Oleh
Djalia, Moh. Arfan, 2018 Penerapan Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif
terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstremitas pada Asuhan
Keperawatan Ny.N dengan Kasus Stroke di Ruang Stroke Center RSUD
Poso. Pembimbing: (1) Kadar Ramadhan (2) Tasnim
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena
berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah penelitian ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Penerapan Latihan
pada Asuhan Keperawatan Ny.N dengan Kasus Stroke di Ruang Stroke Center
RSUD Poso”, yang diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam rangka
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini penulis banyak
menemukan kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan masukkan saran dari
semua pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ayah dan ibu selaku orang tua yang
tercinta yang telah banyak berkorban dan selalu memberi nasehat, arahan serta
Kesehatan Palu.
v
3. Abdul Malik Lawira, S.Kep.Ns.M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan
Poso.
waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran
arahan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini sekaligus sebagai Pembimbing
mengikuti pendidikan.
dan saran yang positif sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan.
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Keperawatan Poso, yang telah banyak
8. Kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Poso yang telah memberikan izin
RSUD Poso.
9. Kepada Hasmin M Abd. Karim sebagai orang tua wali yang telah memberikan
10. Kepada sahabat saya Tiara Desiniary Bagenda, Sahrul Puasa, Hendra Setiawan,
Nur Annisa Labatjo, yang telah membantu dan memberikan semangat dalam
vi
11. Kepada Suhardian yang telah setia dan memberikan semangat dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, semoga wisudah tepat waktu 2019.
yang dimiliki penulis maka Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis baik
moril dan materil, dorongan, dan perhatian akan mendapat imbalan dari Tuhan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xi
viii
7. Patofisiologi ............................................................................................. 13
8. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................ 14
9. Komplikasi ............................................................................................... 16
10. Pengobatan ............................................................................................ 17
B. Konsep Asuhan Keperawatan Stroke ............................................................ 17
1. Pengkajian Keperawatan ........................................................................... 17
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 26
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan ...................................................... 31
4. Pelaksanaan/Implementasi keperawatan .................................................... 34
5. Evaluasi .................................................................................................... 35
C. Konsep Range Of Motion (ROM) ................................................................. 36
1. Pengertian Range Of Motion (ROM) ........................................................ 36
2. Tujuan Range Of Motion (ROM) .............................................................. 37
3. Manfaat Range Of Motion (ROM) ............................................................ 37
4. Prinsip latihan Range Of Motion (ROM) ................................................... 38
5. Jenis-Jenis Range Of Motion (ROM)......................................................... 39
6. Indikasi Range Of Motion (ROM) ............................................................ 40
D. Intervensi Keperawatan Latihan ROM Pasif Dan Aktif ................................ 41
1. Intervensi Keperawatan............................................................................. 41
2. Batasan prosedur....................................................................................... 42
3. Prosedur Tindakan .................................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 50
A. Jenis Penelitian............................................................................................. 50
B. Lokasi dan waktu penelitian ......................................................................... 50
C. Subyek Studi Kasus ...................................................................................... 50
D. Fokus Studi .................................................................................................. 50
E. Definisi Operasional ..................................................................................... 51
F. Pengumpulan Data ....................................................................................... 52
ix
G. Etika Penelitian ............................................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 54
A. Kesimpulan .................................................................................................. 76
B. Saran ............................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78
x
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tabel Intervensi Keperawatan Pada Ny.N……………………………………41
4.1 Tabel Analisa Data Pada Ny.N………………..………………………………58
4.2 Tabel Intervensi Keperawatan Pada Ny.N…..………………………………...59
4.3 Tabel Implementasi Dan Evalusi Keperawatan Pada Ny.N………..……….....62
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Pathway Stroke…………………………………………………………………12
2.2 Gambar Latihan Gerak Pasif……………………………………………...........47
2.3 Gambar Latihan Gerak Aktif…………………………………………………...49
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jantung koroner dan kanker, baik di negara maju maupun di negara berkembang
Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang
merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum
dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita stroke yang pertama kali setiap
tahun, dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan
kematian (3,5 juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). Stroke merupakan
berpenghasilan tinggi. Lebih dari 81% kematian akibat stroke terjadi di negara-
1
2
menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia
penyakit Stroke baik yang rawat inap ataupun yang rawat jalan pada tahun 2011
sebesar 421 pasien atau (13,01%) pada tahun 2012 seluruh data stroke sekitar
641 pasien atau (15,28%) sedangkan data pada tahun 2013 data stroke baik
yang rawat inap maupun rawat jalan sebesar 956 pasien atau (27,80%) (Dinas
Poso tahun 2015 jumlah pasien stroke sebanyak 458 orang atau, tahun 2016
didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 429 orang atau, sedangkan pada
tahun 2017 jumlah pasien stroke sebanyak 603 orang (Dinas Kesehatan
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak baik vokal maupun global
yang kiri atau yang kanan saja, kemudian bicara pelo atau bicaranya tidak
sering muncul pada pasien stroke adalah gangguan gerak, pasien mengalami
kekuatan otot dan keseimbangan tubuh atau bisa dikatakan dengan imobilisasi.
ketidakmampuan berpindah posisi selama tiga hari atau lebih, dengan gerak
latihan ROM adalah salah satu bentuk intervensi fundamental perawat yang
4
merupakan bagian dari proses rehabilitas pada pasien stroke. Penelitian ini juga
stroke harus mencakup latihan ROM yang merupakan salah satu intervensi
kemandirian yang maksimal dan rasa aman saat melakukan Activities of Daily
banyak ditentukan oleh pemulihan fungsi jaringan otak, ada tidaknya penyakit
rentang semua sendi dalam rentang normalnya jika perlu dilakukan secara
intensif untuk mempertahankan tonus otot & fungsi otot, mencegah disabilitas
sendi dan membantu perbaikan fungsi motorik. Terkait dengan peran perawat
dalam upaya meningkat kekuatan otot pada ektremitas harus berfokus pada
pada pasien stroke yakni latihan ROM yang meliputi gerak pasif pada
Berdasarkan data awal pada pasien rawat inap di RSUD Poso, tahun
2015 jumlah pasien stroke sebanyak 42 orang ,dan pada tahun 2016 mengalami
yang signifikan yaitu sebanyak 287 orang (Rekam Medik RSUD Poso 2017).
yang tepat dan sesuai dengan tindakan keperawatan mandiri. Sebagian besar
pasien stroke belum dilakukan latihan ROM pasif pada ekstremitas 2 kali sehari
dan tidak memberikan edukasi tentang latihan ROM pasif pada keluarga pasien,
dari perawat.
penulis tertarik untuk mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah dalam studi kasus
B. Rumusan Masalah
RSUD Poso”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
stroke.
7
D. Manfaat Penelitian
Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada
2. Bagi Institusi
3. Bagi Penulis
dideritanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
saraf otak (Sudoyo Aru, 2009). Istilah ini biasa digunakan secara spesifik
2010).
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan
gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu (Guyton &
Hall, 2010). Stroke adalah gangguan fungsi sistem saraf pusat yang terjadi
8
9
2. Klasifikasi Stroke
stroke iskemik.
penggumpalan
b. Stroke Hemoragik
otak.
3. Etiologi
dibanding wanita
2) Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
1) Hipertensi
2) Penyakit jantung
3) Kolesterol tinggi
4) Obesitas
5) Diabetes Melitus
6) Polisetemia
7) Stress emosional
c. Kebiasaan Hidup
1) Merokok
2) Peminum Alkohol
3) Obat-obatan terlarang
4. Manifestasi Klinis
e. Gangguan penglihatan
i. Vertigo
j. Kesadaran menurun
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul
akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24
jam.
6. Pathway
7. Patofisiologi
persediaan suplai oksigen. Pada saat terjadi anoksia sebaiman pada CVA,
dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam 3-10 menit. Banyak kondisi
Iskemia dalam waktu yang lama menyebabkan kematian sel permanen dan
infark serebral dengan disertai edema serebral. Tipe defisit fokal permanen
akan tergantung pada daerah otak yang dipengaruhi. Daerah otak yang di
arteri, yang kedua adalah arteri korotis interna. Stroke trombotik adalah tipe
gangguan suplai darah yang menuju ke otak. Fase awal dari thrombus tidak
beberapa jam. Gejala-gejala dari CVA akibat thrombus terjadi selama tidur
atau segera setelah bangun. Hal ini berkaitan pada orang tua aktivitas
tekanan darah, yang akan menimbulkan iskemik otak. Pada orang ini
lebih buruk pada 48 jam pertama setelah thrombosis. Stroke embolik yang
disebabkan embolus adalah penyebab umum kedua dari stroke. Klien yang
mengalami stroke akibat embolis biasanya usianya lebih mudah dan paling
atau atrial fibrilasi. Penyebab yang lain stroke emboli adalah lemak, tumor
sel embolik, septik embolik, eksudat dari sub akut bacterial endocarditis,
hilang kesadaran dan hilangnya seluruh fungsi sensorik dam motorik, atau
hanya ada defisit fokal. Defisit paling umum adalah kelemahan kontra
lateral wajah, tangan, lengan, dan tungkai, disfasia sementara dan beberapa
8. Pemeriksaan Diagnostik
scan.
perpanjangan QT.
f. Laboratorium
bakterialis.
g. CT scan
sub arachnoid
h. EKG
9. Komplikasi
a. Hipoksia serebral
cedera.
17
10. Pengobatan
c. Jika klien mengalami sakit kepala dan nyeri pada leher biasanya
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk
b. Keluhan utama
kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau
riwayat penyakit sekarang dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih
f. Pemeriksaan Fisik
keluhan klien.
1) Keadaan Umum :
bisa bicara dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, dan denyut
nadi bervariasi.
2) Sistem pernafasan :
batuk yang menurun yang sering di dapatkan pada klien stroke dengan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem perkemihan
postural.
21
5) Sistem pencernaan
menurun, mual dam muntah pada fase akut. Mual dan muntah pada
6) Sistem muskuloskeletal
pada neuron motorik atas pada sisi yang berlawanan dari otak.
satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang belawanan. Adanya kesulitan
g. Neurosensorik
Cara pemeriksaan : Anjurkan klien untuk menutup mata dan uji satu persatu
Cara pemeriksaan : Dengan snellen card pada jarak 5-6 meter dan
pupil.
rangsangan kedalamnya.
Fungsi : saraf motorik, gerakkan mengunyah, sensasi wajah, lidah dan gigi,
wajah klien, uji kepekaan lidah dan gigi, untuk menggerakkan rahang atau
mengigit.
otot lateralis.
untuk menutup mata kemudian tempatkan garam/gula pada ujung lidah dan
Cara pemeriksaan : tes rine weber dan bisikan, tes keseimbangan dengan
Cara pemeriksaan : dengan cara membedakan rasa manis dan asam, dengan
mengembungkan mulut.
Fungsi : saraf sensorik dan motorik, untuk refleks muntah dan menelan.
h. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
emosi, kognitif, dan perilaku klien. Dalam pola tata nilai dan kepercayaan klien,
klien biasanya jarang melakukan ibadah spiritual karena tingkah laku yang
i. Pengkajian aktivitas/istirahat
kesadaran.
j. Pengkajian sirkulasi
hipotensi postural.
k. Integritas ego
Tanda : emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira,
l. Eliminasi
m. Makanan/cairan
Gejala : nafsu makan menurun. Mual muntah selama fase akut (peningkatan
TIK). Kehilangan sensasi rasa pada lidah, pipi, dan tenggorokan, disfalgia.
(faktor risiko).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pengertian
M. Wilkinson, 2014).
Batasan karakteristik :
Objektif :
7) Melambatnya pergerakan
Batasan karakteristik :
Objektif :
tertentu
7) Bicara pelo
asuhan
Batasan karakteristik :
Objektif :
enam bulan.
Batasan karakteristik :
Subjektif :
skala nyeri)
Objektif :
7) Gangguan tidur
Batasan karakteristik :
Objektif :
Batasan karakteristik :
Subjektif :
1) Kram abdomen
2) Nyeri abdomen
3) Menolak makan
4) Indigesti
Objektif :
3) Kekurangan makanan
mengunyah
Intervensi :
a. Surveilans kulit
Intervensi :
g. Pengaturan posisi
Intervensi :
a. Mendengar aktif
b. Penurunan ansietas
g. Pelatihan memori
33
Intervensi :
a. Pemberian medikasi
e. Manajemen pruritus
5) Nyeri akut
Intervensi :
a. Pemberian anlgesik
b. Pemberian medikasi
c. Manajemen medikasi
d. Manajemen nyeri
f. Manajemen sedasi
g. Surveilans
Intervensi :
a. Mandi
Intervensi :
b. Manajemen diare
d. Manajemen cairan/elektrolit
f. Konseling laktasi
g. Manajemen nutrisi
h. Terapi nutrisi
i. Konseling nutrisi
j. Pemantauan nutrisi
4. Pelaksanaan/Implementasi keperawatan
mencapai tujuan yang spesifik yang bertujuan untuk membantu klien dalam
koping.
dilakukan yaitu :
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
5. Evaluasi
Perry, 2006).
kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar kemajuan perkembangan
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transfersal, frontal. Sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan
tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Mobilisasi sendi disetiap potongan
dibatasi oleh ligament, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi
fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).
Pada ptongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan
adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut),
37
persendiannya sesuai gerakan normal secara pasif ataupun aktif (Potter &
Perry, 2005).
melakukan pergerakan
38
sehari
pasien
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
mandi atau perawatan rutin telah dilakukan (Potter & Perry, 2005).
39
1) ROM Pasif
Indikasi latihan adalah pasien semi koma dan tidak sadar, dengan
2) ROM Aktif
normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta
dkk, 2008).
40
a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
1. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.1
Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC
gerak dapat dilakukan kapan saja dimana keadaan fisik tidak aktif dan
untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program
oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui
persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf. Gerakan yang dapat dilakukan
3. Prosedur Tindakan
a. Pre interaksi
2. Mencuci tangan
3. Persiapan alat :
a) Handuk kecil
b. Orientasi
pasien
c. Tahap kerja
memegang lengan
tetap lurus
tungkai.
tungkai.
satunya)
pergelangan kaki.
47
1. Latihan I
sehat ke atas.
2. Latihan II
yang sehat
3. Latihan III
ke atas
4. Latihan IV
5. Latihan V
d. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Poso dimulai sejak pertama kali masuk
D. Fokus Studi
Studi Kasus penelitian ini berfokus pada penerapan latihan Range Of Motion
50
51
E. Definisi Operasional
5. Ektremitas merupakan salah satu anggota tubuh yakni tangan dan kaki
52
F. Pengumpulan Data
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumber asli atau pertama dan
melalui :
a. Wawancara
b. Obsevasi
c. Studi Dokumentasi
2. Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari
dan data yang di ambil yaitu data penderita penyakit stroke dari :
G. Etika Penelitian
Hak untuk menjadi responden berarti hak untuk mendapatkan jaminan dari
informasi yang telah diberikan, tidak dipergunakan untuk hal-hal yang tidak
A. Hasil Penelitian
1. Biodata Klien
Pengkajian telah dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 juni 2018 pukul
08.00 WITA di Ruangan Stroke Center RSUD Poso dengan metode wawancara
kepada keluarga pasien, observasi langsung pada pasien, pemeriksaan fisik dan
sebagai ibu rumah tangga, agama islam, alamat Desa Lembomawo. Ny. N masuk
RSUD Poso pada tanggal 24 Juni 2018 dengan diagnosa Non Hemoragik Stroke
2. Pengkajian
a. Pasien masuk RSUD Poso dengan keluhan utama tiba-tiba pingsan, dan tidak
makan, tidak sadar serta tangan kiri tidak dapat bergerak dan sempat
perawatan di rumah. Suami pasien merasa tidak ada perubahan pada diri pasien
dan berinisiatif untuk membawa pasien ke RSUD Poso pada tanggal 24 Juni
54
55
bahwa pasien pernah di rawat di RSUD poso pada bulan yang lalu dengan
selang NGT, tidak terdapat mual dan muntah, bunyi bising usus 8 x/menit
