Konsep Modal Sosial Entrepreneur
Konsep Modal Sosial Entrepreneur
Usaha Putnam (1993) mendefinisikan modal sosial adalah karakteristik organisasi sosial, seperti jejaring,
norma-norma dan kepercayaan sosial, yang memudahkan koordinasi dan kerjasama untuk manfaat
bersama. Menurut Fujiwara dan Kawachi (2008), modal sosial adalah sumber-sumber daya yang diakses
oleh individu-individu dan kelompok-kelompok dalam sebuah struktur sosial, yang memudahkan
kerjasama, tindakan kolektif, dan terpeliharanya norma-norma.
Hasbullah (2006) mengetengahkan enam unsur pokok dalam modal sosial berdasarkan berbagai
pengertian modal sosial yang telah ada, yaitu: 1. Participation in a network (partisipasi dalam jaringan),
2. Reciprocity (pembalasan), 3. Trust (percaya), 4. Social norms (norma sosial), 5. Values (nilai), 6.
Proactive action (tindakan proaktif).
Modal sosial berasal dari ilmu sosiologi dan mampu dilihat antara disiplin ilmu ekonomi dan sosiologi.
Merujuk pada sumber daya sosial yang dapat dimanfaatkan pada proses kewirausahaan dan produksi
walau peran dari modal sosial tidak terlihat tetapi beberapa kesuksesan dalam wirausaha selama ini
sangat banyak ditunjang oleh modal social.
Sejalan dengan munculnya konsep modal sosial, ekonom mulai memperkenalkan istilah-istilah seperti
interaksi, daya serap, jaringan dan kemampuan sosial yang menekankan kerangka sosial di mana
manusia dan modal fisik produktif dapat digunakan. Modal sosial juga menarik perhatian pada peran
pengusaha, yang berperan dalam fungsi pengembangan organisasi dari fungsi produksi ekonomi modern
Menurut Eva Cox (1995) mendefinisikan modal sosial sebagai suatu rangkaian proses hubungan antar
manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien
dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.
Hanifan mengatakan modal sosial bukanlah modal dalam arti biasa seperti harta kekayaan atau uang,
tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam hidup
bermasyarakat. Menurut Hanifan, dalam modal sosial termasuk kemauan baik, rasa bersahabat, saling
simpati, serta hubungan sosial dan kerjasama yang erat antara individu dan keluarga yang membentuk
suatu kelompok sosial.
Terdapat tiga unsur, komponen, sumber daya dan elemen penting dalam sebuah modal sosial yaitu
kepercayaan (trust), nilai dan norma (norms) dan jaringan (networks). Penjelasan ketiga komponen
modal sosial tersebut adalah sebagai berikut:
Kepercayaan (Trust)
Menurut Giddens, kepercayaan adalah keyakinan akan reliabilitas seseorang atau sistem, terkait dengan
berbagai hasil dan peristiwa, dimana keyakinan itu mengekspresikan suatu iman (faith) terhadap
integritas cinta kasih orang lain atau ketepatan prinsip abstrak (pengetahuan teknis) (Damsar, 2009:185).
Sedangkan menurut Fukuyama (1996), kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah
masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerja sama berdasarkan norma-
norma yang dianut bersama.
Kepercayaan berfungsi untuk mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktivitas tertentu.
Kepercayaan biasanya terikat bukan kepada risiko, namun kepada berbagai kemungkinan. Kepercayaan
memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif,
tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan
harapan secara parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak mungkin terjalin kalau tidak didasarkan
atas adanya saling percaya di antara sesama pihak yang terlibat dan kepercayaan dapat meningkatkan
toleransi terhadap ketidakpastian (Damsar, 2009:202).