Anda di halaman 1dari 16

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P UTU S AN
Nomor 14 /Pdt.G/2015/PN Tlg

a
R

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Tulungagung yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat

ne
ng
pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:
MOHAMMAD MUDAI, bertempat tinggal di Dusun Sumber RT 026, RW 008 Desa Pojok,

do
Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, selanjutnya disebut
gu
sebagai ............................................. PENGGUGAT;
Lawan:

In
A
PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk Kantor Unit Ngantru, berkedudukan di Jl.
Raya Ngantru, Kabupaten Tulungagung, dalam hal ini memberikan kuasa kepada HARIONO
ah

lik
SUPARDJO berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor B.4500/KC.XVI/ADL/10/2014,
tanggal 22 Oktober 2014 2014, selanjutnya disebut
sebagai ................................................TERGUGAT;
am

ub
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara;
ep
Setelah mendengar para pihak yang berperkara;
k

TENTANG DUDUK PERKARA


ah

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 10 April 2015 yang diterima
R

si
dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tulungagung pada tanggal 10 April 2015
dalam Register Nomor : 14 / Pdt.G / 2015 / PN Tlg , telah mengajukan gugatan sebagai berikut:

ne
ng

1 Bahwa, antara pihak PENGGUGAT sebagai debitor dengan pihak TERGUGAT sebagai
kreditor telah terjadi perikatan hukum utang piutang dalam bentuk Surat Pengakuan Hutang

do
gu

Nomor : B.166/6583/5/2013, tertanggal 27 Mei 2013 [bukti : P-2] sebesar Rp. 40.000.000,-
(empat puluh juta rupiah), yang dicover dengan jaminan hutang berupa sebidang tanah yang
In
masih dalam bentuk Akta Pembagian Hak Bersama Nomor : 289/NGTR/2003, tertanggal 24
A

Juni 2003 [bukti : P-3] berdasarkan Surat Pernyataan Penyerahan Agunan Nomor : 6583-01-00,
tanggal 27 Mei 2013 [bukti : P-4], sedemikian sehingga, sebagai bukti perikatan terhadap
ah

lik

jaminan hutang tersebut maka pihak PENGGUGAT oleh pihak TERGUGAT telah dibuatkan
Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal) [bukti : P-5];
m

ub

2 Bahwa, secara khusus, mencermati penerbitan Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal)
[bukti : P-5] sebagaimana tersebut dalam butir 1 di atas, maka secara jelas dan tegas telah
ka

dicantumkan kalimat “Surat Kuasa ini tidak dapat dicabut kembali baik oleh ketentuan
ep

Undang-undang yang mengakhiri pemberian kuasa sebagaimana ditentukan dalam pasal 1813
ah

Kitab Undang-undang Hukum Perdata maupun oleh sebab apapun juga”, sedemikian
R

es

Halaman 1 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sehingga, kalimat tersebut sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa penerbitan Surat Kuasa

a
Menjual Agunan (tanpa tanggal) [bukti : P-5] dimaksud merupakan kuasa mutlak;

R
3 Bahwa, merujuk pada Instruksi Mendagri Nomor : 14 tahun 1982, secara jelas dan tegas

si
dinyatakan Notaris dan PPAT dilarang memberi surat kuasa mutlak dalam transaksi jual beli

ne
ng
tanah, sedemikian sehingga, pemilik tanah dilarang memberi kuasa mutlak kepada kuasa untuk
menjual tanah miliknya, dan oleh karenanya, alasan larangan itu dijelaskan dalam putusan
MARI Nomor : 2584 K/Pdt/1986 (14-4-1988) [Beberapa Yurisprudensi Perdata yang Penting,

do
gu
Edisi II, MA RI, Jakarta, 1992, hlm. 44 dan Pembinaan Wawasan Hukum Indonesia,
No.XXIV, 1990, 17 April 1990, hlm.1] yang mengatakan surat kuasa mutlak mengenai jual

In
A
beli tanah tidak dapat dibenarkan karena dalam praktek sering disalahgunakan untuk
menyelundupkan jual beli tanah;
ah

4 Bahwa, atas dasar uraian-uraian tersebut di atas, maka pihak TERGUGAT sebagai kreditor

lik
harus dinyatakan bersalah oleh karena telah membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan [bukti :
P-5] terhadap diri pihak PENGGUGAT sebagai debitor yang tidak sah dan batal demi hukum
am

ub
oleh karena secara jelas dan tegas telah bertentangan dengan Instruksi Mendagri Nomor : 14
tahun 1982, sedemikian sehingga, atas perbuatannya tersebut adalah beralasan pihak
ep
PENGGUGAT memohon kepada Yth. Ketua PENGADILAN NEGERI TULUNGAGUNG
k

agar pihak TERGUGAT dinyatakan telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum, dan oleh
ah

karenanya, eksistensi Surat Kuasa Menjual Agunan [bukti : P-5] tersebut adalah tidak memiliki
R

si
kekuatan hukum berlaku terhitung sejak tanggal penerbitannya;
5 Bahwa, merujuk pada ketentuan hukum sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 4, 5 dan 50

ne
ng

Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 48 tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman,


maka untuk perkara ini pihak PENGGUGAT telah, akan, dan selalu banyak berharap agar

do
berbagai permasalahan tersebut di atas oleh Majelis Hakim atas nama Ketua Pengadilan Negeri
gu

Tulungagung yang memeriksa dan mengadili perkara ini akan dipertimbangkan dengan
berbagai surat bukti yang diajukan oleh para pihak yang berperkara dan dikaitkan pula dengan
In
A

ketentuan tentang bagaimanakah pengaturan hukumnya, sedemikian sehingga, atas dasar hal-
hal tersebut di atas, dengan merujuk pada suatu kaidah hukum yang berbunyi “jika kata-kata
ah

lik

dalam suatu ketentuan hukum sudah jelas, maka tidaklah diperkenankan untuk
menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran”, dan sesuai pula dengan ketentuan
m

ub

hukum sebagaimana telah diatur dalam Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 4/K/Rup/1958, tertanggal 13 Desember 1958, yang menyatakan bahwa
ka

“Gugatan yang tidak berdasar hukum tidak dapat diterima”, maka gugatan PENGGUGAT
ep

adalah telah cukup beralasan hukum, dan yang sedemikian itu, gugatan PENGGUGAT harus
dikabulkan, sehingga pihak TERGUGAT harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang
ah

timbul dalam perkara ini;


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Berdasarkan alasan-alasan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka merujuk dalam ketentuan

a
hukum sebagaimana tersebut dalam pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 48

R
tahun 2009, tentang Kekuasaan Kehakiman, yang menyebutkan bahwa :

si
1 Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang;

ne
ng
2 Pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan
rintangan untuk dapat tercapaianya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;
PENGGUGAT memohon agar Yth. Ketua PENGADILAN NEGERI TULUNGAGUNG yang

do
gu
menerima dan memeriksa perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut :
1 Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;

In
A
2 Menetapkan, menyatakan pihak TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
3 Menetapkan, menyatakan bahwa Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal) adalah tidak sah
ah

dan batal demi hukum, sedemikian sehingga, eksistensinya tidak memiliki kekuatan hukum

lik
berlaku terhitung sejak tanggal penerbitannya;
4 Menetapkan, menyatakan bahwa pihak TERGUGAT sebagai kreditor telah bersalah oleh
am

ub
karena telah membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal) yang tidak sah dan
batal demi hukum terhadap diri pihak PENGGUGAT sebagai debitor;
ep
5 Menghukum pihak TERGUGAT untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam
k

perkara ini;
ah

A t a u : Jika Yth. Ketua PENGADILAN NEGERI TULUNGAGUNG berpendapat lain, mohon


R

si
dapatnya perkara ini diputus seadil-adilnya (Ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Penggugat hadir ia

ne
ng

sendiri menghadap persidangan sedangkan Tergugat hadir Kuasanya HARIONO SUPARDJO


berdasarkan Surat Kuasa Nomor B.4500/KC.XVI/ADK/10/2014, Tulungagung, 22 Oktober 2014 ;

do
gu

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian diantara para pihak
melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan dengan menunjuk Yulius Christian Handratmo, S.H., Hakim pada Pengadilan Negeri
In
A

Tulungagung, sebagai Mediator;


Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 20 April 2015 upaya perdamaian
ah

lik

tersebut tidak berhasil (gagal);


Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat
m

gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat ;


ub

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat melalui Kuasanya mengajukan
ka

jawabannya secara tertulis, tertanggal 4 Mei 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut :
ep

DALAM POKOK PERKARA


1 Bahwa Tergugat dengan ini mengajukan Jawaban dalam Pokok Perkara sebagai berikut:
ah

es

Halaman 3 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2 Bahwa Tergugat menolak dengan tegas semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat

a
kecuali yang secara tegas diakui oleh Tergugat;

R
3 Bahwa setelah Tergugat pelajari dengan seksama gugatan dari Penggugat, maka pada dasarnya

si
yang menjadi pokok dasar gugatan dari Penggugat adalah Penggugat mendalilkan bahwa

ne
ng
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membuatkan Surat Kuasa
Menjual Agunan;
4 Bahwa Penggugat selanjutnya mendalilkan bahwa Tergugat telah melanggar ketentuan dalam

do
gu
Instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1982;
5 Bahwa untuk memperjelas permasalahan dengan benar sesuai fakta - fakta hukum yang

In
A
dikuatkan dengan bukti-bukti yang kebenarannya tidak dapat disangkal lagi, akan Tergugat
terangkan dan jelaskan duduk perkaranya sebagai berikut ;
ah

6 Bahwa Penggugat adalah debitur Tergugat yang mendapatkan fasilitas kredit sebesar

lik
Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) berdasarkan Surat Pengakuan Hutang No. B.
166/6583/5/2013 Tanggal 27 Mei 2013;
am

ub
7 Bahwa untuk menjamin pelunasan kredit dimaksud, Penggugat telah menyerahkan jaminan/
agunan sebidang tanah sesuai dengan Akta Pembagian Hak Bersama No. 289/NGTR/2003
ep
tanggal 24 Juni 2003;
k

8 Bahwa ternyata dalam perjalanannya kreditnya, Penggugat tidak memenuhi kewajiban


ah

pembayaran kredit baik pokok, bunga, dan lain-lain secara tepat waktu (wanprestasi)
R

si
sebagaimana yang telah diperjanjikan sebelumnya dalam Surat Pengakuan Hutang antara
Penggugat dengan Tergugat sehingga menyebabkan kredit menunggak. Sesuai Surat

ne
ng

Pengakuan Hutang No. B. 166/6583/5/2013 Tanggal 27 Mei 2013 yaitu Penggugat harus
melunasi kreditnya sebelum atau selambat-lambatnya tanggal 27 Mei 2014 yang meliputi

do
hutang pokok dan bunga;
gu

9 Bahwa oleh karena itu, untuk mengingatkan Penggugat akan tunggakan-tunggakan kreditnya
serta sebagai itikad baik dari Tergugat untuk mencegah pembengkakan tunggakan atas kredit
In
A

Penggugat, maka Tergugat telah mengingatkan Penggugat agar segera melunasi hutangnya
kepada Tergugat;
ah

lik

10 Bahwa Penggugat kemudian mengajukan surat permohonan untuk pelunasan kredit dan
pengembalian jaminan tertanggal 21 Agustus 2014 kepada Penggugat yang pada intinya
meminta Tergugat untuk memberikan keringanan pelunasan pinjaman Penggugat yaitu hutang
m

ub

pokok sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) dan bunga sebesar Rp. 5.000.000.-
ka

(lima juta rupiah), sehingga total pelunasan yang akan diberikan Penggugat sebesar Rp.
ep

45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah);


11 Bahwa Tergugat tidak dapat langsung menjawab permohonan Penggugat tersebut, karena
ah

untuk meminta keringanan bunga merupakan kewenangan dari Pemimpin Cabang BRI
R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Tulungagung, sehingga Tergugat harus mengajukan permohonan kepada Kantor Cabang

a
terlebih dahulu;

R
12 Bahwa Penggugat kembali mengirimkan surat kepada Tergugat tertanggal 28 Agustus 2014

si
perihal permohonan pelunasan kredit dan tindasan/fotocopy data-data dokumen kredit;

ne
ng
13 Bahwa Tergugat telah mengirimkan jawaban kepada Penggugat sebagaimana surat Tergugat
tertanggal 1 September 2014 yang pada intinya memberitahukan kepada Penggugat bahwa
permohonan keringanan bunga yang dimohonkan oleh Penggugat tidak dapat dipenuhi oleh

do
gu
Tergugat. Keringanan bunga yang dapat disetujui oleh Tergugat hanya sebesar 50% dari total
bunga yang harus dibayarkan, atau sebesar Rp. 7.800.000,- (tujuh juta delapan ratus ribu

In
A
rupiah);
14 Bahwa Penggugat kemudian kembali mengirimkan surat kepada Tergugat tertanggal 4
ah

September 2014 perihal permohonan (terakhir) pelunasan kredit;

lik
15 Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas terlihat jelas bahwa sebenarnya Penggugat yang
tidak beritikad baik dan tidak serius dalam menyelesaikan kewajibannya kepada Tergugat,
am

ub
terbukti bahwa Penggugat tidak melunasi kewajibannya dengan tepat waktu kepada Tergugat
(wanprestasi), namun bukannya melunasi seluruh kewajibannya, Penggugat malah mengajukan
ep
gugatan kepada Tergugat yaitu gugatan No.47/PDT.G/2014/PN.TLG tanggal 23 September
k

2014 dengan alasan yang mengada-ada yaitu Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
ah

hukum karena tidak memberikan data dan informasi sebagai berikut:


R

si
a Surat Perjanjian Kredit yang dilengkapi dengan seluruh berkas lampirannya sebagai satu-
satunya dokumen untuk perikatan hukum atas fasilitas kredit dimaksud;

ne
ng

b Rekening-rekening koran, dan/atau catatan-catanan pembukuan data mutasi transaksi setiap


bulan terhitung sejak pisisi bulan pertama Penggugat menerima fasilitas kredit sampai dengan

do
gu

posisi yang terakhir, sedemikian sehingga, secara hukum dapat dijadikan bukti yang sah dan
otentik;
c Akta Pembagian Hak Bersama, atas tanah Penggugat yang menjadi jaminan kredit dimaksud;
In
A

d Sertipikat Hak Tanggungan (SHT), yang berkaitan dengan pelaksanaan pengikatan jaminan
kreditnya, yang dilengkapi dengan :
ah

lik

1 Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT);


2 Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT), bila ada;
m

ub

16 Bahwa pada tanggal 8 Oktober 2014, Tergugat dengan itikad baik telah menyerahkan kepada
Penggugat dan telah diterima oleh Penggugat yaitu informasi dan/atau data-data yang
ka

dimintakan oleh Penggugat sebagaimana Surat Pengantar No. B. 020/10/MKR/X/2014 tanggal


ep

8 Oktober 2014. Adapun dokumen yang diserahkan kepada Penggugat adalah sebagai berikut :
a Foto copy Surat Pengakuan Hutang;
ah

b Foto copy Akta Pembagian Hak Bersama;


es

Halaman 5 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
c Foto copy Surat Kuasa Menjual Agunan;

a
d Foto copy Surat Pernyataan Penyerahan Agunan

R
e Rekening Koran an. Penggugat;

si
Adapun permintaan foto copy Sertipikat Hak Tanggungan (SHT) yang dilengkapi

ne
ng
dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) dan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT) tidak dapat diberikan Tergugat kepada Penggugat karena
memang dokumen yang dimaksud tidak pernah dibuat;

do
gu
17 Bahwa terhadap gugatan Penggugat No.47/PDT.G/2014/PN.TLG tersebut telah diputus oleh
Pengadilan Negeri Tulungagung pada tanggal 21 Januari 2015 dengan bunyi amar putusan

In
A
dalam pokok perkara sebagai berikut :
1 Menyatakan gugatan Penggugat ditolak.
ah

18 Bahwa kemudian Penggugat kembali mengajukan gugatan a quo dengan alasan yang sangat

lik
mengada-ada dan terkesan mencari-cari alasan, yang semakin membuktikan itikad tidak baik
Penggugat terhadap Tergugat;
am

ub
19 Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat
telah melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membuatkan Surat Kuasa Menjual
ep
Agunan yang merupakan kuasa mutlak;
k

Bahwa jelas yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 14 Tahun 1982
ah

Tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah adalah
R

si
larangan kepada Camat dan Kepala Desa atau Pejabat yang setingkat dengan itu, untuk
membuat/menguatkan pembuatan Surat Kuasa Mutlak yang pada hakekatnya merupakan

ne
ng

pemindahan hak atas tanah;


Bahwa Tergugat tidak berkedudukan sebagai camat dan Kepala Desa atau Pejabat yang

do
gu

setingkat itu, Tergugat juga bukan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sehingga dengan
demikian sangat tidak relevan apabila Penggugat menggunakan dasar Instruksi Menteri Dalam
Negeri Nomor : 14 Tahun 1982 Tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak Sebagai
In
A

Pemindahan Hak Atas Tanah untuk menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum;
ah

lik

Terlebih lagi bahwa Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut telah ditandatangani oleh
Penggugat, yang artinya Penggugat telah menyetujui isi dari Surat Kuasa tersebut. Sehingga
m

tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat sebagai kreditor harus
ub

dinyatakan bersalah oleh karena membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan terhadap diri
ka

Penggugat sebagai debitor.


ep

20 Bahwa Tergugat tidak pernah menggunakan Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut untuk
mengeksekusi agunan milik Penggugat. Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut hanya untuk
ah

meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh Penggugat selaku debitur, dibandingkan
es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
apabila Penggugat harus membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan. Hal tersebut mengingat

a
kredit yang diberikan kepada Penggugat adalah Kredit Mikro, sehingga sedapat mungkin tidak

R
memberikan persyaratan yang memberatkan Penggugat selaku debitur;

si
21 Bahwa berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, untuk dapat dinyatakannya seseorang telah

ne
ng
melakukan perbuatan melawan hukum, maka haruslah terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a harus ada perbuatan;
b perbuatan itu harus melawan hukum;

do
c
d
gu ada kerugian;
ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan kerugian;

In
A
e ada kesalahan (schuld).
Namun ternyata unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana pada Pasal
1365 KUHperdata, terutama unsur terpenting yaitu schuld (adanya kesalahan) TIDAK
ah

lik
TERPENUHI. Oleh karenanya, maka gugatan ini merupakan gugatan yang tidak benar dan tidak
berdasar, sehingga tuntutan-tuntutan yang Penggugat ajukan juga merupakan tuntutan-tuntuan
am

ub
yang tidak benar, tidak berdasar dan mengada-ngada;
22 Bahwa ternyata tidak satupun dalil-dalil yang Penggugat ajukan khususnya terhadap Tergugat
ep
yang memuat unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana pada Pasal 1365
k

KUHperdata, oleh karena apa yang dilakukan Tergugat adalah sesuai dengan prosedur hukum
ah

yang berlaku.;
R

si
23 Bahwa dengan tidak terpenuhinya syarat-syarat perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur
dalam undang-undang, maka gugatan Penggugat merupakan dalil gugatan yang tidak benar dan

ne
ng

tidak berdasar;
24 Bahwa Berdasarkan Pasal 163 HIR yang menyatakan: "Barang siapa, yang mengatakan ia

do
gu

mempunyai hak, atau ia menyebutkan suatu perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau
untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau
adanya kejadian itu.";
In
A

25 Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, jelas dan dapat dibuktikan bahwa
gugatan Penggugat adalah gugatan yang tidak benar, tidak berdasar hukum dan mengada-ada
ah

lik

serta hanya didasari keinginan Penggugat untuk mengulur-ulur waktu memenuhi


kewajibannya. Oleh karena itu sudah sepantasnya agar Gugatan dari Penggugat a quo ditolak
m

ub

atau dinyatakan tidak dapat diterima.