pergerakan anggota tubuh sebelah kiri, tonus otot kurang, kekuatan otot pada
ekstremitas kiri atas dan bawah dengan nilai 0 (tidak ada kontraksi otot)
sedangkan kontraksi otot pada ekstremitas kanan atas dan bawah dengan nilai
kayu putih dan parfum. N II, klien dapat membuka mata pada saat dipanggil
namanya dengan rangsangan nyeri. N III, IV, VI, pupil berbentuk isokor,
56
reguler, tidak ditemukan edema, pupil mengecil dan kembali jika terkena
rahang ke kanan dan kekiri. N VII, klien mampu menutup mata, pasien tidak
pendengaran, pasien membuka mata pada saat di panggil. N IX, pasien bisa
sehingga pasien di pasang NGT. N XI, pasien tidak dapat memfleksikan kepala
pada saat sehat pasien makan 3 kali sehari secara teratur, pada saat sakit
kali sehari. Pada saat sehat keluarga pasien mengatakan pasien minum 6 kali
sehari, dan pada sakit keluarga pasien minum 3 kali sehari. Pola eliminasi BAB
keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien BAB 2 kali sehari warna
kuning dengan bau khas feces, dan pada saat sakit keluarga pasien mengatakan
pasien BAB 1 kali sehari warna kecoklatan dengan bau khas feses sedangkan
Pola BAK keluarga pasien mengatakan sebelum pasien sakit BAK klien 3-4
kali sehari warna kuning dengan bau amoniak, sedangkan pada saat sakit
halaman dan halaman rumah, dan pada saat sakit keluarga pasien mengatakan
pasien hanya terbaring lemah tidak dapat melakukan aktivitas. Pola istirahat
dan tidur keluarga pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur siang 2 jam
sehari dan tidur malam 7-8 jam sehari, pada saat sakit keluarga pasien
mengatakan karena sakit pasien selalu tidur dan tidak ada waktu-waktu
pasien selalu marah tanpa sebab dan mudah tersinggung, data sosiologis
Asam urat : 4,0 mg/dl, Darah : Hb : 11,9 gr%, Leukosit : 11.200/mm3 dan
pemeriksaan EKG.
f. Terapi medis yang didapatkan yaitu terpasang cairan infus Ringer Laktat,
Oksigen kanula nasal 5 Lpm, kateter urin, paracetamol infus/12 jam, injeksi
selang NGT
58
g. Analisa data
3. Diagnosa Keperawatan:
4. Intervensi Keperawatan
A:
- Masalah 4, 5 belum teratasi
P:
- Lanjutkan Implementasi 3,
4, 5
63
O:
- pasien tampak nyaman
dengan posisi yang di
berikan
- mata klien tampak terbuka
- pasien tampak tidak sadar
- tangan kiri pasien tidak
bisa bergerak
P : Ulangi Implementasi 4
64
P : Ulangi Implementasi 4
Pukul 15:20 S:
- Keluarga mengatakan mata
pasien tidak terbuka lagi
- keluarga pasien
mengatakan tangan kanan
pasien mulai sulit untuk
digerakan
O:
- tangan kiri pasien belum
bisa bergerak
- tangan kanan masih bisa
bergerak
- Pasien tampak tidak sadar
P : Ulangi Implementasi 4
65
O:
- tangan kiri kiri pasien
belum bisa bergerak
- tangan dan kaki kanan
tidak kaku lagi
- jari tangan kanan bisa
bergerak
- pasien tampak tidak sadar
P : Ulangi Implementasi 4
O:
- pasien tampak mulai sadar
-tangan dan kaki kiri pasien
belum bisa bergerak
- tangan dan kaki kanan bisa
bergerak
P : Ulangi Implementasi 4
Kamis, 28 Juni 4. Melakukan latihan ROM pasif S:
2018 atau instruksikan pasien dan - keluarga pasien
keluarga cara melakukan latihan mengatakan tangan kiri bisa
Pukul 08:20 ROM pasif sesuai SOP (Standar bergerak jika dirangsang
Operasional Prosedur) dengan nyeri
- keluarga pasien
mengatakan pasien mulai
sadar
O:
- tangan kiri pasien tampak
bergerak saat dirangsang
nyeri
- tangan kanan dan kaki
pasien bisa diangkat
- klien membuka mata saat
dipanggil namanya
A:
- masalah teratasi
P:
- ulangi implementasi 4
67
O:
- tangan kiri pasien tampak
bergerak apabila dirangsang
nyeri
- tangan kanan pasien
tampak bisa bergerak
- klien membuka mat ajika
dipanggil namanya
A:
- masalah teratasi
P:
- ulangi Implementasi 4
Jumat, 29 juni 4. Melakukan latihan ROM pasif S:
2018 atau instruksikan pasien dan - keluarga mengatakan
keluarga cara melakukan latihan pasien sudah sadar
08.20 ROM pasif sesuai SOP (Standar - keluarga mengatakan
Operasional Prosedur) tangan kiri pasien bisa
bergerak jika dirangsang
nyeri
O:
- tangan kiri pasien bisa
bergerak saat diperintahkan
dan dirangsang nyeri
68
A:
- masalah teratasi
P:
- pertahankan implementasi
O:
- kaki dan tangan kanan bisa
bergerak mampu melawan
gravitasi
- kaki dan tangan kiri bisa
bergerak jika dirangsang
nyeri dan saat di perintahkan
A:
- masalah teratasi
P:
- pertahankan implementasi
69
B. Pembahasan
RSUD Poso.
1. Pengkajian
dengan keluhan pasien pingsan dan keadaan tidak sadar serta tangan kiri tidak
bisa di gerakan keluhan dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit.
Menurut Gilang (2007), gejala klinis penyakit Non Hemoragik Stroke adalah
kelumpuhan sebelah badan yang kanan atau yang kiri saja. Sebab berdasarkan
pengkajian pada pasien Ny. N dengan kasus NHS telah sesuai dengan teori
Gilang (2007) yang telah ditemukan oleh peneliti yaitu kelumpuhan sebelah
badan (hemiparese).
sulit dimengerti, kadang tidak bisa bicara dan pada tanda-tanda vital: tekanan
darah meningkat dan denyut nadi berfariasi. Sistem penafasan: pada kasus
pasien stroke, tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat terjadi
tidak terdapat mual dan muntah, bunyi bising usus 8 x/menit terdengar bunyi
sebelah kiri, tonus otot kurang, kekuatan otot pada ekstremitas kiri atas dan
bawah dengan nilai 0 (tidak ada kontraksi otot) sedangkan kontraksi otot pada
ekstremitas kanan atas dan bawah dengan nilai 2 (tidak mampu melawan gaya
gravitasi/gerakan pasif).
71
2. Diagnosa Keperawatan
Ny.N penulis berfokus pada salah satu diagnosa keperawatan prioritas yaitu
pasien mengatakan tangan kiri pasien tidak bisa bergerak, keluarga pasien
mengatakan pasien tidak sadar. Data obyektif yang diperoleh kekuatan otot
3. Intervensi
yang sedang dirawat di ruangan Stroke Center RSUD Poso adalah sebagai
masalah hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil kekuatan otot
menjelaskan pada pasien atau keluarga pasien tentang manfaat dan tujuan
dan tujuan dari latihan sendi, memakaikan baju yang tidak menghambat
latihan sendi tujuannya agar gerakkan latihan sendi yang dilakukan pasien bisa
optimal untuk pergerakan sendi pasif maupun aktif tujuannya agar pasien
pasif atau instruksikan pasien dan keluarga cara melakukan latihan ROM pasif
dilakukan.
4. Implementasi
pemberian latihan ROM Pasif 2 kali sehari yakni pagi dan sore selama 5 hari.
73
Menurut (Maria dkk, 2011) mengemukakan bahwa latihan ROM pasif 3 kali
sehari mapun latihan ROM yang diberikan hanya 1 kali sehari sama-sama
Pada hari pertama penulis hanya menjelaskan manfaat dan tujuan dalam
pergerakkan sendi dan mengatur posisi tubuh pasien pada pagi hari, pada saat
sore hari penulis melanjutkan intervensi yaitu mengatur kembali posisi tubuh
pasien untuk pergerakkan sendi pasif, melakukan latihan ROM pasif atau
pasif, namun masalah belum teratasi karena tangan dan kaki kiri belum bisa
bergerak sedangkan pada tangan dan kaki kana masih bisa bergerak namun
Pada hari kedua penulis melakukan tindakan latihan ROM pasif sesuai
jadwal yang dibuat yakni pagi dan sore hari namun belum ada perubahan pada
ekstremitas kerena tangan dan kaki kiri belum bisa bergerak sehingga
Pada hari ketiga penulis mengulangi tindakan latihan ROM pasif sesuai
jadwal yang telah dibuat setelah dilakukan latihan, jari tangan pasien mulai
bisa bergerak tapi tangan dan kaki belum bisa digerakkan sehingga masalah
belum teratasi.
74
Pada hari ke empat penulis masih melakukan tindakan yang sama yaitu
latihan ROM pasif pada pagi dan sore hari, didapatkan hasil pasien membuka
mata saat di panggil namanya namun tidak bisa bicara, tangan dan kaki kiri
Pada hari kelima penulis melakukan tindak latihan ROM Pasif di pagi
dan sore hari didapatkan hasil tangan dan kaki kiri pasien bisa bergerak ketika
dirangsang nyeri , tangan dan kaki kanan sudah bisa bergerak mampu melawan
5. Evaluasi
subyektif keluarga pasien mengatakan kedua tangan, dan kedua kaki pasien
bisa bergerak. sedangkan data obyektif yang diperoleh, kaki dan tangan kanan
pasien bisa bergerak mampu melawan gravitasi, kaki dan tangan kiri tampak
Adamovich & Lewis (2007) mengungkapkan bahwa latihan ROM 2 kali sehari
selama 5 hari dapat meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
75
hasil kekuatan otot dari skala 2 menjadi 3 pada ekstremitas kiri dan kekuatan
ekstremitas, sebelum diberi latihan ROM Pasif ekstremitas kanan atas dan
bawah berada pada skala 2 dan pada ektremitas kiri maupun bawah berada
kekuatan otot, pada ektremitas kanan dari skala 2 menjadi 3 dan ektremitas
kiri dari skala 0 menjadi 1. Pernyataan ini sejalan dengan penelitian yang di
ungkapkan oleh Adamovich & Lewis (2007) bahwa latihan ROM 2 kali sehari
A. Kesimpulan
dengan kasus Non Hemoragik Stroke di ruangan Stroke Center RSUD Poso,
1. Pengkajian yang didapatkan pada pasien yaitu Pasien bernama Ny. N, usia
agama islam, alamat Desa Lembomawo. Ny. N masuk RSUD Poso pada
tanggal 24 Juni 2018 dengan diagnosa medis Non Hemoragik Stroke serta
menjelaskan pada pasien atau keluarga pasien tentang manfaat dan tujuan
76
77
3. Pemberian latihan ROM pasif 2 kali sehari yakni pagi dan sore selama 5
pasien.
B. Saran
Poso dapat memberikan latihan ROM 2 kali sehari pada penderita Stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Adamovich & Lewis, Pengaruh pemberian latihan ROM terhadap kekuatan otot
Pasien Stroke di RSUD Gambiran 2007
Gilang. 2007. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot,
Luas Gerak dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RSUD Dr. Salamun
Bandung.
Iskandar, (2004), Panduan praktis pencegahan dan pengobatan stroke, PT Bhuana
Ilmu Populer, Kelompok Gramedia, Jarkarta.
Judith Wilkinson, 2014. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta : EGC.
Maria dkk, 2011. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan
Otot, Luas Gerak dan Kemampuan Fungsional Pasien Stroke di RS Sint
Carolus Jakarta.
78
Nabyl, 2012. Deteksi dini dan gejala stroke, solusi hidup sehat bebas stroke.
Yogyakarta. Aulia Publishing.
Potter & Perry. 2006. Asuhan keperawatan Stroke. EGC: Jakarta
Potter & Perry. 2005. Konsep Range Of Motion (ROM). EGC : Jarkarta
Rekam Medik RSUD Poso, 2017. Prevalensi Pasien Stroke.
Riset Kesehatan Dasar(Rikesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan kementerian RI tahun 2013.
Rizaldy, 2010. Definisi Stroke dan Gejala stroke . Yogyakarta
Smeltzer dan Bare. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa oleh
Agung Waluyo, EGC, Jakarta.
Sudoyo Aru, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
WHO. (2016) dalam Winda Praditiya 2017. Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik Pada
Pasien Stroke Hemoragik. Surakarta.
Yastroki. (2012). Data Stroke Indonesia. Jakarta: Fakultas Kedokteran EGC
79