DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DEPAPRE
Jln Teluk Waiya , Distrik Depapre Kode Pos 99358,
NOTULEN
Pimpinan rapat
Ketua : Oktofina Wafumilena, Amdkep
Sekretaris : Ernawati, Amdfar
Pencatat : Ruth Ramandey, SKM
NO INDIKATOR TARGET
1 Kelengkapan Profil Kepegawaian 100 %
2 Kelengkapan Pertanggung Jawaban 100 %
Keuangan
Kedua indikator ini dipilih karena dianggap penting dan jadi dasar dalam pelaksanaan sistem
pelayanan Puskesmas Depapre, yaitu menjadi sumber daya dalam menjalankan sistem
manajemen mutu dan keselamatan pasien yang baik.
Upaya kesehatan masyarakat mengambil indikator dan target Standar Pelayanan Minimal yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, karena dinilai menjadi prioritas layanan
dan hak minimal masyarakat untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
Target
No Indikator Disingkat
(%)
1 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4 K4 90.0
Balita
10 Persentase Balita Gizi buruk Mendapat Perawatan 100.0
Gibur
Kls 1 dan
11 Persentase Penjaringan Kesehatan Siswa SD & setingkat 100.0
7
12 Persentase Cakupan Peserta KB aktif KB Aktif 100.0
13 Persentase penemuan & penanganan Penderita penyakit :
a. Penemuan Penderita Pneumonia Balita Pneu 80.0
Balita
b. Penemuan Pasien Baru TB BTA positif BTA + 100.0
Baru
c. Penderita DBD yang ditangani ( Suspeck ) DBD 100.0
d. Penemuan penderita Diare Diare 100.0
14 Persentase Desa Siaga Aktif D Siaga 80.0
Dalam pelayanan klinis dipilih indikator dari masing-masing unit layanan oleh tenaga klinis
layanan tersebut berupa kepuasan pasien dan hal-hal dalam pelayanan unit tersebut yang
mendukung keselamatan pasien serta dapat meningkatkan kepuasan pasien. Sedangkan target
yang diambil ialah berdasarkan audit klinis yang telah dilakukan sebelumnya sehingga target
yang ditentukan disepakati bersama dan dianggap mampu untuk dicapai.
Pimpinan Rapat
Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
NOTULEN
Sesi 2 Sambutan
Sambutan dibawakan oleh dr. Andrew Wicaksono selaku Kepala Puskesmas Depapre. Dalam
sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada teman-teman tim PMKP yang telah
mengadakan rapat sebelumnya sehingga telah tersusun Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien,
Pedoman Mutu dan Keselamatan pasien, Program Mutu dan Keselamatan Pasien, Tata nilai
Pelayanan dan Indikator Peningkatan Mutu dan Kinerja. Hal ini haruslah disosialisasikan agar
dapat diketahui oleh seluruh staf Puskesmas Depapre agar sistem peningkatan mutu dan
keselamatan pasien ini dapat berjalan dan masing-masing staf mengetahui peran dan tanggung
jawabnya dalam upaya ini. Kepala Puskesmas juga berterima kasih kepada seluruh staf yang
berkumpul dan meminta semuanya dapat menyimak dan memahami sosialisasi yang
disampaikan.
Sesi 3 Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan oleh zr. Oktofina Wafumilena, Amdkep sebagai ketua tim PMKP. Dalam
Pemaparannya beliau menyampaikan Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien, dilanjutkan
dengan Pedoman Mutu dan Keselamatan Pasien, Program Mutu dan Keselamatan Pasien, Tata
Nilai Pelayanan dan Indikator yang harus dicapai pada pelayanan baik dari administrasi
manajemen, upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis. Dalam penyampaiannya seluruh
staf menyatakan memahami apa yang telah disampaikan.
c. Koordinator UKP
Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan sarana pelayanan klinis dan penunjang
Melaksanakan monitoring, audit medis, dan evaluasi pelaksanaan pelayanan klinis
Menyelenggarakan pertemuan koordinasi internal
Menindaklanjuti keluhan masyarakat tentang pelayanan klinis, melakukan tindakan
perbaikan dan pencegahan berkesinambungan
Pimpinan Rapat
Kepala Puskesmas
NOTULEN
Sesi 2 Sambutan
Sambutan dibawakan oleh Zr. Oktofina Wafumilena, Amdkep selaku Ketua Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien. Dalam sambutannya beliau mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman tim PMKP yang telah mengumpulkan capaian indikator baik dari administrasi
manajemen, upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan klinis selama 3 bulan dari masing-
masing unit dan program. Dalam rapat tinjauan manajemen hari ini teman-teman diharapkan
dapat menganalisa masalah dari hasil capaian indikator tersebut serta mencari inovasi atau
kegiatan yang dapat meningkatkan capaian indikator mutu tersebut dan akan menjadi
rekomendasi bagi Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program ataupun unit dalam usaha
mencapai target indikaot mutu yang telah ditetapkan.
Presentasi hasil capaian indikator berikutnya oleh Maryam Demetou, AMG selaku ketua pokja
UKM dengan hasil sebagai berikut:
Capaian Target
No Indikator TW 1 TW 1
(%) (%)
1 Persentase Kunjungan Ibu Hamil K4 21,05 22,5
2 Persentase Komplikasi Kebidanan yang ditangani 9,34 25
Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga kesehatan yang
3 25,23 22,5
memiliki kompetensi Kebidanan
4 Persentase Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) 24,3 25
Presentasi hasil capaian indikator berikutnya oleh Yohana Ortumilena, Amdkep selaku ketua
pokja UKP dengan hasil sebagai berikut:
Setelah ketiga pokja menyampaikan hasil capaian indikator mutu triwulan 1, pimpinan rapat
memimpin analisa masalah dan rekomendasi kegiatan untuk memperbaiki capaian indikator
mutu tersebut. Dari indikator mutu pokja admen yaitu kelengkapan profil kepegawaian saat ini
masih belum mencapai target menurut hasil diskusi dikarenakan belum pahamnya petugas
mengenai pentingnya profil kepegawaian baik untuk instansi maupun untuk pegawai itu sendiri,
sehingga rekomendasi yang diberikan ialah mensosialisasikan pentingnya profil dan berkas
kepegawaian terarsipkan dalam manajemen dan pendekatan personal untuk mengingatkan staf
yang bersangkutan untuk melengkapi berkas. Indikator kedua dari administrasi manajemen yaitu
kelengkapan pertanggung jawaban keuangan telah mencapai target karena pertanggung jawaban
baik BOK, JKN dan Operasional Puskesmas telah diselesaikan tepat waktu dan telah diserahkan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, BPKAD dan Inspektorat serta arsipnya telah disimpan
dalam lemari arsip pertanggung jawaban.
Dari indikator mutu upaya kesehatan masyarakat ada beberapa indikator yang belum capai target
seperti Kunjungan Ibu Hamil K4, dapat dilihat bahwa gap yang terjadi tidak terlalu jauh hal ini
dikarenakan masih ada ibu hamil yang belum mencapai umur kehamilan trimester 3 dan dilihat
dari pencapaian penemuan ibu hamil K1 murni program KIA optimis untuk mencapai target
pada akhir tahun, sehingga rekomendasi kegiatan yang akan dilakukan sweeping ANC ibu hamil
bagi ibu hamil yang tidak memeriksakan dirinya dan melakukan sweeping K1 murni serta kelas
ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan, persalinan dan proses
setelah itu, selain untuk memenuhi target capaian indikator mutu tersebut kegiatan ini dapat
mendongkrak capaian indikator KIA lainnya. Komplikasi Kebidanan yang ditangani masih
cukup jauh antara capaian dan target, hal ini disebabkan karena ibu hamil dengan komlplikasi
tidak banyak dan sebagian besar ibu hamil yang datang melahirkan dalam keadaan normal,
namun untuk ini pihak Puskesmas akan melakukan deteksi dini ibu hamil beresiko tinggi melalui
ANC rutin dalam gedung maupun kunjungan rumah ibu hamil untuk melakukan pemantauan ibu
hamil beresiko tinggi. Capaian Pelayanan Ibu Nifas (KF 3) tidak terlalu jauh dari target namun
Puskesmas bersama pengurus Rumah Tunggu untuk memaksimalkan peran rumah tunggu dan
melakukan kunjungan rumah nifas dan neonates untuk mencapai target indikator. Persentase
Pelayanan Kunjungan bayi sangat rendah dikarenakan jumlah bayi yang lahir pada triwulan
pertama sangat rendah dan akan dilakukan evaluasi pada triwulan berkutnya, namun untuk
cakupan kunjungan bayi dan balita, Puskesmas sudah sepakat untuk pelaksanaan DDTK bisa
dibantu oleh kader pada saat penimbangan dan petugas akan melakukan SDIDTK apabila
diperlukan sehingga capaian ini dapat dipenuhi. Persentase Desa / Kelurahan Universal Child
Imunisation ( UCI ) juga belum mencapai target hal ini dikarenakan banyak bayi yang baru akan
menyelesaikan imunisasinya pada triwulan 3 dan 4, namun untuk itu Puskesmas akan melakukan
imunisasi di Posyandu dan akan melakukan sweeping bagi bayi yang tidak datang untuk
imunisasi di Posyandu. Persentase Penjaringan Kesehatan Siswa SD & setingkat masih nol
karena kegiatan ini baru akan dilaksanakan pada bulan agustus untuk menjaring siswa baru pada
tahun ajaran baru. Persentase Cakupan Peserta KB aktif juga belum mencapai target karena
masih terdapat kepercayaan dan belum jelasnya informasi KB di masyarakat, untuk itu
Puskesmas akan melakukan penyuluhan KB dan mengintegrasikan KB pada program Keluarga
Sehat pada saat pendataan untuk dilakukan peyuluhan KB, selain itu bidan dapat langsung
menawarkan KB saat ibu kunjungan ulang setelah melahirkan dan melakukan sweeping DO
akseptor. Penemuan Penderita Pneumonia Balita masih belum ditemukan penderita dikarenakan
belum aktifnya kembali pelayanan MTBS di Puskesmas dan MTBSM di 2 kampung yang telah
dilatih sehingga akan diaktifkan kembali pelayanan MTBS di Puskesmas yang akan dilanjutkan
supervise ke 2 kampung MTBSM untuk mengaktifannya kembali. Penemuan Pasien Baru TB
BTA positif juga masih belum mencapai target karena kurangnya penjaringan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung, untuk itu perlu ditekankan kepada poli umum, poli HIV dan poli
lain terkait untuk dapat menjaring suspek lebih banyak dan untuk luar gedung perlu dilakukan
penjaringan pada keluarga, dan lingkungan sekitar pasien TB paru. Persentase Desa Siaga Aktif
hanya baru 1 kampung dari 8 kampung yang ada, hal ini dikarenakan belum cairnya dana desa
tahap pertama, sehingga Kepala Puskesmas menghimbau untuk kepala kampung setelah
menerima dana untuk pembentukan kampung siaga malaria untuk mengkoordinasikan dengan
Puskesmas agar kegiatan dapat dilaksanakan.
Dari pencapaian indikator mutu pelayanan klinis didapatkan beberapa masalah sebagai berikut:
dari unit pelayanan di loket pencapaian indikator waktu tunggu pelayanan pendaftaran pasien
baru dan lama belum mencapai target, setelah dianalisa hal ini dikarenakan beberapa pasien bai
baru maupun lama tidak melengkapi dirinya dengan persyaratan pendaftaran seperti kartu
berobat untuk pasien lama dan kartu identitas untuk pasien baru dalam pembuatan kartu berobat
baru, sehingga rekomendasi yang disepakati ialah mensosialisasikan kepada pasien mengenai
alur pendaftaran dan memberi pengumuman syarat-syarat yang harus dibawa pada saat
mendaftar di loket. Untuk kepuasan pasien sudah cukup tinggi namun ada beberapa pasien tidak
puas karena alasan petugas kurang ramah sehingga rekomendasi yang harus dilakukan ialah
senyum, sapa dan salam pada saat menerima pasien bukan hanya di loket namun di seluruh unit
layanan. Dari unit layanan poli umum hasil capaian sudah cukup bagus baik dari segi kepuasan
pasien dan waktu tunggu pengkajian awal, namun ada beberapa pasien masih tidak puas dengan
pelayanan akibat petugas tidak ramah saat melayani terutama pada saat pasien banyak dan sudah
siang, kegiatan yang direkomendasikan sama pada unit layanan loket tadi. Untuk indikator waktu
tunggu pengkajian awal ada beberapa yang tidak sesuai waktu yang telah ditetapkan karena tensi
yang digunakan untuk pengkajian awal kadang kehabisan baterai dan harus meminta petugas lain
untuk membelinya di kios terdekat, maka itu rekomendasinya adalah mempersiapkan baterai
cadangan di unit layanan dan mempersiapkan tensimeter cadangan pada unit layanan. Pada unit
layanan apotik indikator mutu yang belum mencapai target ialah kepuasan pasien dan waktu
tunggu pelayanan resep racik, beberapa pasien mengeluhkan waktu tunggu pelayanan yang
menurut mereka lama terutama pada saat mendapatkan resep puyer sehingga mereka tidak puas,
dan untuk waktu layanan resep racik masih tidak sesuai dikarenakan hanya petugas asisten
apoteker yang bekerja di apotik sehingga pada saat banyak resep petugas kewalahan dalam
menyiapkan resep racik, untuk itu rekomendasi yang diberikan adalah petugas coba menghitung
analisis beban kerja sebagai dasar bahwa perlu penambahan petugas di apotik karena menurut
persyaratan tenaga minimal sudah mencukupi. Pada unit layanan laboratorium indikator
kepuasan pasien sudah cukup baik namun ada beberapa pasien mengeluhkan waktu tunggu
pelayanan lab yang lama, hal ini dikarenakan belum pahamnya pasien tentang standar
pemeriksaan DDR yang memakan waktu lama, untuk itu rekomendasinya ialah sosialisasi waktu
pemeriksaan laboratorium baik DDR maupun pemeriksaan lainnya, untuk indikator waktu
tunggu pelayanan laboratorium masih terdapat gap dikarenakan pada saat tertentu terdapat
pemeriksaan lab lain yang membuat petugas menunda pemeriksaan DDR, sehingga
rekomendasinya ialah pembagian tugas yang jelas antara analis untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium. Pada unit layanan UGD indikator kepatuhan memakai APD belum capai target
karena petugas terkadang lupa memakainya pada kasus yang sifatnya mendadak,
rekomendasinya ialah membuat daftar tilik untuk SOP pemakaian APD di UGD agar petugas
tidak lalai melaksanakannya, untuk indikator kepuasan beberapa pasien mengeluh ruangan yang
sempit, sehingga rekomendasinya ialah pengaturan ruangan dengan prinsip 5 R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat dan Rajin). Untuk unit layanan lainnya telah mecapai target yang dipersyaraktan,
untuk itu perlu dipertahankan kinerjanya dan terus dilakukan pengumpulan indikator untuk
semua unit.
