Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANUSIA MEMBUTUHKAN AGAMA

Nama : Nabiilah Hisaanahdhiyaa


NPM : 14519547
Kelas : 1PA08
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS GUNADARMA


November 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Agama Islam yang
berjudul “Manusia Membutuhkan Agama” dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, dan penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Apipudin,S.Th.I.,MA.Hum, selaku dosen PAI Universitas Gunadarma yang telah membimbing
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini mengangkat tema “Manusia Membutuhkan Agama” yang akan membahas
agama secara etimologi dan terminologi, serta membahas kebutuhkan manusia terhadap agama.
Makalah ini akan menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang agama dan
kebutuhan manusia terhadap agama. Disusun dengan baik agar pembaca mudah memahami
maksud dari makalah ini dan juga menggunakan kosakata yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
dan perkembangan dunia pendidikan serta dapat membantu atau menginspirasi pembaca setelah
membaca makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia
biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya dan masih jauh dari
kata sempurna. Maka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak sub materi yang harus dibahas di semester ini, diantaranya yaitu ada 14
materi: (1) Kenapa Harus Belajar Agama, (2) Apa Itu Islam, (3) Disiplin Ilmu Fiqih, (4)
Agama dan Kebahagiaan, (5) Integritas Iman Islam dan Ihsan, (6) Membangun
Paradigma Qurani, (7) Perspektif Al-Qur’an Pada Sosial, (8) Membumikan Islam Di
Indonesia, (9) Islam dan Keberagaman, (10) Keragaman Tasawuf, (11) Islam
Menghadapi Modernisasi, (12) Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia,
(13) Peran Masjid Kampus Dalam Mengembangkan Budaya Islam, (14) Pandangan Islam
Terhadap Zakat dan Pajak.
Dari 14 materi di semester ini, penulis tertarik membahas materi dari bab pertama
yang berjudul “Kenapa Harus Belajar Agama” dengan mengembangkan kebutuhan
manusia terhadap agama. Penulis memilih materi ini karena penulis berpikir bahwa
manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup
baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Agar semua itu dapat dicapai,
maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua kebutuhan, yaitu kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani (agama) mengandung dua dimensi,
yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan pencipta) dan hubungan horizontal
(hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan lainnya).
Agama merupakan pedoman bagi setiap orang untuk bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.Di Indonesia sendiri, banyak agama telah diakui. Mulai dari Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, dan Buddha. Meskipun demikian, Islamlah yang mayoritas
dianut oleh bangsa ini. Namun, kebanyakan dari mereka hanyalah menganut Islam, tanpa
menjalankan syariatnya dan mengetahui makna atau apa yang dimaksut agama agama
yang diperintahkan kepada umat-umatnya.

1
Oleh karena itu, penulis bermaksud memberi penjelasan kepada pembaca
mengenai kebutuhan manusia terhadap agama. Agar pembaca dapat mengintrospeksi diri
dan dapat lebih baik kedepannya dalam beragama, khususnya Agama Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Agama Secara Etimologi dan Terminologi

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa sansekerta, yang berasal dari
kata gam artinya pergi, kemudian dari kata gam tersebut mendapat awalan a dan akhiran
a, maka terbentuklah kata agama artinya jalan. Maksudnya, jalan mencapai kebahagiaan.
Secara terminologi, dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, agama diartikan
aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.
Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah
bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum
dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-
makna yang ada pada istilah agama dan religi.

B. Fitrah Manusia Terhadap Agama

Dalam ajaran Islam, agama adalah kebutuhan fitrah manusia. Fitrah keagamaan
dalam diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama.
Oleh karenanya ketika datang wahyu, Tuhan menyeru manusia agar beragama, maka
seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat
dilihat melalui bukti historis dan antrpologis. Melalui bukti ini, kita mengetahui bahwa
manusia primitif pun ternyata memercayai adanya Tuhan. Mereka menyembah benda
yang dianggap misterius dan mengagungkannya. Berkaitan dengan uraian diatas, ada
beberapa dugaan yang diajukan mengenai pertumbuhan agama pada manusia.
Diantaranya yang mengatakan bahwa agama adalah rasa takut dari alam. Sebagai akibat
rasa takut inilah terlintas agama dalam benak manusia. Lalu yang mengatakan bahwa
agama adalah kebodohan. Manusia sesuai wataknya selalu cenderung ingin mengetahui

3
sebab-sebab dan hukum-hukum yang berlaku atas alam ini serta peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalamnya.
Dugaan yang mengatakan bahwa motivasi keterikatan manusia kepada agama
adalah pendambaannya akan keadilan dan keteraturan. Dugaan tersebut telah banyak
dibuktikan kegagalannnya oleh para ahli, karena dasar hipotesis tersebut adalah
pemikiran manusia yang terbatas. Sedangkan agama yang benar berasal dari Maha Tidak
Terbatas, yaitu Tuhan.
Didalam al-Qur’an, manusia disebut sebagai insan yang mana manusia adalah
insan yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya.
Pengertian manusia dalam al-Qur’an diakuai untuk menunjukkan berbagai kegiatan
manusia yang amat luas, yang terletak pada kemampuan manusia dalam menggunakan
akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptual dalam kehidupan yang konkret. Setiap
anak yang dilahirkan memiliki fitrah untuk beragama, maka kedua orang tualah yang
mewarisi agama kepada anaknya. Maka demikian penting untuk menumbuhkembangkan
dan memelihara potensi keagamaan yang ada dalam hati manusia, maka pada saat
kelahirannya yang pertama kali, anak tersebut perlu diderdengarkan nama Allah melalui
adzan pada telinga kanan dan pada telinga kiri. Selanjutnya berikan makanan yang bersih
dan suci yang dilambangkan dengan pemberian madu, mencukur rambut, anak dengan
tujuan agar menyukai kebersihan, keindahan dan ketampanan. Memotong hewan aqiqah
juga menjadi bagian dari ini. Hal ini bertujuan untuk mengakui eksistensi anak tersebut
ditengah-tengah lingkungan keluarganya yang selanjutnya bisa menumbuhkan harga
dirinya. Dan pada saat menjelang kematiannya, kalimat yang harus diderdengarkan
adalah kalimat tauhid.
Karena di dalam hati manusia sudah terdapat Potensi untuk beragama, maka
potensi beragama ini perlu pembinaan, pengarahan dan pengembangan dengan
mengenalkan agama yang menyerukan kedamaian dan keselamatan, yaitu Agama Islam.
Dalam beragama, akal saja tidak cukup. Ada suatu permasalahan, bahwa di dunia ini ada
banyak orang yang tidak taat beragama namun dirinya seakan-akan bisa sukses dan
terarah hidupnya. Hal ini karena Allah memiliki sifat ar-Rahman, yaitu Yang Maha
Pengasih namun hanya semasa hidup di dunia saja. Hingga siapapun dapat hidup dengan
baik di dunia bukan hanya umat muslim saja

4
C. Faktor yang Memengaruhi Manusia Beragama

Faktor yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena


disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Antara
lain, nafsu. Nafsu diciptakan dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta
mendorong manusia berbuat kebaikan maupun keburukan.
Sebagai contoh, Kaum Mu’tazilah berpendapat bawah manusia banyak
berpatokan terhadap pendapat akal dalam memperkuat argumentasinya daripada pendapat
wahyu, mereka sepakat bahwa manusia memiliki kelemahan pada akalnya. Dalam
hubungan inilah, maka kaum Mu’tazilah berpegang teguh pada wahyu Tuhan agar
kekurangan yang ada dapat dilengkapi.
Selanjutnya, Quraish Shihab mengatakan, walaupun nafsu berpotensi positif dan
negatif, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya potensi positif manusia
lebih kuat daripada potensi negatifnya.Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat
daripada daya tarik kebaikan.
Tantangan dari dalam diri yang berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan
juga merupakan faktor yang menyebabkan manusia membutuhkan agama. Sedangkan
tantangan dari luar berupa upaya-upaya manusia yang secara tidak sengaja memalingkan
diri dari Tuhan. Untuk itu, manusia perlu membentengi diri dengan belajar agama agar
lebih taat menjalankannya.

D. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia

Agama islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk penunjuk jalan bagi
orang orang yang yang buta akan nilai nilai moral dan norma norma agama yang berlaju
dimasyarakat. Dengan memiliki agama seseorang akan selalu berada pada jalan kebaikan
dan kebenaran yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di dalam hidup
bermasyarakatnya. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia, karena agama
adalah tiang dari segala tiang didunia yang jika tiang itu runtuh maka manusia berada
pada kerugian.

5
Berikut adalah uraian dari beberapa fungsi agama dalam kehidupan :
 Sebagai sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal
yang baik yang dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah
atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa
menjadi pribadi yang lebih baik daan selalu berada padaa jalan kebenaran dan
kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing masing.

 Sebagai sarana untuk keselamatan


Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan
dengan tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari
kejahatan yang terlihat maupun yang tiudak nyata serta keselamatan dari
ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki
agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg
uneg dan memohon keselatan dunia akhirat. dengan begitu hati bisa terasa
lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar
hati tenang.

 Sebagai jembatan perdamian dunia


Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup
berprilaku baik , saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang
beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat
untuk menuju perdamaian dunia. didunia memiliki tarusan negara dengan
ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi semua negara dilandasi rasa
saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai, mengutamakan
persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya, menjauhi
penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling merasa
benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.

6
 Sebagai alat untuk sosial
Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih
tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial
dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat,
tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan
kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan agar prilaku tersebut
tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi
berikutnya kearah yang penuh dosa.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar
tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain
tentang ketidakadilan ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau
tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat.
masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan
memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa
yang berbau ketidakadilan tersebut.

 Sebagai jenjang hidup yang baru


Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang
manusia untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya.
ajaran agama mampu memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam
bergaul dan berinteraksi ditengah masyarakat. bahkan mampu mengubah
pribadi seseorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang kehidupan yaang
baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai spiritualnya masing
masing.

 Sebagai tempat untuk berinteaksi


Pada dasarnya Ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama
apapun didunia. agama mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau
berinteraksi dengan orang lain (agama Lain). Semua ajaran agama memiliki
aturan yang membolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat duniawi
dan sekaligus agamawi selama usaha yang dilakukan tidak bertentangan

7
dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma norma yang ada dalam
masyarakat.

 Sebagai semangat kreatifitas


Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas
seseorang agar lebih baik dan terarah tanpa disusupi oleh kecurangan atau
kejahatan kejahatan yang merugikan orang lain. semangat kreatifitas dapat
mengajak seluruh manusia didunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya,
bekerja daan memanfaatkan keterampilan , minat dan bakat untuk kemajuan
bangsa dan negara.

 Sebagai identitas diri


Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat
yang beragama dan tidak atheisme (Tidak beragama). identitas tersebut bisa
terdapaa pada kartu tanda penduduk, paspor dan surat surat penting lain. hal
itu menunjukkan bahwa kita harus menghormati agama orang lain yang
sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah didunia.

 Agama juga bisa disebut sebagai ajaran teoritis


yaitu yang mengajarkan tentang cara bagaimana berprilaku yang baik
yang sesuai norma, moral dan aturan aturan , perintah serta larangan larangan
yang berhubungan dengahn etika bermasyarakat. yang bertujuan agar mudah
tercipta krukunaan , saling menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa
mengenal perbedaan agama ataupun tradisi.

 Agama juga bisa disebut sebagai benteng kekuatan


Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu
karena berperan besar dalam mempengaruhi prilaku dan sikap manusia secara
individu ataupun secara sosial, kalimat ini pernah dinyatakan oleh seorang
pakar ahli sosiologi yang bernama Emile Durkhien.

8
 Agama juga bisa disebut sebagai kebanggaan
Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai
tuhan tempat kita berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah
agar menjadi manusia bisa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi
pribadi yang lebih baik. agama sebagai kebanggaan diri secara pribadi tetapi
bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan, pamer atau
kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan
orang lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. hal ini
disebabkan pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan
bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.

