Oleh:
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien Stroke" ini dapat tersusun hingga selesai
.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
kelompok 9
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DefinisiStroke
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi
serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena
emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak.
Secara global penyakit ini merupakan penyebab utama kedua kematian.Penyakit
ini dominan terjadi pada kalangan dewasa dan orangtua. WHO memperkirakan bahwa
pada tahun 2005, stroke menyumbang 5,7 juta kemaian diseluruh dunia, setara dengan
9,9 % dari seluruh kematian. Lebih dari 85 % dari kematian akan erjadi pada orang orang
di Negara yang berpenghasilan rendah dan menengah serta juga terjadi pada orang
dengan usia 70 tahun ke atas.
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan
2.1 Stroke
1. Pengertian
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare,
2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata–mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang
disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli,
trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak
2. Stroke diklasifikasikan menjadi dua :
a. Stroke Non Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu
perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat
anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan
kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi
lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari,
2008).
b. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang
terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala
fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).
3. Anatomi fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron.Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu
serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak),
dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis
yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi
tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan
primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh
duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior serebrum.Fungsi utamanya adalah
sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula
oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah).Medula oblongata
merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah.Pons
merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras
kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan
serebelum.Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang
berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan
desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus,
epitalamus dan hipotalamus.Talamus merupakan stasiun penerima dan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum
dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan
menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau
tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan
pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang.Hipotalamus berkaitan
dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer
yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)
b. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 %
konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya.
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan
arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus
Willisi.(Satyanegara, 1998)
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis
komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea.Arteri karotis interna masuk ke
dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum,
menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi
suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen
basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian
(terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks
somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah
untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata.Kedua arteri ini
bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai
setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk
sepasang arteri serebri posterior.Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris
ini jmemperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan
sebagian diensefalon.Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya
memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan
temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A.
Price, 1995)
Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui
venula-venula (yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di drainase ke
sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena emisaria akan dialirkan ke
vena-vena ekstrakranial. (Satyanegara, 1998)
4. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah
satu empat kejadian yaitu:
a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain.
c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak
e. Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah
ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan,
berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
a. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
b. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit
meningkat.
5. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang
terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total).Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri
karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau
cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan
sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat,
selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.
b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke
kejaringan (hemorrhage).
c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan
jaringan otak.
d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.
Bed rest
Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer &
Bare (2002) adalah:
a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah
adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima
akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan
intrvena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki
aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrim perlu dihindari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi
atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran
darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak
konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
9. Pemeriksaan diagnotsik
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada penyakit stroke adalah:
a. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/
ruptur.
b. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya
infark.
c. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau
serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau
perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang
mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.
e. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
f. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan
pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat
pada thrombosis serebral.
10. Asuhan keperawatan stroke
Pengkajianmenurut11polafungsikesehatanGordon,antaralainsebagaiberikut.
1. PolaPersepsidanManajemenKesehatan
Sensorikmotorikmenurunatauhilangmudahterjadiinjury,perubahanpersepsida
norientasi.
2. PolaNutrisi-metabolik
Nausea,vomiting,dayasensorihilang,dilidah,pipi,tenggorokan,dysfagia
3. PolaEliminasi
PerubahankebiasaanBABdanBAK.Misalnyainkontinentiaurine,anuria,distens
ikandungkemih,distensiabdomen,suaraususmenghilang.
4. Polaaktivitasdanlatihan
Klienakanmengalamikesulitanaktivitasakibatkelemahan,hilangnyarasa,parali
sis,hemiplegi,mudahlelah.
5. PolakognitifdanPersepsi
Gangguanpenglihatan(penglihatankabur),dyspalopia,lapangpandangmenyem
pit.Hilangnyadayasensoripadabagianyangberlawanandibagianekstremitasdankada
ng-kadangpadasisiyangsamadimuka.
6. PolaPersepsi-Konsepdiri
Emosilabil,responyangtaktepat,mudahmarah,kesulitanuntukmengekspresikan
diri.
7. PolaTidurdanIstirahat
Mudahlelah,dansusahtidur.
8. PolaPeran-Hubungan
Gangguandalambicara,ketidakmampuanberkomunikasi.
9. PolaSeksual-Reproduksi
10. PolaToleransiStress-Koping
Tidakmampumengambilkeputusan.
11. PolaNilai-Kepercayaan
Tergantungpadaseberapatingginilaidankepercayaanklienterhadapkepercayaan
ya.
11. Diagnose
Bantu penyiapan
perangkat pemantauan
TIK
Berikan informasi
penting kepada pasien
dan keluarganya
Monitor tekanan aliran
darah
Monitor status neurologis
Monitor intake dan outpu
Periksa pasien ada
tidaknya kaku kuduk
Jaga tekanan arteri
sistemik dalam
jangkauan tertentu
Beri agen farmakologis
untuk mempertahankan
TIK dalam jangkauan
tertentu
Tentukan Batasan
pergerakan sendi dan
efeknya terhadap fungsi
sendi
Kolaborasikan dengan
ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan
menerapkan sebuah
program latihan
Jelaskan pada pasien dan
keluarga manfaat dan
tujuan latihan sendi
Monitor lokasi dan
kecendrungan adanya
nyeri dan
ketidaknyamanan selama
pergerakan atau aktifitas
Dukung latihan ROM
sesuai jadwal yang
teratur dan terencana
Lakukan latihan ROM
pasif atau ROM sesuai
indikasi
Hambatan kemampuan Kemampuan berpindah (0210) Peningkatan Latihan : Latihan
berpindah b.d kekuatan otot kekuatan (0201)
021001 Berpindah dari tempat
tidak memadai, gangguan
tidur ke kursi (Level 4) Lakukan skrining
keseimbangan d.d gangguan
lesehatan sebelum
fungsi kognitif, gangguan 021002 Berpindah dari kursi ke
memulai latihan untuk
muskoloskeletal, gangguan tempat tidur (Level 4) mengidentifikasi resiko
neuromuskular dengan menggunakan
021003 Berpindah dari kursi ke
skala kesiapan latihan
kursi (Level 4)
fisik terstandar atau
021007 Berpindah dari kursi roda melengkapi pemeriksaan
ke toilet (Level 4) riwayat kesehatan dan
fisik
Dapatkan persetujuan
Koordinasi pergerakan (0212)
medis untuk memulai
021201 Kontraksi kekuatan otot program latihan
(Level 5) kekuatan, jika diperlukan
5) mengekspresikan nilai,
kepercayaan dan
021207 Keseimbangan gerakan
tujuannya dalam
(Level 5)
melakukan latihan otot
dan kesehatan
Beri informasi mengenai
Pengetahuan Mekanika Tubuh
jenis (latihan) daya tahan
(1827)
otot yang bisa dilakukan
182707 Latihan untuk
Instruksikan untuk
meningkatkan fleksibilitas otot
melakukan tiga sesi
(Level 5)
latihan untuk setiap
182708 Latihan untuk kelompok otot setiap satu
meningkatkan mobilitas sendi minggu smaapi tujuh
(Level 5) latihan tercapai dan
kemudian tingkat
182709 Latihan untuk
programnya
meningkatkan kekuatan otot
(Level 5)
Peningkatan latihan:latihan
kekuatan
Gali pengalaman
individu sebelum
mengenal latihan
Dukung individu untuk
memulai atau
melanjutkan latihan
Damping indivdu pasa
saat mengembangkan
program latihan untuk
memenuhi kebutuhan
Lakukan latihan Bersama
individu jika diperlukan
Libatkan keluarga atau
orang yang memberi
perawatan dalam
merencanakan dan
meningkatkan program
latihan
Defisit perawatan diri Perawatan diri berpakaian Berpakaian
ditandai dengan
030216 mengambil pakaian dari Identifikasi area dimana
ketidakmampuan mencapai
lemari dinding dipertahankan pasien membutuhkan
toilet, ketidakmampuan naik
pada 2 dan ditingkatkan ke 4 bantuan dalam
toilet, ketidakmampuan
berpakaian
memegang alatmakan, 030203 mengambil pakaian
Pakaikan dulu pakaian
ketidakmampuan mengambil dipertahankan pada 2 dan
pada bagian ekstremitas
cangkir, ketidakmampuan ditingkatkan ke 4
yang terkena (dampak
mengambil makanan dan 030204 memakai pakaian dari
memasukkan ke mulut, atas dipertahankan pada 2 dan atau bermasalah dengan
hambatan mengenakan ditingkatkan ke 4 tepat)
pakaian pada bagian tubuh Monitor kemampuan
030205 memakai pakaian bagian
atas/bawah, ketidakmampuan pasien untuk berpakaian
bawah dipertahankan pada 2 dan
membasuh tubuh, sendiri
ditingkatkan ke 4
ketidakmampuan mengakses Eliminasi
kamar mandi,
Bantu pasien ke toilet
ketidakmampuan mengambil
atau tempat lain untuk
perlengkapan mandi,
Perawatan diri eliminasi eliminasi pada interval
ketidakmampuan menjangkau
waktu tertentu
sumber air berhubungan 031013 masuk dan keluar dari
Beri privasi selama
dengan gangguan neuro kamar mandi dipertahankan pada
eliminasi
muscular, gangguan persepsi, 2 dan ditingkatkan ke 4
Pemberian makan
kelemahan, ketidakmampuan
031008 berdiri setelah eliminasi
merasakan bagian tubuh, Ciptakan lingkungan
atau berdiri dari kursi bantu
hambatan mobilitas, yang menenangkan
untuk eliminasi dipertahankan
hambatan kemampuan selama waktu makan
pada 2 dan ditingkatkan ke 4
berpindah. Berikan bantuan fisik
sesuai kebutuhan
Berikan alat alat yang
bisa memfasilitasi pasien
makan sendiri
Gunakan alat makan dan
gelas yang tidak mudah
pecah dan tidak berat
sesuai kebutuhan
Harga diri rendah situasional Harga diri Peningkatan harga diri
ditandai dengan meremehkan
120502 penerimaan terhadap Tentukan kepercayaan
kemampuan menghadapi
perbatan diri dipertahankan pada diri pasien dalam hal
situasi, tidak berdaya,
2 dan ditingkatkan ke 4 penilaian diri
tantangan situasi terhadap
harga diri, ungkapan negative 120511 timgkat kepercayaan diri Bantu pasien untuk
tentangdiri berhubungan dipertahankan pada 2 dan menemukan penerimaan
dengan gangguan citra tubuh, ditingkatkan ke 4 diri
gangguan fungsi, gangguan Dukung melakukan
120515 gambaran tentang bangga
peran social. kontak mata pada saat
kepada diri sendiri dipertahankan
berkomunikasi dengan
pada 2 dan ditingkatkan ke 4
orang lain
120519 perasaan tentang nilai
Bantu pasien untuk
diri dipertahankan pada 2 dan
mengidentifikasi respon
ditingkatkan ke 4
positif dari orang lain
Jangan mengkritisi
pasien secara negative
Monitor tingkat harga
diri dari waktu ke waktu
dengan tepat
Buat pernyataan positif
mengenai pasien
Thrombosis Cerebral Emboli Cerebral ↑ pembuluh darah otak Perdarahan intraserebral
dan subrachnoid
Deficit Neurologis
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan
serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis paparkan Semoga makalah ini berguna bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa keperawatan.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat kesalahan.Oleh karena itu, kritik atau saran yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA