Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh.
Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi system muskulus
skeletal, serta kesejajaran, keseimbangan dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur
dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang
gerak pada beberapa sendi.
Untuk mencegah adnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan
posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien,
adanya paralisi atau paresis, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyaman, dan
kemampuan untuk instruksi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien?
2. Apa saja macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai dengan kebutuhan pasien?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan setiap pengaturan posisi pasien?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian pengaturan posisi pasien
2. Untuk mengetahui tentang macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan
pasien
3. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan setiap pengaturan posisi pasien
1.4 Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini bagi Institusi pendidikan kesehatan adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan mahasiswa sebagai peserta didik dalam menelaah suatu fenomena
kesehatan yang spesifik tentang pengaturan posisi pasien sesuai kebutuhannya.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Perawat)
Makalah ini bagi tenaga kesehatan khususnya untuk perawat adalah untuk
mengetahui pentingnya bagaimana melakukan perubahan posisi pasein.
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik menyusun maupun pembaca adalah
untuk menambah wawasan terhadap pengaturan posisi pasien sesuai kebutuhannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan
mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan
yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak hal itu akan mengganggu apabila
dilakukan dalam waktu yang lama.
Tujuan dalam merubah posisi ialah :
1. Mencegah nyeri otot
2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Bertahankan tonus otot dan reflex
6. Memudahkan suatu tindakan keperawatan
1.2 Macam-macam Posisi Pasien
1. Flower

a. Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepalatempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
b. Tujuan
1) Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
2) Meningkatkan rasa nyaman
3) Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
4) Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
c. Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi
d. Kontraindikasi
1) Fraktur tulang pelvis
2) Post operasi abdomen
3) Fraktur tulang belakang (vtebra lumbalis)
e. Cara kerja :
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan
3) Dudukkan pasien
4) Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur.
5) Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
6) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.
2. Posisi semi fowler

a. Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
b. Tujuan
1) Mobilisasi
2) Memberikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3) Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
c. Indikasi
1) Klien sesak nafas
2) Klien pasca operasi struma hidung, toraks
3) Klien dengan penyakit tenggorakan yang memproduksi sputum aliran
gelembung dan kotoran pada saluran pernafasan
d. Kontraindikasi
1) Klien post operasi servicalis vertebra
2) Kontusion serebri atau cidera otak
3) Comser (comosio serebri atau memar otak)
e. Cara / prosedur
1) Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90
derajat)
2) Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh
bagian atas klien lumpuh
3) Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di
bawah jarak poplital ( di bawah lutut )
3. Posisi sim

a. Definisi
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus
(supositoria).
b. Tujuan
1) Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
2) Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
3) Memasukkan obat supositoria
4) Mencegah dekubitus
c. Indikasi
1) Untuk pasien yang akan di huknah
2) Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
3) Pasien yang tidak mampu mengeluarkan sputum dari mulut
4) Pada klien yang mempunyai secret yang banyak agar tidak masuk ke paru-
paru
5) Untuk pemeriksaan rectum
d. Kontarindikasi
1) Klien dengan kelainan atau adanya fraktur pada sendi dan panggul
e. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi
badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3) Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas
tempat tidur.
4) Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5) Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas
tempat tidur.
4. Posisi trendelenburg

a. Definisi
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
b. Tujuan
c. Indikasi
1) Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2) Pasien shock
3) Pasien hipotensi.
4) Pada pasein dengan pemasangan skin traksi pada kaki
5) Dilakukan pada klien dengan penyakit pembuluh darah perifer
d. Kontraindikasi
1) Klien yang mempunyai potensi penigkatan tekanan cranial
e. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi
badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk
diarahkan ke dada.
3) Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas
tempat tidur.
4) Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5) Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas
tempat tidur
5. Posisi dorsal recumbent
a. Definisi
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi
(ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.
b. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang.
c. Indikasi
1) Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia Untuk
persalinan
2) Dilakukan pada ibu hamil saat melakukan perawatan vulva hygiene
d. Kontraindikasi
1). Dilakukan pada klien yang artritis karena terbatas untuk menekuku lutut
dan panggul.
e. Cara kerja :
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara
kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan
lutut
3) Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat
tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
6. Posisi Litotomi

a. Definisi
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
b. Tujuan
1) Memudahkan untuk pemeriksaan daerah genetalia dan traktus genetalia
2) Memudahkan masuknya speculum vagina
c. Indikasi
1) Untuk ibu hamil
2) Untuk persalinan
3) Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
d. Konraindikasi
1). Pada klien atritis berat
e. Cara kerja
1) Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha
dan tarik ke arah perut
2) Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3) Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomic
4) Pasang selimut
7. Posisi Genu pectrocal/ Knee chest

a. Definisi
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
b. Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.
c. Indikasi
1) Pasien hemorrhoid
2) Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.
d. Kontraidikasi
1). Klien dengan artritis atau kelainan bentuk persendian
e. Cara kerja
1) Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan
dada mencmpel pada kasur tempat tidur.
2) Pasang selimut pada pasien.
8. Posisi orthopeneic

a. Definisi
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang
yang sejajar dada, seperti pada meja.
b. Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas
yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada
elevasi sedang.
c. Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

9. Supinasi

a. Definisi
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar
tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
b. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan
terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
c. Indikasi
1) Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2) Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.
d. Kontraindikasi
1) Tidak disarankan untuk orang yang bermasalah pada daerah servikal atau
lumbal tulang belakang
e. Cara kerja
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan
2) Mencuci tangan
3) Kepala dan punggung klien berada diatas tempat tidur dengan meletakkan
bantal dibawah kepala
4) Kaki diluruskan diatas tempat tidur dengan meletakkan bantal dibawah
kepala
5) Merapikan tempat tidur
6) Cuci tangan
10. Posisi pronasi

a. Definisi
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal.
b. Tujuan
1) Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
2) Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
c. Indikasi
1) Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2) Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.
d. Kontraindikasi
1) Pada klien yang mempunyai masalah jantung dan pernafasan karena akan
mengakibatkan lemas dan pembatasan perluasan dada.
e. Cara kerja
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan
2) Mencuci tangan
3) Atur ketinggian tempat tidur
4) Tubuh diletakkan ditempat tidur bagian depan terletak pada permukaan
tampat tidur
5) Letakkan bantal dibawah kepala dengan menghadapkan kepala kea rah
tempat tidur atau kesamping dengan kepala diatas telinga
6) Letakkan bantal dibawah perut tempatnya pada diafragma
7) Letakkan bantal dibawah sudut kaki sehingga jari-jari kaki tidak menyentuh
tempat tidur
8) Merapikan tempat tidur dank lien
9) Mencuci tangan

11. Posisi lateral

a. Definisi
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian
besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
b. Tujuan
1) Mempertahankan body aligement
2) Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3) Meningkankan rasa nyaman
4) Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap.
c. Indikasi
1) Pasien yang ingin beristirahat
2) Pasien yang ingin tidur
3) Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4) Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.
d. Kontraindikasi
1) Pada klien yang mengalami gangguan pernafasan
e. Cara kerja
1) Menjelaskan prosedur dan tujuan pelaksanaan
2) Mencuci tangan
3) Tubuh dihadapkan kesamping dengan meletakkan bantal pada bawah kepala
4) Lengan bawah dan atas menutup ke fleksi tempat tidur dan posisi jauh dari
tempat tidur serta letakkan bantal dibawah lengan atas
5) Paha dan kaki bagian yang atas difleksikan dengan disandarkan pada bantal
(meletakkan bantal dibawah kaki), bahu dan pinggang harus diluruskan
6) Merapikan tempat tidur
7) Cuci tangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil permasalahan dan hasil pembahasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa posturing atau mengatur dan merubah posisi adalah mengatur
pasien dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini
penting untuk dilakukan karena untuk meringankan beban pasien dan mencegah
terjadinya komplikasi liannya.
B. Saran
Makalah ini hanya mencangkup materi-materi pengaturan posisi pasien sesuia
kebutuhannya dan masih membutuhkan referensi-referensi lain dalam menyusun
makalah maupun tugas ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz, 2010. Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan.
Salemba Medika: Jakarta
Derliana, Devi, 2014. Kebutuhan aktifitas dan mobilisasi fakultas keperawatan
universitas syiah kuala. Banda Aceh, Dkk.

Anda mungkin juga menyukai