MAKA : BERDASARKAN JAWABAN TERGUGAT DIATAS, MOHON DENGAN SEGALA
ka

HORMAT KEPADA YANG MULIA MAJELIS HAKIM PENGADILAN NEGERI


ep

TULUNGAGUNG UNTUK MEMUTUS PERKARA INI DENGAN PUTUSAN


ah

SEBAGAI BERIKUT:
R

es

Halaman 7 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
I. DALAM POKOK PERKARA

a
1 MENOLAK SELURUH GUGATAN PENGGUGAT ATAU MENYATAKAN

si
GUGATAN PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA;
2 MENGHUKUM PENGGUGAT UNTUK MEMBAYAR BIAYA PERKARA;

ne
ng
Mohon Putusan Yang Seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono);
Menimbang, bahwa selanjutnya pihak Penggugat mengajukan Repliknya tertanggal 11 Mei

do
gu
2015 sedangkan pihak KuasaTergugat mengajukan dupliknya tanggal 18 Mei 2015;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil gugatannya Penggugat telah
menyerahkan alat bukti tertulis berupa foto copy surat-surat sebagai berikut :

In
A
1 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk No. 3504042511700002, tanggal 24-08-2012, berlaku s/d
tanggal 25-11-2017 atas nama MOHAMMAD MUDAI, sebagai pihak Debitur (diberi tanda
ah

lik
P.1) ;
2 Fotocopy Surat Pengakuan Hutang, No. b.166/6583/5/2013, tanggal 27-05-2013, untuk
perikatan Hukum antara pihak Penggugat dengan Tergugat (diberi tanda P.2) ;
am

ub
3 Fotocopy Akta Pembagian Hak Bersama No. 289/NGTR/2003, tanggal 24-06-2003 Jaminan
hutang terhadap perikatan hokum sesuai bukti. P.2 (diberi tanda P.3) ;
ep
4 Fotocopy Surat Pernyataan Penyerahan Agunan No. 6583-01-00, tanggal 27-05-2013, bukti
k

penyerahan Agunan (bukti P.3) kepada pihak Tergugat, (diberi tanda P.4);
ah

Fotocopy Surat Kuasa Menjual Agunan, bentuk perikatan jaminan hutang (bukti P.3) terhadap
R
5

si
pihak Tergugat yang merupakan Kuasa mutlak, (diberi tanda P.5) ;
Menimbang, bahwa surat-surat bukti bertanda P. 1 sampai dengan P. 5 tersebut telah

ne
ng

dibubuhi meterai secukupnya dan setelah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata hanya bukti P.1
yang cocok dan sesuai dengan aslinya, sehingga berdasarkan pasal 1888 KUHPerdata dan pasal 2

do
gu

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dapat diterima sebagai alat bukti dalam perkara ini, sedangkan
untuk bukti P. 2 sampai dengan P. 5 tidak dapat ditunjukkan aslinya dipersidangan;
In
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan Majelis Hakim, Penggugat menyatakan
A

tidak mengajukan saksi – saksi dipersidangan;


Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya Kuasa Tergugat telah pula
ah

lik

mengajukan alat bukti tertulis berupa fotocopy surat-surat sebagai berikut :


1 Fotocopy Surat Pengakuan Hutang, membuktikan bahwa telah terjadi perjanjian
m

ub

kredit antara Tergugat dengan Penggugat, No. B.166/6583/5/2013, tanggal 27


Mei 2013, diberi tanda T.1;
ka

2 Fotocopy Surat Kuasa Menjual Agunan, diberi tanda T.2 ;


ep

3 Fotocopy Akta Pembagian Hak Bersama, No. 289/NGTR/2003, tanggal 24


ah

Juni 2003, diberi tanda T.3 ;


R

4 Fotocopy Surat Penggugat tertanggal 21 Agustus 2014, (diberi tanda T.4) ;


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
5 Foto copy Surat Penggugat tertanggal 28 Agustus 2014, (diberi tanda T.5) ;

a
6 Foto copy Surat Tergugat tertanggal 1 September 2014 (diberi tanda T.6) ;

R
7 Foto copy Surat Tergugat tertanggal 4 September 2014, (diberi tanda T.7) ;

si
8 Foto copy Surat Pengantar No. B.020/10/MKR/X/2014, tanggal 8 Oktober

ne
ng
2014, (diberi tanda T.8) ;
9 Foto copy Salinan Rekening Koran Pinjaman No. 6583-01-005195-10-5 atas
nama Mohammad Mudai, (diberi tanda T.9) ;

do
10
gu Foto copy Salinan Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung No. 47/Pdt.G/2014/
PN.TLG, tanggal 21 Januari 2015, (diberi tanda T.10);

In
A
Menimbang, bahwa surat-surat bukti bertanda T. 1 sampai dengan T. 10 tersebut telah dibubuhi
meterai secukupnya dan setelah dicocokkan dengan surat aslinya ternyata cocok dan sesuai dengan
ah

aslinya, sehingga berdasarkan pasal 1888 KUHPerdata dan pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

lik
1985 dapat diterima sebagai alat bukti dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa atas kesempatan yang diberikan Majelis Hakim, Kuasa Tergugat
am

ub
menyatakan tidak mengajukan saksi-saksi dipersidangan;
Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat mengajukan kesimpulan tanggal 1
ep
Juni 2015 sedangkan Kuasa Tergugat mengajukan kesimpulannya tanggal 8 Juni 2015;
k

Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada hal-hal yang diajukan lagi dan
ah

mohon putusan;
R

si
Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita acara persidangan
perkara ini, untuk menyingkat putusan ini dianggap telah termuat dan menjadi bagian yang tak

ne
ng

terpisahkan dengan putusan ini;


TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

do
gu

DALAM POKOK PERKARA :


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana terurai diatas;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam gugatannya telah mendalilkan hal-hal sebagai berikut:
In
A

• Bahwa antara pihak PENGGUGAT sebagai debitor dengan pihak TERGUGAT sebagai
kreditor telah terjadi perikatan hukum utang piutang dalam bentuk Surat Pengakuan
ah

lik

Hutang Nomor : B.166/6583/5/2013, tertanggal 27 Mei 2013 sebesar Rp. 40.000.000,-


(empat puluh juta rupiah), yang dicover dengan jaminan hutang berupa sebidang tanah
m

ub

yang masih dalam bentuk Akta Pembagian Hak Bersama Nomor : 289/NGTR/2003,
tertanggal 24 Juni 2003 berdasarkan Surat Pernyataan Penyerahan Agunan Nomor :
ka

6583-01-00, tanggal 27 Mei 2013, sedemikian sehingga, sebagai bukti perikatan terhadap
ep

jaminan hutang tersebut maka pihak PENGGUGAT oleh pihak TERGUGAT telah
dibuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal);
ah

es

Halaman 9 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Bahwa, secara khusus, mencermati penerbitan Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa

a
tanggal) sebagaimana tersebut dalam butir 1 di atas, maka secara jelas dan tegas telah

si
dicantumkan kalimat “Surat Kuasa ini tidak dapat dicabut kembali baik oleh ketentuan
Undang-undang yang mengakhiri pemberian kuasa sebagaimana ditentukan dalam pasal

ne
ng
1813 Kitab Undang-undang Hukum Perdata maupun oleh sebab apapun juga”,
sedemikian sehingga, kalimat tersebut sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa
penerbitan Surat Kuasa Menjual Agunan (tanpa tanggal) dimaksud merupakan kuasa

do
gu
mutlak;
• Bahwa Pihak TERGUGAT sebagai kreditor harus dinyatakan bersalah oleh karena telah

In
A
membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan terhadap diri pihak PENGGUGAT sebagai
debitor yang tidak sah dan batal demi hukum oleh karena secara jelas dan tegas telah
ah

bertentangan dengan Instruksi Mendagri Nomor : 14 tahun 1982, sedemikian sehingga,

lik
atas perbuatannya tersebut adalah beralasan pihak PENGGUGAT memohon kepada Yth.
Ketua PENGADILAN NEGERI TULUNGAGUNG agar pihak TERGUGAT dinyatakan
am

ub
telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum, dan oleh karenanya, eksistensi Surat Kuasa
Menjual Agunan tersebut adalah tidak memiliki kekuatan hukum berlaku terhitung sejak
ep
tanggal penerbitannya;
k

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut, Tergugat telah membantah dalam jawabannya
ah

yang pada pokoknya sebagai berikut:


R

si
26 Bahwa Penggugat adalah debitur Tergugat yang mendapatkan fasilitas kredit sebesar
Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) berdasarkan Surat Pengakuan Hutang No. B.

ne
ng

166/6583/5/2013 Tanggal 27 Mei 2013;


27 Bahwa untuk menjamin pelunasan kredit dimaksud, Penggugat telah menyerahkan jaminan/

do
gu

agunan sebidang tanah sesuai dengan Akta Pembagian Hak Bersama No. 289/NGTR/2003
tanggal 24 Juni 2003;
28 Bahwa ternyata dalam perjalanannya kreditnya, Penggugat tidak memenuhi kewajiban
In
A

pembayaran kredit baik pokok, bunga, dan lain-lain secara tepat waktu (wanprestasi)
sebagaimana yang telah diperjanjikan sebelumnya dalam Surat Pengakuan Hutang antara
ah

lik

Penggugat dengan Tergugat sehingga menyebabkan kredit menunggak. Sesuai Surat


Pengakuan Hutang No. B. 166/6583/5/2013 Tanggal 27 Mei 2013 yaitu Penggugat harus
m

ub

melunasi kreditnya sebelum atau selambat-lambatnya tanggal 27 Mei 2014 yang meliputi
hutang pokok dan bunga;
ka

29 Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat
ep

telah melakukan perbuatan melawan hukum karena telah membuatkan Surat Kuasa Menjual
Agunan yang merupakan kuasa mutlak;
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa jelas yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 14 Tahun 1982 Tentang

a
Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah adalah larangan kepada

R
Camat dan Kepala Desa atau Pejabat yang setingkat dengan itu, untuk membuat/menguatkan

si
pembuatan Surat Kuasa Mutlak yang pada hakekatnya merupakan pemindahan hak atas tanah;

ne
ng
Bahwa Tergugat tidak berkedudukan sebagai camat dan Kepala Desa atau Pejabat yang setingkat
itu, Tergugat juga bukan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sehingga dengan demikian sangat
tidak relevan apabila Penggugat menggunakan dasar Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 14

do
gu
Tahun 1982 Tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah
untuk menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;

In
A
Terlebih lagi bahwa Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut telah ditandatangani oleh Penggugat,
yang artinya Penggugat telah menyetujui isi dari Surat Kuasa tersebut. Sehingga tidak benar dalil
ah

Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat sebagai kreditor harus dinyatakan bersalah oleh

lik
karena membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan terhadap diri Penggugat sebagai debitor;
30 Bahwa Tergugat tidak pernah menggunakan Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut untuk
am

ub
mengeksekusi agunan milik Penggugat. Surat Kuasa Menjual Agunan tersebut hanya untuk
meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh Penggugat selaku debitur, dibandingkan
ep
apabila Penggugat harus membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan. Hal tersebut mengingat
k

kredit yang diberikan kepada Penggugat adalah Kredit Mikro, sehingga sedapat mungkin tidak
ah

memberikan persyaratan yang memberatkan Penggugat selaku debitur;


R

si
Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 174 HIR, segala sesuatu yang tidak dibantah atau
dibenarkan oleh para pihak menjadi alat bukti Pengakuan;

ne
ng

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati gugatan dan jawaban para pihak, hal-
hal yang tidak dibantah oleh para pihak adalah:

do
gu

• PENGGUGAT sebagai debitor dengan pihak TERGUGAT sebagai


kreditor telah terjadi perikatan hukum utang piutang dalam bentuk Surat
Pengakuan Hutang Nomor : B.166/6583/5/2013, tertanggal 27 Mei 2013
In
A

[bukti : P-2] sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah), yang
dicover dengan jaminan hutang berupa sebidang tanah yang masih dalam
ah

lik

bentuk Akta Pembagian Hak Bersama Nomor : 289/NGTR/2003,


tertanggal 24 Juni 2003 [bukti : P-3] berdasarkan Surat Pernyataan
m

ub

Penyerahan Agunan Nomor : 6583-01-00, tanggal 27 Mei 2013 [bukti :


P-4];
ka

• Bahwa Penggugat telah menyerahkan jaminan/agunan sebidang tanah


ep

sesuai dengan Akta Pembagian Hak Bersama No. 289/NGTR/2003


tanggal 24 Juni 2003;
ah

es

Halaman 11 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
• Bahwa Penggugat dan Tergugat membuat Kuasa Menjual Agunan,

a
bentuk perikatan jaminan hutang

si
Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan dan jawaban tersebut Majelis Hakim berpendapat
yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini adalah apakah perbuatan Tergugat yang telah

ne
ng
membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan Nomor : 6583-01-00, tanggal 27 Mei 2013, yang
merupakan kuasa mutlak merupakan suatu perbuatan yang melawan hukum;
Menimbang, bahwa Surat Kuasa Menjual Agunan (P-5, T-2), lahir dari perjanjian pinjam

do
gu
meminjam antara Penggugat sebagai Debitur terhadap Tergugat sebagai Kreditur, dimana Perjanjian
pinjaman tersebut dikuatkan dengan bukti Surat Pengakuan Hutang, No. b.166/6583/5/2013, tanggal

In
A
27-05-2013, untuk perikatan Hukum antara pihak Penggugat dengan Tergugat (diberi tanda P.2).
Surat kuasa menjual yang dimaksud disini adalah surat kuasa menjual sebidang tanah sebagaimana
ah

dibuktikan dalam Akta Pembagian Hak Bersama, No. 289/NGTR/2003, tanggal 24 Juni 2003,

lik
(bukti P-3, T.3) dan penyerahan agunan tersebut dikuatkan dengan Surat Pernyataan Penyerahan
Agunan No. 6583-01-00, tanggal 27-05-2013, bukti penyerahan Agunan (bukti P.3) kepada pihak
am

ub
Tergugat, ( P.4);
Menimbang, bahwa dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1982 tanggal 6 Maret
ep
1982 tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan Hak atas Tanah (“Instruksi
k

Menteri Dalam Negeri No. 14/1982” melarang penggunaan surat kuasa mutlak untuk pemindahan
ah

hak atas tanah, menyebutkan bahwa, Camat, Kepala Desa, atau Pejabat yang setingkat dengan itu
R

si
dilarang untuk mebuat surat kuasa mutlak;
Menimbang, bahwa sesuai dengan Instruksi Mendagri tersebut disebutkan yang dimaksud

ne
ng

dengan Kuasa Mutlak adalah kuasa yang di dalamnya mengandung unsur tidak dapat ditarik kembali
oleh pemberi kuasa” dan Kuasa Mutlak merupakan pemindahan hak atas tanah yang memberikan

do
gu

kewenangan kepada penerima kuasa untuk menguasai dan menggunakan tanahnya serta melakukan
segala perbuatan hukum yang menurut hukum dapat dilakukan oleh pemegang haknya”;
Menimbang, bahwa sedangkan dalam penjelasan Pasal 39 ayat 1 PP No. 24 Tahun 1997
In
A

menyatakan bahwa "...surat kuasa mutlak adalah pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali
oleh pihak yang memberi kuasa, sehingga pada hakekatanya merupakan perbuatan hukum pemindahan
ah

lik

hak”;
Menimbang, bahwa larangan surat kuasa mutlak untuk menjual ini dikuatkan dengan Putusan
m

ub

Mahkamah Agung No. 434/PK/PDT/2007, Putusan Mahkamah Agung No. 1991K/Pdt/1994 tertanggal
20 Mei 1996;
ka

Menimbang, bahwa namun demikian perlu dicermati bahwa tidak semua surat kuasa mutlak
ep

menjual dilarang sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14
Tahun 1982 tanggal 6 Maret 1982 tentang Larangan Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan
ah

Hak atas Tanah (“Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14/1982”;


es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa ada surat kuasa mutlak yang dapat menjadi pengecualian, dan yang tidak

a
termasuk dalam larangan tersebut adalah kuasa-kuasa yang merupakan bagian yang tidak dapat

R
dipisahkan atau merupakan satu kesatuan dari suatu perjanian (integrerend deel) yang mempunyai alas

si
hukum yang sah atau kuasa yang diberikan untuk kepentingan penerima kuasa agar penerima kuasa

ne
ng
tanpa bantuan pemberi kuasa dapat menjalankan hak-haknya untuk kepentingan dirinya sendiri,
dengan demikian Surat Kuasa Mutlak dibenarkan dengan syarat sebagai berikut :
1 Pemberian kuasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu perjanjian

do
gu2
yang mempunyai alas hukum yang sah;
Kuasa diberikan untuk kepentingan penerima kuasa;

In
A
Menimbang, bahwa sesuai dengan bunyi pasal 1178 ayat 2 KUH Perdata, disebutkan “akan
tetapi kepada kreditur pemegang hipotik pertama diberikan kebebasan untuk pada waktu hipotiknya
ah

didaftarkan, secara tegas menyaratkan, bahwa apabila utang pokoknya tidak dibayar dengan

lik
semestinya atau bunga-bunganya yang terutang tidak dibayar, kreditur pemegang hipotik diberi kuasa
yang tidak dapat dicabut kembali, untuk menjual persil yang dihipotikkan itu di muka umum, agar
am

ub
supaya ia dapat menerima pembayaran dari hasil penjualan itu, baik utang pokok maupun bunga-
bunga dan ongkos-ongkosnya”;
Menimbang, bahwa sedangkan dalam Pasal 1 angka 24 Peraturan Bank Indonesia No. 9/9/
ep
k

PBI/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 8/21/PBI/2006 tentang
ah

Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
R

si
Prinsip Syariah, yang dimaksud dengan agunan yang diambil Alih adalah “… aktiva yang diperoleh
Bank, baik melalui pelelangan maupun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela

ne
ng

oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam
hal nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank”;

do
gu

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, Surat Kuasa Menjual Agunan,
(P-5, T-2) yang dibuat oleh Penggugat dan Tergugat bukanlah surat kuasa mutlak yang yang dimaksud
dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1982 tanggal 6 Maret 1982 tentang Larangan
In
A

Penggunaan Kuasa Mutlak sebagai Pemindahan Hak atas Tanah (“Instruksi Menteri Dalam Negeri
No. 14/1982”. Surat Kuasa Menjual Agunan, (P-5, T-2). Surat kuasa mutlak tersebut lahir karena
ah

lik

adanya hutang piutang antara Penggugat dan tergugat sebagaimana Surat Pengakuan Hutang, No.
b.166/6583/5/2013, tanggal 27-05-2013. Surat kuasa menjual agunan tersebut semata-mata jaminan
m

ub

bagi bank untuk menjual agunan apabila Penggugat inkar janji atau tidak membayar hutang-
hutangnya. Oleh karena itu perbuatan tergugat yang telah membuatkan Surat Kuasa Menjual Agunan
ka

Nomor : 6583-01-00, tanggal 27 Mei 2013, yang merupakan kuasa mutlak bukanlah suatu perbuatan
ep

yang melawan hukum;


ah

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas maka cukup berlasan untuk
R

menolak petitum 2, 3 dan 4 gugatan Penggugat;


es

Halaman 13 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa karena petitum inti gugatan penggugat ditolak, maka penggugat berada

a
pada pihak yang dikalahkan untuk itu Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang

R
besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;

si
Mengingat Pasal-pasal dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang, HIR serta peraturan

ne
ng
perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
• Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

do

gu
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga saat ini sejumlah
Rp. 421.000,00 (empat ratus dua puluh satu ribu rupiah);

In
A
Demikian diputuskan dalam Rapat Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Tulungagung, pada hari Senin, tanggal 22 Juni 2015, oleh kami SIH YULIARTI, S.H. sebagai Hakim
ah

lik
Ketua, ERIKA S.E. GINTING, S.H., M.H., dan ACHMAD WIJAYANTO, S.H. masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum pada
hari Senin, tanggal 29 Juni 2015 oleh Hakim Ketua tersebut, dengan didampingi oleh Para Hakim
am

ub
Anggota, dibantu oleh ASTUTIK, S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Tulungagung
dengan dihadiri Penggugat dan Kuasa Tergugat ;
ep
k

Hakim-hakim Anggota: Hakim Ketua,


ah

si
ne
ng

ERIKA SARI EMSAH GINTING, S.H., M.H. SIH YULIARTI, S.H.

do
gu

ACHMAD WIJAYANTO S.H.


In
A

Panitera Pengganti,
ah

lik
m

ub

ASTUTIK, S.H.
ka

ep
ah

Perincian Biaya Perkara :


R

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1 Biaya Daftar : Rp. 30.000,-

a
2 Biaya Proses : Rp. 50.000,-

si
3 Panggilan : Rp. 320..000,-
4 Redaksi : Rp. 5.000,-

ne
ng
5 Materai : Rp. 6.000,- +
Rp. 421.000,-

do
(Empat ratus dua puluh satu ribu rupiah).
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es

Halaman 15 dari 16 Putusan Perdata Gugatan Nomor 14/Pdt.G/2015/PN.Tlg


M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
am

ub
ep
k
ah

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Anda mungkin juga menyukai