Anda di halaman 1dari 12

I.

PENGERTIAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006)
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang
dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis serangan
yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).

II. ANATOMI FISIOLOGI


Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptornyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf
sangat bebasyang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang
tersebar pada kulit danmukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding
arteri, hati, dan kandungempedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons
akibat adanya stimulasi ataurangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat
kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-
macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat
kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrikatau
mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupaimpuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut
yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut
C). Impuls-impulsyang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat
inhibitor yangditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke
spinal melalui akardorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal
horn terdiri atas beberapalapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara
lapisan dua dan tiga terbentuksubstantia gelatinosa yang merupakan saluran
utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang
pada interneuron dan bersambung ke jalurspinal asendens yang paling utama,
yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalurspinothalamus dan spinoreticular
tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifatdan lokasi nyeri. Dari proses
transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,yaitu jalur opiate dan
jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan
reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang
melalui otaktengah dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang
yang berkonduksidengan nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan
neurotransmiter dalamimpuls supresif. Sistem supresif lebih mengaktifkan
stimulasi nociceptor yangditransmisikan oleh oleh serabut A. Jalur nonopiate
merupakan jalur desenden yangtidak memberikan respons terhadap naloxone
yang kurang banyak diketahuimekanismenya (Hidayat, 2009).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya
adalah :
a. Arti nyeri.
Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian
artinyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak
dan lain-lain.Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,seperti usia,
jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi nyeri.
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat sbjektif tempatnya
padakorteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor.
c. Toleransi nyeri.
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapatmempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapatmempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-
obatan,hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian, kepercayaan
yang kuat,dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi
antara lainkelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung
hilang, sakit danlain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri.
Merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri, seperti
ketakutan,gelisah, cemas, menangis dan menjerit. Semua ini merupakan
bentuk respons nyeriyang dapat dipengaruhi oleh beberapa fator, seperti
arti nyeri, tingkat persepsinyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya,
harapan sosial, kesehatan fisik danmental, rasa takut dan cemas, usia dan
lain-lain.
III. NILAI-NILAI NORMAL
1. Skala nyeri menurut Hayward
Skala Keterangan
0 tidak nyeri
1-3 nyeri ringan
4-6 nyeri sedang
7-9 sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktifitas
yang bisa dilakukan
10 sangat nyeri

2. Skala nyeri menurut McGill


Skala Keterangan
1 Tidak nyei
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri hebat
IV. JENIS KELAINAN/GANGGUAN
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,
yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan
otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan,
biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan.
Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom
nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat
dibagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri
terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di
antaranya nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri
psikogenik, nyeri phantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-
lain. Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit
dan jaringandi bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan nyeri
bisa dilihat pada tabel dibawah ini=
Karakteristik Nyeri somatis Nyeri viseral
superfisial Dalam
Kuantitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
membakar nyeri terus nyeri terus,
kejang.
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Toleran, abrasi Toleran, panas Distensi, iritasi
terlalu panas dan kimiawi
dingin
Reaksi otonom Tidak Ya Ya
Refleks kontaksi Tidak Ya Ya
otot
V. PATOFIOLOGI DAN PATHWAYS
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya samapai didalam massa berwarna abu – abu di
medula spinalis. Terdapat tesan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa
hambatan kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks cerebral,
maka otak menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses informasi
tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi kebudayaan
dalam upaya mempersepsikan nyeri. Semua kerusakan seluler disebabkan oleh
stimulus termal, mekanik, kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan
pelepasan substansi yang mengahasilkan nyeri
Chemic, thermik, mekanik

Jejas

Kerusakan nesoseptor ( reseptor )

Nyeri kronik/akut

Ganggaun susah tidur gangguan imobilisasi Gangguan ancietas


VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan
abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan lab sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
4. CT-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pemnuluh darah
yang pecah di otak.
VII. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Monitor TTV
b. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
c. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringan sampai sedang)
d. Kompres hangat
e. Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksaan Medis
a. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang mengandung komponen obat
analgesik seperti gula, larutan garam/normal saline, atau air. Terapi ini
dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor persepsi
kepercayaan pasien.
VIII. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas diri
a. Nama
b. Tanggal dan jam masuk RS
c. Tempat dan tanggal lahir
d. Umur
e. Jenis kelamin
f. Alamat
g. Status perkawinan
h. Agama
i. Suku
j. Pendidikan
k. Pekerjaan
l. No RM
2. Status kesehatan saat ini
a. Alasan masuk rumah sakit
b. Keluhan utama
c. Faktor pencetus
d. Lama keluhan
e. Timbulnya keluhan
f. Faktor yang memperberat
g. Upaya yang sudah dilakukan
h. Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan
i. Diagnosa medik
2. Status kesehatan masa lalu
a. Penyakit yang penah di alami
b. Riwayat dirawat
c. Riwayat operasi
d. Riwayat alergi
e. Imunisasi
f. Obat-obatan yang sering dikonsumsi
4. Riwayat keluarga
a. Gambarkan genogram
b. Riwayat kesehatan keluarga
5. Pengkajian riwayat nyeri
a. Sifat nyeri ( P, Q, R, S, T )
P = provocating (pemacu) dan paliative yaitu faktor yang
meningkatkan atau mengurangi nyeri
Q = Quality dan Quantity
Supervisial : tajam, menusuk, membakar
Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus
Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
R = region atau radiation ( area atau daerah )
S = severty atau keganasan : intensitas nyeri
T = time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.
b. Lokasi
c. Intensitas
d. Kualitas dan karakteristik
e. Waktu terjadinya dan interval
f. Respon nyeri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Faktor yang Batasan karakteristik
keperawatan berhubungan
1 Nyeri a. Agens cidera a. Ekspresi wajah
biologis b. Fokus menyempit
b. Agens cidera c. Eluhan tentang
fisik intensitas menggunakan
c. Agens cidera stardart skala nyeri
kimiawi d. Laporan tentang
perilaku nyeri/
perubahan aktivitas
2 Gangguan rasa a. Gejala terkait a. Ansietas
nyaman penyakit b. Bekeluh kesah
b. Kurang c. Ketidakmampuan untuk
pengendalian relaks
lingkungan
c. Progam
pengobatan
3 Deprivasi tidur a. Ketidaknyaman a. Ansietas
an lama b. Gelisah
c. Keletihan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Nursing outcomes Nursing intervention
keperawatan classifications(NOC) classification (NIC)
1 Nyeri berhubungan 1. Kontrol nyeri 1. Observasi adanya
dengan agens 2. Tingkat nyeri petunjuk nonverbal
cidera kimiawi Kriteria Hasil mengenai
1. Melaporkan ketidaknyamanan
perubahan terutama pada
terhadap gejala mereka yang tidak
nyeri pada dapat berkomunikasi
profesional secara efektif
kesehatan 2. Lakukan pengkajian
2. Melaporkan nyeri nyeri komprehensif
yang terkontrol yang meliputi
3. Menggunakan lokasi, karakteristik,
tindakan durasi, frekuensi,
pengurangan nyeri kualitas, beratnya
tanpa analgesik nyeri dan faktor
4. Mengenali kapan pencetus
nyeri terjadi 3. Berikan informasi
5. Menggambarkan mengenai nyeri
faktor penyebab seperti penyebab
nyeri, berapa lama
nyeri akan
dirasakan, dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akan prosedur.
4. Kolaborasi dengan
pasien, dengan
pasien, orang
terdekat dan tim
kesehatan lainnya
untuk memilih dan
mengimplementsika
n tindakan penurun
nyeri
nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
2 Gangguan rasa
nyaman
berhubungan
dengan program
pengobatan
3 Depivasi tidur 1. Tidur
berhubungan Batasan
dengan karakteristik
ketidaknyamanan 2.
lama
IX. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai