Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAS : X IPS 2
PROVINSI LAMPUNG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran
yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Data terbaru menunjukan bahwa dalam kurun tiga tahun terakhir tercatat sedikitnya empat
kasus besar kebakaran hutan dan lahan di pulau sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan
data yang kami dapatkan pada tahun 2012 di Kab. Kayong Utara, Prov. Kalimantan Barat
50 Ha lahan terbakar. Pada tahun 2013 kebakaran terjadi di Kab. Siak dan Kota Dumai,
Prov. Riau menghanguskan 2.500 s/d 3.000 ha area hutan, Kab Pekan Raya, Prov. Riau
lahan seluas 800 ha lahan gambut terbakar, di Kota Banjar Baru dan Kab. Banjar Provinsi
Kalimantan Selatan ± 100 ha lahan gambut dan lahan pertanian terbakar.
(geospasial.bnpb.go.id)
Setidaknya ada tiga aspek permasalahan utama yang diterima oleh negara Indonesia antara
lain : aspek ekologi, aspek ekonomi, aspek sosial politik. Upaya menjawab problematika
tersebut dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan lokal masyarakat suku Dayak
Benuaq dalam pengelolaan dan pengendalian penggunaan api. Dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat mempunyai cara-cara pengendalian api (Marepm Api) yang sudah dikenal
sejak jaman leluhur mereka dan diwariskan kepada penerusnya. Cara tradisional atau
disebut teknologi tradisional pengendalian api (Marepm api) ini digunakan oleh
masyarakat umumnya pada waktu kegiatan berladang, khususnya pada tahap pembakaran
ladang. Pada peristiwa kebakaran tahun 1997/1998 seluruh masyarakat ikut serta dalam
proses pengendalian kebakaran hutan yang terjadi termasuk kaum ibu-ibu. Dengan skala
yang lebih luas keadaan ini berbeda dengan saat pembukaan ladang, dalam hal mana
pembakaran hanya dilakukan oleh para pemilik ladang. Kegiatan ini dikoordinir langsung
oleh kepala desa dengan dibantu oleh staf desa. (Wijaya, 2002).
Melihat potensinya yang begitu besar, eksplorasi ini sengaja dilakukan untuk
menambah perbendaharaan solusi tepat guna yang efekif dan efisien bagi pemangku
kebijakan – kebijakan publik bahwa pelibatan penyelesaian masalah ini haruslah meliputi
semua elemen baik sipil maupun pemerintahan.
1
B. Identifikasi Masalah
Kebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan
sebagai ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas
pembakaran secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak
negatif maupun positif. Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh
lebih mendominasi ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk
dicegah agar dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu
upaya pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab
terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam Kamus Kehutanan yang diterbitkan
oleh Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa kebakaran hutan disebabkan oleh
alam dan manusia. Konteks alam mencakup musim kemarau yang
berkepanjangan juga sambaran petir. Sementara faktor manusia antara lain kelalaian
membuang puntung rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api
unggun yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi lainnya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian kebakaran hutan?
2. Bagaimana proses terjadinya kebakaran hutan?
3. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya kebakaran hutan?
4. Apa akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan?
5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kebakaran hutan?
D. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian kebakaran hutan.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya kebakaran hutan.
3. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan.
4. Untuk mengetahui solusi untuk mengatasi kebakaran hutan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Angin merupakan faktor pemacu dalam lingkup api, angin akan menurunkan
kelembaban udara sehingga memperbesar ketersediaan oksigen sehingga api
dapat berkobar dan merambat cepat, serta adanya angin akan mengarahkan lidah
api ke bahan bakar yang belum terbakar selain itu angin dapat menyebakan
terjadinya lokasi kebakaran baru.
b. Suhu udara
Areal dengan intensitas penyinaran matahari yang tinggi akan menyebabkan
bahan baku cepat mengering, sehingga memudahkan terjadinya kebakaran. Suhu
yang tinggi menyebabkan rawan kebakaran, lokasi dengan suhu tinggi yaitu
lebih besar dari 153 C.
c. Curah hujan
Suatu daerah yang memiliki curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kembaban
udara dan kadar air bahan bakar. Faktor hujan diduga merupakan faktor pemicu
utama terjadinya kebakaran hutan dan lahan
d. Keadaan air tanah
Keadaan air tanah ini sangat penting terutama di daerah gambut. Pada musim
kemarau, kondisi air tanah bisa menurun. Permukaan air tanah yang menurun
menyebabkan lapisan permukaan atas gambut menjadi kering. Dan hal ini
menyebabkan lahan gambut rawan kebakaran..
3. Waktu
Pada waktu siang hari kelembaban udara relatif rendah dan sebaiknya pada siang
hari. Maka perlu diperhatikan waktu pembakaran agar tidak beresiko terjadinya
kebakaran.
4. Sumber Api/Penyulut
Seperti telah diuraikan didepan bahwa sebagian besar sumber penyulut terjadinya
kebakaran hutan di Indonesia adalah oleh aktivitas manusia, entah dengan sengaja
atau tidak disengaja. Sedangkan untuk sumber api alami dapat disebabkan oleh
adanya petir dan gesekan.
4
lagi tersusup / tertahan lagi oleh vegetasi penutup tanah.2) Dampak terhadap
kualitas udara
Kebakaran hutan dapat menghasilkan gas-gas seperti Nox, Cox dan Sox yang
dapat menurunkan kualitas udara.
3) Dampak Lain-Lain
a. Dampak terhadap sosial ekonomi
Berdasarkan pengamatan pada beberapa responden, hasilnya ternyata tanpa
diminta sebutan responden mengungkapkan perasaan mendalam mengenai
kekacauan, ketidakadilan, keputusasaan dan ketidakberdayaan, serta perasaan
kehidupan menjadi tidak seimbang. Bukan hanya uang atau fisik tetapi juga
hilangnya rasa kebersatuan dan keamanan hidup mereka.
b. Dampak tehadap kesehatan
Kebakaran hutan selalu menimbulkan asap. Asap inilah yang merupakan
dampak paling mengganggu kesehatan.
Upaya ini dapat dilakukan dengan cara memanajemen bahan bakar yaitu :
a) Modifikasi bahan bakar
merupakan usaha untuk merubah satu atau beberapa macam karakteristik bahan
bakar. Tujuannya adalah agar bahan bakar tidak mudah terbakar, atau kalau terjadi
kebakaran penjalaran apinya lambat, sehingga mudah dipadamkan. Bahan bakar
dapat dimodifikasi dengan berbagai cara:
a. Memotong-motong dahan dan ranting pohon yang berupa limbah penebangan
menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan pendek.
b. Merubah kayu-kayu limbah penebangan menjadi tepung kayu (seperti bubuk
gergaji), dengan menggunakan mesin penghancur kayu (powder machine). Serbuk
5
yang dihasilkan dapat ditebarkan di lantai hutan sehingga akan cepat
terdekomposisi.
c. Menebas tumbuhan bawah di lantai hutan secara periodik, dilakukan pada musim
hujan
d. Pengurangan Bahan Bakar
Pengurangan bahan bakar hutan dilakukan dengan tujuan agar bahan bakar hutan
berkurang jumlahnya, sehingga bila terjadi kebakaran hutan, besarnya nyala api,
kecepatan penjalaran dan lamanya kebakaran dapat dikurangi. Pengurangan bahan
bakar dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan kayu-kayu atau ranting-ranting
dihutan untuk berbagai keperluan
e. Isolasi Bahan Bakar
Isolasi bahan bakar adalah kegiatan memisahkan suatu kawasan hutan dari
kawasan di luarnya, dan atau membagi kawasan hutan tersebut menjadi bagian-
bagian kawasan hutan yang lebih kecil, oleh suatu penyekat yang disebut jalur
isolasi.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian
lingkungan. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif.
Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi
ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar
dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya
pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab terjadinya
kebakaran hutan di Indonesia.
B. Saran
Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan siswa, maupun para pembaca
mampu dan mau mengetahui dan memahami tentang kebakaran hutan, proses
terjadinya kebakaran hutan, penyebab terjadinya kebakaran hutan, akibat yang
ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.
7
DAFTAR PUSTAKA