ANGKATAN LXXIX
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
ANGKATAN LXXIX
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2015
i
ii
Penguji I : ( )
Penguji II : ( )
Penguji III : ( )
Ditetapkan di : Depok
Tanggal :
iii
Tidak lupa penulis panjatkan rasa syukur yang teramat sangat kepada Tuhan Yang
Maha ESA, karena hanya ridho dan ketentuan-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dan menyelesaikan tugas
akhir RSIA SamMarie Basra berupa laporan umum mengenai RSIA SamMarie
Basra dengan lancar dan tanpa ada hambatan apapun.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis melibatkan bantuan berbagai pihak untuk
merampungkan serta memperbaiki laporan ini. Laporan ini ditulis dan disusun
sebagai tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan Profesi Apoteker di
Universitas Indonesia dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker (Apt.) di Universitas Indonesia. Penulis sadar akan pentingnya
bimbingan serta saran yang diberikan dari pembimbing dan berbagai pihak selama
melaksanakan PKPA hingga penyelesaian penulisan laporan PKPA ini. Oleh
karena itu, didalam kata pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besrnya kepada:
1. Bapak T. Nebrisa Z., S.Farm., Apt., MARS selaku Pembimbing telah banyak
membantu dan membimbing penulis untuk mengenal Rumah Sakit ini.
2. Ibu Nadia Farhanah Syafhan, S.Farm., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
dari Universitas Indonesia yang telah memberikan bimbingan selama Praktek
Kerja Profesi Apoteker berlangsung hingga penyusunan laporan akhir.
3. Bapak Drs. Mahdi Jufri, M.Si. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia.
4. Bapak Dr. Hayun, M.Si., Apt, selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia yang telah memberikan dukungan dan motivasi
selama penulis menempuh pendidikan di Farmasi UI.
5. Bapak dan Ibu di rumah yang telah memberikan dukungan moral dan material
yang tidak terhingga kepada penulis.
6. Kakak tercinta, Mas Umar, Mas Nur, khususnya Mas Fris Nugraha yang telah
memberikan semangat selama penulisan berlangsung.
iii
Penulis
2015
iv
vi
vii
Halaman
1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 2
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
Halaman
Gambar 1. Logo RSIA SamMarie Basra............................................... 16
xi Universitas Indonesia
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi Sammarie Healthcare Group ............ 31
Lampiran 2. Struktur Organisasi RSIA Sammarie Basra...................... 32
Lampiran 3. Struktur organisasi IFRS RSIA SamMarie Sasra ............. 33
Lampiran 4. Faktur Perbekalan Farmasi Dan Alkes RSIA
Sammarie Basra ............................................................... 34
Lampiran 5. Catatan Medisinal IFRS Sammarie Basra ........................ 35
Lampiran 6. Surat Permintaan Perbekalan Farmasi Dan Alkes Dari
1 Universitas Indonesia
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). IFRS yang dikepalai oleh apoteker dalam
jabatan fungsionalnya mempunyai banyak tugas dan fungsi terhadap pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit tempat IFRS berdiri. Diantaranya adalah, IFRS sebagai
instalasi penting yang mengatur ketersediaan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan di rumah sakit, IFRS juga bertanggung jawab dalam mengelola
perbekalan tersebut hingga mutunya terjamin sampai pada saat perbekalan
tersebut sampai ketangan pasien. Bahkan lebih besarnya lagi, IFRS dalam fungsi
kliniknya juga ikut bertanggung jawab memberikan monitoring terhadap
penggunaan obat pasien serta berkewajiban memberikan informasi obat yang baik
dan benar. Dalam beberapa RS biasanya juga telah diterapkan pemberian
konseling seputar kesehatan dan penggunaan obat-obatan kepada pasien yang
menerim pengobatan di RS tersebut.
Dari sekian kompleksnya tugas dan fungsi IFRS, maka perlu dilakukan
pembelajaran secara real bagi farmasis ataupun calon apoteker yang bergerak
dibidang pelayanan kesehatan untuk mempersiapkan kemampuan pelayanan yang
baik nantinya jika terjur ke masyarakat. Oleh sebab itu, Universitas Indonesia
bekerja sama dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie
Basra dengan melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
RSIA SamMarie Basra selama periode Juli hingga Agustus 2014.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya PKPA di RSIA SamMarie Basra adalah sebagai
berikut:
1. Memahami tugas dan fungsi IFRS di Rumah Sakit.
2. Memahami peran apoteker termasuk tugas dan fungsinya di IFRS RSIA
SamMarie Basra.
Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
2.4.3.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai. Berikut adalah Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan Dan
Bahan Medis Habis Pakai
Kegiatan yang berkaitan dengan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai. Berikut adalah Pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai adalah:
a. Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit;
b. Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal;
c. Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang
berlaku;
Universitas Indonesia
d. Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit;
e. Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku;
f. Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian;
g. Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit;
h. Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu;
i. Melaksanakan pelayanan Obat “unit dose”/dosis sehari;
j. Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan);
k. Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai;
l. Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan;
m. Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai;
n. Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai (Kemenkes RI, 2014).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.6.4. Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien dan/atau keluarganya.
Konseling untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap di semua fasilitas
kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif Apoteker, rujukan dokter, keinginan
pasien atau keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan
kepercayaan pasien dan/atau keluarga terhadap Apoteker. Pemberian konseling
Obat bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi
Obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang
pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi pasien (patient
safety) (Kemenkes RI, 2014). Secara khusus konseling Obat ditujukan untuk:
a) meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien;
b) menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien;
c) membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan Obat;
d) membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan Obat dengan
penyakitnya;
e) meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
f) mencegah atau meminimalkan masalah terkait Obat;
g) meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam hal terapi;
h) mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
melainkan juga untuk memelihara kesehatan ibu dan anak. Pelayanan yang
diberikan lebih lengkap dan terpadu dimulai dari persiapan kesehatan untuk
mendapatkan keturunan, kesehatan ibu selama hamil dan saat melahirkan hingga
kesehatan di ibu, bayi dan anak ke depannya. Rumah Sakit SamMarie Basra
terletak di Jl. Basuki Rachmat Pondok Bambu No.31 Jakarta Timur 13430 (RSIA
SamMarie Basra, 2014)
3.1.3. Logo
3.1.4. Tujuan
Pada pelayanan kesehatan, RSIA SamMarie Basra memiliki tujuan sebagai
berikut:
a) Meningkatkan kemampuan tenaga medis dan paramedis serta tenaga
kesehatan lainnya.
g) Mendekatkan pencapaian masyarakat untuk layanan kesehatan perempuan
dan anak terpadu dengan mutu terbaik, efisien, dan professional (RSIA
SamMarie Basra, 2014).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
22 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses penyaluran perbekalan farmasi dari
gudang/ruang penyimpanan ke ruangan yang melakukan permintaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan disertai dengan surat permintaan khususu. Ruang
penyimpanan perbekalan farmasi yang dikelola oleh IFRS SamMarie Basra
melayani permintaan rutin yang telah dijadwalkan untuk setiap unit kerja serta
permintaan mendesak/cito setiap hari. Sistem manual dilakukan oleh unit kerja
dengan menggunakan surat permintaan perbekalan farmasi yang harus diantar
langsung oleh petugas dari unit kerja ke instalasi farmasi sebelum pengambilan
perbekalan farmasi.
Setelah permintaan diterima, petugas akan menyetujui permintaan sesuai
dengan persediaan yang ada di ruang penyimpanan. Selanjutnya, petugas ruang
penyimpanan akan menyiapkan perbekalan farmasi yang disetujui serta
melakukan pencatatan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang tertera pada
formulir permintaan. Petugas administrasi akan memproses formulir
permintaan tersebut untuk mendapatkan Formulir Distribusi Obat/Alkes bagi
tiap satelit/unit/departemen terkait.
Setelah perbekalan farmasi disiapkan, petugas yang ada di ruang penyimpanan
akan menghubungi satelit/unit kerja terkait untuk memberitahukan bahwa
perbekalan farmasi sudah siap diambil. Pada saat penyerahan dilakukan
pengecekan kembali oleh petugas dan pihak satelit/departemen dengan
membaca ulang dan memeriksa perbekalan farmasi yang telah disiapkan serta
mencatat di buku serah terima gudang yang dilakukan di ruang pendistribusian.
Sedangkan untuk unit kerja yang tidak memiliki petugas untuk mengambil
perbekalan farmasi, petugas farmasi yang akan mengantarkannya.
Biasanya pendistribusian perbekalan farmasi di RSIA SamMarie Basra juga
dilakukan setiap pagi sesuai dengan surat permintaan setiap unit kerja yang
sebelumnya di tujukan ke IFRS. Distribusi ini dilakukan untuk menjaga
keutuhan stock di ruangan unit kerja dan mencegah kekosongan barang
sewaktu-waktu.
Universitas Indonesia
5. Dokumentasi
Pendokumentasian arsip-arsip telah tertata dengan baik. Resep-resep disimpan
berdasarkan bulan selama 3-5 tahun. Juga tempat pendokumentasian laporan
keuangan, Surat Permintaan Barang telah tertata dengan baik dalam satu
ruangan.
Untuk CSSD RSIA SamMarie berada di bawah Instalasi Bedah Sentral.
Departemen ini bertugas memenuhi kebutuhan sterilisasi ruang bedah.
Departemen ini memiliki sebuah alat untuk sterilisasi serta dikepalai oleh seorang
perawat. Peranan apoteker belum terlihat dalam departemen ini, hal ini seperti
yang diungkapkan oleh Bapak T. Nebrisa. Z., S.Farm.,Apt., MARS bahwa CSSD
di RSIA SamMarie Basra saat ini memang masih ditangani oleh perawat dan
anggota CSSD lainnya karena dianggap bahwa tenaga tersebut sudah cukup
memenuhi keutuhan kegiatan sterilisasi di RSIA SamMarie Basra.
Untuk Komite Medik dan Satuan Medis Fungsional (SMF) yang ada di
RSIA SamMarie belum terlihat adanya apoteker yang turut berperan di dalamnya.
Hal ini terlihat dari tidak dilibatkannya apoteker dalam penyusunan formularium
RSIA SamMarie. Formularium atau buku standar pengobatan tersebut berisi
tentang obat yang digunakan dan yang beredar di RSIA SamMarie. Disusun
berdasarkan efek famakologi dan secara alfabetis. Buku Standar Pengobatan yang
telah disusun hendaknya direvisi setiap tahunnya dengan cara pengusulan melalui
setiap SMF langsung melalui Direktur lalu Direktur yang menetapkan apakah
obat-obat tersebut layak masuk di Buku Standar Pengobatan, dan kadang kala
dapat meminta saran dari Kepala Instalasi Farmasi. Namun Formularium RSIA
SamMarie yang telah dibuat pada tahun 2013 belum direvisi kembali untuk
penggunaannya di tahun 2014.
Seperti yang telah diungkapkan di atas, IFRS SamMarie Basra merupakan
penyelenggara pelayanan kefarmasian yang baru terbentuk diawal tahun 2014,
sehingga adanya kegiatan yang belum terlaksana masih dapat dimaklumi. Oleh
karena itu, bapak T. Nebrisa. Z., S.Farm.,Apt., MARS mengungkapkan seiring
dengan tumbuh dan berkembangnya IFRS SamMarie Basra, kegiatan yang belum
terlaksana di rumah sakit ini diharapkan nantinya juga dapat direalisasikan oleh
RSIA SamMarie Basra.
Universitas Indonesia
5.1. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian yang dilakukan IFRS di RSIA SamMarie
Basra baru sekedar pelayanan farmasi dari segi manajemen farmasi.
Manajemen farmasi meliputi perencanaan, pengadaan dan pembelian,
penerimaan, penyimpanan, distribusi dan pelaporan serta dokumentasi
perbekalan kesehatan di rumah sakit.
2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi IFRS di RSIA SamMarie Basra,
apoteker secara langsung membawahi dan berperan sebagai kepala instalasi di
mana fungsinya adalah sebagai manajer yang mengupayakan tercapainya
fungsi IFRS di RSIA SamMarie Basra yaitu dengan melibatkan diri secara
langsung dalam pengelolaan perbekalan farmasi di RSIA SamMarie Basra.
Tidak hanya itu, apoteker juga mempunyai kewajiban/bertugas untuk
mewujudkan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional dengan cara
mengawasi, menyelenggarakan mengoordinasi kegiatan pelayanan kefarmasian
tersebut agar tetap sesuai dengan prosedur dan etik profesi.
5.2. Saran
1. Perlunya untuk segera diadakan kegiatan farmasi klinik seperti konseling,
ronde/visite, pemberian informasi obat (PIO) dan lain-lain sehingga peranan
dan fungsi dari apoteker di RSIA dapat berjalan optimal.
2. Perlunya dilakukan Pemberian Informasi Obat dengan cara penyebaran
leaflet/brosur tentang cara pemakaian obat khusus seperti suppossitoria atau
juga penyebaran leaflet tentang obat-obatan berdasarkan efek farmakologinya
dan juga penyimpanan obat yang benar
3. Penggunaan kartu stok agar dimaksimalkan sebagai alat untuk memantau
persediaan barang, sehingga stok barang yang ada selalu sama dengan sistem di
komputer.
4. Penambahan jumlah Asisten Apoteker di Sub Instalasi Produksi dan didirikan
satelit farmasi pada instalasi inap, HCU, NICU, PICU, OK, dan VK
28 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Siregar, Charles J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC
30 Universitas Indonesia
Tramedifa GTPD
(2007)
SamMarie Tramedifa,
Tramedifa IT Solutions
PT
(2011)
(2007)
Tebet
(2008)
SamMarie Rucitra Salon
Healthcare Group (2008)
(SMHG) Basra
(2011)
RSIA SamMarie Basra
(2010)
SamMarie Primafiat
(2009) Klinik Fertilitas & Bayi
Tabung SamMarie
(2011)
31
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 2. Struktur organisasi RSIA SamMarie Basra
32
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 3. Struktur organisasi IFRS RSIA SamMarie Basra
AA PENANGGUNG
JAWAB GUDANG
AA PENANGGUNG
JAWAB RAWAT
MANAJER INAP
PENUNJANG KEPALA IFRS
MEDIS
AA PENANGGUNG
JAWAB OK & VK
AA PENANGGUNG
JAWAB NICU &
PICU
33
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 4. Faktur perbekalan farmasi dan alkes RSIA SamMarie Basra
34
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 5. Catatan medisinal IFRS SamMarie Basra
35
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 6. Surat permintaan perbekalan farmasi dan alkes dari ruang rawat inap
36
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 7. Laporan penjualan obat di RSIA SamMarie Basra
37
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 8. Alur pasien RSIA SamMarie Basra
KOMPLEKS OK
RUANG OPERASI KAMAR BERSALIN WATER BIRTH
LAB ANDROLOGI
PENUNJANG MEDIS
PASIEN PULANG
KELAS LAKTASI PIJAT BAYI SENAM BUMIL
38
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 9. Kartu stok barang RSIA SamMarie Basra
39
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 10. Laporan stock obat RSIA SamMarie Basra
40
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 11. Daftar obat expired date RSIA SamMarie Basra
41
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 12. SP perbekalan farmasi RSIA SamMarie Basra
42
