Determinan Masalah Gizi Makro
Determinan Masalah Gizi Makro
MAKALAH
Disusun Oleh:
Kelompok I
Tingkat II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Pengertian masalah gizi makro
2. Masalah gizi makro
3. Penyebab masalah
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan oleh
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Dari data Susenas pada tahun 1999 menunjukan bahwa status gizi pada
WUS yang menderita KEK ( LILA <23.5 cm) sebanyak 24.2%. hasil
analisis IMT pada 27 Ibukota provinsi menunjukan KEK pada wanita
dewasa (IMT< 18.5) sebesar 15.1%
2) Pada Ibu Hamil (Bumil)
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak
pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena pendarahan,
sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak
Data SDKI tahun 1997 angka kematian bayi adalah 52.2 per 1000
kelahiran hidup dan dari data SDKI tahun 1994 angka kematian ibu adalah
390 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.sedanhgkan dari data
susenas pada tahun 1999, ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah
27.6%
5. Kekurangan Energi Protein (KEP)
Kekurangan energi protein adalah kondisi dimana tubuh kekurangan asupan
energi dan protein. Tanpa protein dan sumber energi lain yang memadai, maka
fungsi organ tubuh akan terganggu, tubuh mudah mengalami luka atau cedera,
serta pertumbuhan tubuh menjadi tidak sempurna. seseorang dinyatakan
mengalami malnutrisi energi protein atau memiliki indeks massa tubuh sekitar 17
hingga 18.5.
Terdapat dua jenis kondisi yang menandai gangguan malnutrisi energi protein,
yaitu kwashiokor dan marasmus. Kwashiorkor adalah defisiensi protein yang
parah, dimana terdapat kekurangan asupan makanan yang menjadi sumber
protein. Sedangkan marasmus merupakan kondisi gizi buruk yang parah dimana
tubuh mengalami defisiensi protein, karbohidrat, lemak serta nutrisi penting
lainnya.
C. Penyebab masalah
1. Penyebab Langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang.
Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,
tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita
sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang
tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan
akan mudah terserang penyakit.
2. Penyebab tidak langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu:
a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga
diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota
keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat
diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak
agar dapat tumbuh kembang dengan baik, baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan
kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan
sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan, makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga,
makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
- Paparan alkohol dan asap rokok saat hamil (pasif maupun aktif) –
konsumsi keduanya menyebabkan racun masuk ke aliran darah ibu hamil
dan dapat merusak plasenta, sehingga dapat merusak sumber nutrisi bagi
bayi dalam kandungan. Keduanya juga dapat menyebabkan kerusakan sel
terutama protein dan lapisan lipid. Konsumsi alkohol sebanyak 20 gram
saja dapat menyebabkan janin mengalami hambatan perkembangan dan
bernapas.
Dengan adanya lebih dari satu bayi dalam kandungan, maka tubuh akan
berusaha lebih keras untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Jika mengalami
kekurangan nutrisi saat kehamilan, ini dapat menyebabkan berat lahir
rendah.Bayi yang lahir kembar juga cenderung memiliki badan yang lebih
kecil karena keterbatasan ruang untuk berkembang saat dalam kandungan
sehingga mereka memiliki berat lahir yang lebih rendah. Ada baiknya Ibu
yang sudah terdeteksi akan memiliki bayi kembar meningkatkan kecukupan
asupan dan meningkatkan berat badan berkisar antara 14 kg hingga 23 kg agar
dapat mengurangi risiko melahirkan bayi kembar dengan berat lahir rendah.
