Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kasus
Hipertensi Heart Disease
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dokumentasi
Keperawatan
Disusun Oleh :
Wulan Yulianti 102018019
Salsabela N 102018020
Amelia Yulia N 102018021
Widya Anjani 102018022
Yandi Kurniawan 102018032
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah asuhan keperawatan pada kasus hhd.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi tetap menjadi masalah kesehatan dunia dan mengakibatkan
peningkatan mortalitas maupun morbiditas penderitanya. Penderita hipertensi
dapat mengalami peningkatan tekanan darah yang mendadak, dimana keadaab
ini disebut krisis hipertensi. Yang ditakutkan dari krisis ini adalah kerusakan
organ target yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kematian akibat
hipertensi.
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal
yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas tekanan
darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan
darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas tersebut
untuk orang dewasa di atas 18 tahun) (Adib, 2009).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah kalimat pertanyaan yang diangkat untuk merumuskan
suatu permasalahan. Adapun rumusan masalah kali ini adalah :
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan adalah kaliamat yang menjawab rumusan masalah yang akan
dibahas. Adapun tujuan penulisan sebagai beriikut.
1. Untuk mengetahui pengertian HHD;
2. Untuk mengetahui penyebab HHD;
3. Untuk mengetahui Jenis HHD;
4. Untuk mengetahui gambaran klinis HHD;
5. Untuk mengetahui perangkat diagnostik pada HHD;
6. Untuk mengetahui komplikasi pada HHD;
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan pada HHD;
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus HHD.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertens harus bersifat spesifik usia. Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure yang ke 7 telah mempublikasikan revisi panduan nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik yang optimal dan hipertensif. Pada
umumnya, tekanan yang dianggap optimal adalah kurang dari 120 mmlg untuk
tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara tekanan yang
dianggap hipertensif adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolk dan lebih dari 90
mmHguntuk diastolik. Istilah "prahipertensi ada tekanan darah antara 120 dan
139 mmHg untuk sistolik dan 80 dan 89 mmHg untuk diastolik. Untuk individu
terutama yang memiliki faktor risiko kardiovaskular bermakna, termasuk
riwayat yang kuat dalam keluarga untuk infark miokard atau stroke, atau riwayat
dia betes pada individu, bahkan pada nilai prahipertensif dianggap terlalu tinggi.
B. Penyebab Hipertensi
Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume
sekuncup, dan TPR, peningkatah salah satu dari ketiga variabel yang tidak
dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
D. Jenis Hipertensi
Hipertensi sering diklasifikasi menjadi hipertensi primer atau sekunder,
berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat diidenti- fikasi. Kebanyakan
besar kasus hipertensitidak diketahuipenyebabnya dan disebut hipertensi primer
atau esensial. Apabila penyebab hiper- tensi dapat diketahui dengan jelas,
discbut hipertensi sekunder
Hipertensi Sekunder
Salah satu contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapa bersifat kongenital atau
akibat aterosklerosis. Stenosis arteri renais menurunkan aliran darah ke ginjal
schingga terjadi pengaktifan baro- reseptor, ginjal, perangsangan pelepasan
renin, dan perbei angiotensin I1. Angiotensin II secara langsung meningkatkan
tekanan darah dengan meningkatkan TPR, dan secara tidak langsung dengan
meningkatkan sintesis aldosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena diangkat,
tekanan darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekuder antara lain adalah feokro mositoma,
yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan
peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume selruncup, dan penyakit
Cushing, yang menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam
dan peningkatan TPR karena hipersensitivitas sistem saraf simpatis.
Aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebabnya)
dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai
hiper tensi sekunder
Hipertensi pada wanita hamil berisiko untuk ibu dan janinnya Empat kategori
hipertensi pada kchamilan telah diidentifikasi oleh National Institutes of Health
Working Group on Fligh Blood Pressure in Pregnancy hipertensi gestasional,
hipertensi kronis, preeklams-eklamsi, dan pre- eclampsia superimposed pada
hipertensi kronis.
E. Perangkat Diagnostik
1. Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmo anometer
akan memperlihatkan peningkatan tekanan sitstolik dan diastolik jauh
sebelum adanya gejala penyakit.
2. Dijumpai proteinuria pada wanita preeklamsi.
F. Komplikasi
Lihat halaman C9 untuk ilustrasi komplikasi umum.
1. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri otak yang mengalami
terosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma.
2. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardum atau apabila terbentuk
trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada
hipertensi kronis dan hipertrof ventrikel, kebutuhan oksigen miokardum
mungkin tidak dapat di- penuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Demikian juga, hipertrofi ventrikel dapat
menyebabkan pe rubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel
sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko
pembentukan bekuan
3. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus, aliran darah
ke unit fungsional ginjal, yaitu nefrun akan terganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipolesik dan kematian. Dengan rusaknya membran glonerulus,
protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma
berkurang dan menycbabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi
kronis.
4. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutamap hipertensi maligna
(hipertensi yang meningkat cepat dan ber bahaya). Tekanan yang sangat
tinggi pada kelainan ini menyebab kan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.
Neuron-neuron di sekiranya kolaps dan terjadi koma serta kematian
5. Kejang dapat terjadi pada wanita preeklansi. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat, kernudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu
mengalami kejang selama utau sebelum proses persalinan.
G. Penatalaksanaan
Untuk mengobati hipertensi, dapat dilakukan dengan menurunkan kecepatan
denyut jantung, volume sekuncup, atau TPR. Intervensi fannakologis dan
nonfarmakologis dapat membantu individu mengurangi tekanan darahnya.
Seorang perempuan usia 56 tahun di rawat di rumah sakit dengan keluhan utama
sesak dan nyeri Pada seluruh area perut, tidak menjalar kadang malam hari sehingga
pasien merasa terganggu. Tiga mninggu sebelum ke rumah sakit, perut membesar
secara cepat sampai seukuran hamil 9 bulan.
Riwayat hipertensi setaun yang lalu berobat dengan BPJS. Pasien berkata sedih
pemyakitnya tak kunjung sembuh juga membaik dan ingin pulang saja.pasien suka
makanan yang asin dan jarang makan sayur.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb 6, gr/dl
Leukosit 12.000 gr/dl
Albumin 1,6 gr/dl
Protein total 4,5 meq/L
LDH 523 U/L
Ureum 113gr/dl
Kreatinin 1,81gt/dl
LED 102
I. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
Identitas Pasien dan Keluarga
Nama : Ny.
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Suku/Bangsa :
Status Marital :
Alamat :
Tgl Masuk :
Tgl Pengkajian :
No. Medrec :
Diagnosa Medis : Hipertensive Heart Disease (HHD)
Penanggung Jawab
Nama :-
Jenis Kelamin :-
Alamat :-
Hubungan dengan pasien : -
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama :
Pasien mengeluh sesak dan nyeri pada seluruh area perut, tidak menjalar,
kadang malam hari sehingga pasien merasa terganggu.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Tiga minggu sebelum masuk rumah sakit perut membesar secara cepat sampai
seukuran hamil 9 bulan.Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sesak dan
nyeri pada seluruh area perut tidak menjalar, kadang malam hari sehingga
pasien merasa terganggu.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien mengatakan memiliki riyawat hipertensi setahun yang lalu, berobat
dengan bpjs.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga :-
Data yang harus ditambahkan: Menggunakan genogram atau menyusun
riwayat kesehatan anggota keluarga. Menanyakan adakah sakit DM, kanker,
TBC, jantung, Hipertensi, dll di keluarga.
C. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan Umum
a. Tingkat Kesadaran : Compos Metis
E. Data Psikologis
E. Klien mengatakan sedih karena penyakitnya tak kunjung sembuh
juga membaik dan ingin pulang saja.
F. Data Sosial: -
Tidak terdapat dalam kasus
G. Data Spiritual : -
Tidak terdapat dalam kasus
F. H.Data Penunjang
- Hasil Laboratorium :
Kimia Klinik Hasil Normal Interpretasi
Hb 6,1 g/dl 12-16 gr/dl Kurang dari normal
Leukosit 12.000 gr/dl 4.000-10.000 gr/dl Tinggi lebih dari normal
Albumin 1,6 gr/dl 3,4-4,8 gr/dl Kurang dari normal
Protein total 4,5 meq/L 6,6 – 8,7 g/dl Kurang dari normal
LDH 523 U/L 80 – 240 U/L Tinggi lebih dari normal
Ureum 113 gr/dl 15-40 mg/dl Tinggi lebih dari normal
Kreatinin 1,81 gr/dl 0,5 – 1,5 mg/dl Tinggi lebih dari normal
Kalium 3,1 gt/dl 3,5 – 5,1 meq/l Kurang dari normal
LED 102 < 15 (P) mm/jam Tinggi lebih dari normal
<10 (L) mm/jam
- Terapi Farmakologi :
Pasien mendapatkan terapi Ambroxol 3x1 mg PO
- Terapi Gizi :-
- Hasil Pemeriksaan Diagnostik :-
Tekanan osmostik
Perpindahan cairan ke
rongga pleura
Ditandai (LDH protein
tinggi )
Penumpukan cairan di
rongga pleura
Masuk ke alveoli
Edema
Frekuensi napas
Sesak
Hipertensi porta
Dialihkan ke pembuluh-
pembuluh mesentrika
Tekanan Kapiler
Albumin dr Pembuluh
Asites
Keluar ke Kapiler
Albumin
Tekanan Osmotik
Edema
3. DS : -
DO : - TD : 110/60
mmHg Nyeri akut
-Nadi : 87x/menit
-RR : 27x/menit
-Suhu : 35,5 C
Diagnosa keperawatan :
1. Kelebihan volumen cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan efusi pleura
3. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis