Anda di halaman 1dari 21

RECALL ENERGY

LAPORAN PRAKTIKUM

untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Kesehatan yang dibimbing oleh Ir.
Nugrahaningsih, M.P dan Yunita Rakhmawati, S. Gz., M. Kes.

Disusun Oleh :

Offering Pangan 2017

Isma Sandra Pahlevi (170342615584)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
November 2019
A. Topik
Recall Energy 24 jam.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nutrisi yang dikonsumsi perhari berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG).
2. Untuk mengetahui energi yang keluar perhari ketika menjalankan aktivitas.
3. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi harian berdasarkan aktivitas dan energi yang
digunakan.
4. Untuk mengetahui kondisi metabolisme tubuh yang diketahui melalui beberapa uji,
yaitu uji kadar glukosa darah, uji asam urat, uji hemoglobin, uji tekanan darah, uji
kemampuan pernapasan, dan uji Indeks Massa Tubuh.
C. Dasar Teori
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energy dan
protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Almatsier, 2005).
Status gizi menjadi penting karena salah satu factor risiko untuk terjadinya kesakitan dan
kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatan dan juga
terhadap kemampuan dalam proses pemulihan (Supariasa et al, 2001). Ketidakseimbangan
antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelainan paotologi bagi tubuh
manusia. Kelainan paotologi yang terjadi disebut malnutrition atau kelainan gizi (Gibson,
2005).
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, anak seusia ini membutuhkan 5 kali waktu
makan, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, makan malam, dan 2 kali makan selingan
Zat gizi akan membantu meningkatkan kesehatan tubuh, sehingga sistem pertahanan
tubuhnyapun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur (Muhiba dkk,
2011).
Kebutuhan zat gizi (nutrient requirement) menggambarkan banyaknya zat gizi minimal
yang diperlukan oleh setiap orang agar dapat hidup sehat. Kebutuhan gizi antar individu
bervariasi, ditentukan atau dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, ukuran tubuh (berat badan
dan tinggi badan), keadaan fisiologis (hamil dan menyusui), aktivitas fisik serta metabolisme
tubuh. Oleh karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus
mencukupi kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan fisik internal dan eksternal,
pertumbuhan bagi usia bayi, balita, anak, dan remaja, atau untuk aktivitas dan pemeliharaan
tubuh bagi orang dewasa dan lanjut usia (Hardinsyah et al, 2001).
Angka kecukupan gizi (AKG) berguna sebagai patokan dalam penilaian dan perencanaan
konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan label gizi. Angka kecukupan gizi
mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan Iptek gizi dan ukuran antropometri
penduduk. Setelah sekitar sepuluh tahun ditetapkan angka kecukupan energi (AKE) dan
kecukupan protein (AKP) bagi penduduk Indonesia, kini saatnya ditinjau ulang dan
disempurnakan. Kajian ini bertujuan merumuskan angka kecukupan energi (AKE), kecukupan
protein (AKP), kecukupan lemak (AKL), kecukupan karbohidrat (AKK) dan serat makanan
(AKS) penduduk Indonesia (Hartono, 2000).
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin
dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu disebut dengan kebutuhan gizi. Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim dan
adaptasi. Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan adaptasi (Lie, 2010).
Energi sangat dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi yang digunakan diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein yang ada didalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat,
lemak dan protein suatu bahan makanan akan menentukan nilai energinya. Konsumsi energi
didefinisikan sebagai suatu energi yang dikeluarkan atau dibutuhkan oleh tubuh untuk
melakukan aktivitas tertentu. Konsumsi energi pada manusia diukur dengan KiloKalori (KKal)
(Almatsier, 2003).
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
 Timbangan badan
 Pengukur tinggi badan
 Spyrometer
 Sphygomanometer
 Electrochemical meter
 Stetoskop
 Pipa Spyrometer
 Timbangan kue
Bahan :
 Menu makanan sehari-hari
 Kertas Hb darah
 Blood lancet
 Stick glukosa darah
 Stick asam urat
 Tissu beralkohol

E. CARA KERJA

Menghitung komposisi zat gizi pada makanan

Disiapkan timbangan makanan dan timbangan dialasi plastik

Ditimbang makanan yang akan dihitung kompisisi zat gizinya


dan dicatat beratnya

Disesuaikan komposisi zat gizi makanan di buku daftar


komposisi bahan makanan

Dihitung komposisi zat gizi makanan sesuai


dengan berat makanan

Menghitung Gula darah

Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan


pen lanchets dan kemudian ditusuk

Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian darah


diteteskan pada test strips yang berwarna biru
Dipasang test strips pada monitor dan ditunggu hingga
menunjukkan angka stabil kemudian dicacata hasilnya

Menghitung asam urat

Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan


pen lanchets dan kemudian ditusuk

Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian darah


diteteskan pada test strips yang berwarna hijau

Dipasang test strips pada monitor dan ditunggu hingga


menunjukkan angka stabil kemudian dicacata hasilnya

Menghitung tekanan darah

Dibersihkan bagian stetoskop yang akan dipasang di telinga dengan


menggunakan alcohol, dibiarkan kering dan kemudian dipasang ditelinga

Diletakkan kepala stetoskop pada denyut nadi

Dipastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup (dengan


memutar skrup searah jarum jam sampai rapat)

Dicari denyut nadi di bagian siku

Dipompa kantung tekanan sampai maksimal 160 mmHg pada


raksa di alat

Dibuka perlahan-lahan katup kantung tekanan. Raksa pada alat


akan turun perlahan-lahan seiring dibukanya katup kantung
tekanan tersebut.

Didengar dan ditandai bunyi yang terdengar pertama dan terakhir kali
muncul saat raksa pada alat turun dan kemudian catat hasilnya
Menghitung kemampuan pernafasan

Dihirup udara sebelum dihembusan pada alat dan Disiapkan


stopwatch

Dihembuskan nafas pada alat hingga 6 detik

Dicacat angka yang tertera pada spyrometer

at
Menghitung hemoglobin darah
Dipasang blood lancets pada pen lanchets

Dioleskan dengan alcohol pada jari yang akan ditusuk dengan pen
lanchets dan kemudian ditusuk

Diusap darah yang pertama kali keluar kemudian ditempelkan


kertas filter pada darah

Ditunggu hingga warna mengkilat darah hilang dan kemudian


dibandingkan dengan hemoglobin scala Tallquist

F. DATA
1. Nama : Isma Sandra Pahlevi
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Tinggi badan : 150 cm
5. Berat badan : 48 kg
6. Indek Massa Tubuh (IMT) : 21,33
7. Kadar glukosa darah : 70 mg/dl
8. Hb darah : 50 %
9. Kemampuan Pernapasan : Ulangan 1 = 1,9
Ulangan 2 = 2,1
Ulangan 3 = 2,4
Rata-rata = 2.133 ml.
10. Tekanan darah
a. Sistole : 90 mmHg
b. Diastole : 70 mmHg
11. Asam Urat : 6,3 mg/dl
12. Jenis Kerja/Aktivitas : Ringan
13. Riwayat Penyakit : Gejala tipes
14. Menu makan sehari :
No. Jenis Bahan Berat Bahan
1. Nasi 170 g
2. Ayam (tanpa tulang) 40 g
3. Tempe Goreng 20 g
4 Kubis (Sayur sop) 20 g
5. Wortel (sayur sop) 30
6. Kacang panjang (sayur sop) 8g
7. Kuah sayur sop 110 g
8. Abon sapi 100 g
9. Air Mineral 600 ml
10. Teh pucuk 350 ml
11 Susu cokelat 250 ml
12. Kacang tanah goreng 50 g

15. Aktivitas dalam sehari 24 jam :


Aktivitas Waktu (menit)
Tidur 7 jam
Berdiri, ringan 10 menit
Berdiri sedang (mengangkat barang yang 30 menit
ringan)
Membersihkan kamar kos (sambil berdiri) 15 menit
Mencuci piring (sambil berdiri) 5 menit
Menyetrika 20 menit
Berbaring atau duduk diam (menonton tv, 2 jam
mendengarkan music, membaca)
Berjalan, perlahan (<3,2 km/jam) 45 menit
Mandi dan berpakaian 40 menit
Beribadah 30 menit
Makan 20 menit
Duduk (kuliah) 7 jam
Kegiatan yang dilakukan sambil duduk 2 Jam
Naik disertai beban 15 menit
Naik tangga 10 menit
Turun tangga 10 menit
Turun disertai beban 10 menit
Menulis 2 jam
Buang air kecil dan air besar 15 menit

G. Analisis Data
1. Menghitung Indeks Masa Tubuh
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 48
𝐼𝑀𝑇 = 2
= = 21,33
(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛) (1,5)2

Sehingga Indeks Masa Tubuh dari praktikan yaitu sebesar 21,33 kkal.

Setelah melalui perhitungan, maka dapat dilanjutkan menggunakan skala IMT yang dirujuk
dari Quedarusman dkk, (2013), yaitu sebagai berikut:
< 18 = berat kurang
18,5 – 22,9 = berat normal
> 23 = pre-obesitas
23 – 24,9 = obesitas ringan
25 – 29,9 = obesitas sedang
30 = obesitas berat
Berdasarkan skala IMT di atas, maka praktikan tergolong individu yang memiliki berat
badan normal.
2. Kadar Glukosa Darah
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick glukosa darah dan
electrochemical meter, adalah 70 mg/dl. Data ini termasuk dalam skala keadaan kadar
glukosa darah yang rendah. Keadaan glukosa darah normal sekitar 100-140 mg/dl.
3. Kemampuan Pernapasan
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan spyrometer didapatkan praktikan
memiliki kemampuan pernapasan sebesar 2.133 ml. Data ini menunjukkan keadaan di
bawah normal rentangan usia 18-20 tahun, yaitu sebesar 2.766 ml.
4. Tekanan Darah
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan sphygmomanometer didapatkan
sistole 90 mmHg dan diastole 70 mmHg atau 90/70. Hal ini dapat dikatakan bahwa
praktikan memiliki tekanan darah rendah, karena angka sistole-diastole berada di bawah
normal, yaitu 110/90.
5. Asam Urat
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick asam urat dan
electrochemical meter adalah 6,3 mg/dl. Rata-rata minimal kandungan asam urat dalam
darah pada orang dewasa tidak boleh lebih dari 4-6 mg/dl. Sehingga praktikan sedikit lebih
tinggi kadar asam uratnya.
6. Menghitung Hemoglobin Darah
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran adalah 50%. Data ini diperoleh dari warna
hasil titikan darah yang keluar dari praktikan, warna tersebut diidentifikasi berapa jumlah
hemoglobinnya dengan menggunakan buku yang telah ditentukan.
7. Menghitung kandungan gizi yang masuk
Kandungan gizi yang dimakan dapat dihitung dengan rumus:
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝
𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 = 𝑥 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑖𝑧𝑖 𝐷𝐾𝐵𝑀
100
Vita Vita Mineral
Berat
No. Jenis Bahan Energi Karbohidrat Lemak Protein min min (Fe, Air
Bahan
A C Ca)
306
Nasi 170 g 67,66 g 0,51 g 5,1 g - -
1. kal
Ayam (tanpa
40 g 108 3,96 4.48 12,92 - - 1,96 4,8
2. tulang)
Tempe
20 g 70 2,0852 5,32 4,9 - - 125,4 7,36
3. Goreng
Kubis (Sayur 22,5 21,1
20 g 6,43 0,92 0,068 0,53 98 50,57
4 sop) 2 9
Wortel 27,6
30 g 8,4 1,89 0,15 0,21 6,6 3,6 13,8
5. (sayur sop) 3

Kacang 0,01
10 g 1 0,78 0,03 0,27 - 7,1 9,09
6. panjang 5
(sayur sop)
Kuah sayur
100 g 27 1 2 1,3 - - - 92,7
7. sop
1,77
Abon sapi 25 g 53 14,825 2,65 4,5 - - 37,5
8. 5
350
Teh pucuk 70 18 - - - - - 200
9. ml
250 220,
Susu cokelat 152,5 51,5 31,25 10 2,7 2,5 307,5
10 ml 75
Kacang
50 g 127 12,75 22 12,75 - - 2,05 1,25
11. tanah goreng

8. Kebutuhan Gizi Dalam Tubuh


Setelah diketahui jumlah kandungan gizi yang masuk perhari, maka dapat dihubungkan
dengan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, dalam hal ini untuk dibandingkan AKG usia
praktikan adalah 20 tahun:

Unsur Gizi Yang Dianjurkan Yang Dikonsumsi Keterangan


1.186,5
Air (ml) 2300 Defisiensi
929,33
Energi (kkal) 2250 Defisiensi
52,21
Protein (g) 56 Defisiensi
68,458
Lemak (g) 75 Defisiensi
175,3702
Karbohidrat (g) 309 Defisiensi

Kalsium (mg) 500 545,88 Kelebihan

Zat Besi (mg) 13 12,3 Defisiensi

Vit. A (IU) 600 107,3 Defisiensi


Vit. C (mg) 60 28,635 Defisiensi
Rujukan untuk nilai AKG tersebut memakai batasan jenis kelamin, BB, TB dan usia.
BB yang dijadikan batasan sebesar 48 kg dengan tinggi badan 150 cm dan rentang usia 19-
25 tahun. Hal tersebut yang menjadi patok bagi praktikan dalam menduga nilai gizi dari
makanan yang praktikan konsumsi tiap harinya. Dengan adanya perbedaan BB dan tinggi
badan yang mencolok tersebut, bisa jadi nilai AKG praktikan berdasarkan BB, tinggi badan
dan usia akan memerlukan nilai unsur gizi yang lebih tinggi. Karena melihat dari perbedaan
yang terdapat pada berat dan juga tinggi badan tersebut.

9. Menghitung Kalori yang Keluar


Physical Activity Ratio (PAR) dari sejumlah aktivitas fisik yang sering dilakukan
Physical Waktu PAR x W
Aktivitas Activity Ratio (menit)
(PAR)
Tidur 1 7 jam 420
Berdiri, ringan 2,5 10 menit 25
Berdiri sedang (mengangkat 3,5 30 menit 105
barang yang ringan)
Membersihkan kamar kos (sambil 3,5 15 menit 52,5
berdiri)
Mencuci piring (sambil berdiri) 2,3 5 menit 11,5
Menyetrika 2,3 20 menit 46
Berbaring atau duduk diam 1,0 2 jam 120
(menonton tv, mendengarkan
music, membaca)
Berjalan, perlahan (<3,2 km/jam) 2,0 45 menit 90
Mandi dan berpakaian 2,3 40 menit 92
Beribadah 1,4 30 menit 42
Makan 1,5 20 menit 30
Duduk (kuliah) 1,5 7 jam 630
Kegiatan yang dilakukan sambil 1.5 2 Jam 180
duduk
Naik disertai beban 5,7 15 menit 85,5
Physical Waktu PAR x W
Aktivitas Activity Ratio (menit)
(PAR)
Naik tangga 4,7 10 menit 47
Turun tangga 2,8 10 menit 28
Turun disertai beban 3,1 10 menit 31
Menulis 0,4 2 jam 48
Buang air kecil dan air besar 3,08 15 menit 46,2
2102,7/60 =
TOTAL
35,045
Sumber : FAO / WHO / UNU, 2001
Keterangan :

PAL = Physical Activity Level (Tingkat Aktivitas Fisik)

PAR= Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan

waktu tertentu.

Rumus Tingkat Aktivitas Fisik :

Σ (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)


PAL =
24 𝑗𝑎𝑚

35,045
PAL =
24 𝑗𝑎𝑚

= 1,46

Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL:

Tabel 5. Kategori Aktivitas Fisik


Kategori Aktivitas Fisik Nilai PAL
Ringan 1,40 ≤ PAL ≤ 1,69
Sedang 1,70 ≤ PAL ≤ 1,99
Berat 2,00 ≤ PAL ≤ 2,40
Sumber : FAO / WHO / UNU, 2001

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa praktikan per harinya membutuhkan 2102,7 kalori
untuk melakukan kegiatan. Dengan kata lain untuk satu harinya praktikan harus mengeluarkan
sejumlah kalori tersebut. Nilai kalori ini bersifat relatif, dipengaruhi juga dengan kondisi
praktikan dan jenis kegiatan apa yang dilakukan. Dengan dibutuhkan sejumlah kalori tersebut,
praktikan digolongkan menjadi pekerja ringan yakni pekerja ringan. Diketahui dari
menghitung PAL (Physical Activity Level).
10. Menghitung kebutuhan energi untuk angka metabolisme basal (AMB)
Perempuan = 14,7 B + 496
= 14,7 (48) + 496
= 1201,6 kkal
Keterangan, :
B = Berat badan
11. Menghitung kebutuhan energi total dengan aktivitas fisik
Setelah diketahui energi untuk metabolisme basal yang dinyatakan dalam kilokalori
(kkal), tahapan selanjutnya adalah menghitung kebutuhan energi total. Kebutuhan
energi total seseorang diperoleh dari faktor aktivitas fisik (hasil perhitungan nilai PAL)
dikalikan dengan jumlah energi metabolisme basal.
Hasil perhitungan kebutuhan energi total dinyatakan dalam kilokalori (kkal). Adapun
rumus untuk menghitung kebutuhan energi total dengan aktivitas fisik adalah sebagai
berikut :
Energi total = (1,46 x 1201,6)-500 kkal

= 1754,336 – 500 kkal = 1254.336 kkal

12. Tabel perbaikan gizi


Berdasarkan tabel kebutuhan gizi di atas, beberapa nutrisi penting mengalami defisiensi
dan kelebihan jumlah yang dikonsumsi, maka disusunlah perbaikan gizi seperti di bawah ini :

Unsur Gizi Yang Dianjurkan Yang Dikonsumsi Keterangan Perbaikan


1.186,5
Air (ml) 2300 Defisiensi
+1113,5
929,33 +1320.67
Energi (kkal) 2250 Defisiensi
52,21 +3,79
Protein (g) 56 Defisiensi
68,458 +6,542
Lemak (g) 75 Defisiensi
175,3702 +133,6298
Karbohidrat (g) 309 Defisiensi
Kalsium (mg) 500 545,88 Kelebihan -45,88

Zat Besi (mg) 13 12,3 Defisiensi +0,7

Vit. A (IU) 600 107,3 Defisiensi +492,7

Vit. C (mg) 60 28,635 Defisiensi +31,365

1.186,5 +1113,5
Air (ml) 2300 Defisiensi
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa praktikan sangat kurang untuk mengkonsumsi air,
lemak, karbohidrat, protein, zat besi, vitamin A dan vitamin C karena makanan dan minuman
yang dikonsumsi masih belum memenuhi prasyarat. Sedangkan komponen gizi yang lainnya,
yakni kalsium memiliki kadar yang berlebih dalam komposisi bahan makanan.

13. Menghitung jumlah protein, karbohidrat, dan lemak yang dibutuhkan


WHO (1990) dalam Sunita Almatsier (2009) menyatakan bahwa rata-rata konsumsi makanan
dalam sehari sebaiknya adalah 10-20% protein, 10-30% lemak, dan 50-60% karbohidrat dari
total kebutuhan energi. Banyaknya protein. Karbohidrat, dan lemak yang dibutuhkan
dinyatakan dalam gram (gr).
Maka, untuk mendapatkan jumlah protein, karbohidrat, dan lemak dilakukan dengan
perhitungan sebagai berikut :

15
𝑥 1254,336
100
Protein = = 470,376
4
60
100
𝑥 1254,336
Karbohidrat = = 188,1504
4
25
100
𝑥 1254,336
Lemak = = 34,8426
9
14. Susunan Menu makanan yang sesuai dengan AKG dan Aktivitas
Berat
No. Jenis Bahan Energi Karbohidrat Lemak Protein
Bahan

Nasi 200 g 350 kal 80 g 0,51 g 8g


1.
Ayam (tanpa
40 g 108 3,96 4.48 12,92
2. tulang)
Tempe
25 g 80 4 5,32 4,9
3. Goreng
Kubis (Sayur
20 g 6,43 0,92 0,068 0,53
4 sop)
Wortel
30 g 8,4 1,89 0,15 0,21
5. (sayur sop)

Kacang
10 g 1 0,78 0,03 0,27
6. panjang
(sayur sop)
Kuah sayur
100 g 27 1 2 1,3
7. sop

Abon sapi 25 g 53 14,825 2,65 4,5


8.

Air mineral 2L - - - -
9.

Susu cokelat 250 ml 152,5 51,5 31,25 10


10
Daging sapi
50 g 95 - 6 10
11. empal

Pepaya 100 g 40 10 - -
12.

H. PEMBAHASAN
Kualitas gizi dipresentasikan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT),
perhitungan gula darah, perhitungan asam urat, perhitungan tekanan darah, perhitungan
kemampuan pernafasan, dan perhitungan hemoglobin darah. Semua factor tersebut sangat
berhubungan erat dengan nutrisi harian yang dikonsumsi seseorang, pola hidup, aktivitas
dan factor-faktor lain.
Setiap melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas kita membutuhkan energi dalam
bentuk kalori. Kalori didapat tubuh dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam
tubuh melalui proses panjang di dalam tubuh. Tanpa kalori yang cukup kita akan kesulitan
untuk melakukan berbagai aktivitas hidup sehari-hari (Godam, 2013).
IMT secara signifikan berhubungan dengan kadar lemak tubuh total sehinggadapat
dengan mudah mewakili kadar lemak tubuh. Saat ini, IMT secara internasional diterima
sebagai alat untuk mengidentifikasi kelebihan berat badan dan obesitas (Hartono, 2000).
Penambahan berat badan terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah kalori
yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh. Jika makanan yang dimakan memberikan kalori
lebih dari kebutuhan tubuh, maka kalori tersebut akan ditukar atau disimpan sebagai lemak.
Hal tersebut dinamakan masalah gizi lebih.pada awalnya, hanya ukuran sel-sel lemak yang
akan meningkat.
Apabila tubuh mengalami pengurangan berat badan, yang akan berkurang hanyalah
ukuran sel-sel lemak, bukan jumlahnya yang berkurang mengakibatkan lemak akan mudah
terbentuk semula. Terdapat banyak penyebab obesitas. Ketidakseimbangan asupan kalori
dan konsumsi bervariasi bagi tiap individu. Turut memainkan peranan dan berkontribusi
adalah usia, jenis kelamin, genetik, psikososial, dan faktor lingkungan (Antonio et al,
2008).
Selanjutnya, praktikan juga melalui tahap pengecheckan kadar glukosa dalam darah,
hasil kadar glukosa dalam tubuh praktikan sebesar 70 mg/dl.Jumlah ini tergolong sebagai
darah rendah, karena komposisi gula darah yang normal biasanya sekitar 100-140 mg/dl.
Jumlah gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal, yang
disebut dengan hipoglikemia, yang mempunyai gejala perasaan lelah, fungsi mental yang
menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan kesadaran. Apabila levelnya tetap tinggi,
disebut dengan hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat.
Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan,
berkaitan dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf.
Pengukuran tekanan darah pada praktikan menghasilkan tingkat tekanan darah sebesar
110/90 yang menunjukkan tekanan darah tergolong masih normal. Tekanan darah normal
pada manusia sekitar 90/70. Hal yang mempengaruhi tekanan darah seseorang adalah
aktivitas keseharian yang dilakukannnya, pola makan, gaya hidup, lingkungan dan faktor
psikologis seseorang. Tekanan darah akan mengalami peningkatan saat melakukan
aktivitas dan akan menurun saat beristirahat, tekanan darah umunnya akan naik atau tinggi
pada pagi hari dan menurun atau rendah pada saat tidur malam hari. Selain itu kandungan
glukosa yang rendah dapat menyebabkan transportasi oksigen yang tidak lancar, oksigen
tidak banyak tertranspor ke seluruh tubuh. Bila kadar glukosa dalam tubuh rendah, tubuh
akan kehilangan sumber utama energinya, dan akan memecah lemak, bila lemak sudah
tidak ada maka yang terakhir tubuh akan memecah protein. Bila tubuh telah memecah
protein itu tidak baik, karena protein digunakan untuk mnyusun tubuh, sehingga energi
yang digunakan sebaiknya dari pemecahan lemak.

Aktivitas fisik dapat dibagi dalam 4 dimensi utama yaitu, tipe, frekuensi, durasi, dan
intensitas. Intensitas aktivitas fisik sering dikelompokkan dengan istilah ringan, sedang,
dan berat (WHO, 2013).
Aktivitas fisik dapat pula dinilai dalam bentuk total volume aktivitas fisik atau
pengeluaran energi yang berkaitan dengan aktivitas fisik. Pada saat pengkajian aktivitas
fisik yang dilakukan, total volume aktivitas fisik sangat berperan, karena faktor ini akan
memberikan dampak yang signifikan pada status kesehatan. Total volume aktivitas fisik
dapat diukur dengan satuan Metabolic Energy Turnover (MET) baik perhari maupun
perminggu. Cara perhitungan ini yang sering digunakan dalam menghitung total aktivitas
fisik dengan menggunakan kuesioner.
Rumus Tingkat Aktivitas Fisik :
Σ (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas)
PAL = 24 𝑗𝑎𝑚

Keterangan :
PAL = Physical Activity Level (Tingkat Aktivitas Fisik)
PAR= Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas
per satuan waktu tertentu.
Praktikum selanjutnya adalah mengukur jumlah udara yang ada di dalam paru-paru
serta kemampuan paru-paru kita, dengan menggunakan spirometer. Data yang diperoleh
kemampuan paru-paru praktikan menunjukkan angka 2133 ml atau 2,1 liter. Umumnya
seorang yang normal memiliki kemampuan sebesar 3-5 liter satu kali tarikan nafas
(Kompas, 2011). Akan tetapi besar kecilnya kemampuan ini relative, tergantung dengan
jenis kelamin, usia, berat badan dan tinggi badan. Lingkar dada seseorang mempengaruhi
besar kecilnya paru paru seseorang. Perbedaan yang tampak jelas adalah pada lingkar dada
pria dan wanita. Pada pengamatan yang dilakukan terhadap probandus pria dan wanita
yang memiliki ciri ciri fisik hampir sama, ternyata volume vital paru paru pria lebih besar
dibandingkan dengan wanita. Sehingga pada pria yang memiliki lingkar dada besar dapat
diartikan bahwa pria tersebut memiliki paru paru yang lumayan besar. Akan tetapi,
besarnya volume pernafasan pada pria juga ditentukan dengan kebiasaannya. Pria yang
biasanya berolahraga walaupun dalam keadaan istirahat, ia memiliki keelastisitasan paru
paru yang lebih dibandingkan pria yang jarang olahraga. Selain itu orang yang sering
merokok, daya paru-paru nya akan berkurang. Melalui alat spirometer ini kita juga dapat
mengetahui keelastisan otot paru-paru, orang yang bekerja dengan bahan kimia dalam
jangka waktu yang lama juga dikhawatirkan dapat mempengaruhi tingkat kemampuan
paru-paru.Karena kemampuan paru-paru ini juga dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar.Sehingga untuk mencegah menurunnya organ ini disarankan untuk olahraga ringan,
seperti lari, renang atau bersepeda (Kompas, 2011).
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran dengan stick asam urat dan
electrochemical meter, adalah 6,3 mg/dl. Rata-rata minimal kandungan asam urat dalam
darah pada orang dewasa tidak boleh lebih dari 4-6 mg/dl. Dalam hal ini praktikan
tergolong sedikit tinggi, karena jumlah asam urat lebih tinggi dari ukuran normal. Asam
urat ini berkaitan dengan kandungan purin dalam bahan pangan. Bila kita telah
digolongkan sebagai penderita asam urat kita sebaiknya menjauhi bahan pangan yang
memiliki banyak purin sebab kandungan purin tersebut dapat memicu adanya batu ginjal,
sehingga seseorang yang telah mengidap asam urat sebaiknya diperbanyak meminum air
putih. Makanan yang banyak mengandung purin adalah ikan tongkol, sehingga penderita
asam urat sebaiknya menjauhi mengonsumsi ikan tongkol.
Selain itu, menurut hasil yang diperoleh praktikan memiliki kadar hemoglobin darah
sebesar 50%. Data ini diperoleh dari warna hasil titikan darah yang keluar dari praktikan,
warna tersebut diidentifikasi berapa jumlah hemoglobinnya dengan menggunakan buku
yang telah ditentukan. Kadar hemoglobin normal menurut Soraya dkk (2014) adalah
sebesar 78,6%. Kadar hemoglobin praktikan masih rendah dari normal. Namun
perbedaannya tidak mencolok. Hemoglobin digunakan oleh tubuh untuk membantu
transport oksigen, dengan kadar hemoglobin yang kurang maka tubuh kita akan mengalami
proses transportasi oksigen yang lancar, akibatnya kita akan sesak napas atau kurang
oksigen. Menurut Soraya, dkk (2014) penyebab turunnya kadar hemoglobin dapat
disebabkan asupan zat gizi yang kurang. Dari penelitian tersebut juga dikatakan bahwa
kadar hemoglobin tidak berpengaruh pada kelelahan kerja. Kelelahan kerja dipengaruhi
oleh usia, pendidikan, massa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga, kebiasan minum
the/kopi (dapat menurunkan hemoglobin bila terlalu banyak), riwayat penyakit anemia,
serta kebiasaan konsumsi makanan sehat (Soraya dkk, 2014).
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, melakukan aktivitas
fisik, dan menunjang pertumbuhan. Energi yang digunakan dalam tubuh tidak hanya
berasal dari katabolisme zat gizi yang berada dalam tubuh, tetapi juga berasal dari makanan
yang dikonsumsi oleh individu tersebut (Arisman, 2004). Menurut FAO/WHO (1985)
dalam Sunita Almatsier (2009), kebutuhan energi adalah konsumsi energi berasal dari
makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila mempunyai
ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka
panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara
sosial dan ekonomi.
Berdasarkan hasil penghitungan jumlah total kalori yang didapatkan dari bahan makanan
yang telah dikonsumsi sehari-hari adalah 2250. Berdasarkan angka kecukupan gizi untuk
energi yang dianjurkan adalah kurang dikatakan cukup dalam memenuhi kebutuhan energi.
Sehingga total kalori yang masuk juga tergolong cukup dalam beraktivitas setiap harinya.
Pengukuran nutrisi dalam bahan makanan sehari-hari juga dapat diamati dan dibandingkan
dengan banyaknya unsur gizi yang dianjurkan. Pada pengamatan beberapa unsur gizi pada
praktikan ada yang menunjukkan kelebihan unsur gizi, defisiensi unsur gizi dan ada pula
yang telah tercukupi angka unsur gizi dalam makanan sehari-hari. Defisiensi air
setelah dibandingkan dengan anjuran gizi (Tabel AKG Menkes Indonesia, 2013)
rentangannya sangat besar, jumlah asupan air yang kurang yakni sebesar 1113,5.
Kekurangan air ini dapat mengakibatkan lemas, haus, pegal-pegal, proses metabolisme
menurun. Air merupakan bagian penting untuk kehidupan, sebagian besar tubuh kita terdiri
dari air, tanpa air manusia akan mengalami dehidrasi dan lebih cepat mati dibandingkan
tanpa makanan. Air berfungsi untuk mentransportasi mineral, vitamin, protein dan zat gizi
lainnya ke seluruh tubuh. Keseimbangan suhu tubuh akan sangat tergantung pada air,
karena air merupakan pelumas jaringan tubuh sekaligus bantalan sendi-sendi , tulang, dan
otot (Khosman, 2006). Mengkonsumsi air secara cukup dapat meningkatkan fungsi
hormon, memperbaiki kemampuan hati untuk memecah dan melepas lemak,
sertamengurangi rasa lapar. Sebaliknya, kurang air dapat menyebabkan konstipasi, infeksi
saluran urin, terbentuknya batu ginjal, kelelahan, dan masalah-masalah seputar kulit,
rambut, dan kuku.
Berdasarkan penghitungan unsur gizi untuk vitamin A, praktikan mengalami
kekurangan vitamin A. Vitamin A berperan sebagai retinal yang merupakan komponen dari
zat penglihat rhodopsin. Jika kelebihan vitamin A lebih parah akan menimbulkan beberapa
gejala antara lain cepat lelah, rambut rontok (alopesia), kulit kasar, kering, gatal-gatal serta
bersisik (Almatsier, 2013).
Dari hasil analisis kebutuhan nutrisi di atas, maka praktikan harus memperbaiki
beberapa nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah konsumsi dan lebih
selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan nutrisi dapat tercukupi.
Pemenuhan air dapat dilakukan dengan manambah asupan air, meminum air kira-kira
sebanyak 2300 ml per harinya. Ini merupakan tabel menu yang disesuaikan agar kebutuhan
nutrisi tercukupi.
Konsep dasar dalam mengatur menu konsumsi makanan per harinya dapat lebih mudah
bila mengacu pada konsep dasar gizi seimbang. Pengelompokkan bahan makanan
disederhanakan, yaitu: (1) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; (3) sumber
zat pengatur. Untuk mencapai gizi seimbang hendaknya susunan makanan sehari terdiri
dari campuran ketiga kelompok bahan makanan tersebut.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan nutrisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
praktikan harus memperbaiki nutrisi yang mengalami defisiensi atau kelebihan jumlah
konsumsi dan lebih selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi agar kebutuhan
nutrisi dapat tercukupi seperti khususnya karbohidrat, lemak dan protein. Pemenuhan air
dapat dilakukan dengan manambah asupan air, meminum air kira-kira sebanyak 2300 ml
per harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2013. Prinsip Ilmu Gizi. UI Press: Jakarta.
Antonio et al . 2008. Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tes Fungsi
Paru. Mandala of Health, Volume 4, Nomor 2, Mei 2010.
FAO. 2001. Human Energy Requirements. Rome
Godam. 2013. Jumlah Kalori yang Dikeluarkan Satu Aktivitas/Kegiatan Manusia.
(Online), (http://organisasi.org)
Hardinsyah et al. 2001. Pengembangan Konsumsi Pangan Dengan Pendekatan Pola Pangan
Harapan. Bogor: Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Hartono, Andy. 2000. Antropometri. Yogyakarta: PT. Citra Aji Prama. Barasi, Mary E.
2009. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga.
Hartono A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Kompas. Tes Spirometri Cek Kesehatan Paru. (Online), (http://health.kompas.com)
Soraya, A.D. Asfawi, S. Hartini, E. 2014. Hubungan antara kadar hemoglobin (Hb)
dengan tingkat kelelahan kerja pada polisi lalu lintas wilayah Semarang Barat 2014.
(Online), (http://eprints.dinus.ac.id),
Wirakusumah ES. 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai