Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 8
TEMUAN AUDIT
DI SUSUN OLEH
2019
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah siklus audit kinerja terdapat beberapa tahapan, seperti yang sudah
dipelajari sebelumnya, yang pertama dilakukan adalah perencanaan dan survei pendahuluan
dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang bersifat umummengenai semua bidang dan
aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas,dalam waktu yang relatif
singkat. Untuk memenuhi hal ini maka diperlukan beberapa poin penting, diantaranya adalah
pemahaman entitas, mengidentifikasi area kunci (key control), menetapkan tujuan dan lingkup
audit, penetapan criteria audit, identifikasi bukti audit, penyusunan laporan survei
pendahuluan, penyusunan program pengujian terperinci, pengumpulan dan pengujian bukti
audit.
Sampai dengan tahap ini, auditor telah menyelesaikan pekerjaan mengumpulkan, menguji,
serta mendokumentasikan data dan informasi yang diperolehnya dalam bentuk kertas kerja
audit. Langkah selanjutnya adalah mengelola informasi ini menurut urutan yang seharusnya,
dalam bentuk temuan audit. Temuan audit ini harus mudah dan cepat dipahami pembaca,
untuk kemudian mengkomunikasikan dengan entitas yang diaudit. Kegiatan menyusun
temuan audit merupakan tahap akhir dari dari pelaksanaan audit (audit terinci),
Temuan audit merupakan bagian dari suatu proses audit kinerja dimana bagian ini
memuat pesan pokok yang ingin disampaikan auditor ke pembaca laporan, dan merupakan
alasan utama dibuatnya laporan tersebut. Temuan audit adalah kesimpulan akhir dari
kegiatan pemeriksaan, yaitu auditor melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bahan
bukti audit (audit evidence collection) kemudian melakukan analisis/evaluasi terhadap bahan
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai definisi temuan audit, sifat temuan audit, standar
audit, saran-saran perbaikan, temuan audit yang dapat dilaporkan, pendekatan untuk
mengonstruksi temuan, dan lain-lain.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang
dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian
ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian
ketidaksesuaian sendiri adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang
ditetapkan auditor harus menginvestigasi untuk menentukan secaratepat kriteria audit yang
dilanggar dan menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan.
6
Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current) atau
masa lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating (future)
terdapat kesalahan.
2.2 Standar
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar
2310 menyatakan:
o Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai untuk evaluasi
/ verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
o Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat pengujian (apa yang
ada/kenyataan).
o Penyebab (causes) : alasan perbedaan antara harpan dengan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan ).
o Dampak (effect) : risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi
tidak sama dengan kriteria (akibat perbedaan).
7
Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-
hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.
Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” a.1 : obyektif,
jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.
Saran-saran perbaikan dari seorang auditor pada temuan audit berfungsi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan dan
mencegah kecurangan terjadi (Fraud Prevention). Temuan-temuan audit memang
membutuhkan suatu tindakan perbaikan. Di sisi lain, sebuah saran untuk memperbaiki suatu
kondisi, yang tidak melanggar aturan atau kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah
lain. Pada kasus-kasus ini, manajer operasi memiliki hak untuk mengimplementasikan saran
tersebut atau tidak.
8
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan Internal Auditor :
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Untuk kebanyakan tujuan,
temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
9
2.8 Elemen-elemen Temuan Audit
1. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) . Dibuat sesuai dengan tujuan.
10
2. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings) :
Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik
dan masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah
singkat, padat, dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan
istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif. Masalah-
masalah kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu dipandang
sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau objektivitas RAF.
11
- Biasanya dibuat dalam satu halaman.
- Menjelaskan lingkup audit
- Menyajikan opini audit secara keseluruhan
- Menyajikan penilaian auditor atas obyek/operasi yang diaudit.
Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut
untuk memonitor dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah
diimplementasikan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima
risiko untuk tidak mengambil keputusan.
Practice advisory 2500-A.1.1 :”proses Tindak Lanjut” : Tanggungjawab untuk
melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit
internal.
Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal
karena alasan-alasan berikut ini:
12
Tindakan tersebut tidak diawasi: tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit internal
periodik, untuk memastikan bahwa orang yang menangani bahan peledak telah
dilatih dan diberi sertifikasi.
Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung
jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian wewenang dan tanggung
jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang
diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan
dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus
memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan
dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal
auditor harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan
catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai berikut:
Tetapi yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan
proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan
pendahuluan, auditor harus meyakinkan klien bahwa:
13
5. klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.
14
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas diketahu bahwa temuan audit merupakan himpunan data dan
informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan
instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tetapi mempunyai tujuan yang lebih
spesifik, yaitu mencapai keefektifan dan efisiensi dalam suatu perusahaan tersebut.
1.2. Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai
konsep Temuan Audit, karena hal tersebut akan dapat membantu mengevaluasi kegiatan-
kegiatan audit yang dilakuakan dalam suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan
balik tentang fungsi temuan audit bagi para mahasiswa dalam melakukan tugas sebagai
auditor.
15
16