3. Stunting
a. Nutrisi ibu
Ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan bergizi seperti asam folat,
protein, kalsium, zat besi, dan omega-3 cenderung melahirkan anak dengan
kondisi kurang gizi.Kemudian saat lahir, anak tidak mendapat ASI eksklusif
dalam jumlah yang cukup dan MPASI dengan gizi yang seimbang ketika
berusia 6 bulan ke atas.
b. Cara pemberian makan
Pemberian makanan pelengkap yang tidak cukup dan kekurangan nutrisi
penting di samping asupan kalori murni adalah salah satu penyebab
pertumbuhan pada anak terhambat.Anak-anak perlu diberi makanan yang
memenuhi persyaratan minimum dalam hal frekuensi dan keragaman makanan
untuk mencegah kekurangan gizi.
c. Kebersihan lingkungan
Ada kemungkinan besar hubungan antara pertumbuhan linier anak-anak dan
praktik sanitasi rumah tangga.Kontaminasi jumlah besar bakteri fecal oleh
anak-anak kecil ketika meletakkan jari-jari kotor atau barang-barang rumah
tangga di mulut mengarah ke infeksi usus.Ini memengaruhi status gizi anak-
anak dengan mengurangi nafsu makan, mengurangi penyerapan nutrisi, dan
meningkatkan kehilangan nutrisi.
Penyakit-penyakit yang berulang seperti diare dan infeksi cacing usus
(helminthiasis) yang keduanya terkait dengan sanitasi yang buruk telah
terbukti berkontribusi terhadap terhambatnya petumbuhan anak.Enteropati
lingkungan adalah sindrom yang menyebabkan perubahan pada usus kecil
orang dan dapat terjadi karena kurangnya fasilitas sanitasi dasar dan terkena
kontaminasi feses dalam jangka panjang.
Penelitian pada tingkat global telah menemukan bahwa proporsi stunting yang
dapat dikaitkan dengan lima atau lebih episode diare sebelum usia dua tahun
adalah 25%. Karena diare terkait erat dengan air, sanitasi dan kebersihan
(WASH), ini merupakan indikator yang baik untuk hubungan antara WASH
dan pertumbuhan yang terhambat.
Sejauh mana peningkatan dalam keamanan air minum, penggunaan toilet dan
praktik mencuci tangan yang baik berkontribusi untuk mengurangi stunting
tergantung pada seberapa buruk praktik-praktik ini sebelum intervensi.
4. KEP
Terdapat dua jenis kondisi yang menandai gangguan malnutrisi energi protein,
yaitu kwashiorkor dan marasmus.Kwashiorkor adalah defisiensi protein yang
parah, di mana terdapat kekurangan asupan makanan yang menjadi sumber
protein.Kwashiorkor ditandai dengan penumpukan cairan (edema) dan lemah pada
anggota tubuh.Sedangkan marasmus merupakan kondisi gizi buruk yang parah di
mana tubuh mengalami defiensi protein, karbohidrat, lemak serta nutrisi penting
lainnya.Marasmus ditandai dengan berat badan yang rendah.Malnutrisi energi
protein banyak diderita bayi, anak-anak, atau orang lanjut usia serta berpotensi
mengakibatkan cacat atau kematian. Penanganan kondisi ini dapat dilakukan
dengan cara memberi nutrisi tambahan guna memperbaiki kadar elektrolit dan
cairan tubuh yang tidak normal. Selain itu, yang utama harus dilakukan adalah
mengobati gejala yang diderita, seperti infeksi.
Malnutrisi energi protein bisa disebabkan oleh faktor sosial atau karena adanya
kondisi kesehatan yang mendasari.
Faktor sosial yang dapat memicu terjadinya malnutrisi energi protein adalah:
Selain itu stunting adalah gangguan yang juga dapat dicegah dengan
meningkatkan kebersihan lingkungan dan meningkatkan akses air bersih di
lingkungan rumah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah gizi makro adalah masalah yang utamanya disebabkan oleh
kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein. Contoh determinan
masalah gizi makro antara lain BBLR, KEK pada ibu hamil dan wanita usia subur,
KEP, gangguan pertumbuhan balita, balita kurang gizi.
Penyebabnya pun terbagi menjadi 2, yaitu penyebab langsung dan penyebab
tak langsung, penyebab langsung diantaranya makanan dan penyakit dapat secara
langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan
asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup
makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Sedangkan penyebab tak langsung diantaranya ketahanan pangan keluarga yang
kurang memadai, pola asuh anak yang kurang memadai, dan pelayanan kesehatan dan
lingkungan yang kurang memadai. Adapun penyebab yang lebih spesifik terhadap
determinan masalah gizi makro. Ada juga strategi untuk mengatasi determinan
masalah gizi makro tersebut.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah
ini.