Anda di halaman 1dari 2

60

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun
gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan
saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam
remitten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan
demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa komplikasi. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis:
• Pasien demam 3 hari yang remitten. Demam meningkat sore hari hingga malam
dan demam turun pagi harinya.
• Demam disertai dengan gangguan pencernaan nyeri pada seluruh lapang perut

Pada pasien ini pemerikasaan fisiknya ditemukan :


• Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang sedang,
tanpa gangguan kesadaran
•Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada
pinggirnya, tremor (-)

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam typhoid dibagi


dalam 3 kelompok, yaitu (1) isolasi kuman penyebab demam typhoid melalui
biakan kuman dari spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja,
cairan duodenum dan rose spot, (2) uji serologis untuk mendeteksi antibodi
terhadap antigen, (3) pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi
Diagnosis demam typhoid dengan biakan kuman sebenarnya amat diagnostik,
namun identifikasi kuman memerlukan waktu 3-5 hari. Biakan darah positif pada
40-60% kasus yang diperiksa pada minggu pertama sakit, sedangkan biakan feses
atau urin akan positif setelah minggu pertama. Biakan dari sumsum tulang akan
positif pada penyakit stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan yang paling
sensitif. Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan darah
negatif tidak menyingkirkan demam typhoid. Hal ini disebabkan karena hasil
biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain (1) jumlah darah yang
61

diambil, (2) perbandingan volume darah dan media empedu, (3) waktu
pengambilan darah.
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak
DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang
terbatas.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada
serologi yaitu Typhi H 1/640, Typhi O 1/640, Paratyphi A 1/640, Paratyphi B
1/640.
Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini
dengan perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna
dengan kalori dan protein yang cukup dan rendah serat. Sedang untuk tatalaksana
farmakologisnya sebagai berikut :
- IVFD D5% 1/4 NS 1000cc / 24 jam
- Inj. Ceftriaxone 2 x 500 mg
- Inj. Ranitidin 2 x 1/4 amp
- Drip D40% 11cc / hari
- Inf. Paracetamol 4 x 125 mg
- extra Antrain 1/4 amp IV jika masih demam

Anda mungkin juga menyukai