KEPERAWATAN ANAK
PROFESI NERS
STIKES SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap kendaraan bermotor, asap
hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu, maupun
Berdasarkan jumlah pasien yang datang berobat ke Klinik Anak selama tanggal 10
Juni 2019 sampai dengan 21 Juni 2019, terdapat 2 penyakit yang memiliki jumlah
paling banyak yaitu BKS dengan jumlah 7 dan batuk kronik berulang (BKB) dengan
jumlah 10, untuk itu kelompok memutuskan untuk mengambil trend dan isu mengenai
bronkitis, karena untuk tren isu batuk kronik berulang dapat dikategorikan ke dalam
bronkitis.
Penanganan yang biasa dilakukan oleh sebagian besar orang tua adalah dengan
memberikan obat tradisional cina, seperti komsumsi obat-obat herbal, salah satunya
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bronkitis
Menurut Widagdo (2012), bronkitis ialah inflamasi non spesifik pada bronkus
rhinovirus, harpes simplex virus) dan 10% oleh bakteri seperti Streptococcus
B. Klasifikasi Bronkitis
1. Bronkitis Akut :
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis,
merupakan penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai.
Penyebab utama penyakit ini adalah virus maupun bakteri. Batuk merupakan gejala
yang menonjol dan arena batuk berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa
peradangan tersebut meliputi laring, trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga
disebut laringotrakeobronkhitis akut atau croup dan sering mengenai anak sampai
umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor, dan nafas berbunyi.
2. Bronkitis Kronis
minggu berturut-turut dan atau berluang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan.
C. Etiologi Bronkitis
dengan jelas. Pada kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital
maupun didapat.
1. Kelainan Kongenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor
a. Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
2. Kelainan didapat
1) Infeksi.
maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya.
2) Obstruksi bronkus
macam sebab : korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar
terhadap bronkus. Penyebab utama penyakit Bronkhitis Akut adalah adalah virus.
Para-influenza Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus, selain virus juga terdapat
Akut sering terjadi pada anak yang menderita Morbilli, Pertusis dan infeksi
Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa bakteri lain
merupakan penyebab primer Bronkitis Akut pada anak. Infeksi sekunder oleh
bakteri dapat terjadi, namun ini jarang di lingkungan sosio-ekonomi yang baik.
polusi udara, dan infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan terjadinya
bronchitis.
Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang adalah sebagai berikut :
a. Spesifik
1) Asma
Streptococcus Pneumonie.
5) Sindrom aspirasi.
7) Benda asing
8) Kelainan jantung bawaan
13) Psikis
b. Non-spesifik
1) Asap rokok
2) Polusi udara
D. Patofisiologi
Para Influenza, Asap Rokok, Polusi Udara, maupun patogen seperti bakteri penumonia
yang terhirup selama masa inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur
peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau penyumbatan jalan napas Menurut
Kowalak (2011).
Patologi dari bronkhitis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bronkhus,
bronkhus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal. Terdapat juga peradangan difus,
dan silia berkurang. Perubahan yang penting juga adalah perubahan pada saluran napas
kecil yaitu sekresi sel goblet, bukan saja bertambah dalam jumlahnya akan tetapi juga
lebih kental sehingga menghasilkan substansi yang mukopurulen, sel radang di mukosa
zat-zat asing yang ada di dalam saluran napas dan infeksi mikrobiologi (Phee, 2003).
traktus respiratorius akan mengakibatkan retensi jalan napas yang kecil dan
arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas, penyempitan jalan
napas dan penumpukan mucus di dalam jalan napas. Dinding bronkus mengalami
inflamasi dan penebalan akibat edema serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya
efek bronkospasme otot polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya
bronkus besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran napas turut
terkena. Jalan napas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat
ekspirasi. Dengan demikian, udara napas akan terperangkap di bagian distal paru. Pada
keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidakcocokan dan akibatnya
timpul hipoksemia. Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak
seimbang, sehingga penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke alveoli tidak
merata. Timbul hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal yang
vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan
Menurut Ngastiyah (2006), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama,
yaitu:
a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien kurang
istirahat
b. Daya tahan tubuh klien yang menurun
c. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
d. Kesenangan anak untuk bermain terganggu
e. Konsentrasi belajar anak menurun
Gejala awal Bronkhitis, antara lain :
a. Batuk membandel
Batuk kambuhan, berdahak-tidak, berat-tidak. Kendati ringan harus tetap
diwaspadai karena bila keadaan batuk terus menerus bisa menghebat dan berlendir
sampai sesak napas.
b. Sulit disembuhkan
Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan. Dalam sebulan batuk pileknya lebih
dari seminggu dan baru sembuh dua minggu, lalu berulang lagi.
c. Terjadi kapan saja
Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar batuknya ‘grok-grok’
bahkan sampai muntah. Bisa juga batuk baru timbul menjelang pagi. “Atau habis
lari-lari, ia kemudian batuk-batuk sampai muntah.
Tanda dan gejala secara umum dapat disimpulkan:
a. Sering bersin dan banyak sekret atau lendir
b. Demam ringan
c. Tidak dapat makan dan gangguan tidur
d. Retraksi atau tarikan pada dinding-dinding dada, suprasternal,
interkostal dan subkostal pada inspirasi
e. Cuping hidung
f. Nafas cepat
g. Dapat juga cyanosis
h. Batuk-batuk
i. Wheezing
j. Iritabel
k. Cemas
F. Komplikasi
Menurut Marni (2014) komplikasi bronchitis dengan kondisi kesehatan yang jelek,
antara lain :
a. Sinusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
e. Gagal Napas
BAB III
PEMBAHASAN
ANOVA dengan rancangan penelitian nonequivalent control group with pre-post test
design. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Kelompok sampel pada penelitian
Pada jurnal utama Megasari (2015) menyatakan Pada uji statistik ANOVA One Way
didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (Sig < 0,05). Nilai F hitung yang didapatkan
yaitu 76,111. Nilai F tabel 3,48. Maka diperoleh F hitung > F tabel (76,111 > 0,05),
sehingga H1 diterima yaitu data jumlah koloni bakteri darah tikus ada perbedaan yang
Minyak atsiri tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri
dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Fenil propana memiliki percabangan rantai
berupa gugus-gugus fenol dan eter fenol. Senyawa fenol memilifi efek korosif, dapat
mendenaturasi protein, merusak dinding dan membran sel dan menonaktifkan enzim-
enzim. Senyawa ini bersifat bakterisid (termasuk mikobakteri), fungisid, dan mampu
Zat aktif pada ekstrak lengkuas merah diduga mempunyai efektivitias sebagai
antibakteri adalah minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari flavonoid
dan fenil propana. Mekanisme kerja antibakteri eksttrak lengkuas merah dalam
Semakin tinggi dosis yang diberikan aktivitas antibakterinya semakin besar atau
semakin banyak jumLah zat aktif yang sebagai antibakteri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Pelczar dan Chan (1988) yang menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi
suatu zat antibiotik maka semakin cepat mikroorganisme terbunuh dan terhambat
pertumbuhannya.
diare, disentri, panu,batuk, kudis, bercak-bercak kulit dan tahi lalat, menghilangkan bau
mulut, obat kuat. Khasiat obat pada suatu tanaman umumnya disebabkan oleh kandungan
metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak atsiri (Elistina, 2005).
Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap, disebabkan minyak atsiri
dari beberapa tanaman bersifat aktif biologis sebagai antibakteri dan antijamur. Beberapa
hasil penelitian menemukan bahwa minyak atsiri dari daun sirih, rimpang temu kunci,
dan kunyit memiliki aktivitas sebagai antijamur dan antibakteri (Elistina, 2005). Minyak
atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua komponen yaitu golongan hidrokarbon dan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan minyak atsiri pada rimpang lengkuas
mengandung senyawa eugenol, sineol, dan metil sinamat (Buchbaufr, 2003). Penelitian
yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat
Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus fungsi
hidroksil (-OH) dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui
proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks
protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti
penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada
kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel memberan mengalami lisis
(Oka, 2008).
atsiri yang terdapat pada ekstrak lengkuas merah seperti yang diungkapkan Kunia
diduga akibat pengaruh senyawa bioaktif yang terdapat pada ekstrak Lengkuas merah.
Menurut penelitian Herni dan Shofia (2015) yang melakukan skrining fitokimia
Lengkuas merah dan Lengkuas putih, menunjukkan hasil untuk ekstrak etanol rimpang
Lengkuas merah positif mengandung golongan senyawa flavonoid, tannin, kuinon dan
terpenoid. Selain itu ekstrak rimpang Lengkuas merah juga mengandung minyak atsiri
seperti yang diungkapkan Kunia (2007), senyawa- senyawa tersebut diduga merupakan
Volk dan Wheeler (1988), minyak atsiri (seperti yang terkandung di dalam Lengkuas
proses terbentuknya membran atau dinding sel karena komponen struktural membran sel
bakteri tersusun atas protein dan lipid, hal ini menyebabkan membran sel rentan terhadap
zat kimia yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Kerusakan membran sel
menyebabkan terganggunya transport nutrisi (senyawa dan ion) melalui membran sel
yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan bakteri. Volk
dan Wheeler (1993) menambahkan bahwa walaupun dinding sel seperti yang terdapat
pada bakteri memiliki struktur yang dapat memberikan kekuatan tambahan bagi sel,
namun senyawa kimia seperti tannin yang juga terkandung dalam Lengkuas merah
merusak matriks biofilm (Coleman et al., 2010). Senyawa Senyawa fenol dapat bersifat
koagulator protein. Protein yang menggumpal tidak dapat berfungsi lagi, sehingga akan
Welly, 2013).
C. Pemanfaatan Lengkuas
2. Cara membuat: bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 3 gelas
KESIMPULAN
Lengkuas merah (Alpinia purpurata (Vieill) K. Schum) yang mempunyai senyawa
minyak atsiri dan senyawa yang lainya mampu menjadi terapi alternatif non farmakogi
sebagai anti bakteri dapat mengobat bronkitis. Sehingga dapat menjadi bahan
DAFTAR PUSTAKA
Alfian dkk. UJI EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI LENGKUAS MERAH (Alpinia
purpurata K. Schum) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Candida albica,
2008
Buchbaufr G., 2003, Original Research Paper, Acta Pharm, 53: 73-81
Elistina, M. D. 2005, Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dari Daun Sirih
(Piper betle L). Skripsi. Jurusan Kimia. FMIPA. Universitas Udayana. Denpasar.
Firda Khanifah. Efek Pemberian Air Perasan Jeruk Nipis (citrus aurantifilosa) terhadap
Pembentukan, Pertumbuhan dan Pengahncuran Biofilm Staphyloccocus Aureus secara
In Vivo, 2015.