Anda di halaman 1dari 27

PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA

DI
S
U
S
U
N
Oleh :
KELOMPOK 2
1. Rini Agustina
2. Deska Ariani
3. Irmayani
4. Martunis
5. Merry Zahrani
6. Muhammad Rizki
7. Riza Mukhrina
8. Reni Safitri
9. Zulfiani

PEMBIMBING : Ns. Noverita, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN

WANITA”Selawat beriring salam penulis kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.

Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

sebesarnya.

Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis

menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna

perbaikan di masa yang akan datang.

Sigli,13 Oktober 2018


Penulis
Kelompok
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….

A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………….
B.RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………
C.TUJUAN ……………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..


A. Pengkajian…………………………………………………………….
1. Pengertian Pengkajian..………………………………………………..
2. Tujuan Pengkajian……………………………………………………..
3. Aspek Pengkajian………………………………………………………
B. Promosi Kesehatan……………………………………………………
1. Pengertian Promosi Kesehatan…………………………………………
2. Macam-Macam Promosi Kesehatan…………………………………..
3. Promosi Kesehatan Bagi Ibu Nifas……………………………………
4. Tujuan Pemberian Asuhan Pad Masa Nifas……………………………
5. Upaya Peningkatan Kesehatan Dalam Pelayanan Keperawatan……….
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
1. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan
yang melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya.Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi
masalah kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah
kelangsungan pembangunan.GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan
suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta
masyarakat. (Notoatmodjo S, 2007).

Kesehatan wanita banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang hidup dalam
masyarakat. Wanita sering dicitrakan sebagai makhluk yang lemah dan harus
selalu mengalah dan berkorban. Anggapan seperti tersebut, jelas merugikan
kesehatan wanita.

Contoh perilaku dalam upaya peningkatan kesehatan wanita, yaitu : ibu hamil
makan 1 1/2 porsi lebih banyak dari wanita yang tidak hamil, wanita membiasakan
diri berolahraga secara rutin, wanita mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
membiasakan sarapan pagi, memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur, tidak
merokok, tidak minum minuman keras, tidak mencandu narkoba, tidak
bersenggama pada saat menstruasi, melakukan hubungan seksual dengan pasangan
yang sah, menyusui dan selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya


sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang di lakukan
oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan,
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada ibu
pascapersalinan yang menyusi mengenai berbagai pendidikan kesehatan yang
dapat kita berikan sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan kepada ibu
selama menyusui.

Menyusui adalah salah satu komponen dari proses reproduksi yang terdiri atas
haid, konsepsi, kehamilan, persalinan, menyusui, dan penyapihan. ASI sebagai
makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu
pada anak yang baru dilahirkannya

2. RUMUSAN MASALAH
Mengetahui Pengkajian dan Promosi Kesehatan bagi Wanita ?

3. TUJUAN

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengetahui Pengkajian dan
Promosi Kesehatan Wanita!
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengertian Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam pengumpulan data
tentang individu, keluarga, dan kelompok (Carpenito dan Moyet 2007, dalam
Haryanto 2008). Pengkajian harus dilakukan secara komperhensif terkait
dengan aspek biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.

2. Tujuan Pengkajian
Tujuan pengkajian adalah (Karen & Marilyn, 1992), In addition to identifying
the current health status of the client, the nurse undertakes health assessment
as the essential first steps at arriving at an appropriately individualized plane
of care for the client. Dengan melakukan pengkajian perawat dapat
mengidentifikasi status kesehatan saat ini. Serta pengkajian adalah langkah
pertama yang penting untuk membuat rencana perawatan individu secara
tepat. Pengkajian bertujuan untuk menetapkan suatu database tentang respon
klien terhadap perhatian pada kesehatan atau penyakit dan kemampuan untuk
mengatur kebutuhan perawatan kesehatan (Kozier, 2004)

3. Aspek Pengkajian

Aspek pengkajian dalam kesehatan wanita meliputi :

3.1 Aspek Fisik

Aspek fisik yang perlu dikaji dalam lingkup kesehatan wanita sama
dengan pengkajian yang dilakukan pada manusia dewasa, antara lain :

a. Kondisi fisik (tanda-tanda vital)


b. Nutrisi

c. Cairan dan elektrolit

d. Higiene personal

e. Istirahat – tidur

f. Kasih sayang dan seks

g. Aktualisasi diri

h. Rasa aman dan nyaman

3.2 Aspek Psikososial

Aspek psikososial yang dikaji, meliputi :

a. Identitas seksual  perubahan fisik dan sikap dari wanita yang


menunjukkan identitasnya sebagai wanita

b. Identitas kelompok  kepuasaan hidup dalam sebuah kelompok dan


penerimaan

c. Konsep diri (peran, identitas diri, gambaran diri atau citra tubuh, harga
diri)

d. Kecemasan dan masalah kehidupan

e. Kondisi lingkungan sosial

f. Faktor pendukung dari keluarga dan masyarakat

g. Komunikasi atau hubungan dalam kelompok, keluarga dan masyarakat


(perasaan dihargai)
B.PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian Promosi Kesehatan

Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu


masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara
sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa
individu dan masyarakat bukan hanya sebagai objek/sasaran yang pasif
menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu pengelolaan program promosi
kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan,
pemantauan dan penilaian. Dan agar promosi kesehatan berjalan secara efektif
dan efesien maka pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan /
masalah sasaran. Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat
khususnya perilaku masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak
efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan
kepada masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi
kesehatan.

2. MACAM-MACAM PROMOSI KESEHATAN


a. Promotif

Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk


meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal.Sasarannya
adalah kelompok orang sehat.Tujuan upaya promotif adalah agar
masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang
sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk
kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara
kesehatan.

b. Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya
penyakit.Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi.Tujuannya
untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/ menjadi
sakit (primary prevention).Bentuk kegiatannya adalah imunisasi,
pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
c. Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi
lebih parah melalui pengobatan.Sasarannya adalah kelompok orang
sakit (pasien) terutama penyakit kronis.Tujuannya kelompok ini
mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention).Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
d. Rehabilitative
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan
memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan.Sasarannya adalah
kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit.Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

3. PROMOSI KESEHATAN BAGI IBU NIFAS

Masa nifas (puerperium) barasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang artinya

bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.

Periode masa nifas adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan.

Proses ini dimulai setelah persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi

kembali seperti keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari adanya

perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan.

4. Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas

1.Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2.Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada

ibu maupun bayinya.


3.Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan bayi

sehari-hari.

4.Memberikan pelayanan KB.

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan

berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu

mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas

membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal

hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas

antara lain:

a. Kebersihan diri atau personal hygiene.

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2

kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan

dimana ibu tinggal.

Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan

baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat

bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.


Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi,

baik pada luka jahitan maupun kulit.

 Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat

karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang

tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.

Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara

tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar

tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

 Kebersihan rambut

Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan

rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya

menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan

lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan

wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih

setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang

cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan

pengering rambut.

 Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil

akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk

menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan

ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah

melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih

banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar

kulit tetap kering.

 Kebersihan vulva dan sekitarnya.

- Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara

membersihkan daerah

di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru

kemudian membersihkan

daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil

atau besar.

- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau

disetrika.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan

kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air

dingin atau cuci menggunakan sabun. Perawatan luka perineum

bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan

mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat

dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan

sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci

bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan

sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut

hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang

dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai

kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan

disetrika.

b. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus

dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh

baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki

makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat


berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari

perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas

sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai

suatu bentuk istirahat.

Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan

dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,

perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus

eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal

tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau

mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan

kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat

hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan

masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu

untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi,

kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang

mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam

menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan

dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang
diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat,

karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga

kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini.

Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif,

ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang

cukup.

Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :

1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.

2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.

3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.

4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.

5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Pola istirahat, yaitu:

a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan

b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara

perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :

1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan


3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya

sendiri

4. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang

berlebihan. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat

proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi dan

ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB, 2002 : N – 25).

Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk

rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan

istirahat dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang

kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika

ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan

makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-

lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang

dan lelah.

Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui

sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk

tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat

berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan


memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi

ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri.

Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu

setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak

segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang

banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami

drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan

akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui

anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.

Soal gizi ibu hamil maupun nifas, di mana bila gizi yang dibutuhkan, hampir mirip,

tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan

kualitas makanan ibu yang baik pada saat hamil maupun mana nifas akan

mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas, akan

terproduksi ASI lebih banyak daripada ibu dengan gizi kurang. Sedangkan secara

kualitas tidak banyak dipengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral.

Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porsi makan baik nasi maupun

lauk pauknya lebih banyak daripada sebelum hamil dan menyusui. Pesan penting

bagi ibu menyusui, antara lain:

a. Banyak makan sayuran yang beragam dan banyak minum sedikitnya 8 gelas

sehari,
b. Pemakaian bumbu jangan terlalu merangsang, tidak pedas,

c. Tetap memperhatikan kecukupan gizi rata-rata dianjurkan (2900 k.kal.)

Ibu menyusui harus :

a. Mengkomsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan

vitamin

c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali

menyusui)

d. Pil zat besi (sulfas/glukonas ferrosus) harus diminum untuk menambah xat

gizi setidaknya selama 40 haro pasca bersalin (setelah melahirkan)

e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A

kepada anaknya melalui ASI (Air Susu Ibu)-nya.

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,

ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas,

tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.

Tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan

dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek

dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih

merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas,
misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan

setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.

Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan,

bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi

sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya

setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih

minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas

dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu

nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

5. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Upaya Kesehatan

yang dapat dilakukan dalam bidang kebidanan yaitu :

a. Upaya Promotif

Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/

derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan

upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya,

kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk

kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara


kesehatanTujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan

status kesehatannya. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Contoh-contoh

upaya promotif yang dapat dilakukan dalam pelayanan kebidanan adalah :

 Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang

pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.

 Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi,

informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan

akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi

 Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan

tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.

 Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui

keadaan organ reproduksinya.

 Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.

 Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu

mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi

tersebut.

 Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil

agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda

tersebut.
 Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan

untuk masa laktasi nantinya

 Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan

 Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan

hygiene, perawatan bai, dan lain-lain

 Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia

 Informasi tentang menopause pada lansia

 Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa

lansia

b. Upaya Preventif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya

adalah orang-orang yang beresiko tinggi. Contoh-contoh upaya kesehatan preventif

dalam bidang kebidanan, antara lain :

 Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

 Pemeriksaan kesehatan secara berkala ( balita, bumil, remaja, Lansia,dll )

melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah

 Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita


 Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun

dirumah

 Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

 Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia

 Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan

sirkulasi ibu

 Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan

 Pencegahan komplikasi pada saat nifas

 Pemeriksaan secara rutin dan berkala pada lansia

c.Upaya Kuratif

Adalah upaya kesehatan untuk mencegah penyakit lebih parah melalui pengobatan.

Sasarannya adalah kelompok orang sakit. Contoh-contoh upaya kuratif dalam

pelayanan kebidanan :

 Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis

 Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis dan

bendungan ASI

 Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir

 Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah

 Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit tertentu


 Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit

 Melakukan rujukan bila diperlukan

 Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan, misalnya pada

ibu hamil dengan anemia perawat dapat memberikan tablet Fe sebagai

penatalaksanaan dininya.

 Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti pengobtan

ibu nifas yang mengalami infeksi.

d. Upaya Rehabilitatif

Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisiorang

yan baru sembuh. Sasarannya adalah orang-orang yang baru sembuh dari sakitnya.

Contoh-contoh upaya rehabilitatif yanf dapat dilakukan dalam pelayanan

kebidanan antara lain adalah :

 Pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita

 Latihan fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai

usaha pemeliharaan kesehatan

 Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca

sakit
 Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu

dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam setelah

melahirkan

 Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau

senam kegel untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah melahirkan

 Pemenuhan gizi pada ibu nifas


BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. perawat tetap
mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas perawat
dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek
dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih
merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas,
misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan
setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya. Baru setelah ibu merasa
lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, perawat diperkenankan
untuk memberikan pendidikan kesehatan.Itupun sedikit demi sedikit sesuai
kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah
melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8
gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan
sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas,
ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

2.Saran
Pemakalah menyadari banyak terdapat kesalahan, kejanggalan, dan kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Dari kesederhanaan makalah ini, pemakalah
membuka tangan guna menerima kritikan dan saran, demi kesempurnaan
makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Novita, Nesi dan Yunetra Franciska.2011. Promosi Kesehatan Dalam


Pelayanan Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmojo,soekidjo.Prof,Dr.2007.Promosi Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Maulana, Heri.2009.Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai