DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2010
Pembangkit Tenaga Listrik Konvensional
P rinsip kerja PLTN, pada dasarnya sama dengan pembangkit listrik konvensional, yaitu ; air
diuapkan di dalam suatu ketel melalui pembakaran. Uap yang dihasilkan dialirkan ke turbin
yang akan bergerak apabila ada tekanan uap. Perputaran turbin digunakan untuk
menggerakkan generator, sehingga menghasilkan tenaga listrik. Perbedaannya pada
pembangkit listrik konvensional bahan bakar untuk menghasilkan panas menggunakan bahan
bakar fosil seperti ; batubara, minyak dan gas. Dampak dari pembakaran bahan bakar fosil
ini, akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida
(Nox), serta debu yang mengandung logam berat. Sisa pembakaran tersebut akan ter-
emisikan ke udara dan berpotensi mencemari lingkungan hidup, yang bisa menimbulkan
hujan asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap yang sama, dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil
(uranium) dalam reactor nuklir. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang
disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses pembangkit yang
menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau
NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke
lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN, adalah berupa elemen bakar
bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi
PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari.
Penghalang ganda : PLTN mempunyai sistim pengamanan yang ketat dan berlapis-lapis,
sehingga kemungkinan terjadi kecelakaan maupun akibat yang ditimbulkan sangat kecil.
Sebagai contoh, zat radioaktif yang dihasilkan selama reaksi pembelahan inti uranium
sebagian besar (> 99 %) akan tetap tersimpan di dalam matriks bahan bakar, yang berfungsi
sebagai penghalang pertama. Selama operasi maupun jika terjadi kecelakaan, selongsong
bahan bakar, akan berperan sebagai penghalang kedua untuk mencegah terlepasnya zat
radioaktif tersebut keluar kelongsong. Kalau zat radioaktif masih dapat keluar dari dalam
kelongsong, masih ada penghalang ketiga yaitu sistim pendingin. Lepas dari sistim
pendingin, masih ada penghalang keempat berupa bejana tekan terbuat dari baja dengan tebal
+ 20 cm. Penghalang kelima adalah perisai beton dengan tebal 1,5 - 2 m. Bila saja zat
radioaktif itu masih ada yang lolos dari perisai beton, masih ada penghalang keenam, yaitu
sistim pengungkung yang terdiri dari pelat baja setebal + 7 cm dan beton setebal 1,5 - 2 m
yang kedap udara.
Limbah Radioaktif : Selama operasi PLTN, pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif
terhadap lingkungan dapat dikatakan tidak ada. Air laut atau sungai yang dipergunakan untuk
membawa panas dari kondensor sama sekali tidak mengandung zat radioaktif, karena tidak
bercampur dengan air pendingin yang bersirkulasi di dalam reactor. Sedangkan gas radioaktif
yang dapat keluar dari sistim reactor tetap terkungkung di dalam sistim pengungkung PLTN
dan sudah melalui sistim ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Gas yang dilepas melalui
cerobong aktivitasnya sangat kecil (sekitar 2 milicurie/tahun) sehingga tidak menimbulkan
dampak terhadap lingkungan.
Turbin gas mempunyai fungsi ganda dari perlengkapan daya, yaitu untuk
menggerakkan dua kompresor dan poros keluaran. Dalam bentuk yang paling sederhana,
turbin gas terdiri dari tiga komponen utama berupa kompresor, ruang pembakaran (combuster
atau combustion chamber) dan turbin.
Pusat Listrik Tenaga Gas membutuhkan udara yang baik, bersih dan dalam jumlah
yang tak terhingga. Proses pembangkitan listrik tenaga gas adalah sebagai berikut:
Udara bertekanan 1 atmosfer pertama-tama disaring oleh saringan udara (air filter) kemudian
melalui Inlet Compressor (1) udara hasil saringan masuk ke dalam Compressor (2) untuk
dimampatkan. Udara hasil pemampatan akan bercampur dengan bahan bakar yang dipompa
ke ruang bakar/combustion chamber (3). Proses ini disebut proses pengabutan karena
membentuk kabut campuran udara dan bahan bakar yang digunakan dalam proses
pembakaran di dalam ruang bakar. Hasilnya adalah panas (energi panas) yang digunakan
untuk memutar rotor/poros pada Turbin Gas (4). Sisa gas dari proses pembakaran dengan
suhu 460 oC dibuang ke udara melalui exhaust (5), sementara itu rotor/poros pada turbin gas
(4) melalui suatu sistem kopling akan memutar rotor/poros elektro-magnet pada generator (6)
yang menyebabkan medan magnet berotasi di dalam kumparan kawat. Dan sesuai dengan
prinsip pembangkitan tenaga listrik, pada kumparan kawat akan timbul energi listrik.
Rotor/poros generator (6) akan berputar dengan kecepatan 3000 putaran/menit yang berarti
perubahan tegangan akan menjadi 50 kali setiap detik, sehingga akan menghasilkan listrik
dengan frekwensi 50 Hz. Untuk pendinginan ruang bakar (3) dan Turbin Gas (4), digunakan
aliran udara dari Compressor.
Karena unit PLTG adalah unit pembangkit yang termahal biaya operasinya khususnya biaya
bahan bakarnya maka diinginkan agar unit PLTG beroperasi dalam waktu yang sependek
mungkin yaitu pada waktu beban puncak. Tetapi di lain pihak menstart dan menstop unit
PLTG sangat menambah keausan unit tersebut sehingga merupakan kendala operasi yang
harus diperhitungkan.
d. Turbin Gas
Turbin gas mempunyai fungsi ganda dari perlengkapan daya, yaitu untuk
menggerakkan dua kompresor dan poros keluaran. Dalam bentuk yang paling sederhana,
turbin gas terdiri dari tiga komponen utama berupa kompresor, ruang pembakaran (combuster
atau combustion chamber) dan turbin.
Turbin Gas yang dipakai pada PT. Indonesia Power UBP Bali menggunakan turbin
gas buatan Westing House dengan tipe 251 B11. Turbin gas ini terdiri dari 19 tingkat
kompresor aliran aksial (axial flow compresor). Bagian pembakaran terdiri dari 8 buah ruang
bakar (combustion) dan tiga turbin reaksi (reaction type turbin). Mesin berporos tunggal
(single shaft engine) dipasang pada sebuah flat pondasi (bed plate) dengan sebuah gigi
reduksi (reduction gear), tangki minyak pelumas, pompa dan saringan (filter). Mesin
didukung oleh dua buah bantalan jurnal dengan poros pendek (Priveted Pad Journal Bearing)
yang dilumasi dengan sistem pelumasan tekanan (pressure lubricated).
Sebuah filling pad thrust bearing aksi ganda menjaga poros aksial (axial shaft) tetap di
tempatnya. Putaran nominal mesin adalah 5.427 rpm, sementara generator digerakkan dari
belakang komponen melalui gigi reduksi kerucut ganda (double helical reduction gear).
Selubung penutup mesin dipisahkan secara horizontal untuk memudahkan masuk ke
bagian dalam mesin untuk tujuan pemeliharaan atau perbaikan. Sudut komponen dan sudut
turbin dikeluarkan sendiri-sendiri.
e. Kompresor
Kompresor mempunyai fungsi memberikan tekanan agar tersalur udara atmosfer ke
dalam ruang pembakaran bersamaan dengan masuknya bahan bakar (fuel) yang diinjeksikan
(disemprotkan) dalam bentuk atom melalui sebuah penyemprot (nozle).
Kompresor yang digunakan adalah kompresor aliran aksial (axial flow compresor),
terdiri dari 19 tingkat dengan perbandingan kompresi 15:1. Kompresor dipasang seporos
dengan turbin dengan perantaraan kopling. Kompresor aliran aksial mempunyai sejumlah
sudut gerak berbentuk sebuah cincin yang dipasang pada poros. Sudut gerak ini disebut rotor.
Rotor berfungsi untuk menghisap dan menekan udara. Disamping itu kompresor juga
mempunyai sudut tetap yang berbentuk cincin yang dipasang pada keliling bagian dalam dari
rumah kompresor. Bagian yang diam ini disebut stator yang fungsinya mengarahkan aliran ke
sudut-sudut gerak.
Peranan kompresor adalah untuk mensuplay udara bertekanan dalam ruang bekar
turbin, yang sesuai dengan kebutuhan mesin tersebut agar dapat bekerja dengan baik. Prinsip
kerjanya yaitu Sudut-sudut dari rotor kompresor mendorong udara dan menjamin pergerakan
udara dalam kompresor. Untuk mendapatkan tekanan yang tinggi maka makin ke belakang
tingkat kompresor makin menyempit, sehingga volume udara makin mengecil dan tekanan
akan naik. Pada bagian tingkat akhir kompresor temperatur udara 200 0 C akibat pemampatan
udara tersebut.
f. Ruang Pembakaran (Combustion Chamber)
Combustion chamber berfungsi sebagai ruangan tempat berlangsungnya proses
pembakaran sehingga dihasilkan gas panas bertekanan tinggi. Di ruang ini berlangsung reaksi
eksoterm, antara gas (fuel) dengan udara yang dimampatkan oleh kerja kompresor.
Selanjutnya gas bertekanan tinggi dengan suhu tinggi ini melakukan ekspansi ke ruang
turbin, menekan sudut – sudut turbin untuk melakukan kerja.
Bagian ruang bakar terdiri dari keranjang pembakar (combuston basket), tempat
dimana campuran udara dan bahan bakar di bakar dan menghasilkan gas panas bertekanan,
dan selanjutnya dialirkan ke bagian turbin. Pembakaran sempurna harus terjadi di dalam
keranjang pembakar sebelum gas-gas hasil pembakaran meninggalkan ruang bakar. Gas
panas yang keluar ini harus mempunyai temperatur maksimum yang diijinkan untuk masuk
pada bagian turbin.
g. Turbin
Turbin adalah bagian daripada mesin yang mengubah energi thermal menjadi energi
mekanik dan berfungsi menerima ekspansi gas panas bertekanan tinggi dari ruang
pembakaran untuk melakukan kerja sehingga poros turbin berputar, sekaligus juga memutar
poros kompresor. Dengan demikian fungsi dari turbin gas adalah ganda : memutar poros
kompresor agar melakukan kompresi dan memutar poros beban (load) sebagai daya keluaran
(output).
Fluida kerja pada turbin gas yang berupa gas yang terbakar dengan suhu tinggi
bertekanan tinggi, setelah keluar dari ruangan turbin berupa gas buang suhu tinggi tekanan
rendah, langsung keluar dari siklus dan tidak melakukan sirkulasi lagi.
Turbin terdiri dari dua bagian yang terpenting yaitu rotor dan stator. Rotor adalah
bagian yang berputar dalam turbin dan pada rotor ini terdapat sudut-sudut gerak. Stator
adalah bagian yang diam pada turbin. Stator ini berfungsi untuk mempercepat aliran gas
pembakaran, menurunkan tekanan, dan juga mengarahkan aliran gas sesuai dengan sudut
masuk sudut turbin.
G1. Rangkaian Mesin Turbin (Turbine Engine Assembly)
Turbin engine assembly terdiri dari :
- Inlet chasing section
- Compressor cylinder section
- Compression combustion turbine section
- Exhaust maniford section
- Compresor dan turbine rotor
Bagian masukan udara, kompresor / kombustor / turbin dan rangkaiaan exhaust
section dipasang dengan baut bersama-sama pada suatu sambungan vertikal (vertikal
joint). Rangkaian rotor (rotor assembly), elemen putar dari turbin pembakaran terdiri dari
sudut-sudut kompresor dan rotor turbin dibaut bersama-sama untuk satu rangkaian rotor
(rotor assembly).
l. Electrical System
Sistem kelistrikan dari turbin gas dibedakan menjadi :
a. Sistem pembangkitan yang termasuk ke dalamnya generator dan pengembangan ke
sistem daya (power system).
b. Distribusi daya listrik ke alat-alat bantu sistem turbin
c. Sistem pembangkitan
Sistem pembangkitan terdiri dari peralatan yang berhubungan dengan pembangkitan
daya listrik dan segala peralatannya atau perlengkapannya.
d. Generator
Generator sinkron adalah sebuah generator dengan pendingin udara terbuka
dilengkapi dengan brushless excitation system. Generator dikopel dengan gigi reduksi
dari turbin pada salah satu ujungnya dan sistem start pada ujung yang lainnya. Udara
pendingin disirkulasikan melalui geberator oleh kipas yang dipasangkan pada poros
rotor. Rotor didukung oleh dua buah bantalan jurnal yang dilumasi dengan pelumasan
tekanan. Minyak pelumasan bantalan generator berasal dari lube oil sistem. Generator
dilengkapi dengan instrumentasi untuk memonitor temperatur dan getaran motor.
e. Distribusi Listrik (electrical distribution)
Sistem menyediakan distribusi listrik untuk sistem alat-alat bantunya sendiri melalui
sebuah AC Motor Control Centre, DC Motor Control Centre dan AC Electrical Panel.
Kelengkapan ini terletak dalam rangkaian kelistrikan berdekatan dengan rumah
turbin.
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat karena hampir semua
aktivitas manusia selalu membutuhkan energi. Misalnya untuk penerangan, proses industri
atau untuk menggerakkan peralatan rumah tangga diperlukan energi listrik, untuk
menggerakkan kendaraan baik roda dua maupun empat diperlukan bensin, serta masih
banyak peralatan di sekitar kehidupan manusia yang memerlukan energi. Sebagian besar
energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang berbentuk minyak bumi
dan gas bumi. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil setidaknya memiliki tiga ancaman
serius, yakni:
Kadar CO2 saat ini disebut sebagai yang tertinggi selama 125 tahun belakangan, efek
buruk CO2 terhadap pemanasan global telah disepakati hampir oleh semua kalangan. Hal ini
menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Oleh karena itu,
pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan perlu
mendapatkan perhatian serius dari berbagai negara. Pemerintah sebenarnya telah menyiapkan
berbagai peraturan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil (misalnya:
Kebijakan Umum Bidang Energi (KUBE) tahun 1980 dan Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 996.K / 43 / MPE / 1999 tentang prioritasi penggunaan bahan bakar
terbarukan untuk produksi listrik yang hendak dibeli PLN). Namun sayang sekali, pada
tataran implementasi belum terlihat adanya usaha serius dan sistematik untuk menerapkan
energi terbarukan guna substitusi bahan bakar fosil. (Yuli Setyo : 2005)
Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga
Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin
angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin
angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan
kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan energi angin sebenarnya bukan barang baru bagi umat manusia. Semenjak 2000
tahun lalu teknologi pemanfaatan sumber daya angin dan air sudah dikenal manusia dalam
bentuk kincir angin (wind mills). Selain ramah lingkungan, sumber energi ini juga selalu
tersedia setiap waktu dan memiliki masa depan bisnis yang menguntungkan. Kini sebagian
besar negara maju di Eropa dan Amerika Serikat telah memanfaatkan sumber energi ini. Pada
masa awal perkembangannya, teknologi energi angin lebih banyak dimanfaatkan sebagai
sulih tenaga manusia dalam bidang pertanian dan manufaktur, maka kini dengan teknologi
dan bahan yang baru, manusia membuat turbin angin untuk membangkitkan energi listrik
yang bersih, baik untuk penerangan, sumber panas atau tenaga pembangkit untuk alat-alat
rumah tangga. Menurut data dari American Wind Energy Association (AWEA), hingga saat
ini telah ada sekitar 20.000 turbin angin diseluruh dunia yang dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik. Kebanyakan turbin semacam itu dioperasikan di lahan khusus yang
disebut “ladang angin” (wind farm).
Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut : Indonesia, negara kepulauan
yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ±
80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga
angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa
Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik
berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.
Syarat - syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik
dapat dilihat pada tabel berikut Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah
batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang
dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia,
lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah
dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi,
masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali,
serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional,
maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW)
pada tahun 2025.
Dalam Majalah PII Engineer Monthly edisi Agustus 2008, antara lain dibahas alasan
perlunya dibangun PLTN di Indonesia, selain daripada itu dibahas selintas mengenai Tenaga
Listrik Tenaga Angin (PTLTA). Makalah ini membahas secara singkat mekanisme peralatan
Tenaga Listrik Tenaga Angin (PTLTA), berukuran kecil yang mungkin dapat dikembangkan
di daerah-daerah pedesaan atau pulau-pulau terpencil di Indonesia yang mempunyai potensi
angin yang cukup (cukup kencang dan bertiup sepanjang tahun).
Tenaga angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin ribuan tahun
yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai sekarang, dan yang banyak
kita lihat sekarang digunakan dalam tambak-tambak ikan di tepi pantai untuk menggerakkan
baling-baling (atau turbin angin) untuk menjalankan memompaan air. Namun baiklah kalau
kita di Indonesia mulai mempopulerkan PTLTA, khususnya ukuran kecil. PTLTA ukuran
kecil adalah istilah yang biasanya diberikan kepada unit 50 KW atau lebih kecil. Tempat-
tempat terpencil yang biasanya menggunakan diesel-generator dapat menggantikannya atau
menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil ini.
Pembangkit Tenaga Listrik Yang masih Riset
Selama beberapa tahun terakhir pemasangan kapasitas angin meningkat melebihi 30%. Hal
tersebut membuat target untuk menjadikan tenaga angin mampu memenuhi kebutuhan energi
dunia hingga 12 persen pada tahun 2020 menjadi realistis. Di saat bersamaan hal tersebut
juga akan membuka kesempatan terbukanya lapangan pekerjaan hingga dua juta dan
mengurangi emisi CO2 hingga 10.700 juta ton.
Berkah terus meningkatnya ukuran dan kapasitas rata-rata turbin, pada tahun 2020 biaya
pembangkit listrik tenaga angin pada wilayah yang menunjang akan turun hingga 2.45 sen
per KWh- lebih murah 36 persen dari biaya pada tahun 2003 yang mencapai 3.79 euro/KWh.
Sambungan kabel listrik tidak termasuk dalam biaya ini.
Sumber angin dunia sangat besar dan menyebar dengan baik di semua kawasan dan negara.
Menggunakan teknologi saat ini, tenaga angin diperkirakan dapat menyediakan 53.000
Terawat/jam setiap tahunnya. Yang berarti dua kali lebih besar dari proyeksi permintaan
energi pada tahun 2020-meninggalkan tempat yang penting untuk tumbuhnya industri bahkan
dalam 1 dekade kedepan. Amerika Serikat sendiri mempunyai potensi angin yang cukup
untuk menyediakan pasokan kebutuhan energinya bahkan tiga kali lebih besar daripada
kebutuhannya.