Sesi 4 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Rencana Tindak Lanjut yang disepakati dalam rapat ini adalah:
1. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas hasil rapat ini
2. Menyampaikan rekomendasi yang harus dilakukan kepada semua unit layanan dan
program
3. Melakukan pengumpulan capaian indikator setiap bulan di setiap unit oleh tim PMKP
4. Melakukan rapat tinjauan manajemen berikutnya pada bulan Juli untuk membahas hasil
audit internal, kepuasan dan hasil kotak saran, serta capaian indikator kinerja tengah tahun
Pimpinan Rapat
Ketua Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Dari pencapaian indikator mutu pelayanan klinis didapatkan beberapa masalah sebagai berikut:
dari unit pelayanan di loket pencapaian indikator waktu tunggu pelayanan pendaftaran pasien
baru dan lama belum mencapai target, setelah dianalisa hal ini dikarenakan beberapa pasien bai
baru maupun lama tidak melengkapi dirinya dengan persyaratan pendaftaran seperti kartu
berobat untuk pasien lama dan kartu identitas untuk pasien baru dalam pembuatan kartu berobat
baru, sehingga rekomendasi yang disepakati ialah mensosialisasikan kepada pasien mengenai
alur pendaftaran dan memberi pengumuman syarat-syarat yang harus dibawa pada saat
mendaftar di loket. Untuk kepuasan pasien sudah cukup tinggi namun ada beberapa pasien tidak
puas karena alasan petugas kurang ramah sehingga rekomendasi yang harus dilakukan ialah
senyum, sapa dan salam pada saat menerima pasien bukan hanya di loket namun di seluruh unit
layanan. Dari unit layanan poli umum hasil capaian sudah cukup bagus baik dari segi kepuasan
pasien dan waktu tunggu pengkajian awal, namun ada beberapa pasien masih tidak puas dengan
pelayanan akibat petugas tidak ramah saat melayani terutama pada saat pasien banyak dan sudah
siang, kegiatan yang direkomendasikan sama pada unit layanan loket tadi. Untuk indikator waktu
tunggu pengkajian awal ada beberapa yang tidak sesuai waktu yang telah ditetapkan karena tensi
yang digunakan untuk pengkajian awal kadang kehabisan baterai dan harus meminta petugas lain
untuk membelinya di kios terdekat, maka itu rekomendasinya adalah mempersiapkan baterai
cadangan di unit layanan dan mempersiapkan tensimeter cadangan pada unit layanan. Pada unit
layanan apotik indikator mutu yang belum mencapai target ialah kepuasan pasien dan waktu
tunggu pelayanan resep racik, beberapa pasien mengeluhkan waktu tunggu pelayanan yang
menurut mereka lama terutama pada saat mendapatkan resep puyer sehingga mereka tidak puas,
dan untuk waktu layanan resep racik masih tidak sesuai dikarenakan hanya petugas asisten
apoteker yang bekerja di apotik sehingga pada saat banyak resep petugas kewalahan dalam
menyiapkan resep racik, untuk itu rekomendasi yang diberikan adalah petugas coba menghitung
analisis beban kerja sebagai dasar bahwa perlu penambahan petugas di apotik karena menurut
persyaratan tenaga minimal sudah mencukupi. Pada unit layanan laboratorium indikator
kepuasan pasien sudah cukup baik namun ada beberapa pasien mengeluhkan waktu tunggu
pelayanan lab yang lama, hal ini dikarenakan belum pahamnya pasien tentang standar
pemeriksaan DDR yang memakan waktu lama, untuk itu rekomendasinya ialah sosialisasi waktu
pemeriksaan laboratorium baik DDR maupun pemeriksaan lainnya, untuk indikator waktu
tunggu pelayanan laboratorium masih terdapat gap dikarenakan pada saat tertentu terdapat
pemeriksaan lab lain yang membuat petugas menunda pemeriksaan DDR, sehingga
rekomendasinya ialah pembagian tugas yang jelas antara analis untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium. Pada unit layanan UGD indikator kepatuhan memakai APD belum capai target
karena petugas terkadang lupa memakainya pada kasus yang sifatnya mendadak,
rekomendasinya ialah membuat daftar tilik untuk SOP pemakaian APD di UGD agar petugas
tidak lalai melaksanakannya, untuk indikator kepuasan beberapa pasien mengeluh ruangan yang
sempit, sehingga rekomendasinya ialah pengaturan ruangan dengan prinsip 5 R (Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat dan Rajin).
Untuk unit layanan lainnya telah mecapai target yang dipersyaraktan, untuk itu perlu
dipertahankan kinerjanya dan terus dilakukan pengumpulan indikator untuk semua unit.
Kepala Puskesmas