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 13. Resep dan salinan resep RSIA SamMarie Basra
43
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 14. Bukti serah terima perbekalan farmasi dari PBF ke RSIA SamMarie Basra
44
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 15. Kegiatan penyiapan alkes r. rawat inap/OK/NICU/PICU/VK di RSIA SamMarie Basra
45
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
Lampiran 16. Etiket, klip, plastik obat dan bungkus puyer di RSIA SamMarie Basra
46
Laporan praktek…, Fitri Nurmayanti, FF UI, 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
ANGKATAN LXXIX
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2015
i
Halaman
1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 2
4. PEMBAHASAN ............................................................................ 12
4.1 SPO Pemeriksaan Tanggal Kadaluwarsa/Rusak
Perbekalan Farmasi dan Alat Kesehatan di gudang,
ruang rawat, NICU/PICU dan OK.......................................... 14
4.2 SPO Penarikan Perbekalan Farmasi dan Alat Kesehatan
Kadaluwarsa/Rusak di Gudang, Ruang Rawat,
NICU/PICU dan OK RSIA SamMarie Basra......................... 16
4.3 SPO Pengelolaan Perbekalan Farmasi dan Alat Kesehatan
Kadaluwarsa/Rusak di RSIA SamMarie Basra .................... 17
4.4 SPO Pemusnahan/Penghapusan Perbekalan Farmasi dan
Alat Kesehatan Kadaluwarsa/Rusak di RSIA SamMarie
Basra ...................................................................................... 18
ii Universitas Indonesia
Halaman
Halaman
iv Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
1.2. Tujuan
Tugas khusus ini dibuat berdasarkan beberapa tujuan yang ingin di capai,
dan tujuan nya adalah membuat dan mengusulkan pembuatan SPO pengelolaan,
penarikan dan pemusnahan perbekalan farmasi yang kadaluwarsa di RSIA
SamMarie Basra.
Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
IFRS
Titik temu
Spesifikasi
Titik temu
Pelayanan
Penderita
Penderita
Laporan Spesifikasi
Konsumen Proses Penghant
Ringkas Konsumen
Desain aran
Pelayanan
Pelayanan
Pemasok/
Prof . Pel. IFRS
Prof . Pel.
Kes Apoteker Pemasok/ Kes
Spesifikasi IFRS
Pengandalian
Apoteker
Proses mutu Pelayanan
Kebutuhan Pemasa
konsumen ran
Proses Hasil
Prnghantaran Pelaynn
Pelayanan
Tim
Apoteker
IFRS
Apoteker Penderita Prof . Pel.
Kes
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
11 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar. Berikut adalah SPO yang
diusulkan:
1. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) RSIA SamMarie Basra melakukan
inventarisasi perbekalan farmasi dan alat kesehatan berlabel khusus yang
akan dimusnahkan terpisah dengan perbekalan farmasi dan alat kesehatan
lainnya yang masih memenuhi standar.
2. Apoteker RSIA SamMarie Basra menyiapkan administrasi (berupa laporan
dan Berita Acara Pemusnahan Perbekalan farmasi dan alat kesehatan)
3. Apoteker RSIA SamMarie Basra menetapkan jadwal, metode dan tempat
pemusnahan.
4. Apoteker RSIA SamMarie Basra melakukan pemusnahan disesuaikan dengan
jenis dan bentuk perbekalan.
5. Apoteker RSIA SamMarie Basra membuat laporan pemusnahan perbekalan
farmasi dan alat kesehatan yang sekurang- kurangnya memuat :
a) Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan.
b) Nama dan jumlah perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang
dimusnahkan.
c) Nama Apoteker pelaksana pemusnahan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan.
d) Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan.
6. RSIA SamMarie Basra membuat laporan pemusnahan perbekalan farmasi dan
alat kesehatan yang ditanda tangani oleh Apoteker dan saksi dalam
pelaksanaan pemusnahan (Berita Acara terlampir).
Universitas Indonesia
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan penyusunan SPO yang telah dilakukan dapat
ditarik kesimpulan bahwa telah dilakukan penyusunan SPO tentang pemeriksaan
tanggal kadaluwarsa, penarikan perbekalan farmasi kadaluwarsa dari rawat inap,
NICU/PICU dan OK Rumah Sakit Ibu dan Anak SamMarie Basra, pengelolaan
perbekalan farmasi kadaluwarsa dan pemusnahan perbekalan farmasi kadaluwarsa
di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) SamMarie Basra sesuai dengan ketetapan
yang diberlakukan oleh Bina Kefarmasian Republik Indonesia.
5.2. Saran
1. SPO hendaknya secara berkala direvisi dan diperbaharui sesuai dengan standar
yang berlaku.
2. Hendaknya petugas yang secara langsung terkait dalam pelaksanaan SPO
memahami isi SPO dan bertanggung jawab dalam melakukan operasional yang
dimaksud.
3. SPO yang telah tersusun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk dijadikan revisi ataupun tambahan SPO Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) SamMarie Basra.
4. SPO yang telah tersusun diharapkan dapat dikaji secara berkesinambungan
agar tetap dapat mengikuti perkembangan zaman.
5. Sebaiknya dilakukan penyusunan SPO lainnya yang belum ada di IFRS
SamMarie Basra seperti SPO Higiene dan Sanitasi, SPO Tata Kelola
Administrasi, SPO pengaturan Suhu Ruang, SPO produksi skala kecil, SPO
Penggunaan Baju Kerja.
20 Universitas Indonesia
Binfar dan Pengurus Pusat IAI. 2011. Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik
(CPFB) Good pharmacy Practice (GPP). Jakarta: KEMENKES RI.
Siregar, Charles J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC.
WHO dan FIP. 2012. Good Pharmacy Practice Joint FIF/WHO Guidelines On
GPP: Standards For quality of pharmacy service. Netherlands:
International Pharmaceutical Federation.
21 Universitas Indonesia
(lanjutan)
kadaluwarsa/rusak secara berkala Apoteker/Asisten
Apoteker (AA):
a) Menetapkan petugas yang ditunjuk bertanggungjawab
terhadap pemeriksaan tanggal kadaluwarsa/rusak
(Apoteker atau AA).
b) Melakukan pemeriksaan tanggal kadaluwarsa/rusak
untuk masing-masing obat dan alkes pada satu bagian
dari rak.
c) Untuk obat dan alkes yang mendekati tanggal
kadaluwarsa/rusak (1 - 3 bulan sebelumnya) beri
perhatian khusus.
d) Agar didistribusikan sebelum tanggal kadaluwarsa/rusak.
Atau mengembalikan (retur) obat dan alkes kepada
distributor sesuai dengan persyaratan yang disepakati.
e) Menyisihkan obat dan alkes yang telah
kadaluwarsa/rusak dan simpan di tempat tersendiri
dengan diberi label/tulisan OBAT
KADALUWARSA/RUSAK.
f) Melakukan prosedur di atas kembali untuk bagian rak
yang lain.
g) Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa/rusak
pada buku tersendiri.
4. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) juga memeriksa tanggal
kadaluwarsa/rusak pada saat pengambilan obat dan alkes:
a) Pada saat mengambil obat dan alkes untuk pelayanan
harus selalu melakukan pemeriksaan tanggal
kadaluwarsa/rusak.
b) Sisihkan obat alkes yang telah kadaluwarsa/rusak dan
simpan di tempat tersendiri dengan diberi label/tulisan
OBAT KADALUWARSA/RUSAK.
4. Mencatat hasil pemeriksaan tanggal kadaluwarsa/rusak pada
buku tersendiri atau pada Kartu Penanda Obat Kadaluwarsa
…………………..
Pengambilan kembali sejumlah perbekalan farmasi yang
dianggap kadaluwarsa/rusak ke gudang IFRS setelah proses
Pengertian
pemeriksaan anggal kadaluwarsa di Ruang rawat,
NICU/PICU, dan OK
Untuk melindungi dan menjamin distribusi perbekalan
farmasi yang bermutu tinggi kepada pasien di ruang rawat,
Tujuan
NICU/PICU dan OK serta untuk menghindari penggunaan
perbekalan farmasi yang substandar.
Kebijakan Apoteker dan Asisten Apoteker (AA)
Prosedur 1. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) melakukan pemeriksaan
tanggal kadaluwarsa/rusak secara berkala (1, 2 atau 3 bulan
sekali atau bersamaan dengan Stok Opname (SO)) di
Gudang, Ruang Rawat, NICU/PICU dan OK RSIA
SamMarie Basra.
2. Pada saat Apoteker/Asisten Apoteker (AA) melakukan
pemeriksaan tanggal kadaluwarsa di Gudang, Ruang Rawat,
NICU/PICU dan OK RSIA SamMarie Basra, jika
ditemukan perbekalan farmasi yang telah kadaluwarsa/rusak
maka perbekalan tersebut dipisahkan dari perbekalan yang
lainnya.
(lanjutan)
3. Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinik,
pimpinan RS, perawat dan staf medik yang bersangkutan di
ruang tempat penarikan harus diberi tahu setiap adanya
penarikan perbekalan farmasi yang kadaluwarsa/rusak.
4. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) memberi label
KOMODITI KADALUWARSA/RUSAK DILARANG
DIJUAL/DIGUNAKAN pada tempat khusus.
5. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) menarik dan melakukan
karantina semua produk yang kadaluwarsa dari Gudang,
Ruang Rawat, NICU/PICU dan OK RSIA SamMarie Basra,
diberi tanda “jangan digunakan” selanjutnya
Apoteker/Asisten Apoteker (AA) melakukan pengelolaan
perbekalan farmasi yang kadaluwarsa/rusak.
6. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) mengganti stok
perbekalan farmasi kadaluwarsa yang ditarik di Ruang
Rawat, NICU/PICU dan OK RSIA SamMarie Basra dengan
perbekalan farmasi yang tidak kadaluwarsa sejumlah
perbekalan yang ditarik.
…………………..
Penanganan perbekalan farmasi kadaluwarsa setelah di tarik
Pengertian
dari ruang rawat, NICU/PICU dan OK
Prosedur ini dibuat untuk melakukan kegiatan pengelolaan
Tujuan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluwarsa.
Kebijakan Apoteker
Prosedur 1. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) menyediakan tempat
khusus untuk menyimpan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan yang telah kadaluwarsa/rusak.
2. Pada saat menyediakan tempat khusus penyimpanan
komoditi, maka Apoteker/Asisten Apoteker (AA) harus
menyiapkan tempat yang terpisah dari ruang peracikan.
3. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) memberi label
KOMODITI KADALUWARSA/RUSAK DILARANG
DIJUAL pada tempat khusus.
4. Apoteker (Ka.IFRS) menunjuk petugas yang
bertanggungjawab mengelola komoditi ini (AA atau Juru
Resep).
5. Sebelum memasukkan komoditi yang telah
kadaluwarsa/rusak pada tempat khusus, terlebih dahulu
(lanjutan)
Apoteker/Asisten Apoteker (AA) mencatat hasil dan
jumlah perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang
kadaluwarsa/ rusak dalam buku khusus.
6. Dalam melakukan pemusnahan komoditi, petugas yang
ditunjuk (AA/Juru Resep) bersama Apoteker (Ka.IFRS)
harus melakukan pemusnahan sesuai tata cara yang berlaku.
…………………..
Kegiatan memusnahkan perbekalan farmasi
Pengertian kadaluwarsa/rusak yang dianggap substandar sesuai dengan
syarat yang di berlakukan oleh Bina Kefarmasian
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan
Tujuan pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
kadaluwarsa/rusak.
