Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

CYTITIS

DI SUSUN OLEH :

Nama : Hendra

Nim : P00220217015

Tempat praktik : Interna II/Rosela

Tanggal praktik : 12-17 agustus 2019

Judul kasus : Cytitis

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2019
A. Pengertian
Cytitis merupakan peradangan pada kandung kemih (Medical Surgical Nursing, 2004)
Cystitis adalah keadaan klinis akibat berkembang biaknya mikroorganisme
yang menyebabkan inflamasi pada kandung kemih.
Cytitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).
Infeksi kandung kemih, atau istilah medisnya dikenal dengan cystitis adalah kondisi
ketika kandung kemih bagian bawah dan bagian atas uretra meradang (merah dan bengkak).
Sering kali peradangan ini disebabkan infeksi bakteri. Kondisi ini menyakitkan serta
mengganggu, bahkan dapat menjadi masalah kesehatan yang serius jika infeksi menyebar ke
ginjal.
Cytitis dibedakan menjadi dua yaitu :
 Tipe infeksi
Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit
 Tipe non infeksi
Disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan interstisial (tidak diketahui penyebabnya/
idiopatik).
Penyakit cystitis lebih banyak dialami kaum wanita. Hal ini disebabkan oleh ukuran
uretra (saluran urine) pada wanita lebih pendek dibanding pada pria. Akibatnya, bakteri dari
sekitar anus mudah masuk ke dalam kandung kemih.

B. Etiologi
Cystitis terjadi saat bakteri yang biasanya hidup dalam usus atau kulit masuk dan
berkembang biak dalam saluran kemih. Bakteri dapat masuk ke saluran kemih melalui uretra
melalui berbagai cara, misalnya ketika berhubungan seksual, akibat kebiasaan menyeka anus
ke arah vagina, atau saat menggunakan kateter.
Bakteri yang menjadi penyebab pada sebagian besar kasus cystitis adalah Escherichia
coli (E. coli). Risiko infeksi bakteri dalam saluran kemih dapat semakinbesar saat seseorang
mengalami gangguan mengosongkan kandung kemih, menopause, atau menderita penyakit
diabetes.
Selain dipicu oleh berbagai hal di atas, cystitis juga dapat dipicu oleh faktor-faktor
seperti:

 Penggunaan obat-obatan kemoterapi, misalnya cyclophosphamide atau ifosfamide.


 Radioterapi.
 Penyakit tertentu, misalnya batu ginjal, pembesaran prostat, dan peradangan kronis
pada saluran kemih (interstitial cystitis).
 Bahan kimia, misalnya sabun pembersih daerah intim.

C. Tanda dan Gejala

Orang yang terkena Cystitis akan mengalami beberapa hal yang merupakan tanda atau
gejala Cystitis.

Berikut ini adalah beberapa gejala Cystitis yang utama :

1. Rasa tidak nyaman setiap buang air kecil


2. Peningkatan frekuensi buang air kecil
3. Urine berwarne gelap dan aromanya khas
4. Rasa nyeri di bagian perut
5. Mudah lelah dan sakit

Anak-anak mengalami Cystitis memiliki beberapa gejala tambahan selain gejala utama.
Gejala Cystitis tambahan pada anak-anak, yaitu demam, tantrum, lemas, dan penurunan nafsu
makan.

Berhati-hatilah ketika Anda mengalami mual, muntah, demam, dan nyeri punggung.
Pasalnya, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi ginjal yang merupakan masalah yang
lebih serius daripada Cystitis.

D. Patofiologi

Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan
oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran
secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun
kronik dapat bilateral maupun unilateral.

Masuknya microorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :

1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih
yang terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran microorganisme patogen yang masuk melalaui
darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui
darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tapi dari
kedua cara ini ascending-lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat
pengobatan imun supresif.
Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat
misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen.
Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan
menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh
adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal
untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik
dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar
infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan
mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih,
mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi

E. Komplikasi

1. perdaraha saluran kemih (hematuria)

2. infeksi ginjal (pyelonephritis)


F. Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan literatur
yang ada adalah :
 Pemeriksaan urine lengkap
 Pemeriksaan USG abdomen
 Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan cytitis tipe infeksi :

 Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urin
 Pemberian antibiotik oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7-10 hari
 Atropine untuk meringankan kejang otot
 Fenazofridin untuk mengurangi nyeri
 Membuat suasana air kemih menjadi basah yaitu dengan meminum baking soda yang di
larutkan dalam air
 Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
Penatalaksanaan cytitis tipe non-infeksi :
 Meningkatkan intake cairan 2-3 liter/hari
 Kaji haluan urin terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan
haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
 Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
 Hindari sesuatu yang membuat iritasi misal : CD dari nylon
 Istrahat dan nutrisi adekuat
 Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK terapi obat untuk cytitis

H. Pengkajian keperawatan

1. Data biologis meliputi :

a. identitas klien

b. identitas penanggung jawab


2. Riwayat kesehatan

a.riwayat infeksi saluran kemih

b. riwayat pernah menderita batu ginjal

c. riwayat penyakit DM, jantung

3. Pengkajian fisik

a. palpasi kandung kemih

b. inspeksi daerah meatus

 Pengkajian warna, bau, jumlah, dan kejernihan urin


 Pengkajian pada costovertebralis

4. Riwayat psikososial

a. usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan

b. persepsi terhadap kondisi penyakit

c. mekanisme kopin dan system pendukung

5. Pengakajian pengatahuan klien dan keluarga

a. pemahaman penyabab perjalanan penyakit

b. pemahaman tentang pencegahan dan perawatan

I. Diagnosa keperawatan

1. nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit

2. perubahan pola eliminasi urin (disuria, dorongan, frekuensi dan nokturia) berhubungan
dengan inflamasi pada kandung kemih
3. defesiensi pengatahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah

J. Rencana/intervensi keperawatan

a. nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit

tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dihaapkan pasien merasa
nyaman dan nyerinya berkurang

kriteria hasil : a. Pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih

b. kandung kemih tidak tegang

c. pasien tampak tenang

d. ekspresi wajah tenang

intervensi :

1. kaji intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri

2. berikan waktu istrahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran

3. anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi

4. berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi

b. perubahan pola eliminasi urin (disuria, dorongan, frekuensi dan nokturia) berhubungan
dengan inflamasi pada kandung kemih

tujuan : setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat

kriteria hasil : a. Klien dapat berkemih setiap 3 jam


b. klien tidak kesulitan saar berkemih

c. klien dapat BAK dengan berkemih

intervensi :

1. ukur dan catat urin setiap kali berkemih

2. anjurkan untuk berkemih setiap 2-3 jam

3. palpasi kandung kemih tiap 4 jam

4. bantu klien ke kamar kecil memakai pispot/urinal

5. bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman

c. defesiensi pengatahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,


metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah

Tujuan : setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan klien tidak
memperlihatkan tanda-tanda gelisah

Kriteria hasil : a. Klien tidak gelisah

b. klien tenang

intervensi :

1. kaji tingkat kecemasan

2. beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. beri support pada klien

4. beri dengan spritual

5. beri penjelasan tentang penyakitnya


Daftar Pustaka

Arif Mansjoer dkk.2002. kapita selekta kedokteran , edisi 3 jilid 1 jakarta : EGC

Bruner & Sudarth. 2002. Keperawatan medical bedah vol 2 edisi 8 jakarta : EGC

Doenges, Marilym E, dkk. 2000. Penerapan proses keperawatan dan diagnosa keperawatan
jakarta : EGC

Lewis, dkk. 2004. Medical Surgical Nursing vol. 2 New york : mosby

Anda mungkin juga menyukai