Puji syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Agama Islam yang
berjudul “Manusia Membutuhkan Agama” dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Apipudin,S.Th.I.,MA.Hum, selaku dosen PAI Universitas Gunadarma yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mengangkat tema “Manusia Membutuhkan Agama” yang akan membahas
agama secara etimologi dan terminologi, serta membahas kebutuhkan manusia terhadap agama.
Makalah ini akan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang agama dan
kebutuhan manusia terhadap agama. Disusun dengan baik agar pembaca mudah memahami
maksud dari makalah ini dan juga menggunakan kosakata yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
dan perkembangan dunia pendidikan serta dapat membantu atau menginspirasi pembaca setelah
membaca makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia
biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sub materi yang harus dibahas di semester ini, diantaranya yaitu ada 14
materi: (1) Kenapa Harus Belajar Agama, (2) Apa Itu Islam, (3) Disiplin Ilmu Fiqih, (4)
Agama dan Kebahagiaan, (5) Integritas Iman Islam dan Ihsan, (6) Membangun
Paradigma Qurani, (7) Perspektif Al-Qur’an Pada Sosial, (8) Membumikan Islam Di
Indonesia, (9) Islam dan Keberagaman, (10) Keragaman Tasawuf, (11) Islam
Menghadapi Modernisasi, (12) Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia,
(13) Peran Masjid Kampus Dalam Mengembangkan Budaya Islam, (14) Pandangan Islam
Terhadap Zakat dan Pajak.
Dari 14 materi di semester ini, penulis tertarik membahas materi dari bab pertama
yang berjudul “Kenapa Harus Belajar Agama” dengan mengembangkan kebutuhan
manusia terhadap agama. Penulis memilih materi ini karena penulis berpikir bahwa
manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup
baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Agar semua itu dapat dicapai,
maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua kebutuhan, yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani (agama) mengandung dua dimensi,
yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan pencipta) dan hubungan horizontal
(hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan lainnya).
Agama merupakan pedoman bagi setiap orang untuk bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.Di Indonesia sendiri, banyak agama telah diakui. Mulai dari Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, dan Buddha. Meskipun demikian, Islamlah yang mayoritas
dianut oleh bangsa ini. Namun, kebanyakan dari mereka hanyalah menganut Islam, tanpa
menjalankan syariatnya dan mengetahui makna atau apa yang dimaksut agama agama
yang diperintahkan kepada umat-umatnya.
1
Oleh karena itu, penulis bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca
mengenai kebutuhan manusia terhadap agama. Agar pembaca dapat mengintrospeksi diri
dan dapat lebih baik kedepannya dalam beragama, khususnya Agama Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sansekerta, yang berasal dari
kata gam artinya pergi, kemudian dari kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran
a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan mencapai kebahagiaan.
Secara terminologi, dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan
aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.
Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah
bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum
dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-
makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Dalam ajaran Islam, agama adalah kebutuhan fitrah manusia. Fitrah keagamaan
dalam diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama.
Oleh karenanya ketika datang wahyu, Tuhan menyeru manusia agar beragama, maka
seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat
dilihat melalui bukti historis dan antrpologis. Melalui bukti ini, kita mengetahui bahwa
manusia primitif pun ternyata memercayai adanya Tuhan. Mereka menyembah benda
yang dianggap misterius dan mengagungkannya. Berkaitan dengan uraian diatas, ada
beberapa dugaan yang diajukan mengenai pertumbuhan agama pada manusia.
Diantaranya yang mengatakan bahwa agama adalah rasa takut dari alam. Sebagai akibat
rasa takut inilah terlintas agama dalam benak manusia. Lalu yang mengatakan bahwa
agama adalah kebodohan. Manusia sesuai wataknya selalu cenderung ingin mengetahui
3
sebab-sebab dan hukum-hukum yang berlaku atas alam ini serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalamnya.
Dugaan yang mengatakan bahwa motivasi keterikatan manusia kepada agama
adalah pendambaannya akan keadilan dan keteraturan. Dugaan tersebut telah banyak
dibuktikan kegagalannnya oleh para ahli, karena dasar hipotesis tersebut adalah
pemikiran manusia yang terbatas. Sedangkan agama yang benar berasal dari Maha Tidak
Terbatas, yaitu Tuhan.
Didalam al-Qur’an, manusia disebut sebagai insan yang mana manusia adalah
insan yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya.
Pengertian manusia dalam al-Qur’an diakuai untuk menunjukkan berbagai kegiatan
manusia yang amat luas, yang terletak pada kemampuan manusia dalam menggunakan
akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptual dalam kehidupan yang konkret. Setiap
anak yang dilahirkan memiliki fitrah untuk beragama, maka kedua orang tualah yang
mewarisi agama kepada anaknya. Maka demikian penting untuk menumbuhkembangkan
dan memelihara potensi keagamaan yang ada dalam hati manusia, maka pada saat
kelahirannya yang pertama kali, anak tersebut perlu diderdengarkan nama Allah melalui
adzan pada telinga kanan dan pada telinga kiri. Selanjutnya berikan makanan yang bersih
dan suci yang dilambangkan dengan pemberian madu, mencukur rambut, anak dengan
tujuan agar menyukai kebersihan, keindahan dan ketampanan. Memotong hewan aqiqah
juga menjadi bagian dari ini. Hal ini bertujuan untuk mengakui eksistensi anak tersebut
ditengah-tengah lingkungan keluarganya yang selanjutnya bisa menumbuhkan harga
dirinya. Dan pada saat menjelang kematiannya, kalimat yang harus diderdengarkan
adalah kalimat tauhid.
Karena di dalam hati manusia sudah terdapat Potensi untuk beragama, maka
potensi beragama ini perlu pembinaan, pengarahan dan pengembangan dengan
mengenalkan agama yang menyerukan kedamaian dan keselamatan, yaitu Agama Islam.
Dalam beragama, akal saja tidak cukup. Ada suatu permasalahan, bahwa di dunia ini ada
banyak orang yang tidak taat beragama namun dirinya seakan-akan bisa sukses dan
terarah hidupnya. Hal ini karena Allah memiliki sifat ar-Rahman, yaitu Yang Maha
Pengasih namun hanya semasa hidup di dunia saja. Hingga siapapun dapat hidup dengan
baik di dunia bukan hanya umat muslim saja
4
C. Faktor yang Memengaruhi Manusia Beragama
Agama islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk penunjuk jalan bagi
orang orang yang yang buta akan nilai nilai moral dan norma norma agama yang berlaju
dimasyarakat. Dengan memiliki agama seseorang akan selalu berada pada jalan kebaikan
dan kebenaran yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di dalam hidup
bermasyarakatnya. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia, karena agama
adalah tiang dari segala tiang didunia yang jika tiang itu runtuh maka manusia berada
pada kerugian.
5
Berikut adalah uraian dari beberapa fungsi agama dalam kehidupan :
Sebagai sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal
yang baik yang dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah
atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa
menjadi pribadi yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan
kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing masing.
6
Sebagai alat untuk sosial
Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih
tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial
dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat,
tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan
kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan agar prilaku tersebut
tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi
berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar
tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain
tentang ketidakadilan ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau
tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat.
masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan
memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa
yang berbau ketidakadilan tersebut.
7
dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma norma yang ada dalam
masyarakat.
8
Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan
Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai
tuhan tempat kita berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah
agar menjadi manusia bisa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi
pribadi yang lebih baik. agama sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi
bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan, pamer atau
kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan
orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. hal ini
disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan
bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.
9
sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang
orang yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih
karena jalan kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya
tidak pernah dipahaminya dengan baik.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya.
Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah dan berbagai
bencana. Ia mengeluh dan minta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang
dapat membebaskannya dari keadaan itu. Ini dialami oleh setiap manusia. Naluriah ini
membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Tuhannya. Untuk itu
dengan segala kekurangan dan kelemahan pada manusia, Allah memerintahkan manusia
untuk mengagungkan dan mensucikan-Nya.
B. Kritik
Demikian makalah ini penulis susun. Kesempurnaan hanya milik Allah dan
penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Apabila makalah ini belum
sesuai harapan pembaca, penulis berharap agar para pembaca memberi kritik dan saran
kepada penulis.Sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
4. https://assalaam.or.id/kebutuhan-manusia-terhadap-agama/
5. https://media.neliti.com/media/publications/99550-ID-kebutuhan-manusia-terhadap-
agama
6. https://www.academia.edu/22131716/KEBUTUHAN_MANUSIA_TERHADAP_AGAM
A_MAKALAH_PROGRAM_STUDI_TADRIS_MATEMATIKA_JURUSAN_TARBIY
AH_SEKOLAH_TINGGI_AGAMA_ISLAM_NEGERI
12
DAFTAR ISI
Kesimpulan ........................................................................... 11
Saran ..................................................................................... 11
iii