Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AUDIT INTERNAL

BAB 8
TEMUAN AUDIT

DI SUSUN OLEH

1. Selatri Rante Tanna (1613046)


2. Yunarius Ridas (1613069)
3. Egliwinto Betteng Patulak (1613124)

sFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

2019

4
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sebuah siklus audit kinerja terdapat beberapa tahapan, seperti yang sudah
dipelajari sebelumnya, yang pertama dilakukan adalah perencanaan dan survei pendahuluan
dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang bersifat umummengenai semua bidang dan
aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas,dalam waktu yang relatif
singkat. Untuk memenuhi hal ini maka diperlukan beberapa poin penting, diantaranya adalah
pemahaman entitas, mengidentifikasi area kunci (key control), menetapkan tujuan dan lingkup
audit, penetapan criteria audit, identifikasi bukti audit, penyusunan laporan survei
pendahuluan, penyusunan program pengujian terperinci, pengumpulan dan pengujian bukti
audit.
Sampai dengan tahap ini, auditor telah menyelesaikan pekerjaan mengumpulkan, menguji,
serta mendokumentasikan data dan informasi yang diperolehnya dalam bentuk kertas kerja
audit. Langkah selanjutnya adalah mengelola informasi ini menurut urutan yang seharusnya,
dalam bentuk temuan audit. Temuan audit ini harus mudah dan cepat dipahami pembaca,
untuk kemudian mengkomunikasikan dengan entitas yang diaudit. Kegiatan menyusun
temuan audit merupakan tahap akhir dari dari pelaksanaan audit (audit terinci),

Temuan audit merupakan bagian dari suatu proses audit kinerja dimana bagian ini
memuat pesan pokok yang ingin disampaikan auditor ke pembaca laporan, dan merupakan
alasan utama dibuatnya laporan tersebut. Temuan audit adalah kesimpulan akhir dari
kegiatan pemeriksaan, yaitu auditor melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bahan
bukti audit (audit evidence collection) kemudian melakukan analisis/evaluasi terhadap bahan
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai definisi temuan audit, sifat temuan audit, standar
audit, saran-saran perbaikan, temuan audit yang dapat dilaporkan, pendekatan untuk
mengonstruksi temuan, dan lain-lain.

5
BAB II

PEMBAHASAN

TEMUAN AUDIT (AUDIT FINDINGS)

Definisi Temuan Audit

Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang
dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian
ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian
ketidaksesuaian sendiri adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang
ditetapkan auditor harus menginvestigasi untuk menentukan secaratepat kriteria audit yang
dilanggar dan menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan.

2.1 Sifat Temuan Audit


 Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran misalnya:
- Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
- Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk
kepentingannya sendiri.
- Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada
tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
- Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi
dalam jumlah dan signifikansinya.
- Eksposur-eskposur risiko yang harus dipertimbangkan.
 Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies).
 Istilah “temuan´cenderung terlalu negatif, sedang “kondisi” relatif lebih tepat dan
dianggap lebih nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak menimbulkan tanggapan
defensif bagi auditee.

6
 Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current) atau
masa lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating (future)
terdapat kesalahan.

2.2 Standar

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar
2310 menyatakan:

 Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), andal


(reliable), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan
penugasan.
 Practice advisory 2410-1 dari Standar : “ kriteria komunikasi” memperluas arahan
menjadi:

- Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan


ringkasan. Informasi latar belakang: identifikasi unit-unit organisasional,
menelaah aktivitas-aktivitas, memberikan informasi yang relevan seperti
pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya.
- Ringkasan: mencakup representasi penyeimbang dari isi komunikasi
penugasan.

 Hasil harus mencakup obsercasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-


rencana tindakan.
 Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.
 Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab
& dampak.

o Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai untuk evaluasi
/ verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
o Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat pengujian (apa yang
ada/kenyataan).
o Penyebab (causes) : alasan perbedaan antara harpan dengan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan ).
o Dampak (effect) : risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi
tidak sama dengan kriteria (akibat perbedaan).

7
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-
hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.
 Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” a.1 : obyektif,
jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.

2.3 Saran-saran Untuk Perbaikan

Saran-saran perbaikan dari seorang auditor pada temuan audit berfungsi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan dan
mencegah kecurangan terjadi (Fraud Prevention). Temuan-temuan audit memang
membutuhkan suatu tindakan perbaikan. Di sisi lain, sebuah saran untuk memperbaiki suatu
kondisi, yang tidak melanggar aturan atau kriteria yang telah ditetapkan, merupakan masalah
lain. Pada kasus-kasus ini, manajer operasi memiliki hak untuk mengimplementasikan saran
tersebut atau tidak.

2.4 Temuan Audit yang Dapat Dilaporkan.

o Tidak setiap kelemahan yang ditemukan auditor internal dapat dilaporkan.


o Temuan audit yang dapat dilaporkan, harus memiliki kriteria : cukup signifikan,
didasarkan fakta, obyektif, relevan dan cukup meyakinkan.

Pengujiannya adalah untuk memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan


tersebut akan diperhatikan oleh orang yang memiliki sifat wajar dan berhati-hati pada
kondisi-kondisi yang serupa.

2.5 Temuan Audit yang Dapat Dilaporkan.

Kemampuan Internal Auditor :

 Sangat dipengaruhi oleh pengalaman (experience).


 Memerlukan naluri bisnis (business instine) yang baik untuk mengembangkan
temuan.

8
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan Internal Auditor :

 Tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.


 Bertanggungjawab untuk memberikan bukti.
 Tertarik pada perbaikan kinerja, namun tidak mutlak.
 Meninjau temuan audit secara kontinyu, sebab dimungkinkan temuan audit
tersebut sudah tidak dapat dipertahankan (tidak relevan) pada saat berjalannya
waktu.

2.6 Menambah Nilai

Untuk menambah nilai Auditor Internal :

 Meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang diberikan memiliki dampak


positif bagi organisasi.
 Memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi.

Auditor Internal seharusnya :

 Meningkatkan citranya sebagai penambah nilai.


 Fokus pada aktivitas dan jasa yang bernilai tinggi.

2.7 Tingkat Signifikansi

Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Untuk kebanyakan tujuan,
temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.

 Temuan-temuan tidak signifikan (insignificant findings) : tidak


disembunyikan/dilewatkan.
 Temuan-temuan kecil (minor findings) : perlu dilaporkan, bisanya dalam bentuk surat
kepada manajemen (management letter).
 Temuan-temuan besar (major findings) : dapat menghalangi tujuan utama organisasi.
 Pengklasifikasian tersebut merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan
manajemen.

9
2.8 Elemen-elemen Temuan Audit

Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus


dapat diterima, dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Kebanyakan temuan audit
harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang, kriteria, kondisi,
penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup
elemen-elemen ini baik eksplisit maupun implisit akan menjadi argumen yang kuat untuk
dilakukannya tindak perbaikan.

 Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan


organisasi, dan memperhatikan tujuan serta sasaran.
 Kriteria (criteria) : tujuan & sasaran serta kualitas pencapaian.
 Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan.
 Penyebab (cause) : memerlukan latihan pemecahan masalah (problem solving).
 Dampak (effect):

o Temuan tentang keenomisan & efisiensi : diukur dalam $ atau Rp.


o Temuan tentang keefektivan : ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil
akhir.
 Kesimpulan (conclusion) : harus didukung dengan fakta.
 Rekomendasi (recommendation) : tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh
manajemen untuk memperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem
pengendalian intern.

2.9 Pembahasan Temuan

Auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, serta


mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang
mereka temukan, auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta
tersebut dan mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja.

 Pencatatan temuan audit :

1. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) . Dibuat sesuai dengan tujuan.

10
2. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings) :

 Memberikan acuan untuk bahan pembahasan.


 Digunakan unuk mengkomunikasikan temuan dengan auditee (klien) dan untuk
mendapatkan tanggapan tertulis.
 Keahlian komunikasi sangat penting bagi Auditor Internal, terutama dalam presentasi
hasil audit.

2.10 Keahlian Komunikasi

Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik
dan masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah
singkat, padat, dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan
istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.

Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif. Masalah-
masalah kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu dipandang
sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau objektivitas RAF.

2.11 Penelaahan Pengawasan

 Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan


pengawasan (supervisory review) yang ketat.
 Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal.
 Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk
menjaga mutu/kualitas audit.

2.12 Pelaporan Temuan Audit

 Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan eksekutif (executive summary)


atas laporan audit internal.
 Ringkasan eksekutif :

11
- Biasanya dibuat dalam satu halaman.
- Menjelaskan lingkup audit
- Menyajikan opini audit secara keseluruhan
- Menyajikan penilaian auditor atas obyek/operasi yang diaudit.

2.13 Tindak Lanjut

 Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut
untuk memonitor dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah
diimplementasikan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima
risiko untuk tidak mengambil keputusan.
 Practice advisory 2500-A.1.1 :”proses Tindak Lanjut” : Tanggungjawab untuk
melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit
internal.

2.14 Kecukupan Tindakan Perbaikan

Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:

 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan


 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
 Berkelanjutan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang kembali

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal
karena alasan-alasan berikut ini:

 Tindakan tersebut tidak responsif: tindakan perbaikan tidak berhubungan dengan


kontrol atas serifikasi.
 Tindakan tersebut tidak lengkap: hanya karyawan yang diperiksa auditor yang
diambil tindakan.
 Tindakan tersebut tidak berkelanjutan: tidak ada sistem yang diterapkan untuk
memastikan bahwa para karyawan dan penyelia mereka diinformasikan mengenai
penangguhan masa berlaku sertifikat mereka.

12
 Tindakan tersebut tidak diawasi: tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit internal
periodik, untuk memastikan bahwa orang yang menangani bahan peledak telah
dilatih dan diberi sertifikasi.

2.15 Kewenangan dan Status Audit

Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung
jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian wewenang dan tanggung
jawab pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang
diperlukan serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan
dipikulnya. Wewenang yang berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus
memberikan akses penuh kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan
dan karyawan perusahaan yang relevan dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal
auditor harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan
catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan


tanggung jawab ini dengan cara konsisten dengan kode etik Institute of Internal
Auditor.
2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran a
3.
4. udit dan sasaran perusahaan

Tetapi yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan
proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan
pendahuluan, auditor harus meyakinkan klien bahwa:

1. mereka akan diberitahu segera mengenai setiap temuan yang ditemukan


auditor.
2. baik temuan maupun dukungan atasnya akan dibahas secara mendalam
3. setiap pertanyaan menyangkut fakta-fakta akan diselesaikan sebelum
masalah dilaporkan.
4. klien akan diperbolehkan untuk berada pada posisi yang berlawanan
dengan temuan, dan;

13
5. klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.

Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab


langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa
itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang
lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan kata lain internal auditor harus
bebas membahas dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada,
tetapi tidak berarti internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.

14
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas diketahu bahwa temuan audit merupakan himpunan data dan
informasi yang dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan
instansi tertentu yang disajikan secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tetapi mempunyai tujuan yang lebih
spesifik, yaitu mencapai keefektifan dan efisiensi dalam suatu perusahaan tersebut.

1.2. Saran
Dari uraian makalah ini, penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai
konsep Temuan Audit, karena hal tersebut akan dapat membantu mengevaluasi kegiatan-
kegiatan audit yang dilakuakan dalam suatu perusahaan. Dan hasilnya memberikan umpan
balik tentang fungsi temuan audit bagi para mahasiswa dalam melakukan tugas sebagai
auditor.

15
16

Anda mungkin juga menyukai