Di susun oleh :
Sunu raharjo
Gisca azahra
Lutfiani itsna
Tegar karunia romadhon
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN..........................................................................................6
B. SARAN.......................................................................................................7
10.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian daya tahan (endurance)?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi daya tahan (endurance)?
3. Bagimana bentuk latihan day a tahan (endurance)
11.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ada dua macam daya tahan menurut Mochamad Sajoto (1988: 16) yaitu:
10.
2. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam
waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
11.
2. Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jsmani. Daya
tahan kardiovaskuler menunjukkan suatu tendensi meningkat pada masa
anak-anak sampai sekitar dua puluh tahun dan mencapai maksimal di usia
20 sampai 30 tahun (Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina
Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994). Daya tahan tersebut akan makin
menurun sejalan dengan bertambahnya usia, dengan penurunan 8-10%
perdekade untuk individu yang tidak aktif, sedangkan untuk individu yang
aktif penurunan tersebut 4-5% perdekade (Brian.Jsharkey, 2003).
Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun,
selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatan kekuatan
otot, maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara berangsur-angsur
menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70% dari
kekuatan otot sewaktu berusia 20 sampai 25 tahun.
3. Jenis Kelamin Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena
adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya
tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak, antara pria dan wanita tidak
jauh berbeda, namun setelah masa pubertas terdapat perbedaan. Rata-rata
wanita muda memiliki kebugaran aerobik antara 15-25% lebih kecil dari
pria muda dan ini tergantung pada tingkat aktivitas mereka. Tapi pada
atlet remaja putri yang sering berlatih hanya berbeda 10% dibawah atlet
putra dalam usia yang sama dalam hal VO2max.Wanita memiliki jaringan
lemak 27% dari komposisi tubuhnya lebih banyak dibanding pria 15%
dari komposisi tubuhnya (Ardle, 1981). Menurut Larry Gshaver (1981),
satu gram hemoglobin dapat bersatu dengan 1,34 ml oksigen. Pada pria
dalam keadaan istirahat terdapat sekitar 15-16gr hemoglobin pada setiap
100ml darah dan pada wanita rata-rata 14gr pada setiap 100ml darah.
Keadaan ini menyebabkan wanita memiliki kapasitas aerobik lebih rendah
dibanding pria. Selain itu ukuran jantung pada wanita rata-rata lebih kecil
10.
dibanding pria(Hairy,1989). Pengambilan oksigen pada wanita 2,2L lebih
kecil daripada pria 3,2L. Kapasitas vital paru wanita juga lebih kecil
dibanding pria.
4. Kegiatan Fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran
jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan akan meningkatkan
daya tahan kardiorespirasi dapat mengurangi lemak tubuh (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994).
Menurut Bucher (1983) ada sejumlah keuntungan penting bagi organ
tubuh vital akibat dari latihan yang teratur. Pengaruh latihan terhadap
kesehatan umum otot jantung. Bukti yang ada menunjukkan bahwa otot
jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang
lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas jasmani,
terjadi pembesaran jantung. Pengaruh latihan terhadap isi sedenyut Hasil
penelitian pada atlet, pada umumnya disepakati bahwa jumlah isi darah
perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada
orang yang tidak terlatih. Atlet terlatih dapat memompakan sebanyak
22liter darah sedangkan individu yang tidak terlatih hanya 10,2liter darah
saja. Pengaruh latihan terhadap denyut jantung hasil tes dari atlet
olimpiade, diperoleh bukti bahwa individu yang terlatih mempunyai
denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang
tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8
kali lebih sedikit bila seseorang terlatih. Pada kebanyakan atlet
jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut
jantung yang tidak terlatih.
5. Kebiasan Merokok Sudah lama diketahui efek jelek rokok terhadap
paru-paru, antara lain adalah penyakit paru obstruktif menahun yang
dikenal dengan COPD (Djamil, 1986).Pada asap tembakau terdapat 4%
karbon monoksida (CO). Afinitas CO pada hemoglobin 200-300 kali
lebih kuat dari pada oksigen, ini berarti CO tersebut lebih cepat mengikat
hemoglobin dari pada oksigen. Hemoglobin dalam tubuh berfungsi
11.
sebagai alat pengangkutan oksigen untuk diedarkan ke jaringan tubuh
yang memerlukannya. Bila seseorang merokok 10-20 batang sehari di
dalam hemoglobin mengandung 4,9% CO maka kadar oksigen yang
diedarkan ke jaringan akan menurun sekitar 5% (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas, 1994). Selain itu dalam
rokok mengandung NO dan NO2, merupakan substansia yang dapat
memicu terbentuknya radikal bebas yang berlebihan yang menyebabkan
terbentuknya lipid peroksida yang lebih lanjut merusak dinding sel.
Beberapa sel tubuh telah terbukti mengalami proses degeneratif antara
lain membran sel endotel, pembuluh darah, epitel paru, lensa mata dan
neuron (Yunwanti, 2002).
Fartlek atau speed play diciptakan oleh Gotta Roamer dari Swedia.
Pengertian fartlek adalah suatu sistem latihan endurance yang maksudnya adalah
untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang
sehingga sangat baik bagi semua cabang olahraga terutama cabang olahraga yang
memerlukan daya tahan tubuh.
10.
kecepatan konstan yang cukup tinggi. Variasi tempo lari ini bisa dimainkan oleh
atlet tergantung dari kondisi atlet apablla terasa lelah boleh lari pelan-pelan
bahkan boleh berjalan. Dan setelah merasa kuat lagi bisa lari lagi atau sprint dan
sebagainya. Oleh karena itu, sistem latihan ini disebut dengan fartlek yang artinya
bermain-main dengan kecepatan.
Macam-macam lari di bukit-bukit Lari jarak pendek 30-60 meter dan amat
curam, dilakukan maksimal sampai 5 – 10 kali dengan istirahat cukup, ini berguna
untuk memperbaiki tenaga dan daya kecepatan.
Lari jarak sedang 60-80 meter, tidak dilakukan di bukit yang terlalu curam.
Jarak pelari yang satu dengan yang lain cukup dekat. Latihan dilakukan sebanyak
10-12 kali dan tanpa istirahat untuk pemulihan tenaga secara sempurna, tetapi
cukup memberikan tenaga kecepatan, dan daya tahanan aerobik.
Lari jarak panjang 100-150 meter, melalui lereng-lereng yang curam, jarak
pelari yang satu dengan yang lainnya berdekatan tetapi tanpa rasa ketegangan
yang berlebihan (15-20 kali), diselingi dengan istirahat yang pendek tetapi aktif.
Hal ini akan menambah daya tahan tubuh.
Lari di seputar bukit 400-600 meter naik turun bukit. Untuk pelari 1.500 meter
kecepatan sangat penting, tidak saja bagi atlet sprint tetapi juga bagi pelari 400-
600 meter, juga untuk pelari jarak 5.000 meter.
Squat Jump
11.
Split-Squat Jump
Split-Squat Jump adalah versi lanjutan dari squat jump. Mulai dengan
posisi split dengan satu kaki ke depan dan satu kaki ke belakang. Turunkan tubuh
Anda, kemudian bergerak memutar dan melompat ke udara. Sementara Anda
berada di udara, ganti posisi kaki Anda sehingga kaki yang di belakang sekarang
di depan dan sebaliknya. Mendaratlah pada ujung kaki Anda, kemudian bawa
berat badan Anda kembali ke tumit Anda. Segera tekuk lutut Anda untuk
mengurangi dampak yang timbul.
Squat Thrust
Squat Thrust : Efek terasa pada kaki, lengan, dada, dan perut.Bungkukkan
badan dan buat tangan menyentuh lantai. Lanjutkan dengan latihan plank;
luruskan kaki ke belakang, lebarkan, lalu satukan. Kembalikan kaki ke depan pada
posisi berjongkok, berdiri tegak. Ulangi rangkaian gerakan ini selama 1 menit.
Push up
10.
4. Mengubah ketinggian letak kaki: dengan menggunakan kursi atau kaki
yang satu ditindihkan ke kaki yang lain
5. Mengubah jumlah tangan yang digunakan : satu tangan atau dua
tangan
Pull-up
Back Up
11.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
10.
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya
11.