Kajian Teknis Rencana Penambangan Daerah
Kajian Teknis Rencana Penambangan Daerah
Oleh :
RAMADHANU RACHMAN
112000022 / TA
Oleh :
RAMADHANU RACHMAN
112000022 / TA
Mengetahui :
Dosen Wali
dan perusahaan Korea, memiliki wilayah kontrak pertambangan yang mencakup empat
desa di Kabupaten Pasir, yaitu; desa Samurangau, Biu, Rantau Bintongon and Legai
Secara regional PT. KIDECO JAYA AGUNG terletak pada sayap barat dari
suatu sinklin besar dengan arah utara-selatan untuk sekala lokal terdiri dari serangkaian
sesar sinklin-antiklin siklin dari utara – barat laut. Terdapat 3 lingkungan struktur yang
berbeda satu sama lain yang dikenal sebagai samarangau, Roto Timur, dan Roto barat.
Lapisan batubara yang terpenting di daerah samarangau dan roto ini terbentuk
pada zaman miozen dalam sedimen trersier. Berdasarkan data penelitian sebelumnya
pada tabel 1.
Tabel 1.
batubara PT. PT. KIDECO JAYA AGUNG memiliki prospek untuk dikembangkan lebih
4
C. TUJUAN PENELITIAN
dan jalan angkut tambang terbuka untuk diterapkan di cadangan batubara PT. KIDECO
JAYA AGUNG.
D. RUMUSAN MASALAH
struktur geologi daerah dan keadaan topografi batubara serta melakukan penelitian
dengan lingkup kajian sistem/metode dan tata cara penambangan, tahapan kegiatan
E. PENYELESAIAN MASALAH
1. Dasar Teori
1) Karakteristik endapan
- ukuran
- bentuk
- altitude
- kedalaman
5
2) Kondisi geologi
3) Konsiderasi ekonomi
- cadangan
- produksi
- umur tambang
- produktivitas
4) Faktor teknologi
- iklim
- kerja alat
- topografi
- cara penambangan
Penutup.
- Material
6
Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan
suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa
jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung
Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped ) digali (dug)
atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis
yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan
alat “Ripper Mater“ atau “ Seismic Test“ dan satuannya adalah meter per detik,
yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan.
Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis
perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan
- Effesiensi kerja
7
Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis.
tempat kerja dari semak-semak, pohon–pohon besar kecil, sisa pohon yang
sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat
roboh.
roboh.
b). Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang panjang
untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi apabila ada
aman.
yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu sangat besar tidak
dorong Bulldozer.
T = B + M1. N1 + M2.N2 + D . F
Dimana :
9
pepohonan, menit
tertentu
lapangan
( 180 cm )
material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk
bertambah.
- Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan
dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat
penting dari Wheel Loader, metode kerja untuk memuat material hasil
- Pola kerja “ V – Shape Loading “ adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
seperti bentuk huruf “ V “ atau membentuk sudut 45, dan alat angkut tidak
ikut aktif.
- Pola kerja “ Cross Loading “ adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan
saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.
Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu untuk
memilih alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan Out put dari Wheel
Loader itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut dengan out put
Wheel Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai kondisi keserasian alat
berat yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam penanganan material dari
pengupasan lapisan tanah penutup itu. Adapun fungsi utama dari Dump Truck
material yang telah digali dan dimuat oleh Wheel Loader tadi ke tempat
h. Produksi Bulldozer
Operator
Jenis material
Efisiensi kerja
Swell faktor
60 menit
- Banyaknya trip = waktu edar
= ( x ) trip
- faktor koreksi ( FK ) =
operator ( op )
material ( m )
12
efisiensi kerja ( ek )
grade faktor ( gf )
PN = PT x FK
60 menit
- Banyaknya trip = waktu edar
= ( x ) trip
- faktor koreksi ( FK ) =
operator ( op )
material ( m )
efisiensi kerja ( ek )
grade faktor ( gf )
PN = PT x FK
60 menit
- Jumlah trip tiap jam = Cycle time
- Produksi secara teoritis (PT)= kapasitas bucket X jumlah trip per jam
- Faktor koreksi ( FK ) =
effesiensi kerja
60 menit
- Jumlah trip tiap jam = Cycle time
- Faktor koreksi ( FK ) =
effesiensi kerja
Medan kerja sangat berpengaruh sekali, karena apabila medan kerja buruk akan
Kondisi suatu medan kerja tercipta oleh keadaan alam dan jenis material yang ada
didalamnya seperti ketinggian tempat kerja serta sifat fisik dari material itu
terutama dalam menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas
V insitu
SF = x 100%
V loose
V compt
Sh = ( 1 - ) x 100%
15
V loose
dimana :
b. Berat material
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan alat
mengangkut dan lainnya sangat dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada
c. Bentuk material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan
dan tempat. Material yang kondisi butirnya halus dan seragam kemungkinan
isinya sama dengan ruang yang ditempati, sedangkan material yang berbutir
kasar dan berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai ruangan yang
ditempati, hal tersebut terjadi karena material ini akan membentuk rongga-
rongga udara yang akan memakan sebagian dari ruangan tersebut. Ukuran butir
d. Kohesivitas material
diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesivitas tinggi akan
16
mudah menggunung. Jadi apabila material ini berada pada suatrutempat, akan
munjung. Volume material yang menempati ruangan ini akan ada kemungkinan
dukung tanah, dimana semakin tinggi kohesivtas semakin tinggi pula daya
dukung tanah.
e. Kekerasan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas oleh
alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang
berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut
diberikan tanah adalah “Daya Dukung”. Jika daya dukung relatif lebih kecil
maka alat tersebut akan terbenam. Daya dukung tanah dapat dirumuskan
sebagai berikut 8) :
dimana :
c = kohesi
17
yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama
Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih
dimana :
n = jumlah jalur
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalur lurus. Untuk
jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan mendasarkan pada :
Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang saat
membelok.
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
U + Fa + Fb
Z =
2
18
dimana :
alat angkut yang digunakan, dimana jari-jari lingkaran yang dijalani oleh roda
belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan sudut sama terhadap
W
R=
Sin
dimana :
Dalam memilih alat-alat mekanis harus diperhatikan pula adalah iklim dan
curah hujan, hal ini perlu untuk mengetahui sampai batasan mana landasan
kerja bila terkena air hujan akan rusak atau tidak, dan untuk mengetahui
- Penambangan
Sistem kerja dan jenis alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kerja
produktivitas.
a. Kemampuan ideal
Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F , BCM
dimana :
Qi = kemampuan ideal
Cb = kapasitas bilah
F = faktor pengembangan
b. Kemampuan nyata
Qi = ( 60/Ct ) x Cm x F x Eu , BCM/jam
Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F x Eu , BCM/jam
dimana :
Qi = kemampuan nyata
Cb = kapasitas bilah
F = faktor pengembangan
Eu = penggunaan efektif
atau ton/jam.
Dari ketiga data tersebut maka dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan,
Vp / Wp TVp
N = atau N=
Kp Kp
dimana :
Vp = volume pekerjaan
Wp = waktu penyelesaian
Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan dengan
n H x Lt
MF =
nL x cH
dimana :
Lt = waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi alat angkut sampai penuh.
- MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu
- MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi
- MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
2. Data – Data
a. Data-data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain:
Data singkapan
c. Data pendukung
pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur-brosur dari
3. Analisa
Analisa yang dilakukan terhadap data-data yang diambil tersebut diatas yang
diantaranya :
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data di
lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian
ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa :
a. Literatur
23
b. Brosur-brosur
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan menentukan batas-batas penyebaran lubang bor yang diamati sesuai
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di dapat
3. Pengambilan Data
Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun
tulisan.
daerah.
4. Akuisisi Data
5. Pengolahan data
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.
7. Kesimpulan
yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah yang
dibahas.
G. JADWAL KEGIATAN
H. DAFTAR PUSTAKA