Fix Stopsite 5-7
Fix Stopsite 5-7
STOPSITE 5
2.5.1. Litologi
Pada stopsite ini terdapat singkapan batupasir vulkanik dengan butiran halus
pada bagian bawah serta mengkasar ke bagian atas.. Batupasir Vulkanik pada
stopsite 5 ini memiliki deskripsi litologi warna abu – abu, dengan ukuran butir Pasir
sedang (0,25 mm – 0,5 mm), bentuk butir rounded, Derajat pemilahan terpilah baik,
kemas tertutup, Fragmen: Lithik, Matriks: Kuarsa, Plagioclase Feldspar dan Klorit,
Semen: Silika, dengan struktur diffuse lamination.
2.5.2 Stratigrafi
Pada kala oligosen terjadi peningkatan aktivitas gunung api di pulau Jawa,
akibat letusan eksplosif tersebut menyebabkan terendapkannya endapan
vulkaniklastik seperti batupasir tufan dan tuf. Dijumpainya batuan detritus halus
dengan struktur sedimen diffuse lamination yang menunjukkan bahwa endapan ini
diendapkan pada arus turbid low densiti yang dipengaruhi lereng pada laut dalam.
Gambar 2.5.1 Litologi batupasir vulkanik Formasi Arjosari dengan struktur diffuse lamination
2.6.1. Litologi
Pada stopsite 6 ini dijumpai batuan vulkaniklastik berupa breksi vulkanik dan
lava basalt Formasi Mandalika dan batuan beku andesit berupa intrusi dyke dan
batuan beku basalt berupa intrusi sill. Batuan vulkaniklastik yang dijumpai memiliki
warna putih kehijauan, dengan struktur masif dan tekstur ukuran butir lapili-
aglomerat, bentuk butir subrounded, pemilahan buruk, kemas grain supported,
memiliki komposisi klorit, zeolit, debu vulkanik dengan nama batuan breksi vulkanik /
lapili. Batuan ini sudah berwarna kehijauan yang diakibatkan oleh banyaknya
komposisi klorit sehingga dapat dikatakan bahwa batuan vulkaniklastik ini sudah
mengalami kloritisasi atau termasuk alterasi propilitik.
Lava yang dijumpai yaitu lava basalt dengan warna hitam, struktur lava
bantal, vesikuler, tekstur derajat kristalisasi hipokristalin, derajat granularitas fanerik
halus-afanitik, bentuk kristal anhedral, relasi inequigranular vitroverik, komposisi
mineral piroksen 20%, zeolit 20%, plagioklas 10% dan massa dasar gelas 50%.
Zeolit pada lava basalt merupakan mineral sekunder hasil dari alterasi hidrotermal
yang mengisi pada lubang lubang gas yang ada pada permukaan lava.
Batuan beku andesit memiliki warna abu-abu kehijauan, struktur masif dan
sebagian memiliki struktur columnar joint, tekstur derajat kristalisasi hipokristalin,
derajat granularitas fanerik halus-afanitik, bentuk kristal anhedral, relasi
inequigranular vitroverik, memiliki komposisi mineral klorit, plagioklas, pyrit dan
massa dasar gelas. Batuan beku andesit ini sudah banyak mengandung klorit yang
berarti telah mengalami ubahan kloritisasi. Batuan beku Basalt memiliki warna hitam,
struktur masif, tekstur derajat kristalisasi hipokristalin, derajat granularitas fanerik
halus-afanitik, bentuk kristal anhedral, relasi inequigranular vitroverik, memiliki
komposisi mineral yang dapat diamati yaitu piroksen, plagioklas dan massa dasar
gelas.
2.6.2. Stratigrafi
Secara stratigrafi hubungan breksi vulkanik dan lava basalt yang termasuk ke
dalam Formasi Mandalika dengan batuan beku andesit adalah cross cutting
relationship. Begitu juga intrusi sill basalt yang merupakan intrusi yang kedua
menerobos breksi vulkanik dan andesit juga memiliki hubungan stratigrafi cross
cutting relationship terhadap batuan yang lebih tua di lokasi pengamatan ini.
Pada Sungai Grindulu dijumpai adanya bidang sesar dan disertai dengan
kekar-kekar penyerta berupa shear fracture dan gash fractue. Sesar Sungai Grindulu
memiliki kedudukan bidang sesar N 176° E/ 78°.
Adanya struktur geologi seperti kekar dan sesar menjadi zona lemah untuk
terjadinya intrusi pada daerah ini. Intrusi yang dijumpai yaitu intrusi andesit berupa
dyke pada lokasi ini membentuk columnar joint. Adanya intrusi basalt berupa sill
yang mengintrusi dyke andesit mengakibatkan adanya larutan hidrotermal, kekar-
kekar menjadi jalur larutan hidrotermal dan menyebabkan batuan disekitarnya yaitu
intrusi dyke dan breksi vulkanik mengalami alterasi hidrotermal berupa kloritisasi
atau propilitik dengan mineral dominan yang dijumpai yaitu mineral klorit.
2.6.5. Foto-foto
Sill
25
Gambar 2.6.3 Kenampakan lava basalt pada stopsite 6
2.7 STOPSITE 7
2.7.1. Litologi
Pada stopsite 7 dijumpai litologi berupa singkapan batuan beku yang memiliki
tekstur porfiritik dengan fenokris berupa feldspar serta kuarsa yang tertanam dalam
gelas yang mengalami devitrivikasi. Pada singkapan stopsite 7 ini memperlihatkan
struktur columnar joint.
2.7.2. Stratigrafi
Secara stratigrafi pada stopsite ini termasuk pada Formasi Mandalika
(Tomm): tersusun oleh perselingan breksi, batupasir, serta lava bantal diendapkan
pada lingkungan laut dalam. Formasi Arjosari dan Formasi Mandalika sebelumnya
oleh Sartono (1964) dinamakan Formasi Besole. Djohor, (1993) meneliti singkapan
di K.Grindulu (Pacitan-Tegalombo) menyimpulkan urutan Formasi Besole yang
tersingkap di daerah tersebut adalah sebagai berikut: bagian bawah terdiri dari
breksi volkanik (piroklastik), batupasir tufan (greywacke), sisipan crystal tuf, dan
dibeberapa tempat dijumpai intrusi (korok dasit). Bagian tengah tersusun oleh lava
dasitik, tuf dasitik, breksi vulkanik, batupasir vulkanik, dan sisipan lava basaltik
dengan kekar-kekar kolom, dibeberapa tempat dijumpai intrusi korok berkomposisi
basaltis, dan dasitik. Bagian atas didominasi oleh batuan olkanoklastik (perulangan
konglomerat, batupasirtufan, tuf, dengan sisipan breksi dan batulempung. Didapat
intrusi berupa volcanic neck berkomposisi andesitik. Juga dijumpai sisipan tipis
batulempung gampingan yang mengandung foraminifera planktonik serta bongkah
batugamping berukuran mencapai ±1 m di dalam tubuh tuf.
2.7.3 Struktur
2.7.5. Foto-foto