Lo 1 Blok 3
Lo 1 Blok 3
Jawab:
Pada pemeriksaan, dampak polihidromnion adalah uterus tampak lebih besar
untuk usia kehamilan atau menunjukkan pertumbuhan interval besar, dan terdapat
kesulitan palpasi bagian-bagian janin atau mendengarkan DJJ. Kesulitan bernafas
pada ibu, edema ekstremitas bawah dan vulva, mual dan muntah, dan kompresi uterus
yang menyebabkan oliguria dapat terjadi pada polihidramnion berat. Akumulasi cepat
cairan (polihidromnion akut) terjadi lebih dini pada kehamilan dan sulit bagi wanita
hamil untuk menoleransi. Polihidromnion kronis adalah akumulasi lambat, biasanya
terjadi kemudian pada gestasi dan ditoleransi tanpa kesulitan. Pelahiran kurang bulan,
malpresentasi, abrupsio plasenta selama uterus dikosongkan, disfungsi uterus, prolaps
tali pusat, peningkatan risiko untuk pelahiran sesar, dan pendarahan pascapartum
merupakan komplikasi potensial (Moore, 2013).
Sumber:
Moore, K.L., Persaud, T.V.N. and Torchia, A.G. 2013. The Developing Human.
Canada: Eksevier.
(Lubis, 2014)
Salah satu klasifikasi yang banyak dipakai dan praktis secara klinis adalah
sistem klasifikasi oleh Gross dan Vogt yang membedakan atresiaesofagus menjadi 5
tipe sebagai berikut:
1. Tipe A: atresia esofagus terisolasi. Angka kejadiannya sekitar 8% darisemua
kasus;
2. Tipe B: atresia esofagus distal dengan fistula yang menghubungkan bagian
proksimal esofagus dengan trakea (fistula trakeoesofagus proksimal) dengan
angka kejadian 0,8%;
3. Tipe C: merupakan tipe yang paling sering terjadi yaitu sekitar 88,5%-90%
dimana terdapat proksimal atresia esofagus disertai fistula trakeoesofagus di
bagian distal;
4. Tipe D : atresia esofagus dengan double fistula trakeoesofagus yaitu dibagian
proksimal dan distal esofagus dengan angka kejadian 1,4%;
5. Tipe E: disebut juga tipe-H dimana tidak terdapat atresia esophagus namun
terdapat fistula trakeoesofagus dengan angka kejadian sekitar 4% dari semua
kasus;
6. Tipe F: Stenosis esophagus (Hanggorowati, 2018).
(Hanggorowati, 2018).
Sumber:
Hanggorowati, A.D., Wiryana, M., Sinardja, K., Kurniyanta, P. 2018.
Penatalaksanaan Anestesi pada Koreksi Atresia Esofagus. MEDICINA. Vol
49(2). Viewed on 21 November 2019. From: https://pdfs.semanticscholar.org
Lubis, F.A., dan Arifin, H. 2014. Penatalaksanaan Anestesi pada Koreksi Atresia
Esophagus dan Atresia esofagus. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Vol 5(3).
Viewed on 21 November 2019. From: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/
janesti/article/view/6312/14940
Sumber:
Muslim, C., Marnis, M., Nadya, Herryharyanto, Karyadi, B., and Ruyani, A. 2016.
Beberapa Kejadian Cacat Bawaan Bayi Lahir di Rumah Sakit M. Yunus
Bengkulu Dalam Satu Dekade Terakhir. Prosiding Seminar Nasional From
basic Science to Comprehensive Education. Vol 1(3). Viewed on 21
November 2019. From: www.journal.uin-alauddin.ac.id
Sumber:
Sunarya, U., Oktaliansah, E., and Sitanggang, R.H. 2017. Angka Mortalitas dan
Faktor yang Memengaruhi pada Pasien Trakeoesofageal Fistula (TEF) yang
Menjalani Operasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2010-2015.
Jurnal Anestesi Perioperatif. Vol 5(2). Viewed on 21 November 2019. From:
www.journal.fk.untad.ac.id