Anda di halaman 1dari 3

Ini dapat dilihat dari ukuran Alokasi Dana Desa yang diterima oleh Desa Ngombakan, Kecamatan

Polokarto, Sukoharjo Kabupaten, yang telah telah meningkat dari tahun ke tahun. Mulai di 2015,
menerima Masukkan sebesar ke Rp. 104.745.000, kemudian di 2016 itu menjadi Rp. 547.901.000, dan
pada 2017 itu menjadi Rp. 816.643.000. Jika dilihat dari tingkat pendidikan desa Ngombakan, hanya
satu kepala urusan keuangan adalah pascasarjana, sekretaris Desa memiliki Diploma dan di samping
itu adalah lulusan dari SMTA dan SMTP. Berikut dapat menjadi dilihat di Tabel B.1. di bawah ini:

Tabel 1.

Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Ngombakan

Posisi Tingkat
Pendidikan

Kepala Desa SMA SLTA

Diploma Sekretaris Desa Diploma

Kepala Urusan Pemerintahan JSS SLTP

Kepala dari Tinggi Sekolah Pembangunan Negeri

SLTA

Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat SLTP

SLTP

Kepala Bagian Keuangan S1 S1

Kepala dari Tinggi Sekolah Umum Negeri SLTA

Sumber: Pemerintah Desa Ngombakan, 2017.

Desa adalah bentuk terkecil dari pemerintahan di Indonesia, di mana yang mayoritas dari para
penduduk bekerja sebagai petani dan peternak, dan tingkat pendidikan biasanya relatif rendah
(Hehamahua, 2015, hlm. 15-23). Karena mayoritas di Indonesia penduduk tinggal di dalam desa.

Peningkatan jumlah desa di Indonesia bisa dapat dilihat di dalam grafik di atas, di mana setiap tahun
telah meningkat. Dalam 2015 jumlah desa di Indonesia mencapai 74.093 desa. Kemudian di 2016
jumlah desa mencapai 74.754. Dan di 2017, sekarang ada 74.954 desa yang tersebar di seluruh
Indonesia. Disana masih ada kemungkinan di 2018 jumlah desa-desa akan mengalami suatu
peningkatan lagi (Keuangan, 2016).

Definisi sebuah desa sesuai dengan UU No 6 dari 2014, adalah sebuah hukum masyarakat yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengelola urusan pemerintah
yang mana kepentingan dari para lokal masyarakat berdasarkan pada inisiatif masyarakat, asal-usul,
dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintah NKRI. Kewenangan
berdasarkan hak asal adalah hak yang merupakan warisan hidup dan inisiatif desa atau inisiatif
masyarakat desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat (UU No 6 tahun 2014).

Pemerintah desa adalah kepala desa atau yang biasa disebut dengan aparat desa sebagai
penyelenggara administrasi desa. Pemerintah desa adalah administrasi urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(UU No 6 tahun 2014). Fungsi pemerintah desa sebagai subsistem dari yang sistem administrasi
pemerintahan di Indonesia, sehingga desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur
dan mengelola dengan kepentingan dari komunitas mereka sendiri (Hehamahua, 2015). Tipologi desa
adalah fakta, karakteristik dan kondisi nyata yang khas dari keadaan desa saat ini serta kondisi yang
berubah dan diharapkan terjadi di masa depan (visi desa). Tipologi desa dibagi menjadi tiga, yaitu desa
yang dirugikan dan / atau sangat dirugikan, desa berkembang, dan desa maju dan / atau mandiri
(Permendesa No 22 Tahun 2016).

Desa Sangat Tertinggal adalah desa-desa yang mengalami kerentanan karena untuk bencana alam,
guncangan ekonomi, dan konflik sosial yang yang tidak mampu mengelola potensi sosial, ekonomi dan
ekologi sumber daya, dan pengalaman kemiskinan di berbagai bentuk.

Desa Berkembang adalah sebuah potensi desa untuk menjadi sebuah desa dari Maju, yang memiliki
satu potensi sosial, ekonomi dan ekologi sumber daya tetapi telah tidak berhasil itu secara optimal
untuk meningkatkan pada kesejahteraan masyarakat pedesaan, kualitas hidup manusia dan
mengatasi kemiskinan (Permendesa No 22 tahun 2016).

Desa Maju adalah sebuah desa yang memiliki satu potensi dari sumber daya sosial, ekonomi dan
ekologi, serta kemampuan untuk mengelola itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan, kualitas hidup dari manusia, dan mengatasi kemiskinan. Desa Mandiri adalah sebuah desa
yang canggih memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembangunan desa untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kehidupan sebagai banyak sebagai mungkin yang kesejahteraan dari pedesaan
masyarakat dengan ekonomi ketahanan, dan berkelanjutan ekologi ketahanan (Permendesa No. 22
dari 2016).

Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota untuk
desa-desa, yang bersumber dari dana keseimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten atau Kota (PP No 72 tahun 2005. Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Negara adalah
bentuk Pengakuan negara kepada desa. Porsi dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten atau Kota untuk desa ini setidaknya 10% dari distribusi proporsional untuk setiap desa
(Warsono & Ruksamin, 2014).

Alokasi Dana Desa (ADD) bertujuan untuk menciptakan pemerintahan desa yang dapat mengelola
pembangunan daerah berdasarkan prioritas anggaran mereka sendiri. Hal ini sesuai dengan poin ketiga
Agenda Pembangunan Nasional dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-
2019 yaitu mewujudkan Nawacita dengan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
wilayah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Banyak yang berpendapat, peluncuran program Dana Desa oleh Pemerintah Indonesia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Program Dana Desa adalah suatu bentuk kepercayaan dari para
pemerintah pusat ke pemerintah desa dalam rangka rencana dan melaksanakan program dan kegiatan
mereka sendiri desa, menurut kebutuhan mereka masing-masing. Pada dasarnya, setiap desa
mendapat sebuah Alokasi Dana desa (Masukkan) sesuai dengan bagian mereka masing-masing.
Distribusi Dana Desa didistribusikan dengan perhitungan di mana 90% didasarkan pada ekuitas (Alokasi
Dasar) dan 10% (Alokasi Formula) berdasarkan variabel jumlah penduduk desa, tingkat kemiskinan
desa, wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa, dengan bobot masing-masing variabel
sebesar 25%; 35%; 10%; dan 30%. Distribusi Dana Desa dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama
pada bulan Maret sebesar 60% dan tahap kedua pada bulan Agustus sebesar 40% (PMK 49 / PMK.07 /
2016).

Petugas Teknis Manajemen Keuangan Desa (PTKPD) terdiri dari Sekretaris Desa , Kepala Seksi (Kasi),
dan Bendahara. Tugas dari para Sekretaris Desa adalah untuk mempersiapkan dan melaksanakan
APB Manajemen Kebijakan Desa; mengkompilasi Raperdes (Draft Peraturan Desa) tentang APB Desa,
perubahan ke dalam APB Desa dan akuntabilitas dari pelaksanaan APB Desa; mengendalikan
pelaksanaan kegiatan yang telah ditentukan di dalam APB Desa; mengkompilasi pelaporan dan
pertanggungjawaban untuk para implementasi dari kegiatan APB Desa; dan memverifikasi rencana
Pengeluaran dan bukti dari pengeluaran (Permendagri No. 113 dari 2014).

Kepala Seksi bertugas menyiapkan rencana untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya, melaksanakan kegiatan dengan LKD (Lembaga Komunitas Desa) yang ditetapkan dalam APB
Desa, melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan beban Anggaran Kegiatan, mengendalikan
pelaksanaan kegiatan, melaporkan kemajuan kegiatan di Kepala Desa, dan menyiapkan dokumen
anggaran dengan mengorbankan pelaksanaan kegiatan (Permendagri No. 113 tahun 2014).

Sementara Bendahara ditugaskan untuk menerima, menyimpan, deposito, mengelola dan


menghitung penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam konteks
pelaksanaan APB Desa (Permendagri No. 113 tahun 2014). Jumlah anggaran Dana Desa setiap tahun
selalu meningkat. Pada 2015 anggaran Dana Desa mencapai 20,7 triliun Rupiah. Pada 2016 mencapai
47,6 triliun Rupiah. Dan pada tahun 2017 anggaran Dana Desa mencapai 81 triliun Rupiah. Hal ini
menyebabkan Alokasi Dana Desa di masing-masing Desa meningkat. Jika pada tahun 2015 ADD untuk
setiap desa menerima 280 Juta Rupiah, pada tahun 2016 ADD untuk setiap desa meningkat menjadi
643 Juta Rupiah. Sedangkan pada 2017 jumlah ADD untuk setiap desa mencapai 1.095 Juta Rupiah.

Anda mungkin juga menyukai