Kebijakan Apoteker
Prosedur 1. Apoteker/Asisten Apoteker (AA) RSIA SamMarie Basra
melakukan inventarisasi perbekalan farmasi dan alat
kesehatan berlabel khusus yang akan dimusnahkan terpisah
dengan perbekalan farmasi dan alat kesehatan lainnya yang
masih memenuhi standar.
2. Apoteker RSIA SamMarie Basra menyiapkan administrasi
(berupa laporan dan Berita Acara Pemusnahan Perbekalan
farmasi dan alat kesehatan)
3. Apoteker RSIA SamMarie Basra menetapkan jadwal,
metode dan tempat pemusnahan.
4. Apoteker RSIA SamMarie Basra melakukan pemusnahan
disesuaikan dengan jenis dan bentuk perbekalan.
(lanjutan)
5. Apoteker RSIA SamMarie Basra membuat laporan
pemusnahan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang
sekurang- kurangnya memuat :
a) Waktu dan tempat pelaksanaan pemusnahan perbekalan
farmasi dan alat kesehatan.
b) Nama dan jumlah perbekalan farmasi dan alat kesehatan
yang dimusnahkan.
c) Nama Apoteker pelaksana pemusnahan perbekalan
farmasi dan alat kesehatan.
d) Nama saksi dalam pelaksanaan pemusnahan perbekalan
farmasi dan alat kesehatan.
6. RSIA SamMarie Basra membuat laporan pemusnahan
perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang ditanda tangani
oleh Apoteker dan saksi dalam pelaksanaan pemusnahan
(Berita Acara terlampir).
Farmasi R.S/Apotek* :
Jalan Basuki Rahmat No.31, Jakarta Timur, Kota Jakarta Timur, DKI
Alamat :
Jakarta 13430.Tlp:(021) 86613145
Tahun kadaluwarsa :
Bulan Kadaluwarsa :
Sumber
No. Nama Obat, Bentuk Tgl. Tempat
Pembelian/No. Jumlah Ket
Urut Sediaan,Satuan Pembelian Penyimpanan
Faktur
(Binfar, 2008)
Pada hari………..tanggal………bulan……………tahun…………….sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :……………………………………………...
Jabatan :……………………………………………...
No. SIKA :……………………………………………...
2. Nama :……………………………………………...
Jabatan :……………………………………………...
No. SIKA :……………………………………………...
Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
(lanjutan)
Berita acara pemusnahan ini dibuat rangkap 4 ( empat ) dan dikirim kepada:
…………………………….20……
Yang membuat acara,
Saksi- Saksi:
1. (……………………………..)
(………………………….) No. SIKA:…………………… No.
SIK:…………………
2. (……………………………..)
No. SIKA:…………………..
Lampiran 7.Contoh lampiran daftar obat yang dimusnahkan dalam berita acara
pemusnahan obat ((Binfar, 2008)
NARKOTIKA
…………………………….20……
Yang membuat acara,
Saksi- Saksi:
1. (……………………………..)
(………………………….) No. SIKA:…………………… No.
SIK:…………………
2. (……………………………..)
No. SIKA:…………………..
…………………………….20……
Yang membuat acara,
Saksi- Saksi:
1. (……………………………..)
(………………………….) No. SIKA:…………………… No.
SIK:…………………
2. (……………………………..)
No. SIKA:…………………..
Pada hari………..tanggal………bulan……………tahun…………….sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,
kami yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :……………………………………………...
Jabatan :……………………………………………...
No. SIKA :……………………………………………...
2. Nama :……………………………………………...
Jabatan :……………………………………………...
No. SIKA :……………………………………………...
(lanjutan)
Demikian berita acara ini kami buat sesungguhnya dengan penuh tanggung jawab.
Berita acara pemusnahan ini dibuat rangkap 4 ( empat ) dan dikirim kepada:
…………………………….20……
Yang membuat acara,
Saksi- Saksi:
3. (……………………………..)
(………………………….) No. SIKA:…………………… No.
SIK:…………………
4. (……………………………..)
No. SIKA:…………………..