KelompokA-5
Anggota
Fakultas kedokteran
Univesrsitas Yarsi
2019/2020
Telepon: +6221420667
Daftar Isi
Daftar
isi…………...…………………………………………………………………………..
2
Skenario…………………………………………………………………………………
……..3
Identifikasi kata
sulit…………………………………………………………………………..4
Brainstorming ……………………..................................................................................
..........5
Hipotesis………………………………………………………………………………
……….6
Sasaran
belajar…………………………………………………………………………………7
LI 1. ……………………………………………………....8
LO 1.1 ………………………
LO 1.2 …………………………..
LI.2 …………………………………………………………………………
LO 2.1 …………………………………
LO 2.2 ………..
LO
2.3 ………………………………………………………………………………………
.
LI.3 …………………………
SKENARIO 3
Pendaki Gunung Sumbing
Dua pendaki Gunung Sumbing terpaksa dievakuasi oleh tim SAR Kabupaten
Temanggung Jawa Tengah.Mereka Dilaporkan mengalami hipoksia akut dan
hipotermia.Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah
melaporkan peristiwa hipotermia terjadi karena kurangnya persiapan saat
mendaki.Menurut keterangan dokter yang merawat dua pendaki tersebut,jika keadaan
hipotermia tidak segera ditangani dapat menyebabkan kegagalan fungsi tubuh yang
lebih dikenal sebagai Mountain Sickness Acute.
KATA SULIT
1. Hipotermia : Keadaan dimana suhu tubuh menurun.
2. Hipoksia akut : Keadaan tubuh saat kekurangan oksigen sehingga
metabolism terganggu.
3. M.S.A (Mountain Sickness Acute : Penyakit yang terjadi pada ketinggian,
karena adanya perbedaan tekanan dan suhu udara.
4. Evakuasi : Pengungsian atau pemindahan penduduk dari daerah-daerah yang
berbahaya
PERTANYAAN
1. Apa gejala hipotermia ?
2. Apa penanganan hipoksia dan hipotermia ?
3. Bagaimana cara mencegah hipotermia ?
4. Apa faktor penyebab hipotermia ?
5. Proses apakah yang terganggu di dalam tubuh, selain metabolisme ?
6. Persiapan apa saja yang harus disiapkan sebelum mendaki ?
7. Bagaimana keadaan pendaki, sehingga diketahui mengalami hipoksia akut dan
hipotermia ?
8. Pada suhu berapa tubuh, sehingga mengalami hipotermia ?
9. Mengapa di ketinggian bisa mengalami hipoksia dan hipotermia ?
10. Apa gejala dari Mountain Sickness Acute?
11. Apakah lemak tubuh seseorang mempengaruhi terjadinya hipotermia ?
12. Apa pertolongan pertama yang dilakukan pada keadaan hipotermia ?
JAWABAN
1. Gejala hipotermia yaitu kulit terlihat pucat, mati rasa, menggigil, respons
menurun, gangguan bicara, kaku dan sulit bergerak, penurunan kesadaran,
sesak napas hingga napas melambat, jantung berdebar hingga denyut
jantung melambat.
2. Penanganan Hipotermia :
- Pindahkan ke tempat yang kering dan hangat secara hati- hati
- Segera gantikan pakaian yang lebih tebal dan tutupi tubuhnya dengan
selimut agar hangat
- Jika sadar dan mampu untuk menelan berikan makanan dan minuman
yang hangat dan manis
- Hindari penggunaan bantal atau kompres yang panas dan lampu
pemanas untuk menghangatkan penderita hipotermia karena panas yang
berlebih dapat merusak kulit dan menyebabkan detak jantung berhenti
- Terus temani dan pantau hingga bantuan medis tiba
Penanganan Hipoksia :
- Berikan banyak asupan oksigen, karena semakin cepat kadar oksigen
dalam tubuh kembali normal semakin kecil resiko kerusakan pada organ
- Alat bantu pernapasan / ventilator
- Terapi oksigen hiperbarik (TOHB)
3. Cara mencegah hipotermia
- Jagalah tubuh agar tetap kering.
- Hindari mengenakan pakaian basah dalam waktu lama
- Gunakan pakaian sesuai kondisi cuaca dan kegiatan yang akan
dilakukan terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di
tempat yang dingin
- Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh seperti
menggosok- gosokan tangan
- Konsumsi makanan dan minuma yang hangat
4. Faktor penyebab hipotermia
- Terlalu lama berada di tempat yang dingin
- Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat di cuaca yang dingin
- Terlalu lama mengenakan pakaian basah
- Terlalu lama berada di dalam air ( seperti korban kapal tenggelam)
5. Terganggunya system saraf
Homeostasis terganggu
6. Beberapa persiapan yang diperlukan sebelum mendaki :
Mengetahui medan yang akan dilalui
Menyiapkan perbekalan secara materi dan makanan
Pergi dengan pendamping yang berpengalaman
Mempersiapan kondisi fisik yang optimal
7. Pendaki memperlihatkan gelaja hipotermia dan hipoksia berupa kulit
terlihat pucat, mati rasa, menggigil, respons menurun, gangguan bicara,
kaku dan sulit bergerak, penurunan kesadaran, sesak napas hingga napas
melambat, jantung berdebar hingga denyut jantung melambat.
Penurunan suhu tubuh dan rendahnya tekanan udara pada dataran tinggi saat
pendakian gunung dapat menyebabkan hipoksia dan hipotermia. Keadaan ini
disebabkan oleh faktor lingkungan dan kondisi tubuh. Apabila kondisi ini terjadi
dapat dilakukan pertolongan pertama.
SASARAN BELAJAR
Definisi
Merupakan simbol kimia dengan simbol O, nomor atom 8 dan berat atom
15.9994. Gas oksigen diatomik merupakan 20.8% dari volume udara. Oksigen adalah
zat tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan terdapat bebas di udara serta dalam
kombinasi pada sebagian besar zat padat, cair dan gas non unsur.
Oksigen penting untuk makhluk hidup karena merupakan usnur penting dari
DNA dan hampir semua bahan biologis penting lainnya.
Dua per tiga tubuh manusia terdiri dari oksigen. Sel manusia membutuhkan
oksigen untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme, karena oksigen
merupakan komponen penting pada pembentukan ATP. ATP adalah sumber energi
untuk melakukan aktivitas seluler secara maksimal dan memelihara efektivitas segala
fungsi tubuh.
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami
kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak masih mampu
menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara
permanen (Kozier dan Erb 1998)
Bila oksigen yang tersedia banyak maka mitokondria akan memproduksi ATP.
Tanpa oksige, mitokondria tidak akan membuat ATP. Jika oksigen dalam jumlah
yang sedikit, tubuh akan tetap menghasilkan ATP pada sitosol melalui proses
glikolisis dan merupakan reaksi anaerob. Tapi jumlah yang dihasilkan tidak sebanyak
yang dihasilkan mitokondria. Oleh karena itu, jika tubuh terus menerus dalam
keadaan tanpa oksigen maka sel akan hilang fungsinya.
Saat pertama kali sampai di ketinggian, banyak individu yang mengalami mabuk
pegunungan sementara. Sindrom ini muncul 8 - 24 jam setelah sampai da berlangsung
selama 4 - 8 hari, ditandai dengan nyeri kepala, iritabilitas, insomnia, sesak nafas,
mual dan muntah. Penyebab diduga terkait dengan edema serebri.
Penyakit akibat ketinggian tidak hanya mabuk pada ketinggian, tapi juga 2
sindrom yang lebih serius dan menjadi penyulitnya, yaitu edema otak dan edema paru
akibat ketinggian. Pada edema otak, lebocoran kapiler pada mabuk pegunungan
berlanjut dengan pembengkakan otak yang nyata. Edema paru adalah edema
berbercak di paru yang terkait dengan hipertensi pulmonal berat yang terjadi di
ketinggian.
Selain itu, dampak yang terjadi akibat dapat berupa kesulitan koordinasi, bicara,
dan konsentrasi, kesulitan bernafas, mengantuk, kelelahan, sianosis, penurunan pada
penglihatan, pendengaran, dan fungsi sensorik, keringan dingin, serta ketidaksadaran
dan kematian tergantung ketinggian dan kondisi pasien. Kategori umum hipoksia :
1. Hipoksia hipoksik
Hipoksia Hipoksik adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena
kurangnya oksigen yang masuk ke dalam paru-paru. Sehingga oksigendalam darah
menurun kadarnya. Kegagalan ini dapat disebabkan olehadanya
sumbatan/obstruksi di saluran pernapasan.
2. Hipoksia anemik
Hipoksia Anemik adalah keadaan hipoksia yang disebabkan oleh
karenahemoglobin dalam darah tidak dapat mengikat atau membawa oksigenyang
cukup untuk metabolisme seluler. Sepertikeracunan karbonmonoksida (CO2).
3. Hipoksia sirkulasi
Hipoksia Stagnan adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena
hemoglobin dalam darah tidak mampu membawa oksigen ke jaringanyang
disebabkan kegagalan sirkulasiseperti heart failureatauembolisme
4. Hipoksia histotoksik
Hipoksia Histotoksik adalah keadaan hipoksia yang disebabkan oleh karena
jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen. Salah satucontohnya pada
keracunan sianida. Sianida dalam tubuh akanmengaktifkan beberapa enzim
oksidatif seluruh jaringan secararadikal,terutama sitokrom oksidase dengan
mengikat bagianferric heme groupdari oksigen yang dibawa darah
1. Usia
2. Regulasi suhu tidak stabil sampai pubertas
3. Olahraga
4. Kadar hormone
5. Irama sirkadian
6. Stres
7. Lingkungan
pengertian Hipotermia
Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu
normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35 derajat
Celsius.
Beraktivitas terlalu lama di tempat yang dingin, seperti mendaki gunung atau
berenang.
Usia bayi dan manula, akibat kemampuan mengendalikan temperatur tubuh yang
belum sempurna pada bayi dan menurun pada manula.
Penyebab Hipotermia
Penyebab umum hipotermia adalah paparan suhu dingin atau air dingin dalam waktu
yang lama tanpa perlindungan yang cukup, misalnya akibat:
1. Berada terlalu lama di tempat dingin.
2. Jatuh ke kolam air dingin dalam waktu lama.
3. Mengenakan pakaian yang basah untuk waktu cukup lama.
4. Suhu pendingin ruangan yang terlalu rendah, terutama pada bayi dan lansia.
5. Tidak mengenakan pakaian yang tepat saat mendaki gunung.
Gejala Hipotermia
Beberapa gejala hipotermia, antara lain :
Berbicara cadel, bergumam, dan gagap.
Bibir berwarna kebiruan.
Denyut jantung lemah dan tidak teratur.
Kulit bayi dapat berwarna merah terang, dingin, dan tampak sangat tidak
bertenaga.
Mengantuk atau lemas.
Menggigil terus-menerus.
Merasa kedinginan.
Napas pelan dan pendek.
Penurunan kesadaran, seperti kebingungan.
Pupil mata yang melebar.
Tidak dapat menghangatkan diri.
Tubuh menjadi kaku dan sulit bergerak.
Pengobatan Hipotermia
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, antara lain:
Segera lepas dan ganti baju yang basah dengan yang kering.
Pindahkan ke area yang dekat dengan sumber panas dan dapat berbagi panas
tubuh.
Hindari penggunaan panas secara langsung, seperti air panas atau alas
penghangat.
Menurut Luks, Rodway et al. (2014), AMS dapat terjadi berdasarkan 3 kelompok
kategori risiko, yaitu :
d) Rendah
3000 m.
e) Sedang
• Individu tanpa riwayat AMS dan tidak pernah mendaki gunung 2500-2800 mdpl
dalam 1 hari.
Individu tanpa riwayat AMS dan mendaki gunung > 2800 mdpl dalam 1 hari.
f)Tinggi
• Individu dengan riwayat AMS dan mendaki gunung > 2800 mdpl dalam 1 hari.
• Semua individu yang mendaki gunung dengan ketinggian > 3500 mdpl.
• Semua individu yang mendaki gunung dengan ketinggian > 3500 mdpl dan
dengan kecapatan > 500 m per hari
• Pendakian gunung yang sangat cepat.
. Patofisiologi AMS
Menurut Clarke (2006), ada beberapa faktor yang terlibat dalam patogenesis
AMS. Faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Faktor genetik
Orang-orang tertentu memiliki kecenderungan untuk terkena AMS dan altitude
oedema. Meskipun belum secara pasti dapat dijelaskan, namun hal itu diduga
berkaitan dengan angiotensin-converting enzyme genes dan polimorfisme
pulmonary surfactant protein A.
2. Respon seluler terhadap kondisi hipoksia.
Misalnya, mitochondrial acclimatization dan penjalaran impuls di jalur axon yang
melambat.
3. Perubahan yang terjadi di mikrovaskular.
Berdasarkan hipotesis tersebut, perubahan mikrovaskular yang terjadi bersifat
unik dimana kondisi hipoksia menyebabkan perfusi berlebihan pada pembuluh
darah kecil (mikrovaskular), khususnya di otak dan paru-paru. Hal ini
dikarenakan oleh aktivasi vascular endothelial growth factor yang dipicu oleh
mediatormediator seperti hypoxia-inducible factor dan nitric oxide (Clarke, 2006)
Menurut Heo et al. (2014), gejala utama AMS berupa sakit kepala. Selain itu,
manifestasi klinis AMS yaitu :
1. Masalah gastro-intestinal (Misalnya : anorexia, nausea, dan muntah)
2. Kelelahan (fatigue)
3. Oyong (dizziness)
4. Gangguan tidur
5. Retensi cairan
6. Oligouria
Manifestasi klinis AMS jarang timbul pada ketinggian di bawah 2000 mdpl dan
biasanya terjadi 6-10 jam setelah pendakian,namun terkadang dapat timbul 1 jam
setelah pendakian (Hackett dan Roach, 2001)Menurut Richard (2014)
menyebutkan, diagnosis AMS dapat ditegakkan bila baru saja melakukan
pendakian hingga ketinggian di atas 2500 mdpl dan diikuti sakit kepala diikuti
satu atau lebih manifestasi klinis lainnya
Menurut Richard (2014), prinsip penatalaksanaan AMS terdiri dari tiga hal,yakni :
1. Hindari atau jangan melakukan pendakian ke ketinggian lebih lanjut.
2. Jika
pasien
telah
diberi
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/5645/6.%20BAB%20II.pdf?s
equence=6&isAllowed=y
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id
/bitstream/handle/123456789/55946/Chapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D4%26isA
llowed%3Dy&ved=2ahUKEwjrz6z0vtTlAhVQXSsKHVgjDrsQFjAFegQIARAB&us
g=AOvVaw0D8p4bQI_U6xwSUv_YPVGl