Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KINETIKA KIMIA

SEMESTER GANJIL 2019

PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

NAMA : Yulianti Pratiwi


NIM : 1730208047
KELOMPOK : 4 (empat)

ASISTEN : Ilham Yuli Pratiwi


DOSEN : Ravensky Yurianty Pratiwi, S.Pd., M.Si

LABORATORIUM IPA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019
Palembang, 17 Oktober 2019

PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami reaksi pengendapan koloid belerang
2. Mahasiswa dapat mengukur waktu yang diperlukan agar koloid belerang
mencapai suatu intensitas tertentu
3. Mahasiswa dapat menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
pengendapan koloid belerang
4. Mahasiswa dapat menjelaskan contoh pengaruh suhu terhadap laju reaksi
dalam kehidupan sehari hari

II. DASAR TEORI

Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia.


Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering,
makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Ini merupakan contoh
yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka
menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002)

Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan


perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi
digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang
meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam
kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan
yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya reaksi yang keseluruhan yang
dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat
terdiri atas beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan
suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001)

Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana


konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring
dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki
banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia, dan kajian kesetimbangan
kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:
- Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih
apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan
pertumbukan atom per satuan waktu.
- Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi,
terumata reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang
besar akan meningkatkan laju reaksi.
- Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar
molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul.
- Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperkukan
untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi
aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan
lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi
aktivasi lebih rendah.
- Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini
dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul,
sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu.
- Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zaat yang mengubah
lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi
dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat
berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi,
sehingga ia dapat digunakan kembali.
- Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya
ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar
reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang
melibatkan radikal (Sukamto, 1989)

Suhu berpengaruh terhadap laju reaksi, kenaikkan suhu mengakibatkan


laju reaksi semakin cepat. Sebaliknya penurunan suhu akan mengakibatkan laju
reaksi semakin lambat. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dinyatakan oleh suatu
perubahan dalam tetapan laju reaksi (k). Untuk setiap reaksi, nilai k naik dengan
kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan berbeda-beda dari sutau reaksi dengan reaksi
yang lain. Pada suhu yang tinggi, energi molekul–molekul bertambah. Laju reaksi
meningkat dengan naiknya suhu, biasanya kenaikan suhu sebesar 10 o C akan
menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua atau tiga kalinya. Kenaikkan suhu
menyebabkan makin cepatnya molekul–molekul pereaksi bergerak, sehingga
memperbesar kemungkinan terjadi tumbukan yang efektif. Semakin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif maka laju reaksi akan semakin
cepat. Percobaan ini bersifat semi kualitatif yang dapat digunakan untuk
menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Reaksi yang diamati adalah
reaksi pengendapan koloid belerang yang terbentuk apabila tiosulfat direaksikan
dengan asam. Pada percobaan ini yang diukur adalah waktu yang diperlukan agar
koloid belerang mencapai suatu intensitas tertentu. Reaksi pengandapan belereng
dapat ditulis sebagai berikut:

S2O32-(aq) + 2H+(aq) → H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:

𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑚 [𝐵]𝑛

k sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing-masing


pereaksi. Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Sifat dan ukuran pereaksi


2. Konsentrasi pereaksi
3. Suhu pereaksi
4. Katalis
(Sukamto, 1989).

Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya


kenaikan sebesar 10℃ akan melipatkan dua atau tiga laju suatu reaksi antara
molekul-molekul. Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagian sebagai
lebih cepatnya molekul-molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih
tinggi dan karenanya bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi, ini belum
menjelaskanseluruhnya, ke molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi
mereka juga bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar, karena
mereka bergerak lebih cepat. Pada temperatur besar, karena makin banyak
molekul yang memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi
cukup untuk bereaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu
dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel
pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Suhu atau
temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang
energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan
efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi
aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi (Sunarya,
2002)

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Adapun alat yang digunakan, yaitu:
a. Stopwatch b. Erlenmeyer c. Gelas kimia

d. Gelas Ukur d. Thermometer e. Pipet Volume

f. Kaki Tiga, Kasa, Bunsen, g. Labu Ukur h. Pengas Air

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan, yaitu:
a. Na2S2O3.5H2O b. HCl c. Aquades

IV. PROSEDUR PERCOBAAN (FLOWCHART)


10 mL Na2S2O3 0,5 M

Memasukkan kedalam gelas ukur

Menambahkan 40 mL H2O

Mengambil 2 mL HCl 1 M
Memasukkan kedalam tabung reaksi

Meletakkan ke dalam penangas air

Mengukur suhu

Memasukkan larutan N-Tiosulfat

Menambahkan HCl
Secara bersamaan Menyalakan stopwatch

Mengaduk larutan, kemudian mencatat

Hasil

IV. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN


1. Data Hasil Pengamatan
Gelas Volume Volume [Na2S2O3] Volume Suhu Waktu 𝟏
Kimia Na2S2O3 0,5 M H2O (mL) Mol L-1 HCl 1 M o
C (detik) 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮
Detik s-1
1 10 mL 40 mL 0,1 M 2 mL 35 oC 45,82 s 0,0218 s-1
2 10 mL 40 mL 0,1 M 2 mL 45 oC 44,47 s 0,0223 s-1
3 10 mL 40 mL 0,1 M 2 mL 55 oC 22,06 s 0,0453 s-1
4 10 mL 40 mL 0,1 M 2 mL 65 oC 18,06 s 0,0553 s-1
5 10 mL 40 mL 0,1 M 2 mL 75 oC 15,01 s 0,0666 s-1

2. Perhitungan
a. Mol Na2S2O3 setelah reaksi
V1 . M1 = V2 . M2
10 mL . 0,5 M = 50 mL . M2
10 mL . 0,5 M
M2 = 50 mL

M2 = 0,1 M
Sehingga mol Na2S2O3 :
n
M = V
n
0,1 M = 50 mL

n = 50 mL . 0,1 M
n = 5 mol

b. Waktu paruh
- Percobaan 1 (suhu 35 oC)
1 1
Waktu = waktu = 45,82 s = 0,0218 s -1

- Percobaan 2 (suhu 45 oC)


1 1
Waktu = waktu = 44,77 s = 0,0223 s -1

- Percobaan 3 (suhu 55 oC)


1 1
Waktu = waktu = 22,06 s = 0,0453 s -1

- Percobaan 4 (suhu 65 oC)


1 1
Waktu = waktu = 18,06 s = 0,0553 s -1

- Percobaan 5 (suhu 75 oC)


1 1
Waktu = waktu = 15,01 s = 0,0666 s -1

c. Perhitungan laju reaksi terhadap suhu


Sebelum menghitung laju reaksi, tentukan konstanta terlebih dahulu
[A]
- ln [A]o =-k.t
[0,1]
ln [0,5] = - k . 45,82 s

ln 0,2 = - k . 45,82 s
− 1,609
− 45,82 s
= k

k = 0,0351
Laju Reaksi
V = k [A]
= 0,0351 x 0,5 = 0,01755 mol/L

[A]
- ln [A]o =-k.t
[0,1]
ln [0,5] = - k . 44,77 s

ln 0,2 = - k . 44,77 s
− 1,609
= k
− 44,77 s

k = 0,0359
Laju Reaksi
V = k [A]
= 0,0359 x 0,5 = 0,01795 mol/L

[A]
- ln [A]o =-k.t
[0,1]
ln [0,5] = - k . 22,06 s

ln 0,2 = - k . 22,06 s
− 1,609
= k
− 22,06 s

k = 0,0729
Laju Reaksi
V = k [A]
= 0,0729 x 0,5 = 0,03645 mol/L

[A]
- ln [A]o =-k.t
[0,1]
ln [0,5] = - k . 18,06 s

ln 0,2 = - k . 18,06 s
− 1,609
= k
− 18,06 s

k = 0,0890
Laju Reaksi
V = k [A]
= 0,0890 x 0,5 = 0,0445 mol/L

[A]
- ln [A]o =-k.t
[0,1]
ln [0,5] = - k . 15,01 s

ln 0,2 = - k . 15,01 s
− 1,609
= k
− 15,01 s

k = 0,1071
Laju Reaksi
V = k [A]
= 0,1071 x 0,5 = 0,05355 mol/L
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Dari percobaan diperoleh suhu yang diujikan masing-masing
terhadap Na2S2O3 sebesar 35℃, 45℃, 55℃, 65℃, 75℃.
b. Waktu yang diperlukan untuk masing-masing reaksi adalah 45,82 s,
44,47 s , 22,06 s , 18,06 s , 15,01 s
a. Konstanta laju reaksi diperoleh (0,0351 , 0,0359 , 0,0729 , 0,0890 ,
0,1071)
b. Waktu paruh untuk masing-masing percobaan diperoleh (0,0218 s-1,
0,0223 s-1, 0,0453 s-1, 0,0553 s-1, 0,0666 s-1).
c. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar suhu
pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga
menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Sebaliknya, apabila
semakin kecil suhu pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang
terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semkakin kecil.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk para praktikan adalah agar hati-hati
dalam melakukan praktikum ini agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan seperti kerusakan alat dan lain-lainnya. Praktikan juga
dianjurkan agar teliti dalam menimbang bahan dan alat yang ada agar
hasil yang diperoleh akan baik dan sesuai yang diharapkan.

VII. JAWABAN TUGAS


1. Faktor apa yang mempengaruhi kecepatan reaksi pengendapan koloid
belerang?
Jawaban
Faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi pengendapan belerang ada
dua, yang pertama suhu dan yang kedua katalis dari asam klorida
(HCI). Suhu dapat mempengaruhi kecepatan laju reaksi dikarenakan
meningkatnya suhu akan kenaikan energi rata-rata molekul sehingga
jumlah atau fraksi molekul yang mencapai energi pengaktifan
bertambah. Laju reaksi akan meningkat pula. Sedangkan katalis dapat
menurunkan energi aktivasi dan akan mempercepat terjadinya laju
reaksi.

2. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi ?


Jawaban
Konstanta kecepatan reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi
dengan konsentrasi reaktan. Nilai konstanta reaksi (k) akan semakin
besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan konsentrasi
reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui
analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun
koefisien reaksi.

3. Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri


komentar anda mengenai hal ini!
Jawaban
Menurut saya, hal tersebut tidak benar. Karena terbukti pada hasil
percobaan yang kami peroleh, dimana setiap kenaikan suhu maka laju
reaksi semakin cepat. Saat suhu naik, tumbukan efektif antara partikel
zat yang bereaksi akan semakin cepat sehingga laju reaksinya akan
semakin cepat. Jadi suhu dengan laju reaksi itu berbanding lurus.
Ketika suhu naik maka laju reaksi semakin cepat, dan begitu juga
sebaliknya.

4. Laju reaksi dinyakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai
fungsi suhu (0C)!
Jawaban
1. Kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu (℃).
Kurva Fungsi suhu
0.07

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80

5. Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh!


Jawaban
Dari kurva yang diperoleh menunjukkan, setiap kenaikan suhu
sebanyak 10℃ terjadinya kenaikan laju reaksi. Dalam artian lain, setiap
suhu dinaikan, waktu yang diperlukan untuk bereaksi akan semakin
cepat. Jadi, suhu mempengaruhi kecepatan laju reaksi. Semakin tinggi
suhu semakin cepat bereaksi.

6. Jelaskan contoh pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam kehidupan


sehari hari!
Jawaban
Contoh pengaruh suhu terhadap laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya adalah pembuatan teh, ketika akan melarutkan gula
untuk membuat teh, kita akan menggunakan air panas. Kenapa
demikian? karena, ketika ditambahkan air panas kedalam gelas yang
berisi gula tadi, ternayata gula menjadi cepat larut, hal ini disebabkan
oleh suhu yang tinggi akan mempercepat proses tumbukan efektif
sehingga akan mempercepat laju reaksi terjadinya suatu reaksi.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Andya, Prakoso. 2012. ‘Pengembangan Katalis Kalsium Oksida untuk


Sintesis Biodiesel’. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, Vol.
11, No. 2, 2012, 66-73.

Keenan. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta : PT Bhineka Cipta.

Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia


Terkini. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.

Anda mungkin juga menyukai