Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPRAWATAN ANAK DENGAN DHF

(Dengue Hemorrhagik Fever)

Dibuat untuk memenuhi tugas Keprawatan Anak II

Dosen : Fiki Wijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :

1. Rizqi Farras Assyifa (010117A093)


2. Shindyta Tiara Zulvi (010117A097)
3. Tri Ismi Nurul Afifah (010117A108)

FAKULTAS KEPRAWATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah yang berjudul ASKEP DENGAN ANAK DHF (Dengue
Haemorrhagik Fever) dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang askep anak pada
klien DHF dan sekaligus memenuhi tugas mahasiswa S1 Keprawatan yang mengikuti mata
kuliah Keprawatan Anak II.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami dapat bimbingan, arahan, koreksi
dan saran. Untuk itu rasa terimakasih sedalam-dalamnya kami sampaikan :

1. Dosen pengampu mata kuliah Keprawatan Anak II


2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini ada kekurangan dan kelebihan, kami mohon saran dan kritik supaya
kedepan lebih baik dari sebelumnya.

Ungaran, 5 September 2019

Kelompok 17
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

1) Konsep Dasar
2) Definisi dari DHF
3) Etiologi dari DHF
4) Patofisiologi dari DHF
5) Manifestasi klinis dari DHF
6) Pemeriksaan diagnostik dari DHF
7) Pemeriksaan penunjang dari DHF
8) Penatalaksanaan dari DHF

BAB III ASUHAN KEPRAWATAN

BAB IV PENUTUP

KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit DBD dapat muncul
sepanjang tahun (Kemenkes, 2015). DBD dapat menyerang semua kelompok umur,
namun DBD masih merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak. DBD sering
terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dengan tingkat serangan tertinggi dalam
umur 5-9 tahun (Rahma, 2011).
World Health Organization (WHO) (2016) tahun 2015, menyebutkan bahwa wabah
demam berdarah tersebar di seluruh dunia. Filipina melaporkan lebih dari 169.000 kasus
dan Malaysia melebihi 111.000 kasus dugaan demam berdarah, meningkat 59,5% dan
16% dalam jumlah kasus tahun sebelumnya. Diperkirakan 500.000 orang dengan
dengue parah memerlukan rawat inap setiap tahunnya, sebagian besar di antaranya
adalah anak-anak. Sekitar 2,5% dari mereka tidak dapat diselamatkan (meninggal
dunia).
Kementerian Kesehatan menyebutkan hingga akhir Februari tahun 2016, kejadian luar
biasa (KLB) penyakit DBD dilaporkan ada di 12 Kabupaten dan 3 Kota dari 11 Provinsi
di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah penderita DBD di Indonesia
pada bulan Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah
kematian 108 orang Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia pada usia
5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25% (Kemenkes RI,
2016). DBD pada anak dapat menunjukkan gejala demam tinggi dan mendadak disertai
sakit kepala, nyeri sendi atau otot, dan muntah. Gejala khas DBD berupa perdarahan
pada kulit atau tanda perdarahan lainnya seperti purpura, perdarahan konjungtiva,
epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi, hematemesis, melena
(Susilaningrum dkk, 2013).
Kemenkes RI (2010), menyebutkan bahwa tanda bahaya DBD adalah nyeri perut,
muntah berkepanjangan, terdapat akumulasi cairan, perdarahan mukosa, letargi, lemah,
pembesaran hati > 2 cm, kenaikan hematokrit seiring dengan penurunan jumlah
trombosit yang cepat.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyakit DHF dan dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam praktik keprawatan baik di
Rumah Sakit maupun luar Rumah Sakit.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui dan Memahami definisi dari DHF.
b. Mengetahui dan Memahami etiologi dari DHF.
c. Mengetahui dan Mengetahui klasifikasi dari DHF.
d. Mengetahui dan Memahami patofisiologi dari DHF.
e. Mengetahui dan Memahami manifestasi klinis dari DHF.
f. Mengetahui dan Memahami pemeriksaa diagnostik dari DHF.
g. Mengetahui dan Memahami pemeriksaan penunjang DHF.
h. Mengetahui dan Memahami penatalaksanaan dari DHF.
i. Mengetahui dan Memahami asuhan keperawatan DHF pada anak.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari DHF ?
2. Bagaimana etiologi dari DHF ?
3. Apa saja klasifikasi DHF ?
4. Bagaimana patofisiologi dari DHF ?
5. Apa manifestasi klinis dari DHF ?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari DHF ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari DHF ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari DHF ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan DHF pada anak ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR DHF


A. Definisi DHF (Dengue Haemorhagic Ferver)
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegepty (Suriadi & Yuliana, 2006).
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit virus yang tersebar luas di
seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak
berusia di bawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang
penyakit virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia, sedangkan penularannya
adalah nyamuk Aedes (Soedarto, 2009).
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit infeksi yang masih menimbulkan
masalah kesehatan di negara sedang berkembang, khususnya indonesia. Dengue
Haemorhagic Fever adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. ( Suriadi.
2010 ).
B. Anatomi Fisiologi
Darah merupakan salah satu komponen penting Yang ada di dalam tubuh manusia.
Sebab darah berfungsi, mengalirkan zat – zat atau nutrisi yang di butuhkan tubuh,
kemudian mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk di buang. ada empat
fungsi utama darah, yaitu memberikan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh,
membawa nutrisi, membersihkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat antibody.
- Komposisi darah
Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang yang tersangkut di dalam cairan
kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang
mengandung sari makanan, protein, hormone, dan endapan kotoran selain sel-sel
darah.
Ada 3 jenis sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keeping darah (trombosit).Sel darah merah dan sel darah putih di sebut juga korpuskel
a) Sel darah merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah
tersusun atas sel darah merah yang di hasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1
cm kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi
setiap hari mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin
tua semakin rapuh, kehilangan bentuk dan ukurannya menyusun menjadi sepertiga
ukuran mula-mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya
yang merah cerah disebabkan oleh oksigen yang di serap dari paru-paru. Pada saat
darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan
mengikat karbondioksida.
b) Sel darah putih
Sel darah putih jauh lebih besar dari pada sel darah merah jumlahnya dalam
setiap 13 darah adalah 4000-10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah
putih memiliki inti (nucleus). Sebagian sel darah putih bisa bergerak di dalam
aliran darah, membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai system ketahanan
tubuh.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang penting. Sel
darah putih yang terbanyak adalah neutrofil (+60%). Tugasnya adalah memerangi
bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung,
lalu butir-butir didalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan
dan mencegah bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung +5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi
bakteri, mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa
sel yang rusak. Basofil yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk
mencegah terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20 s\d 30%
kadungan sel darah putih adalah trombosit. Tugasnya adalah menghasilkan
antibody, suatu protein yang membantu tubuh memerangi penyakit. Monosit
bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah
putih.
- Fungsi darah
Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut
(pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran oksigen pada
tubuh :
a) Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah
b) Darah yang di pompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru
melepaskan CO2 dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri
c) O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri
d) Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung
membawa oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke
jantung membawa karbondioksida.
e) Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa
karbondioksida menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen
dibawa ke jantung
C. Etiologi
Penyebab penyakit DHF adalah virus dengue. Virus dengue ini terutama
ditularkan melaui vektor nyamuk Aesdes aegypti. Jenis nyamuk ini terdapat hampir
diseluruh Indonesia kecuali ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan laut. Di
Indonesia, virus tersebut sampai sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe
virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses
(Arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-3 merupakan
penyebab terbanyak di Indonesia. Infeksi salah satu serotipe menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotipe lain (Nursalam dkk, 2008).
D. Klasifikasi
DHF dibedakan menjadi 4 yaitu:
Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan
satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji turniquet positif.
Derajat II seperti derajat I disertai perdarahan
spontan di kulit dan perdarahan lain
Derajat III ditemukan kegagalan sirkulasi darah
dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi menurun atau hipotensi
disertai kulit yang dingin dan lembab,
gelisah.

Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan


darah tidak dapat di ukur.
Derajat I dan II disebut DHF tanpa reanjatan, Derajat III dan IV disebut DHF dengan
renjatan atau DSS (WHO, 2017).

E. Patofisiologi
Virus dengue yang pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes dan menginfeksi pertama kali memberi gejala Dengue Fever.
Pasien akan mengalami gejala viremia seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,
pegal seluruh badan, hyperemia ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang
mungkin terjadi pada Retikulo Endotelia System (RES) seperti pembesaran kelenjer
getah bening, hati, dan limfa. Reaksi yang berbeda nampak bila seseorang
mendaparkan infeksi berulang dengan tipe virus yang berlainan. Hal ini disebut the
secondary heterologous infection atau the sequential infection of hypothesis. Re-
infeksi akan menyebabkan suatu rekasi anamnetik antibody, sehingga menimbulkan
konsentrasi kompleks antigen antibody (kompleks virus antibody) yang tinggi
(Wijaya & Putri, 2016).
Akibat aktivitas C3 dan C5 akan dilepaskan C3a dan C5a, 2 peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler/vaskuler sehingga cairan
dari intravaskuler keluar ke ekstravaskuler atau terjadinya perembesaran plasma
akibat pembesaran plasma terjadi pengurangan volume plasma yang menyebabkan
hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan
renjatan.
Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai
30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma yang
tidak dengan segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan
berakhir dengan kematian.
Trombositopenia terjadi akibat meningkatnya destruksi trombosit. Penyebab
peningkatan destruksi trombosit tidak diketahui, namun beberapa faktor dapat
menjadi penyebab seperti yaitu virus dengue, komponen aktif systemkomplemen, dan
kerusakan sel endotel. Trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan
system koagulasi dianggap sebagai penyebab utama perdarahan pada DBD
(Soedarmo dkk, 2008).
Pathway

F. Manifestasi klinis
Penyakit DBD ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas disertai
gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan,
punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala-gejalatersebut menyerupai influenza biasa.
Pada hari ke-2 dan ke-3 demam munculbentuk perdarahan yang beraneka ragam
dimulai dari yang paling ringanberupa perdarahan dibawah kulit (petekia atau
ekimosis), perdarahan gusi, epistaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah
darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga hematuria massif.
Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat demam telah
menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda – tanda anak menjadi makin lemah,
ujung – ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin, dan lembap. Denyut nadi terasa
cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau
kurang.
Gejala klinis untuk diagnosis DHF, sebagai berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas.
2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah
satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, melena atau hematemesis.
3. Pembesaran hati ( sudah dapat diraba sejak permulaan sakit).
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun (
menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik
menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul
sianosis disekitar mulut.

G. Pemeriksaan penunjang
 Darah
1) Trombosit menurun
2) HB meningkat 20%
3) HT meningkat 20%
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5) Protein darah rendah
6) Ureum PH bisa meningkat
7) NA dan CL rendah
 Serology : HI(hemaglutination inhibition test).
1) Rongten thorax : efusi pleura
2) Uji test tourniket (+)
H. Pemeriksaan Diagnostik
1) Darah lengkap
- Hemokonsentrasi (hematokritnmeningkat 20% / lebih)
- Trombositopenia 100.000/mm3 atau kurang
- Hemoglobin meningkat lebih dari 20%
- Leukosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga
- Protein rendah (hipoprotrinemia)
I. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Terapeutik
2) Tirah baring
3) Pemberian makanan lunak
4) Pemberian cairan melalui infus
5) Pemberian obat-obatan : antibiotic, antiseptik
6) Anti konvulsi jika terjadi kejang
7) Monitor ttv
8) Priksa HB, HT dan Trombosit setiap hari.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DAN DHF

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang di lakukan perawat untuk mendapatkan data
yang di butuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan. Pengkajian pada pasien
dengan “DHF” dapat di lakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan
pemeriksaan fisik. Adapun tahap-tahapnya meliputi:
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien
 Kaji riwayat keperawatan
 Kaji adanya peningkatan suhu tubuh , tanda-tanda pendarahan,
mual,muntah,tidak nafsu makan,nyeri ulu hati,nyeri otot dan sendi, tanda-
tanda syok(denyut nadi cepat dan lemah , hipotensi, kulit dingin dan lembab
terutama pada ekstrimitasi, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah
panas tinggi dan anak lemah.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil.
Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, anak anak semakin lemah.
Kadang – kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual,
muntah anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri oto dan
persendian, nyeri ulu hati dan pergerakkan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit,
c) Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
d) Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita DBD dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat beberapa faktor
predisposisinya. Anak yang menderita DBD sering mengalami keluhan mual,
muntah, dan nafsumakan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak
disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan dapat
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
e) Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju kamar)
f) Pola kebiasaan
1. Nutrisi dan metabolisme
Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang.
2. Eliminasi alvi (buang air besar)
3. Anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara pada DHF grade IV bisa
terjadi melena.
4. Eliminasi urin (bang air kecil)
Pada anak DHF akan mengalami urine output sedikit. Pada DHFgrade IV
sering terjadi hematuria.
5. Tidur dan istirahat
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam 10.00-
12.00 dan sore hari pada jam 16.00-18.00. Anak biasanya sering tidur pada
siang hari dan pada sore hari ,tidak memakai kelambu dan tidak memakai
lotion anti nyamuk.
6. Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung
kurang terutama untuk memebersihkan tempat sarang nyamuk aedes
aegypti, dan tidak adanya keluarga melakukan 3m plus yaitu menutup,
mengubur, menguras dan menebar bubuk abate.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul
1) Hipertermia
2) Nyeri akut
3) Kekurangan volume cairan
4) Ketidakefektifan pola nafas
4. Intervensi keprawatan
Diagnosa Nanda NIC NOC

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh
dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia
di bawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit
virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia, sedangkan penularannya
adalah nyamuk Aedes (Soedarto, 2009).
Penatalaksanaan keperawatan :
a. Perawatan pasien DHF derajat I
Berikan minum 1,5-2 liter dalam 24 jam. Obat-obatan harus diberikan tepat
waktunya disamping kompres hangat jika pasien demam.
b. Perawatan pasien DHF derajat II
Lebih baik jika pasien segera dipasang infus. Bila keadaan pasien sangat
lemah infus lebih baik dipasang pada dua tempat. Pengawasan tanda vital,
pemeriksaan hematokrit dan hemoglobin serta trombosit.
c. Perawatan pasien DHF derajat III dan IV (DSS)
Untuk meringankan pasien dibaringkan semi-fowler dan diberikan
O2.Pengawasan tanda vital dilakukan setiap 15 menit terutama tekanan darah,
nadi dan pernapasan. Pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit tetap dilakukan
secara periodik dan semua tindakan serta hasil pemeriksaan dicatat dalam
catatan khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai