Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN PERANGKAT IPA BERBASIS KURIKULUM 2013

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES, KEJUJURAN,


DAN TANGGUNG JAWAB

Susbiyanto dan Insih Wilujeng


Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
email: toto_susbiyanto@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kelayakan perangkat pembelajaran IPA ber-
basis Kurikulum 2013, peningkatan keterampilan proses dasar, karakter kejujuran, dan tanggung ja-
wab peserta didik SMP. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang mengguna-
kan model pengembangan Borg & Gall (1983). Prosedur penelitian ini meliputi (1) studi pendahuluan;
(2) perencanaan; (3) penyusunan produk; (4) validasi produk; (5) revisi dan uji coba; (6) kajian akhir
produk; dan (7) diseminasi. Hasil penelitian berupa perangkat pembelajaran IPA berbasis Kurikulum
2013 tema “Suhu Bumiku Meningkat” untuk kelas VII SMP dengan kelayakan produk mendapatkan
penilaian dengan kategori sangat baik. Hasil observasi dari ranah keterampilan dan ranah sikap yang
diperoleh menunjukan bahwa, selama proses pembelajaran berlangsung perangkat IPA yang dikem-
bangkan mampu meningkatkan keterampilan proses serta mampu menanamkan nilai kejujuran dan
tanggung jawab bagi peserta didik kelas VII G. Rata-rata perolehan gain skor peserta didik kelas eks-
perimen 0,32 dengan kategori sedang dan pada kelas kontrol perolehan gain skor 0,26 dengan kate-
gori rendah.

Kata Kunci: perangkat IPA, keterampilan proses, kejujuran dan tanggung jawab, Kurikulum 2013

DEVELOPING THE 2013 CURRICULUM-BASED SCIENCE LEARNING KIT


TO IMPROVE PROCESS SKILLS, HONESTY AND RESPONSIBILITY

Abstract: This study aimed to find out the appropriateness of Curriculum 2013-based science learning
kit, the improvement of junior high school students’ basic processing skill, honesty and responsibility.
This is a research & development (R & D) study using Borg & Gall’s (1983) development model. The
procedure of the study includes (1) doing a preliminary study; (2) planning; (3) designing the product
draft; (4) doing the validation of the product; (5) revising and trying out; (6) researching/studying the
output; and (7) doing product dissemination. The result of this study was a product in the form of the
2013 curriculum-based science learning kit for the theme of “The Increase of the Earth’s Temperature”
for the VII graders of junior high school with an assessment result in the “very good” category. The
obtained result of skill and attitude observations showed that the science learning kit developed was
able to improve the process skill and to establish the values of honesty and responsibility on the
students of VII G during the learning process. In the experimental class, the students’ gain score mean
was 0.32, which was “moderate,” while in the control class, the gain score mean of the students was
0.26, whis was “low”.

Keywords: science learning kit, process skills, honesty and responsibility, Curriculum 2013

PENDAHULUAN nurut hasil penelitian TIMSS, kompetensi


Permasalahan pendidikan yang diha- pengetahuan peserta didik Indonesia cu-
dapi Indonesia pada saat ini salah satunya kup rendah. Hasil penilaian yang dlakukan
adalah belum maksimalnya pencapaian oleh TIMSS dari tahun 1999-2011 menyata-
kompetensi peserta didik. Kompetensi ter- kan kompetensi sains dan matematika pe-
sebut mencakup pada ranah pengetahuan, serta didik Indonesia kurang memuaskan.
ranah sikap, dan ranah keterampilan. Me- Data yang dihimpun TIMMS (2011:5)

86
87

khususnya dalam kemampuan sains, me- Empat standar pendidikan yang me-
nyatakan bahwa negara Indonesia menda- ngalami perbaikan dari KTSP untuk me-
patkan skor penilaian sebesar 406 dan skor nyempurnakan Kurikulum 2013 mencakup
penilaian tertinggi diperoleh negara Singa- standar kompetensi lulusan, standar isi,
pura sebesar 590. Kompetensi sikap peserta standar proses, dan standar penilaian. Hu-
didik Indonesia dalam kurun waktu se- bungan dari keempat standar tersebut me-
puluh tahun terakhir ini juga mengalami nekankan pada pencapaian ranah pengeta-
penurunan drastis. Tindakan kriminal se- huan, sikap, dan keterampilan peserta di-
perti tawuran, mencuri, perbuatan asusila, dik. Khusus dalam mata pelajaran IPA di
hingga keterlibatan siswa sekolah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP),
tindak pidana narkotika dan aksi pembu- Standar kompetensi lulusan (SKL) yang
nuhan marak diberitakan oleh media. Kon- menjadi target pencapaian bagi peserta di-
disi ini mengindikasikan bahwa pembe- dik setelah mengikuti program pembela-
kalan kompetensi sikap peserta didik di jaran IPA minimal mampu menguasai: (1)
sekolah belum berjalan dengan optimal. Ke- pengetahuan tentang makhluk hidup dan
cendrungan pembelajaran yang diseleng- kehidupannya, zat dan perubahannya, ser-
garakan di sekolah masih berorientasi pada ta perubahan energi suatu materi; (2) sikap
penguasaan pengetahuan dan belum mem- yang terdiri dari sikap ilmiah, dan sikap
perhatikan perkembangan aspek lainnya religi yang berkaitan dengan Tuhan pen-
seperti keterampilan dan sikap. cipta alam; dan (3) keterampilan berupa
Upaya yang dilakukan pemerintah keterampilan ilmiah. Standar Isi (SI) dalam
untuk mengatasi permasalahan ini ditem- Kurikulum 2013 merupakan hasil penjabar-
puh melalui perbaikan dan peningkatan an secara rinci kompetensi minimal yang
kualitas pendidikan, salah satunya adalah harus dicapai peserta didik pada masing-
dengan menyempurnakan kurikulum yang masing pokok materi. SI mata pelajaran
digunakan. Penetapan peng-gantian Kuri- IPA terdiri dari 4 kompetensi yaitu kompe-
kulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tensi sikap spiritual, sikap sosial, pengeta-
menjadi Kurikulum 2013 sejak bulan Juli huan, dan keterampilan. Standar Proses
2013 diharapkan mampu meningkatkan (SP) merupakan standar minimal pelaksa-
kompetensi peserta didik. Kurikulum 2013 naan pembelajaran pada tiap-tiap pelajar-
disusun dengan tujuan agar mampu mem- an. Pendeka-tan ilmiah digunakan untuk
bekali peserta didik dengan kepribadian semua mata pelajaran, pembelajaran harus
yang baik, mampu berpikir dengan baik, melibatkan peserta didik secara aktif, meng-
dan memiliki keterampilan hidup terutama gunakan model inovatif, dan dikemas de-
keterampilan memecahkan permasalahan ngan sebuah tema keterapaduan. Standar
yang dihadapi dalam kehidupan sehari- Penilaian (SP) menggunakan penilaian oten-
hari. Berdasarkan tujuan ini, penanaman tik. Penilaian otentik mencakup penilaian
karakter dalam aktivitas pendidikan dijadi- ranah sikap, pengetahuan, dan keterampil-
kan landasan untuk mencapai pengetahu- an. Berdasarkan empat standar perubahan
an dan keterampilan sehingga dalam akti- tersebut hendaknya pembelajaran IPA da-
vitas pembelajaran di kelas dan aktivitas pat dilaksanakan dengan baik sehingga me-
ekstrakurikuler di sekolah ditekankan un- ningkatkan kualiatas pendidikan.
tuk melaksanakan penanaman nilai-nilai Karakteristik dari pembelajaran IPA
luhur. pada dasarnya mendukung pelaksanaan

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
88

Kurikulum 2013. Secara umum,IPA (Sains) kasikan, dan mencipta. Pendekatan ilmiah
merupakan gabungan dari beberapa disi- dimaksudkan untuk memberikan pema-
plin ilmu alam yang saling melengkapi haman kepada peserta didik dalam menge-
mulai dari ilmu fisika. Kimia, biologi, ilmu nal dan memahami berbagai materi meng-
bumi, hingga ilmu astronomi. penerapan gunakan pendekatan ilmiah, bahwa infor-
ini sebagai langkah untuk menemukan ja- masi bisa berasal dari mana saja, kapan
waban yang lebih komprehensif mengenai saja, tidak bergantung pada informasi se-
fenomena alam yang kajiannya tidak hanya arah dari guru sehingga peserta didik se-
melalui satu disiplin ilmu alam saja teapi cara aktif mencari tahu tentang suatu kon-
memahami hubungan masing-masing disi- sep. Pendekatan ilmiah merupakan penja-
plin ilmu alam hingga membentuk satu ke- baran dari metode ilmiah, sehingga ada ko-
satuan pengetahuan yang utuh (Trefil & herensi pendekatan ilmiah untuk mendu-
Hazen, 2010:16). Tim Penyusun Kurikulum kung pembelajaran IPA. Pendekatan ilmiah
2013 (2013:175) menyatakan bahwa IPA pada dasarnya adalah serangkaian cara yang
berkaitan dengan cara mencari tahu ten- dilakukan guru untuk mengondisikan pe-
tang alam secara sistematis dengan cakup- serta didik agar belajar menggunakan me-
an yang tidak hanya berada pada pe- tode ilmiah. Metode ilmiah merupakan pro-
nguasaan pengetahuan yang berupa fakta- sedur yang dilakukan peneliti untuk me-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip mecahkan masalah yang belum diketahui
saja tetapi juga merupakan suatu proses jawabannya sehingga pendekatan ilmiah
penemuan. Sains berkaitan dengan upaya yang diterapkan pada mata pelajaran IPA
memahami berbagai fenomena alam secara melatih peserta didik untuk menjadi ilmu-
sistematis. Pada hakikatnya, pembelaja-ran wan. Implementasi pendekatan ilmiah da-
IPA melingkupi empat unsur utama. Ke- lam pembelajaran IPA perlu memperhati-
empat unsur ini diharapkan dapat muncul kan karakteristik materi, peserta didik, fa-
dalam proses pembelajaran IPA, sehingga silitas pendukung, dan lingkungan seko-
proses pembelajaran yang dialami oleh pe- lah.
serta didik dapat menghantarkannya pada Pembelajaran IPA dapat dilaksana-
proses pembelajaran yang utuh, mema- kan secara terpadu sesuai dengan Permen-
hami fenomena alam melalui kegiatan pe- dikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
mecahan masalah, metode ilmiah, dan me- Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
niru cara ilmuwan bekerja dalam menemu- Dalam melaksanakan proses pembelajaran
kan fakta baru. Keempat unsur tersebut IPA di SMP, Kurikulum 2013 mengamanat-
meliputi: sikap ilmiah, proses ilmiah, pro- kan agar dilaksanakan pembelajaaran ter-
duk ilmiah, dan aplikasi (Badan Penelitian padu yang melibatkan antardisiplin ilmu
dan Pengembangan, 2007: 8). dan antarkompetensi yang ada pada satu
Pendekatan ilmiah (scientific aproach) jenjang tertentu. Konsep keterpaduan da-
dapat diterapkan dalam pelaksanaan pem- pat ditunjukkan dalam Kompetensi Inti
belajaran IPA. Tim Penyusun Kurikulum (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pembe-
2013 (2013:213) menyatakan pendekatan lajaran IPA yakni di dalam satu KD sudah
ilmiah (scientific appoach) dalam pembela- memadukan konsep-konsep IPA dari bi-
jaran sebagaimana dimaksud meliputi: me- dang ilmu biologi, fisika, dan ilmu penge-
ngamati, menanya, mencoba, mengolah, tahuan bumi dan antariksa. Selain itu,
menyajikan, menyimpulkan, mengkomuni- pembelajaran IPA diharapkan berorientasi

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


89

pada kemampuan aplikatif, pengembang- lah yang tidak terstruktur digunakan se-
an kemampuan berpikir, kemampuan be- bagai titik awal dan landasan untuk mela-
lajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan kukan penyelidikan dan melakukan proses
sikap peduli dan bertanggung jawab ter- pembelajaran. Pembelajaran berbasis masa-
hadap lingkungan sosial dan alam serta da- lah mampu mengondisikan situasi pem-
pat mengenalkan lingkungan biologi dan belajaran yang konkret dengan membahas
alam sekitarnya serta dapat mengenalkan permasalahan yang sangat berarti bagi ke-
berbagai keunggulan wilayah nusantara. hidupan siswa dan kemudian mengantar-
Harapan pemerintah dari pembelajaran kan proses pembelajaran tersebut pada ak-
IPA yang telah dipadukan adalah agar pe- tivitas investigasi dan inquiri (penyelidik-
serta didik dapat memperoleh pengalaman an) (Seng, 2005:17).
langsung sehingga dapat menambah ke- Pelaksanaan pembelajaran IPA jika
kuatan untuk menerima, menyimpan, dan ditinjau dari hakikatnya dapat diintegrasi-
menerapkan konsep yang telah dipelajari- kan dengan pendidikan karakter. Pendi-
nya. Dengan demikian, peserta didik ter- dikan karakter merupakan pendidikan ni-
latih untuk dapat menemukan sendiri ber- lai, pendidikan moral, dan pendidikan wa-
bagai konsep yang dipelajari secara menye- tak yang bertujuan untuk mengembangkan
luruh (holistik), bermakna, autentik, dan kemampuan seluruh warga sekolah dalam
aktif (Tim Penyusun Kurikulum 2013, 2013: memberikan keputusan baik dan buruk, ke-
171-172). teladanan, memelihara apa yang baik, dan
Tujuan dilakukannya keterpaduan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidup-
dalam pembelajaran IPA jika dilihat dari an sehari-hari dengan sepenuh hati (Badan
sisi satuan pendidikan adalah untuk me- Penelitian dan pengembangan, 2007:5-6).
ningkatkan efisisensi dan efektivitas waktu Siti Johariyah (Zuchdi, dkk, 2011:102) me-
serta penyam-paian materi pembelajaran, nyatakan, nilai-nilai yang direncanakan da-
selain itu tujuan pembelajaran IPA secara lam kegiatan akan muncul pada aktivitas
terpadu juga dapat meningkatkan minat peserta didik. Nilai-nilai karakter yang di-
dan motivasi siswa serta dapat melingkupi tanamkan Kemdikbud (2011:8) seperti cinta
beberapa kompetensi dalam satu kali per- tanah air, tanggung jawab, jujur, bekerja
temuan dan adanya keterpaduan dalam sama, disiplin, cinta tuhan, mandiri, peduli,
bidang kajian IPA akan mendorong guru berpikir kritis, rasa ingin tahu, komunika-
untuk memahami keterkaitan antara satu tif, dan lain-lain.
materi dengan materi yang lain sehingga Penerapan pembelajaran IPA pada
kegiatan ini mampu mendorong kreativitas Kurikulum 2013 mengamanatkan agar
guru. Untuk mendukung pembelajaran IPA memfasilitasi terbentuknya keterampilan
terpadu dan pendekatan ilmiah digunakan bagi peserta didik terutama keterampilan
model pembelajaran inovatif. Salah satu proses dalam aktivitas pembelajaran. Rez-
model pembelajaran yang dapat digunakan ba, et al. (1995:117) menjelaskan bahwa ke-
yaitu Problem Based Learning (PBL). terampilan proses terdiri dari dua bagian
PBL mampu mendukung pembela- yaitu keterampilan proses dasar dan kete-
jaran IPA dengan menggunakan pendekat- rampilan proses terintegrasi. Keterampilan
an ilmiah. PBL merupakan suatu pembela- proses dasar terdiri atas: (1) observasi
jaran yang aktif dengan menggunakan menggunakan indra untuk mengobservasi
pendekatan pembelajaran terpusat. Masa- objek dan fenomena alam yang tujuannya

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
90

adalah untuk menemukan sebuah pola an, dapat dipercaya, dan bertanggung ja-
dari objek atau fenomena alam; (2) meng- wab terhadap diri sendiri serta kelompok.
klasifikasi kesamaan dan perbedaan dari Narwanti (2011:69) menjelaskan bahwa
hasil observasi untuk membentuk konsep tanggung jawab dapat dilihat dari bebera-
baru; (3) mengomunikasikan hal yang di- pa indikator pencapaian dalam pembelajar-
temukan dan yang akan dilakukan baik an di antaranya peserta didik selalu melak-
melalui tulisan maupun lisan; (4) peng- sanakan tugas sesuai dengan aturan/ke-
ukuran dilakukan untuk menguantifikasi sepakatan dan bertanggung jawab terha-
deskripsi dari objek yang diamati; (5) mem- dap semua tindakan yang dilakukan.
buat kesimpulan sementara dan bersedia Penerapan mata pelajaran IPA pada
menggantinya berdasarkan data yang baru; Kurikulum 2013 menjadi hal yang baru
dan (6) memprediksi kemungkinan yang bagi guru karena guru harus melaksana-
dapat terjadi sebelum melakukan observasi kan pembelajaran IPA dengan memperha-
terhadap fenomena alam. Prediksi dilaku- tikan 4 standar pendidikan yang telah
kan berdasarkan hasil obsevasi dan klasifi- mengalami perubahan. Hasil observasi dan
kasi terdahulu. Prediksi merupakan dasar wawancara pada saat dilakukan studi pen-
dari penyusunan hipotesis. dahuluan sebelum pelaksanaan penelitian
Pembelajaran IPA sejatinya mampu di SMP N 1 Imogiri Bantul Yogyakarta pada
memfasilitasi perkembangan karakter pe- bulan September 2013 bahwa penyajian
serta didik terutama karakter kejujuran dan materi IPA yang dilakukan oleh guru do-
tanggung jawab. Bundu (2006:41) menyata- minan menggunakan metode ceramah dan
kan bahwa kejujuran memiliki kaitan yang tanya jawab. Hal ini mengindikasikan in-
erat dengan respek terhadap fakta dan data teraksi pembelajaran yang terjadi di dalam
yang ditemukan (respect for evidence). Dalam kelas masih belum begitu berkembang.
pembelajaran, kejujuran mendorong peser- Pertemuan yang telah dirancang un-
ta didik siap untuk saling memperlihat- tuk satu semester, ada beberapa kali pem-
kan/menyajikan apa yang ia temukan dan belajaran yang dilaksanakan guru untuk
bukan disiapkan untuk menerima sesuatu melakukan eksperimen di laboratorium.
sebagai kebenaran sebelum didukung oleh Dalam melakukan eksperiemen kecende-
alasan yang dapat ia terima. Narwanti (2011: rungan yang muncul hanya sedikit peserta
65) menyatakan ada beberapa indikator pen- didik yang terlibat langsung dalam mela-
capaian pembelajaran sebagai bentuk per- kukan eksperimen sedangkan sebagian be-
wujudan dari nilai karakter kejujuran, di sar peserta didik memosisikan diri sebagai
antaranya: (1) membuat laporan hasil per- pengamat dan pencatat data. Beberapa te-
cobaan sesuai data yang diperoleh; (2) ti- muan yang diperoleh oleh guru pada saat
dak mencontek dalam ujian; (3) tidak ber- praktikum berlangsung ada beberapa pe-
bohong saat berbicara; (4) mengakui kesa- serta didik yang mencatat data hasil ekspe-
lahan; dan (5) terbuka dan objektif dalam rimen belum sesuai dengan hasil peng-
memberikan penilaian kepada peserta di- amatan yang yang didapat. Peserta didik
dik lainnya. juga masih belum mampu mengaplikasi-
Cornerstone Values (Galloway, 2008: kan konsep IPA untuk memecahkan per-
18) menyatakan bahwa tanggung jawab masalahan yang dihadapinya dalam kehi-
berkaitan dengan kemampuan/keberanian dupan sehari-hari. Keadaan ini terlihat
untuk mempertanggungjawabkan kesalah- pada saat peserta didik diberi soal yang

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


91

bersifat aplikatif, namun kebanyakan dari Kajian penelitian terdahulu yang di-
peserta didik tidak dapat menjawab perta- jadikan referensi dalam pengembangan pe-
nyaan tersebut dengan benar. Saat dilaku- rangkat pembelajaran ini seperti yang di-
kan ulangan harian juga masih ditemukan tunjukan oleh hasil penelitian yang dilaku-
peserta didik yang cenderung tidak jujur kan oleh Jannah, dkk. (2012:54-55) bahwa
atau melakukan kecurangan seperti men- validitas untuk perangkat pembelajaran ber-
contek dan melihat catatan atau buku pe- pendekatan karakter oleh para pakar yaitu
lajaran. Tanggung jawab peserta didik da- 3,74 yang tergolong valid, serta 84.3% sis-
lam melaksanakan tugas di rumah sudah wa memberi respons baik. Data hasil pe-
cukup baik, namun terkadang masih ada nguasaan konsep diperoleh dengan tes ke-
beberapa peserta didik yang terlambat da- mampuan kognitif dan diperoleh hasil un-
lam mengumpulkan tugas yang telah di- tuk kelas ekperimen persentase keberhasil-
berikan. an 78.38% dan kelas kontrol 72.75%, se-
Adanya Kurikulum 2013 cenderung dangkan untuk data efektivitas kelas eks-
mengurangi kreativitas guru dalam meran- perimen digunakan uji t-tes diperoleh nilai
cang pembelajaran karena ketersediaan di atas KKM sehingga dikatakan uji t-tes
buku guru dan buku siswa sebagai pan- signifikan dan dari nilai N-gain diperoleh
duan pembelajaran telah memenuhi per- nilai 0.37 dalam kategori sedang. Penelitian
syaratan pembelajaran. Guru menemui ke- yang dilakukan oleh Susilo, dkk. (2012:12-
sulitan pada saat melaksana-kan pembela- 19) mengungkapkan bahwa motivasi bela-
jaran terpadu dengan tema yang dikem- jar siswa dalam pembelajaran IPA pada
bangkan sendiri, dan mengalami kesu-litan materi berbagai sifat dalam perubahan fisi-
dalam melakukan penilain otentik, serta ka dan kimia setelah diterapkan pembela-
dalam memenuhi tuntutan standar proses. jaran dengan menggunakan perangkat pem-
Berdasarkan hal tersebut, kesulitan guru belajaran berdasar masalah mengalami pe-
da-lam melaksanakan pembelajaran IPA ningkatan. Penelitan yang dilakukan Wib-
sebagai usaha untuk menerapkan Kuriku- awa, dkk. (2013:126-130) memberikan in-
lum 2013 memerlukan solusi yang tepat. formasi bahwa: (1) hasil uji coba skala kecil
Salah satu upaya yang dapat dilakukan menunjukkan karakter yang muncul dengan
dengan mengembangkan perangkat IPA kriteria sangat baik adalah disiplin dan
berbasis Kurikulum 2013 untuk mening- mandiri; (2) karakter yang mendapat krite-
katkan keterampilan proses sains dan ka- ria baik antara lain toleransi, demokratis,
rakter kejujuran serta tanggung jawab. Pe- jujur, dan tanggung jawab; dan (3) karakter
ngembangan perangkat pembelajaran IPA yang muncul dengan kriteria cukup adalah
berbasis Kuriklum 2013 diharapkan mam- peduli lingkungan.
pu menjadi referensi bagi guru untuk me-
ngembangkan perangkat dengan tema yang METODE
lain. Selain itu, hal tersebut diharapkan Jenis penelitian ini merupakan pene-
juga dapat dijadikan khazanah informasi litian pengembangan atau dikenal dengan
untuk mengetahui prosedur pengembang- R&D (research and development) yang meng-
an perangkat pembelajaran berbasis karak- adaptasi dari model Borg & Gall (1983:
ter yang layak dan mampu meningkatkan 775). Prosedur penelitian yang dilakukan
keterampilan proses, karakter kejujuran, dan pada penelitian ini meliputi: (1) mengum-
tanggung jawab. pulkan informasi; (2) melakukan peran-

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
92

cangan penelitian; (3) mengembangkan ben- Validasi produk dilakukan melalui


tuk produk awal (merancang draf awal pro- penilaian dengan memberikan draf produk
duk); (4) melakukan validasi; (5) melaku- perangkat kepada expert judgment. Expert
kan uji coba dan revisi; (6) melakukan kaji- judgment terdiri dari dosen ahli, teman se-
an produk akhir; dan (7) diseminasi. Pene- jawat, dan guru IPA. Expert judgment mem-
litian dilakukan di kelas VII B dan VII G berikan penilaian kelayakan dan saran un-
SMP N 1 Imogiri Yogyakarta pada Tahun tuk perbaikan. Skor yang diberikan expert
2014. Teknik pengambilan data mengguna- judgment dihitung total skor dan dikonver-
kan observasi, tes, dan angket. Untuk mem- si berdasarkan skalanya. Saran perbaikan
peroleh data penelitian digunakan instru- terhadap perangkat digunakan sebagai in-
men penilaian produk, lembar observasi ke- formasi untuk melakukan revisi I terhadap
terampilan proses, karakter kejujuran, dan produk yang akan dikembangkan. Perang-
tanggung jawab, serta angket dan tes. Data kat IPA yang dikembangkan layak diguna-
yang diperoleh dihitung jumlah ataupun kan pada tahapan uji coba. Perangkat pem-
rata-ratanya dan dikonversi skala 4 menu- belajaran yang terdiri dari silabus, RPP,
rut Mardapi (2008:123) dan menurut Wido- LKPD, dan instrumen penilaian mendapat-
yoko (2012:110-111). Hasil tes ranah penge- kan skor dengan kategori “sangat baik”.
tahuan yang diperoleh, kemudian dicari ni- Tingkat kesepakatan (level of agreement) da-
lai gain skor menurut Hake (2007). Hasil pat dihitung dari selisih penilaian expert
tes belajar dianalisis menggunakan uji t. judgment.
Skala 4 yang digunakan untuk me-
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai perangkat diperoleh dari selisih mak-
Data penilaian produk yang diper- simal 3 dan minimal 1 yang diberikan oleh
oleh dari validator dikonversi mengguna- expert judgment sehingga dapat dikate
kan skala likert dengan 4 skala menurut gorikan jika selisih ≥ 3, maka tingkat ke-
Widoyoko (2012: 110-111). Rentang interval sepakatannya rendah, selisih ≥ 2 tingkat
masing-masing skala ditentukan meng- kesepakatan sedang, dan selisih ≥ 1 maka
gunakan Rumus (1). tingkat kesepakatannya tinggi. Tingkat ke-
sepakatan yang diberikan expert judgment
untuk silabus sebesar 0,6, RPP sebesar 3,
LKPD sebesar 0,9, dan instrumen penilaian
Total penilaian kelayakan produk pe- sebesar 0,6, maka dapat disimpulkan
rangkat pembelajaran IPA oleh dosen ahli, bahwa tingkat kesepakatan yang diberikan
kemudian dikonversi berdasarkan rentang- oleh expert judgment pada kategori “tinggi”
nya. Hasil penilaian oleh validator disaji- kecuali untuk RPP. Berdasarkan data yang
kan pada Tabel 1. gorikan

Tabel 1. Rerata Penilaian Perangkat Oleh Validator


Skor Dosen Teman Rata -
Aspek yang Dinilai Guru IPA Kategori
min max Ahli Sejawat rata
Silabus 9 36 33 31 31 31,8 Sangat Baik
RPP 22 88 83 74 74 77,1 Sangat Baik
LKPD 8 32 29 29 26 28 Sangat Baik
Instrumen Penilaian 6 24 22 22 20 21,3 Sangat Baik

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


93

diperoleh dari validasi produk dapat di- kelompok kontrol (KK) terdapat selisih. Re-
simpulkan bahwa perangkat pembelajaran rata pretest dan posttest kelas kontrol lebih
IPA yang dikembang-kan layak untuk di- tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Na-
lakukan uji coba produk. Hasil validasi be- mun, peningkatan hasil belajar lebih tinggi
rupa saran perbaikan terhadap perangkat kelas ekperimen. Asumsi yang menyebab-
pembelajaran digunakan untuk melakukan kan rendahnya nilai kelas eksperimen dan
revisi. Hasil penilaian produk yang dila- tingginya kelas kontrol karena banyaknya
kukan oleh expert judgment disajikan pada hari libur nasional yang bertepatan dengan
Gambar 1. jadwal mata pelajaran IPA dikelas ekspe-
rimen, sedangkan pada kelas kontrol tidak
terjadi hal demikian, sehingga materi yang
telah diberikan pada kelas kontrol disam-
paikan dalam kurun waktu yang tidak
terlalu jauh sejak dari pretest berlangsung
hingga pelaksanaan posttest. Pada kelas
eksperimen, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan materi mulai dari sejak
pretest berlangsung hingga dilaksanakan
posttest sangat panjang. Selain itu, diduga
Gambar 1. Rerata Penilaian Validator ter- peserta didik pada kelas eksperimen ku-
hadap Perangkat rang memanfaatkan waktu untuk meng-
ulang materi pembelajaran selama liburan
Data hasil belajar diperoleh dari berlangsung. Hasil belajar peserta didik di-
pemberian pretest dan posttest yang dilaku- sajikan pada Gambar 2.
kan pada kelas KE dan KK. Instrumen tes
terdiri dari 30 butir soal dalam bentuk
pilihan ganda. Data hasil belajar dianalisis
melalui gain skor. Hasil belajar dan gain
skor yang diperoleh disajikan pada Tabel 2.
Uji hipotesis hasil belajar dianalisis meng-
gunakan uji t dengan software SPSS 16.
Rumus menghitung gain skor menurut
Hake (2007: 8) sebagai berikut.
Gambar 2. Hasil Belajar Peserta Didik

Peningkatan hasil belajar peserta di-


Keterangan: dik kelas KE dan KK dianalisis dengan
= Gain skor gain skor. Gain skor diperoleh dari selisih
= Nilai pretest pretest dan posttest. Pencapaian gain skor
= Nilai postest dapat dilihat pada tabel 2. Menurut Hake
= Skor maksimal pretest/posttest (2007:8), pencapaian gain kelas KK pada
kategori “rendah” dan perolehan gain ke-
Hasil belajar ranah pengetahuan ke- las KE pada kategori “sedang”. Peningkat-
las kelompok eksperimen (KE) dan kelas an gain skor pada kelas KE diasumsikan

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
94

Tabel 2. Hasil Belajar dan Gain Skor Peserta Didik


Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai
Kelas KK (7B) Gain Kategori Kelas KE (7G) Gain Ketegori
Pre -test Post- test Pre -test Post - test
6,1 7,3 0,26 Rendah 5,7 7,2 0,32 Sedang

karena produk yang disusun melalui ke- tepatan dengan jadwal mata pelajaran IPA
giatan pembelajaran dalam bentuk investi- pada kelas KE sehingga rentang waktu un-
gasi aktivitas manusia yang menghasilkan tuk menyampaikan materi yang diajarkan
gas rumah kaca, melakukan eksperimen cukup panjang, dan peserta didik diduga
efek rumah kaca dan mengamati tayangan tidak memanfaatkan waktu libur untuk
video tentang dampak pemanasan global, mengulang materi yang telah dipelajari.
dan mampu memberi memotivasi siswa. Untuk kelas KK, jadwal mata pelajaran IPA
Kelas kontrol hanya di dalam kelas dan tidak bertepatan dengan hari libur shingga
dilakukan dengan metode ceramah serta rentang waktu penyampaian materi lebih
mengerjakan latihan soal yang berasal dari pendek dan daya ingat peserta didik ter-
buku. Gain skor peserta didik disajikan hadap materi pembelajaran yang telah di-
pada Gambar 3. berikan masih sangat baik.
Data keterampilan proses diperoleh
dari hasil observasi yang dilakukan oleh
tiga orang observer. Fokus penilaian ranah
keterampilan dilakukan sesuai dengan in-
dikator dari keterampilan proses dasar
yang dikembangkan dalam pembelajaran.
Penilaian keterampilan proses hanya dila-
kukan pada kelas KE. Skor keterampilan
proses yang diperoleh kemudian dihitung
Gambar 3. Gain Skor Peserta Didik jumlah total dan dikonversi berdasarkan
skala 4 yang tersaji pada Tabel 3 menurut
Uji t dilakukan untuk mengetahui pe- Mardapi (2008:123) dengan Xi = 2,5 dan Sbi
ngaruh perangkat terhadap pengetahuan = 0,6.
peserta didik pada kelas KK dan kelas KE. Data rata-rata hasil penilaian kete-
Berdasarkan perolehan hasil perhitungan rampilan yang diperoleh oleh peserta didik
yang diperoleh nilai signifikan 0,16. Karena kelas KE disajikan pada Tabel 4.
nilai sig > 0,05 maka H0 diterima, ini ber-
Tabel 3. Konversi Skor Penilaian Produk
arti tidak terdapat perbedaan yang signi-
oleh Validator
fikan pada hasil belajar ranah pengetahuan
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Interval Nilai Kategori
X ≥ Yi + Sbi A Sangat Baik
dari penerapan perangkat pembelajaran
Yi + Sbi > X ≥ Yi B Baik
IPA berbasis Kurikulum 2013 yang telah
Yi > X ≥ Yi- Sbi C Kurang
dikembangkan. Tidak adanya perbedaan
X < Yi – Sbi D Sangat Kurang
hasil belajar anatara kelas KE dan KK di-
duga karena adanya hari libur yang ber-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


95

Keterampilan proses dalam pembe- fasilitasi siswa untuk melakukan klasifikasi


lajaran IPA (keterampilan proses dasar) dari objek yang diperoleh setelah melaku-
merupakan keterampilan yang dimiliki se- kan observasi di pasar, percobaan model
orang ilmuan dalam melakukan penelitian efek rumah kaca, dan tayangan video dam-
untuk memecahkan suatu masalah/feno- pak pemanasan global. Keterampilan pro-
mena alam yang belum diketahui oleh ma- ses 3 berkaitan dengan kegiatan eksplorasi.
nusia. Keterampilan proses wajib diajarkan Eksplorasi mengalami peningkatan dari
kepada siswa dalam pembelajaran sehing- pertemuan pertama ke pertemuan kedua
ga perangkat pembelajaran mampu mem- serta mengalami penurunan pada perte-
fasilitasi siswa untuk mengembangkan ke- muan ketiga. Peningkatan dari pertemuan
terampilan proses sains. Rata-rata keteram- pertama ke pertemuan kedua diduga ka-
pilan proses pada pertemuan ke 1, ke 2, rena pembelajaran kedua melakukan ke-
dan 3 mengalami peningkatan. Perolehan giatan percobaan efek rumah kaca sehing-
rata-rata nilai pencapain keterampilan pro- ga diduga motivasi siswa meningkat dan
ses pada pertemuan ke 1, ke 2, dan 3 se- melakukan eksplorasi di luar kelas. Penu-
besar ≥ 3,1 dengan kategori “sangat baik”. runan keterampilan proses 3 pada perte-
Keterampilan proses 1 yang berkaitan de- muan ketiga diduga karena pembelajaran
ngan kegiatan observasi mengalami pe- yang dilakukan siswa mengamati tayangan
ningkatan pada pertemuan kedua dan se- video diduga kesempatan siswa untuk me-
dikit penurunan pada pertemuan ketiga lakukan eksplorasi sangat kurang.
tetapi skor rata-rata keterampilan proses 1 Keterampilan proses 4 berkaitan de-
sebesar ≥ 3,1dengan kategori “sangat baik”. ngan kegiatan pengukuran. Pengukuran
Observasi merupakan kegiatan meng- merupakan kegiatan membandingkan sa-
gunakan indera untuk mendapatkan ka- tuan yang ada pada alat ukur terhadap
rakteristik dari objek yang diamati. Pening- suatu objek sehingga menperoleh karakte-
katan observasi diduga karena perangkat ristik dari objek tersebut. Keterampilan pro-
pembelajaran memfa-silitasi siswa untuk ses 4 mengalami peningkatan dan penu-
mengamati aktivitas di pasar, pengamatan runan selama tiga pertemuan. Penurunan
termometer, dan pengamatan dampak terjadi pada pertemuan ketiga. Pembelajar-
global warming dari tayangan video. Pada an pada pertemuan ketiga memperhatikan
pertemuan ketiga siswa melihat video tayangan video tentang dampak pemanas-
dampak pemanasan global sehingga hal ini an global. Hal ini diduga kesempatan un-
diduga membuat siswa menjadi bosan dan tuk melakukan pengukuran tidak ada se-
kurang aktif dalam melakukan observasi. hingga keterampilan proses siswa pada ke-
Keterampilan proses dasar ke-2 ber- giatan pembelajaran ketiga sangat rendah.
kaitan dengan kegiatan klasifikasi. Klasifi- Keterampilan proses 5 berkaitan de-
kasi merupakan kegiatan mengelompok- ngan kegiatan menyimpulkan dan kete-
kan suatu objek berdasarkan persamaan/ rampilan proses 6 berkaitan dengan ke-
perbedaannya. Rata-rata pencapaian kete- giatan komunikasi mengalami peningkatan
rampilan proses pada pertemuan ke-1 dan dan penurunan tetapi rata-rata pencapaian
ke-2, dan ke-3 sebesar ≥ 3,1 dengan kate- ke dua keterampilan proses ini sebesar ≥
gori “sangat baik”. Peningkatan klasifikasi 3,1dengan kategori “sangat baik”. Hal ini
siswa selama tiga pertemuan. Hal ini di- diduga guru melakukan tahap PBL dengan
duga karena perangkat pembelajaran mem- mengarahkan siswa untuk mengevaluasi

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
96

Tabel 4. Data Rata-rata Hasil Penilaian Keterampilan Proses Kelas KE


Rata-rata Nilai Keterampilan Proses
Pertemuan Jumlah Rata-rata Kategori
Keterampilan Proses ke
Ke
I II III IV V VI
I 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,7 18,7 3,1 Sangat Baik
II 3,4 3,2 3,6 3,3 3,2 3,6 20,3 3,4 Sangat Baik
III 3,3 3,3 2,3 3,1 3,1 3,9 19 3,2 Sangat Baik

Tabel 5. Aktualisasi Karakter Kejujuran dan Tanggung Jawab Peserta Didik


Nilai Karakter yang Diamati
Perte- Kejujuran Tanggung Jawab
Rata- Rata-
muan Indikator ke- Ketegori Indikator ke- Ketegori
rata rata
I II III IV V I II III IV V
3,7 4 3 3 1 2,9 Baik 3 3,7 4 4 4 3,7 Sangat
I
Baik
3,8 3,9 2,9 2,9 3,5 3,4 Sangat 3,2 3,5 3,5 3,9 3,9 3,6 Sangat
II
Baik Baik
III 3,9 3,7 3,3 3,3 1 3,1 Sangat 3,5 3,9 4,0 4,0 4,0 3,9 Sangat
Baik Baik

dan menyimpulkan materi sehingga kete- Keterampilan proses yang dikembangkan


rampilan proses menyimpulkan difasilitasi seperti yang terlihat pada Gambar 4 meli-
dari kegiatan diskusi dan presentasi. Kete- puti hal-hal seperti berikut. Keterampilan
rampilan proses komunikasi pun meng- proses 1 adalah keterampilan observasi. Ke-
alami peningkatan dan penurunan. Pening- terampilan proses adalah keterampilan 2
katan tersebut diduga karena perangkat klasifikasi. Keterampilan proses 3 adalah ke-
yang dirancang dengan pendekatan ilmiah terampilan eksplorasi. Keterampilan proses
dan model PBL memfasilitasi siswa untuk adalah keterampilan melakukan pengukur-
mempresentasikan hasil investigasi sehing- an. Keterampilan proses 5 adalah keteram-
ga keterampilan proses komunikasi me- pilan menyimpulkan. Keterampilan proses
ningkat. Penurunan keterampilan proses 6 adalah keterampilan berkomunikasi.
komunikasi diduga karena siswa masih Instrumen observasi karakter diguna-
“malu” untuk mengomunikasikan/me- kan untuk mendapatkan data kejujuran
nyampaikan hasil bela-jar di depan kelas. dan tangung jawab peserta didik. Peng-
Berdasarkan data keterampilan pro- ukuran karakter memerlukan waktu yang
ses yang diperoleh dapat disimpulkan bah- lama sehingga dalam penelitian ini data
wa keterampilan proses siswa “sangat baik“ yang diperoleh merupakan aktualisasi ka-
setelah mengikuti pembelajaran dengan me- rakter yang dimunculkan oleh siswa se-
nerapkan perangkat pembelajaran yang di- lama mengikuti pembelajaran. Data yang
kembangkan. Oleh karena itu, dapat disim- diperoleh dihitung jumlahnya dan dikon-
pulkan perangkat yang dikembangkan va- versi berdasarkan skala 4 menurut Mar-
lid karena dapat meningkatkan keteram- dapi (2008:123). Hasil penilaian karakter
pilan proses siswa. Keterampilan proses kejujuran dan tanggung jawab disajikan
peserta didik disajikan pada Gambar 4. pada Tabel 5.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


97

rerata skor yang diperoleh ≥ 3,1 sehingga


kategorinya masih “sangat baik”. Indikator
4 berkaitan dengan aktivitas memberikan
penilaian pada individu/siswa dalam satu
kelompok belajar. Guru memberikan tugas
kepada siswa untuk menilai temannya.
Pembiasaan ini diharapkan mampu mela-
tih dan membiasakan siswa menilai teman-
nya secara jujur apa adanya. Rata-rata skor
indikator 4 mengalami pening-katan dan
Gambar 4. Keterampilan Proses Peserta
penurunan, tetapi rata-rata skor yang diper-
Didik
oleh ≥3,1 dengan kategori “sangat baik”.
Indikator kelima berkaitan dengan aktivi-
Rata-rata karakter kejujuran untuk
tas mengembalikan peralatan laboratorium
kelima indikator dengan skor ≥ 3,1 kategori
yang dipinjam oleh siswa. Indikator ini ha-
“sangat baik”. Indikator menuliskan data
nya berlaku untuk pertemuan kedua saja.
hasil eksplorasi mengalami peningkatan.
Kegiatan 2 memfasilitasi peserta didik un-
Hal ini diduga karena siswa dilatih untuk
tuk melakukajn eksperimen dengan meng-
menuliskan data/informasi pada saat ke-
gunakan alat labora-torium sehingga hasil
giatan investigasi di pasar. Kegiatan inves-
pertemuan pertama dan pertemuan ketiga
tigasi dilakukan untuk memperoleh infor-
untuk indikator 5 memiliki skor terendah.
masi langsung tentang aktivitas manusia
Indikator 5 hasil pertemuan kedua mem-
yang menghasilkan gas rumah kaca. Selain
peroleh penilaian sebesar ≥ 3,1. Berdasar-
itu, melakukan percobaan model efek ru-
kan penjelasan analisis data, dapat disim-
mah kaca dan mengamati tayangan video
pulkan perangkat pembelajaran yang
juga dapat melatih siswa agar terbiasa jujur
dikembangkan valid untuk meningkatkan
dalam bertindak. Indikator 2 yang berkait-
kejujuran siswa. Perangkat tersebut mem-
an dengan aktivitas menyampaikan data
fasasilitasi kejujuran siswa dengan menu-
berdasarkan hasil eksplorasi mengalami
liskan data, diskusi, dan memberikan peni-
penurunan, tetapi skor yang diperoleh ≥
laian. Data hasil perhitungan karakter ke-
3,1 dengan kategori “sangat baik”. Me-
jujuran peserta didik berupa diagram ba-
nyampaikan data dilatih melalui diskusi
tang disajikan pada Gambar 5.
kelompok, diskusi kelas, dan presentasi.
Selama kegiatan belajar berlangsung siswa
diharapkan mampu melatih dengan meng-
ungkapkan data yang diperolehnya apa
adanya. Indikator 3 berkaitan dengan akti-
vitas memberikan penilaian secara objektif
pada kelompok. Guru memberikan tugas
kepada masing-masing kelompok untuk
menilai kinerja kelompok lain. Hal ini di-
harapkan dengan memberikan penilaian
kepada kelompok lain akan melatih siswa Gambar 5. Aktualisasi Karakter
untuk bersikap jujur. Indikator 3 meng- Kejujuran Peserta Didik untuk Tiga Kali
alami peningkatan dan penurunan, tetapi Pertemuan

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
98

Keterangan: indikator kejujuran ya- individu mengerjakan masing-masing tu-


itu: (1) menuliskan data berdasarkan hasil gasnya. Indikator 2 yang berkaitan dengan
eksplorasi; (2) menyampaikan data berda- aktivitas berperan aktif dalam kelompok
sarkan hasil eksplorasi; (3) memberikan pe- memperoleh skor sangat baik karena rera-
nilaian dengan objektif pada kelompok; (4) tanya ≥ 3,1. Hal ini diduga belajar secara
memberikan penilaian dengan objektif pada kelompok untuk menyelesaikan tugas
individu; dan (5) alat laboratorium yang mengharuskan siswa bertanggung jawab
dipinjam dikembalikan sesuai pada saat dan berperan aktif dalam kelompok agar
meminjam. tugas kelompok dapat diselesaikan.
Hasil observasi karakter tanggung ja- Indikator ketiga yang berkaitan de-
wab siswa “sangat baik”. Nilai rerata skor ngan aktivitas mengikuti proses pembela-
hasil observasi untuk tiga kali pertemuan jaran dengan tertib juga memperoleh skor
≥3,1. Data hasil perhitungan karakter tang- sangat baik. Hal ini diduga belajar secara
gung jawab peserta didik disajikan pada berkelompok untuk menyelesaikan tugas
Gambar 6. dapat membangun kerja sama sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan
kondusif. Namun, berdasarkan perolehan
data, pada pertemuan kedua indikator ini
mengalami penuru-an. Penyebab penurun-
an ini diduga karena pembelajaran dilaku-
kan di luar ruangan kelas, dekat dengan
kantin sekolah yang sedang ramai, sehing-
ga fokus siswa untuk melakukan percoba-
an terpecah dan pembelajaran berjalan ku-
rang kondusif. Indikator 4 yang berkaitan
dengan aktivitas mengumpulkan tugas te-
Gambar 6. Aktualisasi Karakter pat waktu dan indikator 5 yang berkaitan
Tanggung Jawab Peserta Didik untuk dengan aktivitas bersedia mengomunikasi-
Tiga Kali Pertemuan kan hasil belajar. Skor yang diperoleh indi-
kator 4 dan indikator 5 dari pertemuan per-
Keterangan: indikator tanggung ja-
tama hingga pertemuan ketiga sama, ma-
wab yaitu: (1) mengerjakan seluruh tugas
sing-masing indikator mengalami penurun-
yang diberikan; (2) berperan aktif dalam
an pada pertemuan kedua. Kegiatan belajar
kelompok; (3) mengikuti proses pembela-
di luar kelas diduga menjadi penyebab sis-
jaran dengan tertib; (4) mengumpulkan tu-
wa kurang memperhatikan tanggung ja-
gas sesuai batas waktu pengumpulan; dan
wabnya untuk mengumpulkan tugas. Lo-
(5) bersedia mempresentasi-kan hasil kerja
kasi kegiatan belajar yang berada di dekat
individu/kelompok.
kantin dan laboratorium seni diduga me-
Berdasarkan Gambar 6, indikator satu
ngurangi fokus siswa. Indikator 5 meng-
menunjukan terjadi peningkatan pada tiap
alami penurunan pada pertemuan dua ya-
kali pertemuan. Hal ini diduga belajar se-
itu bersedia mempresentasikan hasil kiner-
cara kelompok untuk menyelesaikan tugas
ja kelompok. Penurunan tersebut diduga
mampu memfasilitasi siswa untuk mem-
karena fokus siswa sudah menurun untuk
biasakan mengerjakan tugas individu. Ke-
bermain di kantin dan laboratorium seni
berhasilan kelompok didukung oleh kerja

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


99

sehingga peserta didik banyak yang tidak langsung hanya terjadi pada pernyataan 2
bersedia mempresen-tasikan hasil kerja ke- dan pernyataan 6. Pernyataan 2 berkaitan
lompok. dengan aktivitas mau mengakui kesalahan
Berdasarkan hasil analisis data karak- yang diperbuat, sedangkan pernyataan 6
ter kejujuran dan tanggung jawab, dapat berkaitan dengan aktivitas mengungkap-
disimpulkan bahwa perangkat yang di- kan suatu alasan sesuai dengan keadaan
kembangkan valid karena mampu mening- sebenarnya.
katkan karakter kejujuran dan tanggung Perilaku yang ditunjukan pernyataan
jawab siswa. Dalam hal ini, karakter keju- 2 dan pernyataan 6 merupakan perilaku
juran dan tanggung siswa memang belum yang menunjukan sebagain besar siswa
sepenuhnya terbentuk, hanya saja aktuali- mau bersikap jujur. Pernyataan 4, 9 dan 14
sasi nilai kejujuran dan tanggung jawab yang berkaitan dengan aktivitas memberi-
selama pembelajaran dijadikan acuan un- kan penilaian sesuai dengan keadaan yang
tuk mengungkap peningkatan sikap khu- sebenarnya, menghargai perbuatan jujur
susnya kejujuran dan tanggung selama pro- yang dilakukan oleh teman, mengatakan
ses pembelajaran berlangsung. Begitu juga sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebe-
dengan aktualisasi kegiatan belajar secara narnya merupakan pernyataan yang meng-
berkelompok melalui penulisan data, dis- indikasikan bahwa sebagian besar peserta
kusi kelompok, diskusi kelas, presentasi, didik tahu makna jujur dan mau bersikap
dan menilai teman bertujuan memfasilitasi jujur. Namun, nilai yang diperoleh dari
siswa agar dapat mengaktualisasikan sikap pernyataan 8 dan 12 yang berkaitan de-
tanggung jawabnya terhadap diri sendiri ngan sikap mencontek dan bekerja sama
dan teman-temannya. pada saat ujian berlangsung mengalami pe-
Instumen angket diberikan sebelum nurunan. Hal ini menunjukan bahwa seba-
perlakuan dan sesudah perlakuan. Instru- gaian besar siswa akan berbuat curang jika
men angket terdiri dari pernyataan positif keadaan tidak memungkinkan. Data yang
dan pernyataan negatif. Opsi pilihan pada diperoleh dari angket siswa menunjukan
angket Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak bahwa peserta didik masih berada dalam
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). kondisi yang labil, namun dari penerapan
Penskoran untuk pernyataan positif yaitu perangkat pembelajaran yang dikembang-
SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi kan dalam penelitian ini menunjukkan
skor 2, dan STS diberi skor 1. Untuk per- bahwa peserta didik sudah terbiasa untuk
nyataan negatif, SS diberi skor 1, S diberi mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
skor 2, TS diberi skor 3, dan STS diberi skor keadaan yang sebenarnya seperti yang ter-
4. Total skor yang diperoleh dikonversi lihat pada pernyatan 2, 4, 6, dan 14. Secara
menggunakan skala 4 menurut Mardapi tidak langsung, penilaian diri yang dilaku-
(2008:123). Angket respons peserta didik kan oleh siswa tanpa disadari telah meng-
disajikan pada Tabel 6. informasikan perkembangan kejujuran yang
Hasil perhitungan rata-rata dari per- mereka rasakan setelah mengikuti proses
nyataan 2, 4, 6 9, 12, 14 diperoleh skor skor pembelajaran yang dilakukan. Respons ang-
≥ 3,1 dengan kategori “sangat baik”. Hasil ket peserta didik disajikan pada Gambar 7.
perhitungan rata-rata pernyataan delapan
≤ 3,1, pernyataan ini berkategori “baik”.
Peningkatan nilai setelah pembelajaran ber-

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
100

Tabel 6. Respons Angket Peserta Didik


Respon Siswa Terhadap Karakter
Kondisi
Kejujuran Tanggung Jawab
Pembelajar- Rata- Rata-
Pernyataan ke- Kategori Pernyataan ke Kategori
an rata rata
2 4 6 8 9 12 14 1 3 5 7 10 11 13
Sebelum 3,6 3,7 3,5 3,7 3,7 3,7 3,5 3,6 Sangat 3,2 3,6 3,6 3,6 3,3 2,8 3,1 3,4 Sangat
baik baik

Sesudah 3,3 3,7 3,4 2,4 3,7 3,6 3,5 3,3 Sangat 3,6 3,8 3,6 3,7 3,3 3,4 3,6 3,6 Sangat
baik baik

maupun kegiatan yang yang dilakukan di


rumah.
Hasil perhitungan rata-rata dari ma-
sing-masing pernyataan diperoleh skor ≥
3,1 dengan kategori sangat baik. Penilaian
yang tidak menunjukkan peningkatan sete-
lah dilakuan pembelajaran dengan meng-
gunakan perangkat yang dikembangkan
ada pada pernyataan 5 dan pernyataan 10.
Pernyataan 5 bekaitan dengan aktivitas
Gambar 7. Respons Angket Karakter Ke- melaksanakan ibadah yang telah diwajib-
jujuran Peserta Didik kan dan pernyatan 10 berkaitan dengan ak-
tivitas melaksanakan tugas/pekerjaan ru-
Keterangan: pernyataan (2) meng- mah yang diberikan oleh orang tua. Aktivi-
akui kesalahan yang diperbuat; (4) mem- tas pada pernyataan ini menunjukan bah-
berikan penilaian sesuai dengan keadaan wa pada kesehariannya peserta didik mau
yang sebenarnya; (6) mengungkapkan sua- melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
tu alasan sesuai dengan keadaan sebenar- mana mestinya. Hasil penilaian pernyataan
nya; (8) mencontek pada saat ujian berlang- 5 dan 10 menunjukkan bahwa sebagian
sung; (9) menghargai perbuatan jujur yang besar peserta didik telah terbiasa dengan
dilakukan oleh teman; (12) bekerja sama tugas dan kewajiban yang dibebankan.
pada saat ujiajn berlangsung; (14) menga- Pernyataan 1, 3, 7, 11, dan 13 menun-
takan sesuatu sesuai dengan keadaan yang jukkan peningkatan penilaian karakter ke-
sebenarnya. Pernyataan angket penilaian jujuran peserta didik setelah dilakukannya
diri siswa terhap karakter tanggung jawab proses pembelajaran. Pernyataan 1, 3, 7,
disusun sesuai dengan indikator yang ber- dan 13 meru-pakan pernyataan yang meng-
asal dari definisi operasional karakter tang- indikasikan bahwa peserta didik mau me-
gung jawab yang telah dirumuskan. Jenis laksanakan tugas dan kewajiban sebagai-
aktivitas yang menjadi pernyataan dise- mana seharusnya. Pernyataan 11 mengin-
suaikan dengan kegiatan yang sering di- dikasikan bahwa peserta didik memahami
hadapi atau yang dilakukan oleh peserta konsekuensi atas tindakan yang dilakukan.
didik sehari-hari, baik kegiatan di sekolah Dari gambaran hasil penilaian ini secara
umum diperoleh gambaran peningkatan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


101

karakter tanggung jawab yang dirasakan instrumen penilaian keterampilan proses


oleh peserta didik setelah mengikuti proses hanya digunakan untuk mengukur kete-
pembelajaran yang dilakukan dengan meng- rampilan proses dasar, yaitu observasi, kla-
gunakan perangkat yang telah dikembang- sifikasi, melakukan eksperimen atau eks-
kan. Respons angket karakter tanggung ja- plorasi, melakukan pengukuran, menarik
wab peserta didik disaji-kan pada Gambar kesimpulan, dan komunikasi; dan (5) pe-
8. nilaian karakter peserta didik hanya dila-
kukan selama tiga kali pembelajaran. Pe-
ningkatan karakter peserta didik selama
penelitian belum cukup menggambarkan
perubahan yang permanen. Untuk mem-
peroleh data perubahan karakter yang per-
manen, penilaian membutuhkan waktu
yang cukup lama. Dalam penelitian ini pe-
ningkatan karakter peserta didik merupa-
kan indikasi-indikasi yang diaktualisasikan
Gambar 8. Respons Angket Karakter peserta didik selama pembelajaran.
Tanggung Jawab Peserta Didik
PENUTUP
Keterangan: pernyataan: (1) menepati
Output hasil penelitian ini berupa
janji yang telah disepakati; (3) terlambat da-
produk perangkat pembelajaran IPA ber-
tang ke sekolah; (5) melaksanakan ibadah
basis Kurikulum 2013 dengan tema “Suhu
yang telah diwajibkan; (7) mengerjakan
Bumiku Meningkat” untuk siswa kelas VII
tugas sekolah; (10) melaksanakan tugas/
SMP dengan kelayakan produk mendapat-
pekerjaan rumah yang diberikan oleh
kan nilai A atau kategori sangat baik. Data
orang tua; (11) menerima sanksi atas ke-
hasil penelitian yang diperoleh menun-
salahan yang dilakukan; dan (13) meletak-
jukan bahwa perangkat IPA yang dikem-
an barang yang telah digunakan ketempat
bangkan mampu meningkatkan keteram-
asalnya.
pilan proses peserta didik kelas VII G.
Berdasarkan hasil penelitian, terda-
Selain itu, perangkat pembelajaran IPA
pat beberapa keterbatasan penelitian meli-
yang dikembangkan juga mampu mena-
puti: (1) kegiatan melakukan investigasi
namkan nilai kejujuran dan tanggung
terhadap aktivitas manusia yang ada di
jawab melalui kegiatan menuliskan data,
pasar, hanya bisa diterapkan untuk sekolah
diskusi kelompok, menilai teman, dan me-
yang lingkungannya dekat dengan pasar;
lakukan presentasi. Rata-rata perolehan gain
(2) kegiatan percobaan sederhana model
skor peserta didik kelas eksperimen sebe-
mekanisme pemanasan global mengguna-
sar 0,32 dengan kategori “sedang”, sedang-
kan termometer dalam kotak kaca yang
kan kelas kontrol memperoleh gain skor
diletakkan di bawah sinar matahari, hanya
sebesar 0,26 dengan kategori “rendah”.
bisa dilaksanakan pada saat cuaca cerah;
Pemanfaatan perangkat pembelajar-
(3) instrumen penilaian karakter hanya di-
an IPA berbasis Kurikulum 2013 dapat di-
gunakan untuk mengukur kejujuran dan
lakukan melalui Musyawarah Guru Mata
tanggung jawab dengan pendekatan ilmiah
Pelajaran (MGMP) IPA SMP/MTs sehing-
dan model PBL, tidak cocok digunakan
ga perbaikan dan penyempurnaan perang-
untuk mengukur karakter yang lain; (4)

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
102

kat dilakukan secara berkelanjutan. Pengem- Jannah, M., Sugianto. & Sarwi. 2012. “Pe-
bangan perangkat berbasis Kurikulum ngembangan Perangkat Pembelajar-
2013 terbatas untuk tema “Suhu Bumiku an Berorientasi Nilai Karakter me-
Meningkat” sangat luas tema keterpaduan lalui Inkuiri Terbimbing Materi Ca-
lain yang dapat dikembangkan sehingga haya pada Siswa Kelas VIII SMP”.
meningkatkan kemampuan guru untuk [Versi elektronik]. Jurnal Pendidikan
melaksanakan Kurikulum 2013 khususnya Sains Unnes. ISSN: 2252-6412. Diam-
mata pelajaran IPA. bil pada tanggal 1 Agustus 2013 dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/in-
UCAPAN TERIMA KASIH dex.php/usej.
Terselesaikannya tulisan ini tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Karena Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan
itu, penulis mengucapkan terima kasih atas Pendidikan Karakter. Jakarta: Balitbang
bantuan berbagai pihak, terutama kepada Puskur.
Ketua Dewan Redaksi Jurnal Pendidikan
Karakter yang telah menerima tulisan ini Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pen-
dan melakukan review hingga tulisan ini didikan dan Kebudayaan Republik Indo-
layak dimuat di sini. nesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan
DAFTAR PUSTAKA Menengah. Jakarta: Kementerian Pen-
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2007. didikan dan Kebu-dayaan.
Naskah Akademik Kajian Kebijakan Ku-
rikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Mardapi, D. 2008. Teknik Penyusunan Ins-
Depdiknas. trumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia Press.
Borg, W. R. & Gall, M. D. 1983. Educatio-
nal Research: An Introduction. New Narwati, S. 2011. Pendidikan Karakter: Peng-
York: Pearson Education. Inc. integrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter
dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Fa-
Bundu, P. 2006. Penilaian Keterampilan Pro- milia.
ses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains SD. Jakarta: Depdiknas. Rezba, R.J., Sprague, C.S., Fiel, R. L., Funk,
H. J., Okey, J. R., & Jaus, H. H. 1995.
Galloway, R. 2008. Making Sense of Ma- Learning and Assessing Science Process
naging Self: Teaching Responsibi-Lity to Skill. Dubuque: Kendall/Hunt Pu-
Improve Student Learning and Beha- blishing Company.
viour in New Zealand Schools. Alexan-
dra: The New Zealand Foundation Seng, T. O. 2005. Problem Based Learning: the
for Character Education Inc. Future Frontiers. Singapore: National
Institute of Education, Nanyang Tech-
Hake, R. R. 2012. Design-Based Research in nological University.
Physics Education. http://www.phy-
sics.indiana.edu/~hake/DBR-Phy- Susilo, A. B., Wiyanto, & Supartono. 2012.
sics3.pdf. Dikases Tanggal 02 Januari “Model Pembelajaran IPA Berbasis
2012. Masalah untuk Meningkatkan Moti-
vasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI, Nomor 1, April 2016


103

SMP”. [Versi Elektronik]. Jurnal Pen- Wibawa, A. S., Saptorini., & Iswari, R. S.
didikan Sains Unnes. ISSN: 2252-6617. 2013. “Pengembangan Bahan Ajar
Diambil pada Tanggal 1 Agustus IPA Terpadu Berbasis Pendidikan
2013 dari http://journal.unnes.ac.id/ Karakter pada Tema Dampak Bahan
sju/index.php/usej. Kimia Rumah Tangga terhadap Ling-
kungan”. [Versi Elektronik]. Jurnal
Tim Penyusun Kurikulum 2013. Materi Pe- Pendidikan Sains Unnes. ISSN: 2252-
latihan Guru Implementasi Kurikulum 6609. Diambil pada Tanggal 1 Agus-
2013 SMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam. tus 2013 dari http://journal.unnes.-
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan ac.id/sju/index.php/usej.
Kebudayaan.
Widoyoko, E.P. 2012. Teknik Penyusunan Ins-
TIMSS. 2011. Highlights from TIMSS 2011: trumen Penelitian. Yogyakarta. Pusta-
The South African Perspective. Diakses ka Pelajar.
pada tanggal 24 September 2013 dari:
http://www.hsrc.ac.za. Zuchdi, D. 2011. Model Implementasi Pendi-
dikan Karakter Terintegrasi dalam Pem-
Trefil, J., & Hazen, R. M. 2010. The Sciences
belajaran dan Pengembangan Kultur Se-
an Integrated Approach (2nd). Canada:
kolah. Yogyakarta: UNY Press.
John Wiley & Sons, Inc.

Pengembangan Perangkat IPA Berbasis Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Keterampilan Proses

Anda mungkin juga menyukai