Anda di halaman 1dari 3

Ekstrak alkaloid total yang dipisahkan pada cawan porselen kemudian diteteskan dengan pereaksi Meyer, pereaksi Meyer

mengandung merkuri klorida dan kalium iodida yang akan bereaksi dengan alkaloid dan membentuk endapan berwarna
kuning. Saat ekstrak diteteskan pereaksi Dragendorff yang mengandung (Nitrooxy) oxobismuthine (BiNO4xH2O) dan
kalium iodida, alkaloid akan bereaksi dengan bismuth menghasilkan warna jingga dan menghasilkan endapan. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa daun sukun yang diuji dengan pereaksi Meyer terlihat warna larutan kuning bening
sedangkan dengan uji Dragendorrf menghasilkan warna coklat muda dengan sangat sedikit endapan jingga. Hasil dengan
pereaksi Meyer tidak sesuai dengan referensi yang seharusnya larutan membentuk endapan kuning, sedangkan dari
percobaan tidak. Sedangkan dengan pereaksi Dragendorff uji coba berhasil dengan terlihat endapan walaupun sangat
sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena pereaksi meyer tidak terlalu reaktif dengan alkaloid yang terdapat pada daun
sukun daripada pereaksi Dragendorff yang telah sesuai dengan referensi. Juga karena jumlah alkaloid pada daun sukun
memang sedikit dari pada tanaman lain sehingga larutan ekstrak pada masing-masing bagian pengujian tidak sama, yaitu
pada uji Meyer jumlah alkaloid yang lebih sedikit dibanding pada uji Dragendorff sehingga uji Meyer tak terlihat tanda-
tanda alkaloid.
Pengujian Skirining Fitokimia bertujuan mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid, flavonoid saponin, dan tanin. Uji
kualitatif senyawa golongan alkaloid dengan menggunakan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Hasil pereaksi
Mayer menunjukkan ekstrak rimpang kencur tidak mengandung senyawa golongan alkaloid karena tidak menghasilkan
endapan putih melainkan mengasilkan larutan kuning kecoklatan.Pereaksi wagner menunjukkan ekstrak rimpang kencur
tidak mengandung senyawa golongan alkaloid karena tidak menghasilkan endapan cokelat tetapi larutan merah bata.
Pereaksi Dragendorf menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kencur mengandung senyawa golongan alkaloid karena
menghasilkan endapan merah jingga.
Pengujian kandungan flavonoid pada rimpang kencur dengan penambahan larutan HCl dan serbuk magnesium
didapatkan hasil merah tua sehingga positif mengandung flavonoid (flavonon). Uji kualitatif senyawa golongan saponin
menggunakan air panas dan penambahan HCl tidak terbentuk busa yang menunjukan ekstrak rimpang kencur tidak
mengandung saponin. Pengujian kandungan tanin pada ekstrak kencur diperoleh larutan berwarna coklat yang
menunjukan rimpang kencur tidak mengandung tanin.
Berdasarkan uji kualitatif yang dilakukan ekstrak kencur tidak mengandung tanin dan saponin. Hal ini dikarenakan
beberapa faktor seperti lingkungan tempat tumbuh, waktu panen, metode ekstraksi dan pelarut yang digunakan serta
masalah teknis dalam pengujian.
IV.2.5 Hasil Uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Pada pengujian kromatografi lapis tipis rimpang kencur dilarutkan dalam 4 vial berbeda sesuai denga pelarut yang
digunakan pada saat partisi. Pada vial pertama di isi ekstrak kencur kasar yang dilarutkan dalam pelarut awalnya (etanol
70%), vial kedua ekstrak hasil partisi dengan pelarut n-heksan, vial ketiga ekstrak hasil partisi dengan pelarut kloroform
dan vial keempat ekstrak hasil partisi pelarut etil asetat.
Lalu dibuat eluen sebanyak 10 mL untuk pengujian KLT yang dimana pada praktikum kali ini menggunakan dua
lempeng dan dua chamber, eluen yang digunakan adalah n-heksan : etil asetat dengan perbandingan 4:1 dan Klofororm :
etanol dengan perbandingan 7:3. Masing-masing eluen dijenuhkan terlebih dahulu dengan kertas saring dalam chamber
yang telah terisi eluent. Untuk pengujian KLT digunakan lempeng silika gel. Ekstrak yang telah dilarutkan terlebih
dahulu kemudian ditotol pada lempeng yang telah diberi tanda sebelumnya kemudian di masukkan kedalam chamber
dengan eluen yang telah dijenuhkan dan dilihat noda yang tampak pada KLT. Noda yang tampak kemudian di lihat
dengan menggunakan sinar UV 254 dan UV 366.
Setelah dilakukan pengamatan noda di bawah sinar UV254 dan 366 diperoleh nilai Rf sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji KLT
Visualisasi noda
Jenis
Eluen Sinar UV254 UV366 H2SO4
ekstrak
tampak
Ekstrak Rf1 = 0,218 (ungu)
Kloroform : - ungu -
kasar Rf2 = 0,981 (ungu)
etanol (7:3)
Ekstrak
- Rf1 =0,927 (ungu) ungu -
kloroform
Rf1 = 0,163 (ungu)
Ekstrak n-
- Rf2= 0,781 (ungu) ungu -
heksan n-heksa : etil Rf3 = 0,963 (ungu)
Ekstrak etil asetat (4:1) Rf1 = 0,218 (ungu)
- Rf2 = 0,981 (ungu) ungu -
asetat

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut pada noda ekstrak kasar dan ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat terlihat
dua penampakan noda. Hal ini diduga pada ekstrak mengandung lebih dari satu senyawa polar yang kemungkinan ikut
tertarik bersama pelarut. Sedangkan pada noda ekstrak n-heksan terdapat tiga noda dimana diduga terdapat lebih banyak
senyawa non polar yang ikut tertarik dengan pelarut, dan untuk ekstrak kloroform hanya satu noda yang teradapat hal ini
diduga hanya sedikit senyawa yang tertarik didalam pelarut. sedangkan untuk noda yang berukuran besar diduga karena
volume totolan sampel terlalu banyak.
Skrining fitokimia merupakan suatu metode atau uji pendahuluan dalam suatu sampel yang digunakan untuk
mengetahu ikandungan kimia yang terdapat dalam suatu sampel.
Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhan dan digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan obat, misalnya morpin, atropine, dan codein. Alkaloid dapat menembus barrier darah otak (blood-brain
barrier), apabila kandungan alkaloid berlebihan dalam tubuh maka alkaloid dapat menyebabkan kerusakan hati.
Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larut dalam pelarut polar, seperti etanol,
methanol, aseton, dimetil sulfoksida (DMSO), dimetil fonfamida (DMF) dan air.
Tanin merupakan senyawa fenolik yang kerjanya bersifat adstringen (menciutkan selaput usus/pengelat) yang
dapat mengurangi kontraksi usus, menghambat diare, mengurangi penyerapan, dan melindungi usus dengan cara
melapisi permukaan lumen.
Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkin terdapat pada banyak tanaman. Kata
saponin berasal dari bahasa Latin “sapo” yaitu suatu bahan yang akan membentuk busa jika dilarutkan dalam larutan
yang encer. Saponin berfungsi sebagai ekspektoran, kemudian emetikum jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar.
Saponin juga merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan sel darah merah terganggu akibat dari kerusakan
membran sel, menurunkan kolestrol plasma, dan dapat menjaga keseimbangan flora usus, serta sebagai antibakteri.
Dalam praktikum ini dilakukan skrining fitokimia terhadap tanaman Paku Hata (Lygodium circinnatum) yang
dipercaya memiliki banyak manfaat dalam pengobatan. Dimana dalam skiring fitokimia ini dilakukan pengujian
alkaloid, steroid, tanin, dan flavonoid.
Pada pengujian golongan tanin, khususnya terhadap, sampel dibasahi dengan larutan FeCl3, dan akan berwarna
hijau jika mengandung katekol, sedangkan berwarna biru jika mengandung pirogalotanin. Dari sampel yang di
identifikasi, diperoleh hasil bahwa daun paku hata tidak mengandung katekol dan pirogalotanin.
Pada pengujian golongan alkaloid, ekstrak metanol dalam 3 tabung reaksi ditambahkan dengan HCL 0,5 N, dan
masing-masing ditambahkan dengan pereaksi Mayer, bauchardat, dan Dragendroff. Dengan pereaksi Mayer, positif
mengandung alkaloid jika terbentuk endapan kuning. Dengan pereaksi Bauchardat, positif mengandung alkaloid jika
terbentuk endapan coklat. Dan dengan pereaksi Dragendroff, positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan
jingga. Dari uji tersebut terlihat bahwa sampel tidak mengandung alkaloid karena tidak adanya endapan saat
direaksikan dengan pereaksi Mayer, Dragendroff, dan Bauchardatt.
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
+
logam K dari kalium tetraiodomerkurat(II) dalam pereaksi mayer membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap. Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda sampai
kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut nitrat dilarutkan
dalam HCl agar tidak terjadi reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut mudah terhidrolisis membentuk ionbismutil
(BiO+). Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, maka larutan itu ditambah sam sehingga kesetimbangan akan
bergeser ke arah kiri. Selanjutnya ion Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi dengan kalium iodide membentuk endapan
hitam Bismut (III) iodida yang kemudian melarut dalam kalium iodida berlebih membentuk kaliumtetraiodobismutat
Pada uji alkaloid dengan pereaksi Dragendorff, nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat
dengan K+ yang merupakan ion logam.
Pada percobaan steroid, dimana serbuk diekstrakdengan etanol lalu didihkan selama 15 menit lalu disaring,
kemudian filtrat yang ada diuapkan sampai kering. Lau ekstrak yang telah kering disuspensikan dengan air lalu ditambah
dengan eter dan bagian yang larut dalam eter dipisahkan. Lapisan eter kemudian ditetesi dengan pereaksi Liebermann-
Burchard. Positif mengandung steroid jika berwarna merah jambu. Pada sampel daun paku hata negative (-) atau tidak
mengandung steroid.
Pada Identifikasi golongan flavonoid. Pada identifikasi golongan dilakukan dengan 2 cara. Yang pertama
sampel di ekstrak denga etanol, kemudian di saring dan ditambahkan HCl pekat,kemudian ditambahkan serbuk
magnesium. Positif mengandung flavonoid jika terjadi perubahan warna merah muda. Cara kedua yaitu serbuk
sampel ditambahkan FeCl3 dan ditambahkan pula HCl pekat. Positif mengandung flavonoid jika terjadi perubahan
warna menjadi merah. Pada percobaan, sampel daun paku hata hasilnya tidak mengandung flavonoid. Logam Mg dan
HCl pekat pada uji ini berfungsi untuk mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada struktur flavonoid sehingga
terbentuk perubahan merah atau jingga. Jika dalam suatu ekstrak tumbuhan terdapat senyawa flavonoid akan
terbentuk garam flavilium saat penambahan Mg dan HCl yang berwarna merah muda.
Adapun hasil yang didapatkan setelah dilakukan percobaan skrining fitokimia ini adalah pada sampel daun
Paku Hata (Lygodium circinnatum) kali ini ditemukan bahwa sampel tersebut mengandung saponin dan
dioksiantrakinon.

Anda mungkin juga menyukai