E. Pentingnya Agama dalam Kehidupan

Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang majemuk


. Agama sangat penting dan sangat berperan dalam membentuk dan membangaun tatanan
masyarakat menjadi lebih teratur, terarah dan lebih maju karena ajaran agama mampu
menciptakan kerukunan kultur dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang orang
yang memiliki perbedaan agama pada masyarakat yang majemuk agar senantiasa hidup
berdampingan tanpa ada rasa iri, dengki, merasa paling benar dan lain lain.
Berikut adalah uraian mengenai pentingnya agama dalam kehidupan :
 Agama adalah Tiang kehidupan
Seseorang yang tidak mempunyai agama apapun maka kehidupannya akan
dipenuhi dengan keraguan, cenderung suka dengan jalan kemaksiatan dan
perbuatan perbuatan yang merugikan orang lain. tanpa agama seseorang tidak
akan mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk berdoa, bersyukur,
menyesali perbuatan dan memohon pengampunan pada tuhan yang
diyakininya dapat menolongnya merubah jalannya menjadi lebih baik.

 Agama adalah Tiang dalam berfikir


Seseorang yang tidak memiliki agama maka akan sulit baginya untuk
mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita dengan orang lain.

9
sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang
orang yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih
karena jalan kebaikan , kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya
tidak pernah dipahaminya dengan baik.

 Agama adalah Tiang dalam berprilaku


Tanpa agama seseorang tidak bisa berprilaku baik ditengah masyarakat
karena agama yang selalu mengajarkan kebaikaan tidak dimilikinya. tanpa
agama seseorang sangat miskin dengan ajaran ajaran kebaikan, moral dan
tentang norma norma yang harus dijalankan dalam masyarakat. tanpa agama
seseorang cenderung tidak mampu berprilaku santun, tidak mampu
mengendalikan emosi, merasa menang sendiri dan tidak bisa menghargai
hasil karya orang lain.

 Agama adalah Tiang dalam mengambil keputusan.


Agama selalu mengajarkan hal hal kebaikan agar manusia selalu berada
dalam kebenaran daan tidak melakukaan hal hal yang dilarang yaang
sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. jika hidup saling rukun,
saaling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup bermasyarakat
akan selalu terasa damai, aman dan mudah dalam mengambil keputusan
ketika sedang bermusyawarah.

 Agama adalah Tiang negara


Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berati apa apa jika warga
negaranya tidak memiliki agama.karean tanpaa agama manusia dengan
manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memecah
belah persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut , mudah
diperdaya dan mudah terpancing emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran,
permusuhan, perkelahian, bahkan peperangan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya.
Ini dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah dan berbagai
bencana. Ia mengeluh dan minta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang
dapat membebaskannya dari keadaan itu. Ini dialami oleh setiap manusia. Naluriah ini
membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Tuhannya. Untuk itu
dengan segala kekurangan dan kelemahan pada manusia, Allah memerintahkan manusia
untuk mengagungkan dan mensucikan-Nya.

B. Kritik

Demikian makalah ini penulis susun. Kesempurnaan hanya milik Allah dan
penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Apabila makalah ini belum
sesuai harapan pembaca, penulis berharap agar para pembaca memberi kritik dan saran
kepada penulis.Sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Islam
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Agama
4. https://assalaam.or.id/kebutuhan-manusia-terhadap-agama/
5. https://media.neliti.com/media/publications/99550-ID-kebutuhan-manusia-terhadap-
agama
6. https://www.academia.edu/22131716/KEBUTUHAN_MANUSIA_TERHADAP_AGAM
A_MAKALAH_PROGRAM_STUDI_TADRIS_MATEMATIKA_JURUSAN_TARBIY
AH_SEKOLAH_TINGGI_AGAMA_ISLAM_NEGERI

12
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................... i

Kata Pengantar ...................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................iii

Bab I Pendahuluan ................................................................ 1

Latar Belakang ...................................................................... 1

Bab II Pembahasan ............................................................... 2

A. Agama Secata Etimologi Dan Terminologi..................... 3

B. Fitrah Manusia Terhadap Agama .................................... 3

C. Faktor Yang Memengaruhi Manusia Beragama .............. 5

D. Fungsi Agama Dalam Kehidupan.................................... 5

E. Pentingnya Agama Dalam Kehidupan ............................. 9

Bab III Penutup ..................................................................... 11

Kesimpulan ........................................................................... 11

Saran ..................................................................................... 11

Daftar Pustaka ....................................................................... 12

iii

Anda mungkin juga menyukai