Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNIK PEMERIKSAAN UP-TAKE TYROID

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Kedokteran Nuklir Dasar
Dosen Pengampu : Yeti Kartikasari, S.T., M.Si.,

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
1. Hasiana Rahmani. S (P1337430216005)
2. Sulis Irnawati (P1337430216014)
3. Arif Wicaksono Suprayogi (P1337430216019)
4. M. Zainudhin Ramdhani (P1337430216040)

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNIK RADIOLOGI SEMARANG


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2018

i
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TIROID
2.2 FUNGSI KELENJAR TIROID
2.3 INDIKASI
2.4 KONTRA INDIKASI
BAB III TEKNIK PEMERIKSAAN UP TAKE TIROID
3.1 PROSEDUR PEMERIKSAAN UP TAKE TIROID
3.2

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kepada Allah Yang Maha


Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Teknik
Pemeriksaan Kedokteran Nuklir Up-Take Tyroid”.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang
telah membantu baik dukungan moril maupun materiil dan yang memberikan
motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya.
Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang , 02 Februari 2018

Penulis ,

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan jaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
dunia kesehatan dituntut untuk dapat mengatasi jenis-jenis penyakit yang timbul,
diantaranya harus mampu memberikan diagnosa yang akurat dan dapat
ditegakkan terhadap kasus-kasus yang dihadapi dengan pemeriksaan radiologi
antara lain dengan adanya pemeriksaan radiologi konvensional dengan media
kontras atau tidak, pemeriksaan Ultrasonography (USG), pemeriksaan Nuklir,
pemeriksaan Computed Tomography Scan (CT Scan), Fluoroscopy, maupun
Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Perkembangan ilmu diagnostik kedokteran dengan menggunakan bahan-
bahan radioaktif agak lamban bila dibandingkan dengan pemeriksaan canggih
lainnya. Pemeriksaan kedokteran nuklir juga digunakan dalam pemeriksaan
dinamika organ tubuh seperti otak, tiroid, hati, ginjal, dan sebagainya.
Dengan pencitraan seluruh tubuh, maka metastasis atau infeksi ditulang
dapat dideteksi lebih dini dibandingkan dengan pemeriksaan klinis.
Di negara kita, perkembangan kedokteran nuklir masih sangat bergantung pada
produksi radioisotop .
Pada saat ini dibeberapa pusat penelitian sedang dikembangkan
pemakaian isotop selain untuk keperluan diagnostik juga untuk terapi dengan
ikatan antibodi tertentu. Salah satu pemerikasan kedokteran nuklir di ilmu
radioterapi adalah scanning dan up-take kelenjar gondok (Tiroid up-take).
Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengkaji lebih jauh tentang
pemeriksaan kedokteran nuklir di ilmu radioterapi pada salah satu organ
endokrin yaitu kelenjar tiroid (Tiroid up-take), penulis mengangkatnya pada
makalah dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN KEDOKTERAN NUKLIR
TIROID UP-TAKE”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu sebagai betikut :
1.2.1 Apa saja Anatomi dan fungsiologi dari Tiroid?
1.2.2 Bagaimana prosedur pemeriksaan kedokteran nuklir Kelenjar tiroid (Tiroid
up take)?
1
1.2.3 Indikasi apa saja yang terjadi pada Kelenjar tiroid (Tiroid up-take) ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kedokteran Nuklir.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui anatomi dan fisiologis kelenjar tiroid.
- Mengetahui prosedur pemeriksaan kedokteran nuklir Kelenjar tiroid
(Tiroid up-take).
- Mengetahui gambaran indikasi dari Kelenjar tiroid (Tiroid up-take).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Tiroid


Tiroid berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘’ perisai ‘’ , merupakan salah
satu kelenjar terbesar beratnya mencapai 2-3 gram pada anak-anak dan 18-60
gram pada dewasa.
Berbentuk seperti kupu-kupu dan terdiri dari 2 lobus berkapsul, dihubungkan
oleh isthimus (jembatan antara dua lobus tiroid, terletak disisi anterior leher di
bawah kartilago tiroid) yang menyilang trakea di bawah kartilago krikoid.
Terletak tepat di bawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea. Kelenjar
tiroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai thoracalis 1,
terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus
berbentuk seperti buah pear, dengan apeks di atas sejauh linea oblique lamina
cartilage thyroidea, dengan basis di bawah cincin trakea 5 atau 6. Kelenjar tiroid
mempunyai panjang ± 5 cm, lebar 3 cm, berdiameter vertical 2-3 cm dan
tebalnya 1cm. Volume kelenjar tyroid dapat diperkirakan dengan USG yaitu
berkisar antara 10-30 ml pada orang normal.
Kelenjar tiroid laki – laki lebih besar daripada wanita dan dalam keadaan
normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara 10 sampai 20 gram.
Aliran darah kedalam
tiroid per gram
jaringan kelenjar
sangat tinggi (± 5
ml/menit/gram tiroid).

3
Jika diamati lebih lanjut secara mikroskopik, ada beberapa struktur
penyusun kelenjar tiroid. 3 struktur penyusun utamanya adalah :
1. Folikel Tiroid
Folikel tiroid adalah kumpulan sel kecil yang diameternya antara 0,02
sampai 0,9 mm. Folikel tiroid ini merupakan komponen utama untuk
menjalankan fungsi tiroid. Folikel tiroid memiliki banyak pembuluh
darah, pembuluh saraf dan pembuluh limfe yang mengelilingi intinya.
Inti dari folikel tiroid ini merupakan protein prekursor hormon tiroid
yang kita sebut dengan thyroglobullin.
2. Sel Folikular
Inti dari folikel tiroid diselimuti oleh lapisan sel yang disebut
follicular sel. Ketika distimulasi oleh Thyroid Stimulating Hormon
(TSH), maka mereka akan mesekresikan hormon tiroid T3 dan T4.
Bentuk dari follicular sel bermacam macam tergantung dari
keaktifannya, ada yang berbentuk datar, kuboid, atau kolumnar.
3. Sel Parafolikular
Sel parafolikular atau juga yang sering disebut dengan “sel C”,
merupakan sel minoritas yang memproduksi kalsitonin. Kalsitonin ini
berperan dalam homeostasis kalsium.
Tiroid terdiri dari nodula-nodula yang tersusun dari folikel-
folikel kecil yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh suatu jaringan
ikat. Setiap folikel dibatasi oleh epitel kubus dan diisi oleh bahan
proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid. Sel-sel epitel

4
folikel merupakan tempat sintesis hormon tiroid dan mengaktifkan
pelepasannya dalam sirkulasi.
Zat koloid, triglobulin, merupakan tempat hormon tiroid
disintesis dan pada akhirnya disimpan. Dua hormon tiroid utama yang
dihasilkan oleh folikel-folikel adalah tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Sel pensekresi hormon lain dalam kelenjar tiroid yaitu sel
parafolikular yang terdapat pada dasar folikel dan berhubungan dengan
membran folikel, sel ini mensekresi hormon kalsitonin, suatu hormon
yang dapat merendahkan kadar kalsium serum dan dengan demikian
ikut berperan dalam pengaturan homeostasis kalsium.Tiroksin (T4)
mengandung empat atom yodium dan triiodotironin (T3) mengandung
tiga atom yodium. T4 disekresi dalam jumlah lebih banyak
dibandingkan dengan T3, tetapi apabila dibandingkan milligram per
milligram, T3 merupakan hormon yang lebih aktif daripada T4.

2.2 Fungsi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid memiliki 3 fungsi yaitu :
1. mengumpulkan dan memindahkan iodium;
2. membentuk triglobulin dan mngeluarkan ke dalam koloid;
3. dan mengeluarkan hormone tiroid dan triglobulin dan mensekresikan ke
dalam sirkulasi darah.
Fungsi utama dari kelenjar tiroid adalah untuk memproduksi hormon
yang dapat mengatur kecepatan metabolisme tubuh. Karena berhubungan
dengan proses metabolisme tubuh, maka kelenjar tiroid akan mempengaruhi
banyak proses vital yang terjadi di dalam tubuh, beberapa proses tersebut
antara lain adalah :
1. Peningkatan denyut jantung, curah jantung dan laju pernapasan
seseorang.
2. Peningkatan konsumsi oksigen dan tingkat pengeluaran energi tubuh.
3. Meningkatkan penyerapan glukosa oleh usus dan meningkatkan
produksi glukosa oleh hati.
4. Penting untuk portumbuhan dan pematangan sistem saraf pusat.
5. Mempengaruhi siklus menstruasi seseorang.
6. Mempercepat pembersihan kolesterol dari plasma.

5
2.3 Mekanisme Kerja Kelenjar Tiroid Dalam Mensekresikan Hormon
Kelenjar tiroid memerlukan yodium untuk mensekresikan hormon tiroid
dalam skala yang normal. Yodium diperlukan sebagai bahan dasar untuk
membuat hormon tiroid. Tubuh memiliki mekanisme unik untuk
menyesuaikan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Awalnya Hipotalamus akan
menghasilkan Tyrotropin Releasing Hormone yang akan merangsang
kelenjar hipofisis (pituitari) mengeluarkan Thyroid Stimulating Hormone
(TSH). Sesuai dengan namanya TSH berfungsi untuk menstimulasi kelenjar
tiroid untuk mensekresikan hormon tiroid dalam darah. Penting untuk
menjaga keseimbangan hormon tiroid dalam tubuh, Keadaan tubuh dimana
tidak memiliki hormon tiroid yang cukup disebut hipotiroid, sedangkan
keadaan dimana tubuh memiliki terlalu banyak hormon tiroid disebut
hipertioid.
Ada dua bentuk hormon tiroid yang dapat ditemukan dalam tubuh, yaitu :
1. Tiroksin (T4)
Tiroksin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
yang memiliki efek ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh secara
langsung. Di dalam hati dan beberapa organ lain, T4 akan dirubah
menjadi T3 agar kerjanya lebih efektif dan efisien.
2. Tri-iodothyronin (T3)
Tri-iodothyronin merupakan bentuk aktif dari Tiroksin. T3 ini
merupakan bentuk aktif dari Tiroksin (T4) yang kerjaya lebih cepat,
efektif dan efisine. Perubahan T4 menjadi T3 terjadi di dalam hati dan
beberapa organ lain.
Selain 2 hormon tersebut, kelenjar tiroid juga memproduksi hormon
kalsitonin, yaitu hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium
dalam darah. Sel yang bertanggung jawab untuk produksi ini adalah
parafolikular sel. Kalsitonin dapat menurunkan pelepasan protein dari
tulang dengan menurunkan aktivitas osteoklas di tulang tersebut.

2.4 Indikasi

2.5 Kontra indikasi

Anda mungkin juga menyukai