Anda di halaman 1dari 1

Harta (maal) merupakan segala sesuatu yang disukai manusia secara fitrah dan dapat dimanfaatkan secara syar’i

(sah dan legal). Harta adalah amanah dari Allah swt. yang diberikan kepada manusia untuk dijaga dan
dimanfaatkan. Seorang mukmin boleh memiliki harta, tapi ia tidak boleh dikuasai oleh harta.

Pertama, tidak berlebih-lebihan dan tidak mengambil selain haknya. Rasulullah memberikan
penjelasan yang sangat menarik soal ini.

Kedua, menyedekahkan sebagian. Seperti jamak dipahami sebagai Muslim kita mesti hidup
berdampingan, saling menolong, saling membantu dan tentu saja saling memberi. Perintah
bersedekah atau berinfak amat jelas tertera di dalam Al-Qur’an.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu
Alayhi Wasallam pernah bersabda ketika beliau di atas mimbar sedang menuturkan masalah
sedekah dan menghindari perbuatan meminta-minta.

ُّ ‫ َوال‬.ُ‫ َو ْاليَدُ ْالعُ ْليَا اَ ْل ُم ْن ِفقَة‬.‫س ْفلَى‬


ُ‫س ْفلَى اَلسَّائِلَة‬ ُّ ‫ا َ ْليَد ُ ْالعُ ْليَا َخي ٌْر ِمنَ ْاليَ ِد ال‬

“Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah
pemberi dan tangan yang di bawah adalah peminta-minta.” (HR. Bukhari).

Ketiga, jauhi sifat rakus. Tidak sedikit manusia yang awalnya cerdas, berbakti di tengah-tengah
masyarakat dan santun berubah menjadi bringas dan asosial kala mendapat jabatan atau
kekayaan. Malah perilakunya semakin buruk dan terus semakin keji hingga ajal tiba merampas
semua kesenangannya.

Rasulullah bersabda, “Manusia cepat menua dan beruban karena dua hal, rakus terhadap harta
dan rakus terhadap umur alias takut mati.” (HR. Bukhari).
Sekali lagi, harta (maal) adalah titipan dari Allah swt kepada kita. Ia harus dijaga dan dimanfaatkan sesuai dengan
aturan yang telah digariskan dalam syari’at dan jangan sampai keluar dari garis tersebut. Saat ini, harta yang telah
ada di tangan, bagaimana kita dapat menjadikannya lebih bermanfaat dan lebih berkah. Karena kelak di akhirat, kita
akan mempertanggungjawabkan harta tersebut di hadapan Allah swt. Akhirnya, kepada Allah-lah kita kembalikan
semua urusan dan hanya kepada–Nya kita bertawakkal. Wallahu A’lam.

Anda mungkin juga menyukai