BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan
saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam
remitten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan
demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa komplikasi. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis:
• Pasien demam 3 hari yang remitten. Demam meningkat sore hari hingga malam
dan demam turun pagi harinya.
• Demam disertai dengan gangguan pencernaan nyeri pada seluruh lapang perut
diambil, (2) perbandingan volume darah dan media empedu, (3) waktu
pengambilan darah.
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak
DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang
terbatas.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada
serologi yaitu Typhi H 1/640, Typhi O 1/640, Paratyphi A 1/640, Paratyphi B
1/640.
Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini
dengan perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna
dengan kalori dan protein yang cukup dan rendah serat. Sedang untuk tatalaksana
farmakologisnya sebagai berikut :
- IVFD D5% 1/4 NS 1000cc / 24 jam
- Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
- Inj. Ranitidin 2 x 1/4 amp
- Drip D40% 11cc / hari
- Inf. Paracetamol 4 x 125 mg
- extra Antrain 1/4 amp IV jika masih demam