2007TableofEstimatedTradeLossesandPiracyLevelsfor2006ASIA06060
7.pdf. Accessed: 10/11/2010 08:43
Universitas Indonesia
Tabel 3.5.
Landasan Yuridis Penandatangan MoU Microsoft – RI
No Landasan Yuridis
Universitas Indonesia
MoU Microsoft dan RI ini tercipta juga tidak lepas dari konsekuensi
tekanan internasional yang diterima Indonesia dapat berupa intervensi asing di
Indonesia baik langsung maupun tidak langsung, melalui investasi dalam segala
bentuknya ataupun transaksi perdagangan internasional, senantiasa menuntut dan
dikaitkan dengan adanya sistem penghargaan dan perlindungan hak kekayaan
intelektual yang memadai. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang
senantiasa mempersyaratkan adanya perlindungan hak kekayaan intelektual atas
115
Pembangunan Hukum Kekayaan Intelektual Indonesia: Antara Kebutuhan dan Kenyataan,
Agus Sardjono, (Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Keperdataan Pada
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 27 Februari 2008), hal 150
Universitas Indonesia
dan terhadap produknya baik berupa barang maupun jasa melalui transaksi
perdagangan internasional ataupun investasi langsung (foreign direct investment)
terhadap dan dengan negara tujuan atau mitra usaha (host countries).
Universitas Indonesia