Isi Journal Reading
Isi Journal Reading
I. PENGANTAR
Oksigenasi dan perfusi jaringan yang tidak memadai dapat terjadi akibat 1 atau
mitokondria)
darah mungkin normal pada beberapa pasien dengan syok meskipun memang
turun secara signifikan sejak awal, atau tekanan darah dapat dipertahankan karena
1
merupakan manifestasi awal dari kondisi yang mendasarinya atau mungkin
syok dan memulai pengobatan yang tepat. Manifestasi klinis syok didapatkan dari
oksigenasi dan perfusi jaringan yang tidak adekuat, respons kompensasi, dan
perubahan status mental, oliguria / anuria, dan disfungsi organ lainnya. Selain itu,
menyebabkan cedera organ. Efek langsung dan tidak langsung dari hipoperfusi
dapat dilihat dari hasil laboratorium oksigenasi yang abnormal, ureum nitrogen
Asidosis metabolik anion gap adalah salah satu temuan yang paling umum dari
Walaupun tidak sensitif atau spesifik untuk diagnosis syok, konsentrasi laktat
mengalihkan aliran darah dari organ yang memerlukan sedikit oksigen seperti
kulit menuju organ yang sangat memerlukan oksigen seperti otak dan jantung.
2
Vasokontriksi intens berkorelasi dengan dingin, ekstremitas yang berkeringat dan
sering mengalami vasodilatasi dan ekstremitas hangat, tetapi tanda-tanda lain dari
pernapasan.
pada tingkat jaringan. Seperti dibahas pada Bab 6, hemoglobin akan melepaskan
lebih banyak oksigen saat melewati kapiler untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
Ekstraksi oksigen yang lebih besar tercermin dari pengukuran SvO2 atau ScvO2
yang lebih rendah dalam banyak bentuk syok. Namun, nilai normal saturasi
3
menyebabkan gangguan jaringan atau pemanfaatan oksigen oleh seluler atau
Tabel 7-1. Anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik sering memberikan
Namun, banyak pasien juga memiliki komponen lebih dari satu jenis syok (syok
campuran). Syok septik adalah bentuk syok distributif, tetapi mungkin memiliki
berbagai jenis syok sangat membantu dalam menentukan terapi yang tepat,
4
bahkan ketika pengukuran spesifik tidak tersedia. Tabel 7-2 menyajikan profil
tergantung pada etiologi spesifik, fungsi jantung, dan status resusitasi paien.
A. Syok Hipovolemik
cairan gastrointestinal atau urin, dehidrasi, atau kehilangan cairan dari ruang
ketiga. Kehilangan cairan dari ruang ketiga akibat redistribusi cairan interstitial
didapatkan pada cedera luka bakar, trauma, pankreatitis, dan segala bentuk syok
jantung, penurunan tekanan pengisian ventrikel kanan dan kiri (preload), dan
(perdarahan). Selain temuan klinis yang biasa, pasien dengan syok hipovolemik
5
B. Syok Distributif
syok hipovolemik dan syok anafilaksis yang jauh lebih jarang terjadi. Profil
dengan SVR rendah dan tekanan pengisian ventrikel rendah ke normal. Penurunan
curah jantung dapat terjadi jika volume intravaskular tidak dioptimalkan. ScvO2
atau SvO2 mungkin normal atau meningkat karena pirau darah dalam
bradikardia daripada takikardia. Demam muncul pada syok septik dan krisis
adrenal.
C. Syok Kardiogenik
Pada syok kardiogenik, aliran darah keluar tidak adekuat karena kegagalan
mekanis atau struktural (gagal katup, cacat septum) atau aritmia. Paling umum,
syok kardiogenik terjadi akibat infark miokard akut (MI) atau komplikasi
selanjutnya. Syok kardiogenik adalah bentuk gagal jantung yang paling parah dan
dibedakan dengan gagal jantung kronis yang kurang parah dengan adanya
hipopefusi, hipotensi, dan perlunya intervensi terapi yang berbeda (Bab 10).
6
peningkatan tekanan pengisian ventrikel, dan peningkatan afterload (SVR). Ketika
curah jantung rendah, SvO2 atau ScvO2 menurun karena peningkatan ekstraksi
dengan syok kardiogenik dapat mencakup vena jugularis yang distensi, edema
D. Syok Obstruktif
aliran darah karena gangguan pengisian jantung dan afterload yang berlebihan.
pada etiologinya. Pada tamponade jantung, tekanan dari bilik jantung kanan, arteri
Hg pada tekanan darah sistolik selama inspirasi (pulsus paradoxus) adalah temuan
klinis yang penting pada pasien dengan dugaan tamponade jantung. Vena
jugularis yang distensi dapat muncul pada syok obstruktif, tergantung pada waktu
7
IV. PRINSIP UMUM MANAJEMEN SYOK
pengiriman atau pemanfaatan oksigen untuk mencegah cedera seluler dan organ.
Terapi yang efektif didasarkan pada terapi dari etiologi yang mendasarinya,
tekanan darah yang memadai, meningkatkan curah jantung, dan / atau mengurangi
kadar oksigen darah. Kebutuhan akan oksigen juga harus dikurangi jika
8
Tekanan arteri rata-rata (MAP)> 65 mm Hg biasanya direkomendasikan sebagai
tujuan awal.
MAP yang lebih tinggi mungkin diperlukan pada pasien dengan iskemia
bermanfaat jika diolah menjadi perfusi yang lebih baik. Jika tidak, tekanan darah
perfusi sistemik dan organ. Target tekanan darah biasanya dicapai dengan cairan
dan / atau agen vasoaktif (lihat "Terapi cairan" dan "agen vasoaktif" di bawah).
hemoglobin dengan transfusi mungkin merupakan salah satu cara paling efisien
untuk meningkatkan suplai oksigen pada beberapa pasien dengan syok. Misalnya,
9
meningkatkan konsentrasi hemoglobin dari 7 g / dl menjadi 9 g / dl dengan
meningkatkan suplai oksigen hampir 30%, bahkan jika curah jantung tetap
PaO2 dengan suplementasi oksigen dan ventilasi mekanis. Namun, begitu PaO2
A. Pemantauan
intervensi yang sesuai dan untuk menilai respons mereka terhadap intervensi (Bab
perubahan dalam denyut jantung dan ritme. Tekanan darah paling baik dipantau
dengan syok. Oksimetri nadi harus dipantau secara rutin untuk memastikan
kanan. Pengukuran ScvO2 melalui kateter vena sentral mungkin berguna sebagai
memantau keluaran urin sebagai indikator perfusi ginjal, dengan target yang
disarankan 0,5-1 mL / kg / jam. Konsentrasi awal laktat harus diukur dan dipantau
10
pada interval yang tepat. Konsentrasi laktat yang normal atau menurun
organ.
B. Terapi Cairan
Terapi awal untuk sebagian besar bentuk syok adalah penggantian volume
volume intravaskular. Kerusakan difus atau dependen, serta vena leher yang
sindrom gangguan pernapasan akut atau pneumonia difus. Paru yang bersih dan
vena leher yang datar menunjukkan preload yang tidak adekuat pada pasien
hipotensi. Meskipun perubahan ortostatik dalam tekanan darah dan denyut jantung
hipotensi atau takikardia berat tidak boleh subjektif terhadap perubahan posisi
tersebut. Sifat dan tingkat defisit cairan harus ditentukan untuk mengidentifikasi
Defisiensi volume intravaskular pada pasien yang tidak anemia dapat diisi
ulang dengan larutan kristaloid atau koloid. Kristaloid lebih murah daripada
koloid dan biasanya mempunyai tujuan yang sama. Cairan kristaloid untuk
11
volume resusitasi termasuk Ringer laktat dan normal salin. Dextrose 5% dalam air
seluruh kompartemen cairan tubuh dan tidak boleh digunakan untuk mengobati
syok hipovolemik. Untuk alasan yang sama, saline 0,45% tidak sesuai untuk
ekspansi volume. Cairan koloid seperti hetastarch, albumin dan gelatin. Kristaloid
dan koloid tampak sama efektifnya ketika diinfuskan ke titik akhir fisiologis.
Kristaloid dalam bolus yang dititrasi dari 500 hingga 1000 mililiter atau koloid
dalam bolus yang dititrasi dari 300 hingga 500 mililiter dapat diberikan di awal
untuk sebagian besar pasien dewasa dan diulangi seperlunya sementara parameter
yang tepat sedang dipantau secara ketat. Jumlah bolus yang lebih kecil
kardiogenik.
Selain larutan kristaloid atau koloid, sel darah merah yang dikemas
dengan perdarahan atau anemia yang bermakna. Pada banyak pasien yang sakit
tetapi hanya digunakan untuk koreksi koagulopati dan bukan untuk penggantian
dan bukan sebagai pengganti cairan. Prioritas dalam pemberian cairan adalah
klinis pasien, cairan yang paling mendekati perkiraan kehilangan cairan pasien
12
Target pertama dalam resusitasi cairan adalah koreksi hipotensi. Setelah
akhir sebenarnya dari terapi syok yang efektif. Efek yang berbahaya dari
peningkatan tekanan kapiler paru, yang dapat menyebabkan edema paru. Oleh
karena itu, auskultasi dada yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya ronki
dan pemantauan saturasi PaO2 atau saturasi oksihemoglobin oleh oksimetri nadi
hemodinamik invasif, terapi volume dapat diberikan dengan hati-hati pada pasien
arteri yang signifikan dicatat atau sampai kelainan diperbaiki. Pendekatan terapi
volume ini menghadirkan risiko minimal pada pasien dengan oksigenasi yang
memadai.
C. Agen Vasoaktif
dengan obat vassopressor, inotropik, dan efek vasodilator. Banyak agen memiliki
lebih dari satu efek hemodinamik, dan efek dapat bervariasi sesuai dosis.
agen vasoaktif yang paling mungkin untuk mencapai efek hemodinamik yang
13
Tidak ada satu agen vasoaktif atau kombinasi
agen yang terbukti lebih unggul dalam
mengelola syok.
1. Dopamin
pasien, beberapa generalisasi dapat membantu tentang dosis dan efek yang
dopamin memiliki efek inotropik dan kronotropik sederhana. Pada kisaran dosis
efek ginjal tidak dianjurkan, karena tidak dapat mencegah disfungsi ginjal atau
dopamin memiliki efek inotropik utama dan kehilangan efeknya pada ginjal. Pada
2. Norepinefrin
dewasa, laju infus norepinefrin dimulai pada 0,05 mikrogram / kg / menit dan
dititrasi dengan efek yang diinginkan. Seperti vasopresor lainnya, curah jantung
14
mungkin menurunkan afterload dan tekanan darah meningkat. Norepinefrin
biasanya meningkatkan aliran darah ginjal pada pasien dengan resusitasi volume
norepinefrin.
3. Epinefrin
memiliki efek inotropik dan chronotropic yang kuat dan pada dosis yang lebih
tinggi memiliki efek vasopressor. Dosis mulai dari 0,1 mikrogram / kg / menit
dan dapat dititrasi untuk efek yang diinginkan. Peningkatan konsumsi oksigen
miokard yang diinduksi epinefrin dapat membatasi penggunaan agen ini pada
orang dewasa, terutama pada penyakit arteri koroner. Iskemia mesenterika juga
4. Vasopresin
dianjurkan pada orang dewasa adalah 0,01 hingga 0,04 unit / menit. Dosis yang
dipertimbangkan untuk digunakan dalam refrakter syok hipotensi untuk agen lain
dan resusitasi cairan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan peran
15
5. Dobutamine
volume intravaskular yang tidak adekuat, tekanan darah bisa turun drastis dan
A. Syok Hipovolemik
dan perfusi organ. Untuk resusitasi awal, cairan koloid atau kristaloid efektif jika
diberikan dalam volume yang cukup. Selanjutnya, cairan yang digunakan harus
dapat menggantikan cairan yang telah hilang. Misalnya, produk darah mungkin
diperlukan untuk menggantikan kehilangan darah (Bab 9), dan kristaloid harus
digunakan untuk muntah dan dehidrasi. Untuk hipotensi, pilihan kristaloid adalah
larutan normal salin atau Ringer laktat karena osmolalitas yang diperlukan untuk
16
resusitasi volume telah memadai. Pemantauan tekanan vena sentral mungkin
bermanfaat untuk memandu resusitasi cairan pada pasien tanpa penyakit jantung
B. Syok Distributif
Pendekatan awal untuk pasien dengan syok septik adalah restorasi dan
antibiotik yang tepat sangat penting, seperti juga intervensi lain untuk
pemantauan tekanan vena sentral (CVP) dan pengukuran ScvO2, telah terbukti
mengurangi mortalitas pada sepsis berat dan syok septik. (Lihat protokol pada
Gambar 7-1). Perluasan volume dapat dimulai dengan larutan kristaloid isotonik
atau koloid. Vasodilatasi dan kebocoran kapiler difus sering terjadi pada syok
septik, dan kebutuhan cairan mungkin besar. Sehingga evaluasi input cairan dan
ruang ekstravaskular.
Jika pasien dengan syok septik tetap hipotensi meskipun resusitasi cairan
Vasopresin atau epinefrin dosis rendah dapat dipertimbangkan untuk pasien yang
pasien dengan tekanan darah yang adekuat yang memiliki hipoperfusi dan curah
jantung yang rendah dengan preload ventrikel yang adekuat. Disfungsi miokard
17
reversibel dengan pelebaran ventrikel dan penurunan fraksi ejeksi sering terjadi
pada syok septik. MAP awal <65mmHg mungkin memerlukan terapi inisiasi
dipertimbangkan pada pasien rawat inap dengan syok septik ketika tekanan darah
kurang responsif terhadap cairan dan vasopresor. Hasil dari uji stimulasi hormon
subkutan.
Dalam keadaan tekanan darah sangat rendah dan perfusi perifer yang
diperlukan (Bab 12). Lihat bab 9 untuk informasi tentang manajemen syok
neurogenik.
18
Gambar 7.1 Protocol for early directed resuscitation in severe sepsis and septic
shock
C. Syok Kardiogenik
iskemia miokard (Bab 10). Disfungsi diastolik selama iskemia miokard dapat
yang menyebabkan preload adekuat. Oleh karena itu, uji coba pemberian cairan
dapat dilakukan (bolus 250 mL). Ketika tekanan darah menurun pada syok
kardiogenik, terapi awal menggunakan agen tunggal yang memiliki efek inotropik
segera untuk meningkatkan tekanan arteri sistolik. Jika tekanan arteri sistolik
19
adalah 70 hingga 90 mmHg, dopamin dapat dipertimbangkan sejak awalnya.
setelah tekanan darah stabil, dengan tujuan mengurangi terapi vasopresor. Jika
hipotensi sedang tidak responsif terhadap terapi awal, konsultasi harus dilakukan
Elevated afterload (SVR) juga dapat mengganggu curah jantung jika ada
perubahan hemodinamik primer, seperti yang terjadi pada gagal jantung kongestif
kronis. Seringkali pada syok kardiogenik akut, SVR meningkat secara sekunder
nitroprusside, harus dimulai dengan sangat hati-hati dan hanya pada pasien
Ketika gagal jantung ditandai dengan curah jantung yang rendah, tekanan
darah normal atau meningkat, dan hipoksemia karena tekanan kapiler paru yang
hipoksemia. Tekanan kapiler paru yang tinggi didiagnosis secara klinis. Reduksi
20
inotropis, maka penambahan afterload dan reduksi preload dengan adanya curah
D. Syok Obstruktif
volume intravaskular sangat penting pada pasien dengan semua bentuk syok
untuk sementara waktu. Inotrop atau vasopresor memiliki peran minimal dalam
pengelolaan syok
Diuretik dan venodilator harus dihindari pada
obstruktif, syok obstruktif. dan agen ini
VI. OLIGURIA
>2 jam, merupakan manifestasi penting dari hipoperfusi. Oliguria juga dapat
disebabkan oleh kerusakan ginjal yang permanen atau obstruksi postrenal, dalam
21
hal ini keluaran urin digunakan sebagai tujuan resusitasi syok yang adekuat.
prerenal oliguria dari nekrosis tubular akut (ATN). Beberapa tes laboratorium
fungsi ginjal ditunjukkan pada Tabel 7-5. Hasil tes ini harus diperoleh sebelum
pemberian diuretik.
Tabel 7.5 Tes laboratorium untuk membedakan kondisi prerenal dari nekrosis
tubular akut (ATN)
Tes laboratorium Prerenal ATN
Blood urea nitrogen / creatinin ratio >20 10-20
Urine spesific gravity >1020 >1010
Urine osmolality (mOsm/L) >500 <350
Urinary sodium (mmol/L) <20 >40
Fractional excretion of sodium (%)* <1 >2
22
* Fractional excretion of sodium (FENa)= ([urine sodium + serum sodium]+
[urine creatinine + serum creatinine]) x 100
diperbaiki. Kateter urin dan USG ginjal dapat menyingkirkan obstruksi urin pada
sebagian besar pasien. Kateter urin juga merupakan alat yang berguna untuk
kristaloid dan / atau koloid. Jika pasien tetap oliguria setelah mendapatkan cairan
yang adekuat, dosis tinggi diuretik loop (misalnya, furosemide 200 mg IV lambat)
lebih mudah dilakukan dan dialisis dapat dihindari. Tidak ada bukti yang
mendukung penggunaan dopamin dosis rendah pada pasien oliguria. Pernah ada
bukti yang mendukung oliguria pada ginjal akut untuk menggunakan dopamin
dosis rendah. Setelah gagal ginjal akut oliguria dipastikan, cairan harus dibatasi
besar, seperti pada pankreatitis, sepsis berat, dan luka terbuka besar.
23
Karena tidak ada pengobatan khusus untuk sebagian besar kasus gagal
ginjal akut, perawatan untuk pasien hamil dan suportif tetap dipertahankan. Dosis
obat perlu penyesuaian tidak hanya untuk laju filtrasi glomerulus tetapi juga untuk
- Manifestasi klinis syok terjadi akibat oksigenasi dan perfusi jaringan yang
- Terapi awal untuk sebagian besar bentuk syok adalah penggantian volume
- Pemilihan agen vasoaktif untuk mengobati syok harus didasarkan pada efek
24