Anda di halaman 1dari 5

Batasan istilah

1. Kemampuan pemecahan masalah


Menurut Robert L. Solso (Ratnasari, 2014), pemecahan masalah adalah suatu
pemikiran yang terarah untuk menemukan solusi suatu masalah yang spesifik. Selain itu,
menurut Nasution (2011:170), pemecahan masalah dapat dipandang sebagai pembelajaran
yang menemukan kombinasi aturan aturan pengetahuan atau ilmu yang telah didapatkan
terlebih dahulu dan digunakan untuk memecahkan masalah tetapi tidak hanya sekedar
menerapkan pengetahuan yang telah diketahui melainkan menciptakan pelajaran atau
pengetahuan yang baru. Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Dahar (1989:
138), pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan
konsep-konsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya, dan tidak sebagai suatu
keterampilan generik.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pemecahan
masalah adalah suatu pemikiran untuk mengatasi masalah dengan memanfaatkan
pengetahuan yang telah didapatkan lalu diterapkan untuk menciptakan solusi.
2. Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia
Menurut Ilma (2010) yang menyatakan PMRI adalah suatu pendekatan yang diadaptasi dari
RME banyak ditentukan oleh pandangan Freudenthal tentang matematika. Dua pandangan
penting beliau adalah Pertama, matematika harus dekat terhadap siswa dan harus relevan
dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa. Kedua, ia menekankan bahwa matematika
sebagai aktivitas manusia, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk belajar melakukan
aktivitas semua topik dalam matematika. Perlu diketahui bahwa PMRI merupakan adaptasi
dari RME (Realistic Mathematic Indonesia) atau PMR (pendekatan matematika realistic)
maka prinsip yang diterapkan dalam PMRI sama dengan RME yang membedakan hanya
konteks, budaya, sistem sosial dan alamnya berbeda. Menurut Gravemeijer (dalam Hobri:
166) mengemukakan tiga prinsip kunci RME, yaitu:
1. Penemuan kembali secara terbimbing melalui matematisasi progresif (Guided
Reinvention Through Progressive Mathematizing). siswa harus diberi kesempatan
mengalami proses yang sama dengan proses yang dilalui para ahli ketika konsep-
konsep matematika ditemukan.
2. Fenomena didaktik (Didactical Phenomenology). situasi yang mejadi topik
matematika diaplikasikan untuk diselidiki berdasarkan dua alasan; (1). Memunculkan
ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran, dan (2).
Mempertimbangkan kesesuaian situasi dari topik sebagai hal yang berpengaruh
untuk proses pembelajaran yang bergerak dari masalah nyata ke matematika formal.
3. Pengembangan model mandiri (self developed models). Model matematika
dimunculkan dan dikembangkan sendiri oleh siswa berfungsi menjembatani
kesenjangan pengetahuan informal dan matematika formal, yang berasal dari
pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Sedangkan van den Heuvel-Panhuizen (1996) merumuskan beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip aktivitas, yaitu peserta didik harus aktif dalam pembelajaran matematika.
peserta didik bukanlah individu yang pasif, tetapi aktif secara fisik, mental untuk
mengolah dan menganalisis informasi, dan mengkonstruksi pengetahuan
matematika
2. Prinsip realitas yaitu pembelajaran harus didasari dengan masalah yang berada di
lingkungan sekitar atau realistic bagi siswa. Jika pembelajaran dimulai dengan
masalah yang bermakna bagi mereka, siswa akan tertarik untuk belajar.
3. Prinsip berjenjang yaitu belajar matematika, siswa melewati berbagai jenjang yaitu
menemukan solusi, melalui skematisasi dan memperoleh hal hal yang mendasar
sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis secara formal.
4. Prinsip jalinan, yaitu topik dalam matematika dipandang terjalin menjadi satu sama
lain sehingga siswa dapat melihat hubungan antara materi-materi itu secara lebih
baik.
5. Prinsip interaksi, yaitu matematika dipansang sebagai aktifitas social. Siswa perlu
diberi kesempatan untuk ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang lain
dan strateginya menemukan hal tersebut serta menanggapinya.
6. Prinsip bimbingan, yaitu siswa perlu diberi kesempatan untuk menemukan kembali
pengetahuan matematika terbimbing. Guru harus mampu menciptakan kondisi
belajar yang mendukung siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika
mereka.
Dari pendapat para ahli diatas yang telah dipaparkan maka PMRI adalah bentuk
pembelajaran yang menerapkan kejadian di lingkungan sekitar atau dunia nyata dan
kegiatan pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa untuk mencari solusi, menemukan,
serta mengkonstruksi pengetahuannya sendiri yang diperlukan sehingga pembelajaran
terpusat pada siswa.

Kajian Pustaka

A. Kemampuan pemecahan masalah


Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
adalah suatu pemikiran untuk mengatasi masalah dengan memanfaatkan pengetahuan yang
telah didapatkan lalu diterapkan untuk menciptakan solusi.
B. Model pembelajaran PMRI
Dari pendapat para ahli diatas yang telah dipaparkan maka PMRI adalah bentuk
pembelajaran yang menerapkan kejadian di lingkungan sekitar atau dunia nyata dan
kegiatan pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa untuk mencari solusi, menemukan,
serta mengkonstruksi pengetahuannya sendiri yang diperlukan sehingga pembelajaran
terpusat pada siswa.
C. Program Linear
1. Sistem Persamaan Linear
System persamaan linear adalah kumpulan lebih dari satu persamaan atau
pertidaksamaan linear. Penyelesaian dari system persamaan linear dapat di lakukan
dengan dengan beberapa metode berikut, yaitu
a. Metode Substitusi
Pada metode ini dapat diselesaikan dengan cara mendefinisikan salah satu
variable pada salah satu persamaan kemudian mengganti variable yang telah
didefinisikan tersebut pada persamaan linear yang lain.
b. Metode Eliminasi
Pada metode ini dapat diselesaikan dengan melakukan oprasi penjumlahan atau
pengurangan pada dua persamaan linear yang bertujuan untuk menghilangkan
salah satu variable lalu melanjutkannya dengan melakukan substitusi.
c. Metode Gabungan eliminasi dan substitusi
Pada metode ini dapat diselesaikan dengan cara melakukan cara eliminasi
terlebih dahulu kemudian melakukan substitusi atau sebaliknya.
2. Program Linear
Program Linear adalah suatu Teknik penyelesaian untuk memecahkan masalah dengan
menentukan niali maksimum atau nilai minimum dari fungsi tujuan serta menentukan
kendala kendala ke dalam bentuk persamaan atau pertidaksamaan . Program linear
tidak lepas dari menentukan daerah himpunan penyelesaian. Berikut adalah cara untuk
menentukan daerah himpunan penyelesaian
1) Buat sumbu kartesius
2) Gambar semua persamaan linearnya pada koordinat kartesius dengan
menentukan titik potong pada sumbu x dan sumbu y
3) Pilih salah satu titik uji berada di luar garis persamaan-persamannya
4) Substitusikan pada persamaan
5) Tentukan daerah yang memenuhi dengan kendala yang telah ditentukan
3. Model Matematika
D. Penelitian Relevan
1. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Septiana Wijayanti pada tahun 2016
dengan tujuan mengetahui peningkatan kreativitas pemecahan masalah dan prestasi
belajar matematika dengan menggunakan pendekatan RME. Subjek dari penelitian ini
adalah guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas X.7 SMA Negri 1 Pulokulon.
Data berupa RPP, foto, observasi, daftar nilai dan hasil tes. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan tes prestasi belajar matematika. Uji
validasi data melalui observasi terus menerus dan triangulasi sumber. Teknik analisis
data melalui reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menyimpulkan dengan pendekatan RME meningkatkan kreativitas pemecahan masalah,
dapat dilihat indikator keberhasilan meliputi : menemukan fakta, menemukan masalah,
menemukan gagasan, menemukan solusi dan mengimplementasikan permasalahan,
menunjukkan lebih dari 40%. Pembelajaran dengan pendekatan RME juga
meningkatkan prestasi belajar matematika, terlihat dari siswa yang tuntas dalam KKM
sebelum dilakukan tindakan 12 siswa (31%), setelah dilakukan tindakan yang tuntas
menjadi 32 siswa (82%).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Febrianti dan Ari Irawan pada tahun 2017 yang
bertujuan untuk melihat pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistic
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Metode yang digunakan adalah
eksperimen yaitu dengan membandingkan antara sebelum diberikan treatmen
pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan setelah diberikan
pendekatan pembelajaran matematika realistik. Sampel penelitian ini siswa kelas V SDN
di Kec Tapos, Kota Depok. Pengujian hipotesis menggunakan Pengujian hipotesis
menggunakan uji t. Hasil dari penelitian memperlihatkan pembelajran matematika
realistic dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
3. Penelitian yang dilakukan oleh Effie Efrida Muchlis pada tahun 2012. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui 1) Kemampuan pemecahan masalah siswa yang
belajar dengan pendekatan PMRI dan siswa yang belajar dengan pendekatan
konvensional. 2) Perkembangan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah
matematis setelah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PMRI, dan 3)
Bagaimana peranan guru dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah setelah mengikuti workshop PMRI. Jenis penelitian berupa
penelitian kuantitatif dan dilakukan dengan bentuk quasy experiment yang didukung
dengan data kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah satu orang guru kelas dan siswa
kelas II tahun pelajaran 2010/2011 SD Kartika 1.10 Padang. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah. Dalam penelitian
juga digunakan lembar kerja siswa (LKS) untuk membantu siswa dalam pembelajaran
dengan PMRI. Teknik analisis data yang digunakan adalah untuk data kuantitatif berupa
tes kemampuan pemecahan masalah dianalisis dengan menggunakan Uji-t. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
yang belajar dengan pendekatan PMRI lebih baik secara signifikan dari pada siswa yang
belajar dengan pendekatan konvensional, terjadi perkembangan kemampuan
pemecahan masalah ditunjukkan dengan kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal.
usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
dengan membuat perangkat pembelajaran berbasis PMRI dan melatih siswa untuk
menyelesaikan masalah tidak rutin.
E. Kerangka berpikir
Penelitian ini didasari oleh beberapa masalah yaitu siswa kurang bisa dalam
memecahkan masalah soal cerita mengenai program linear. Masalah ini didapat dari hasil
soal yang telah diberikan. Selain itu siswa belum bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh
peneliti pada soal diharapkan siswa menjadi lebih bisa memahami soal yang diberikan oleh
peneliti sehingga harapanya kd yang akan dicapai dapat terpenuhi. Solusi yang ditawarkan
ialah menggunakan lks agar siswa dapat memahami dengan mudah soal yang diberikan
Langkah – langkah PMRI
1. Memotivasi siswa (memfokuskan perhatian siswa)
2. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3. Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang “riil” bagi siswa sesuai
dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam
pelajaran secara bermakna
4. Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam pelajaran tersebut;
5. Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal
terhadap persoalan/masalah yang diajukan
6. Pengajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan
terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain),
setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif
penyelesaian yang lain; dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang
ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.
Masalah Solusi

1. Siswa kesulitan memodelkan 1. Guru mendorong terjadi


dari soal yang diberikan interaksi dan negosiasi Indikator yang akan dicapai

2. Siswa bebasMasalah
memilih modus siswa diharapkan bisa
representasi yang sesuai dengan memodelkan soal yang
struktur kognitifnya
1.sewaktu diberikan
menyelesaikan masalah.
2. Siswa

2. Siswa kesuliat

Masalah Solusi

2. Siswa kesulitan dalam 1. Pembelajaran tidak perlu


memahami soal selalu di kelas contoh siswa
pergi ke luar sekolah untuk Indikator yang akan dicapai
mengamati atau untuk
siswa diharapkan bisa
mengumpulkan data.
memahami soal yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai