Anda di halaman 1dari 29

Keperawatan Medikal Bedah

“Asuhan Keperawatan pada Stroke”

Oleh:

Putri Rahmadini 1711311016

Gani Mutiara 1711311022

Afifa Mardatilah 1711312028

Anisa Yured 1711313024

Program Studi S1 IlmuKeperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
yang berjudul “Asuhan keperawatan pada pasien Stroke" ini dapat tersusun hingga selesai
.Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 September 2019

kelompok 9
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DefinisiStroke

2.2 Etiologi Stroke

2.3 Patofisiogi Stroke

2.4 Manifestasi Klinis Stroke

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Stroke

2.6 Penatalaksanaan Terapeutik Stroke

2.7 Penatalaksanaan Medis Stroke

2.8 Komplikasi Stroke

2.9 Penatalaksanaan Keperawatan Stroke

2.10 Asuhan Keperawatan Stroke

2.11 WOC SOL dan Stroke

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi
serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena
emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak.
Secara global penyakit ini merupakan penyebab utama kedua kematian.Penyakit
ini dominan terjadi pada kalangan dewasa dan orangtua. WHO memperkirakan bahwa
pada tahun 2005, stroke menyumbang 5,7 juta kemaian diseluruh dunia, setara dengan
9,9 % dari seluruh kematian. Lebih dari 85 % dari kematian akan erjadi pada orang orang
di Negara yang berpenghasilan rendah dan menengah serta juga terjadi pada orang
dengan usia 70 tahun ke atas.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah:

1. Apa maksud dari stroke?


2. Apa etiologi dari stroke?
3. Apa patofisiologi dari stroke?
4. Bagaimana manifestasi klinisdaristroke?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada stroke?
6. Bagaimana penatalaksanaan medisstroke?
7. Bagaimana penatalaksanaan keperawatan pada stroke?
8. Bagaimana dengan asuhan keperawatan pada pasien stroke?
9.

1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan

1. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksud dari stroke


2. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksud etiologi dari stroke
3. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudpatofisiologi dari stroke
4. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudmanifestasi klinisdari stroke
5. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudpemeriksaan diagnostik
padastroke
6. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudpenatalaksanaan medisstroke
7. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudpenatalaksanaan keperawatan
pada stroke
8. Mahasiswa mampu memahami dan menyebutkan maksudasuhan keperawatan pada
pasien stroke
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Stroke
1. Pengertian
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare,
2002). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi
cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan semata–mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang
disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli,
trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke
otak yang timbulnya secara mendadak
2. Stroke diklasifikasikan menjadi dua :
a. Stroke Non Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu
perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat
anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan
kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi
lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari,
2008).
b. Stroke Hemoragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya
perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang
terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan cepat, nadi cepat, gejala
fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari, 2008).
3. Anatomi fisiologi
a. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih 100 triliun neuron.Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu
serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak),
dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis
yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi
tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan
primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh
duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior serebrum.Fungsi utamanya adalah
sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula
oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah).Medula oblongata
merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor,
pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah.Pons
merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras
kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan
serebelum.Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang
berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan
desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus,
epitalamus dan hipotalamus.Talamus merupakan stasiun penerima dan
pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum
dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan
menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau
tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan
pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang.Hipotalamus berkaitan
dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer
yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)
b. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 %
konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya.
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan
arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus
Willisi.(Satyanegara, 1998)
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis
komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea.Arteri karotis interna masuk ke
dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum,
menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi
suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen
basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian
(terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks
somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah
untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata.Kedua arteri ini
bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai
setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk
sepasang arteri serebri posterior.Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris
ini jmemperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan
sebagian diensefalon.Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya
memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan
temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A.
Price, 1995)
Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui
venula-venula (yang tidak mempunyai nama) ke vena serta di drainase ke
sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena emisaria akan dialirkan ke
vena-vena ekstrakranial. (Satyanegara, 1998)
4. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah
satu empat kejadian yaitu:
a. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
b. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke
otak dari bagian tubuh yang lain.
c. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
d. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak
e. Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah
ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan,
berpikir, memori, bicara, atau sensasi.

Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah

a. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
b. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit
meningkat.
5. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang
terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif
total).Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri
karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau
cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan
sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat,
selanjutnya akan mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.
b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke
kejaringan (hemorrhage).
c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan
jaringan otak.
d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.

Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan


pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas
kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak
akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan otak normal sekitarnya
yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha membantu suplai darah
melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal yang terjadi pada
korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,
penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole.
Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa
ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif
segala perubahan tekanan darah arteri.. Berkurangnya aliran darah serebral
sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan
terjadi kerusakan jaringan secara permanen.

6. Tanda dan Gejala


Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan
gejala penyakit stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai
atau salah satu sisi tubuh, hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran,
penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata, pusing dan
pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, bicara tidak jelas (pelo),
sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali
bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya pengendalian
terhadap kandung kemih.
Stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari
akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in
evolution).Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan
periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi
beberapa perbaikan.Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang
terkena:
 Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau
tungkai atau salah satu sisi tubuh
 Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh
 Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
 Penglihatan ganda
 Pusing
 Bicara tidak jelas (rero)
 Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
 Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
 Pergerakan yang tidak biasa
 Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
 Ketidakseimbangan dan terjatuh
 Pingsan.
7. Penatalaksanaan Medis
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
boleh dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.Bebaskan jalan nafas
dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan ogsigen sesuai
kebutuhan

 Tanda-tanda vital diusahakan stabil

 Bed rest

 Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia

 Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

 Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi

 Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari


penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik

 Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK

 Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT

Penatalaksanaan spesifik berupa:

 Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan,


obat hemoragi
 Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan
pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi

Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:

 Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum


3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
 Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari
tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
 Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan thrombus dan embolisasi

8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer &
Bare (2002) adalah:
a. Hipoksia serebral, diminimalkan dengan memberi oksigenasi darah
adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan
mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima
akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan.
b. Penurunan aliran darah serebral, bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan
intrvena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki
aliran darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrim perlu dihindari
untuk mencegah perubahan pada aliran darah serebral dan potensi
meluasnya area cedera.
c. Embolisme serebral, dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi
atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran
darah serebral. Disritmia dapat mengakibatkan curah jantung tidak
konsisten dan penghentian trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat
menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.
9. Pemeriksaan diagnotsik
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada penyakit stroke adalah:
a. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara
spesifik seperti perdarahan, obstruksi arteri atau adanya titik oklusi/
ruptur.
b. CT-scan: memperhatikan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya
infark.
c. Pungsi lumbal: menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischaemia Attack) atau
serangan iskemia otak sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subarakhnoid atau
perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
thrombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging): menunjukkan daerah yang
mengalami infark, hemoragik, dan malformasi arteriovena.
e. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena.
f. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan
pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat
pada thrombosis serebral.
10. Asuhan keperawatan stroke
Pengkajianmenurut11polafungsikesehatanGordon,antaralainsebagaiberikut.
1. PolaPersepsidanManajemenKesehatan
Sensorikmotorikmenurunatauhilangmudahterjadiinjury,perubahanpersepsida
norientasi.
2. PolaNutrisi-metabolik
Nausea,vomiting,dayasensorihilang,dilidah,pipi,tenggorokan,dysfagia
3. PolaEliminasi
PerubahankebiasaanBABdanBAK.Misalnyainkontinentiaurine,anuria,distens
ikandungkemih,distensiabdomen,suaraususmenghilang.
4. Polaaktivitasdanlatihan
Klienakanmengalamikesulitanaktivitasakibatkelemahan,hilangnyarasa,parali
sis,hemiplegi,mudahlelah.
5. PolakognitifdanPersepsi
Gangguanpenglihatan(penglihatankabur),dyspalopia,lapangpandangmenyem
pit.Hilangnyadayasensoripadabagianyangberlawanandibagianekstremitasdankada
ng-kadangpadasisiyangsamadimuka.
6. PolaPersepsi-Konsepdiri
Emosilabil,responyangtaktepat,mudahmarah,kesulitanuntukmengekspresikan
diri.
7. PolaTidurdanIstirahat
Mudahlelah,dansusahtidur.
8. PolaPeran-Hubungan
Gangguandalambicara,ketidakmampuanberkomunikasi.
9. PolaSeksual-Reproduksi
10. PolaToleransiStress-Koping
Tidakmampumengambilkeputusan.
11. PolaNilai-Kepercayaan
Tergantungpadaseberapatingginilaidankepercayaanklienterhadapkepercayaan
ya.

11. Diagnose

Diagnosa NOC NIC

Risiko ketidakefektifan Perfusi jaringan (0422) Manajemen dema serebral


perfusi jaringan otak b.d (2540)
042201 Aliran darah melalui
infark miokardium d.d
pembuluh darah hepar (Level 5)  Monitor adanya
aterosklerosis aortic,
kebingungan, perubahan
embolisme, hipertensi, masa 042202 Aliran darah melalui
pikiran, keluhan pusing,
tromboplastin parsial (PTT) pembuluh darah ginjal (Level 5)
pingsan.
abnormsl 042207 Aliran darah melalui
 Monitor status neurologi
pembuluh darah pulmonary
dengan ketat dan
(Level 5)
bandingkan dengan nilai
042209 Aliran darah melalui normal
pembuluh darah perifer (Level 5)  Monitor tanda-tanda vital
 Monitor karakteristik
042210 Aliran darah melalui
cairan serebrospinal:
pembuluh darah pada tingkat sel
warna, kejernihan,
(Level 5)
konsistensi
Perfusi jaringan: serebral  Analisa pola TIK
(0406)
 Monitor status
040602 Tekanan intracranial pernapasan: frekuensi,
stabil (level 5) irama, kedalaman
pernapasan, PaO2,
040613 Tekanan darah sistolik
PCO2, PH, Bikarbonat
stabil (Level 5)
 Hindari cairan IV
040614 Tekanan darah diastolic hipotonik
stabil (Level 5)
 Berikan anti kejang
040615 Nilai rata-rata tekanan sesuai order
darah normal (Level 5)  Lakukan latihan ROM
pasif
 Posisiskan tinggi kepala
tempat tidur 30 derajat
atau lebih
 Monitor indeks tekanan
volume

Monitor tekanan intracranial


(TIK) (2590)

 Bantu penyiapan
perangkat pemantauan
TIK
 Berikan informasi
penting kepada pasien
dan keluarganya
 Monitor tekanan aliran
darah
 Monitor status neurologis
 Monitor intake dan outpu
 Periksa pasien ada
tidaknya kaku kuduk
 Jaga tekanan arteri
sistemik dalam
jangkauan tertentu
 Beri agen farmakologis
untuk mempertahankan
TIK dalam jangkauan
tertentu

Ketidakefektifan perfusi Perfusi jaringan: perifer(0407) Perawatan sirkulasi:


jaringan perifer b.d kurang insufisiensi arteri (4062)
040715 pengisian kapiler jari
pengetahuan tentang proses
(Level 50  Lakukan pemeriksaan
penyakit, kurang pengetahuan
fisik system
tentang factor yang dapat di 040716 Pengisian kapiler jari
kardiovaskuler atau
ubah, gaya hidup kurang (Level 5)
penilaian yang
gerak d.d perubahan fungsi 040710 peningkatan suhu kulit
komprehensif pada
motorik, perubahan tekanan ujung kaki dan tangan (Level 5)
sirkulasi perifer
darah di ekstremitas,
040727 peningkatan tekanan (misalnya memeriksa
penurunan nadi perifer, dan
darah sistolik (Level 5) denyut nadi perifer,
edema
edema, waktu pengisian
040728 peningkatan tekanan
kapiler, warna dan suhu)
darah diasolik (Level 5)
 Evaluasi edema dan
Status (040) denyut jantung

040103 Peningkatan tekanan nadi  Tempatkan ujung kaki

(Level 5) dan tangan


 Ubah posisi klien setiap 2
040104 Peningkatan tekanan
jam dengan tepat
darah rata rata (Level 5)
 Instruksikan pada klien
040137 Peningkatan saturasi factor yang menggangu
oksigen (Level 5) sirkulasi darah (merokok,

Perfusi jaringan (0422) pakaian ketat, terlalu


lama di dalam suhu
042201 Aliran darah melalui dingin, dan
pembuluh darah hepar (Level 5) menyilangkan kaki)
 Monitor jumlah cairan
042202 Aliran darah melalui
yang masuk dan keluar
pembuluh darah ginjal (Level 5)
Perawatan sirkulasi:
042207 Aliran darah melalui
insufisiensi vena (4066)
pembuluh darah pulmonary
(Level 5)  Lakukan penilaian
sirkulasi perifer secara
042209 Aliran darah melalui
komprehensif (misalnya
pembuluh darah perifer (Level 5)
memeriksa denyut nadi
042210 Aliran darah melalui
perifer, edema, waktu
pembuluh darah pada tingkat sel
pengisian kapiler, warna
(Level 5)
dan suhu)
 Nilai udem dan nadi
perifer
 Monitor level
ketidaknyamanan dan
nyeri
 Dukung latian ROM
pasif dan aktif, terutama
pada ekstremias bawah
selama istirahat
 Berikan obat antiplatelet
dan antikoagulan dengan
cara yang tepat
 Perhatikan hidrasi yang
cukup untuk menurunkan
viskositas darah
Hambatan mobilitas fisik b.d Ambulasi (0200) Terapi latihan: Ambulasi
intoleran aktiviitas, (0221)
020001 Menopang berat badan
penurunan kekuatan otot,
(Level 5)  Beri pasien pakaian yang
penurunan massa otot, kaku
tidak mengekang
sendi d.d gangguang fungsi 020003 Berjalan dengan pelan
 Bantu pasien untuk
kognitif, gangguan (Level 5)
menggunakan alas kaki
muskuloskelatal, gangguan 020010 Berjalan dalam jarak
yang memfasilitasi
neuromuscular, gangguan yang dekat (<1 blok/ 20 meter)
pasien untuk berjalan dan
sensori perseptual
Ambulasi: kursi roda (0201) mencegah cidera
 Dorong untuk duduk di
020101 Perpindahan ke dan dari
tempat tidur, di samping
kursi roda (level 5)
tempat tidur (menjuntai),
020103 Menjalankan kursi roda atau di kursi,
dalam jarak dekat (level 5) sebagaimana yang dapat

Pergerakan (0208) di toleransi pasien


 Bantu pasien untuk
020801 Keseimbangan (level 5)
duduk di sisi tempat tidur
020803 Gerakan otot (level 5) untuk memfasilitasi
penyesuaian sikap tubuh
020804 Gerakan Sendi (level 5)
 Konsultasikan pada ahli
020806 Berjalan (level 5)
terapi fisik mengenai
020814 Bergerak dengan mudah rencana ambulasi, sesuai
(level 5) kebutuhan
 Bantu pasien untuk
perpindahan sesuai
Adaptasi terhadap disabilitas kebutuhan
fisik (1308)  Terapkan/sediakan alat
130806 Menggunakan strategi bantu (tongkat, walker,
untuk mengurangi stress yang kursi roda) untuk
berhubungan dengan disabilitas ambulasi, jika pasien
tidak stabil.
130808 Mengidentifikasi cara
 Instruksikan pasien atau
cara untuk beradaptasi dengan
caregiver mengenai
perubahan hidup
pemindahan dan teknik
130812 Menerima kebutuhan ambulasi yang aman
akan bantuan fisik
 Dorong ambulasi
independen dalam batas
aman.
 Dorong pasien untuk
“bangkit sebanyak dan
sesering yang di
inginkan” (up ad lib, jika
sesuai).

Peningkatan mekanika tubuh


(0140)

 Kaji komitmet pasien


untuk belajar dan
menggunakan postur
tubuh yang benar
 Kolaborasikan dengan
fisioterapis dalam
mengembangkan
peningkatan mekanika
tubuh, sesuai indikasi
 Kaji pemahaman pasien
mengenai mekanika
tubuh dan latihan
(misalnya,
mendemonstrasikan
kembali teknik
melakukan aktivitas atau
latihan yang benar)
 Instruksikan pasien untuk
menggerakkan kaki
terlebih dahulu,
kemudian badan ketika
memulai berjalan dari
posisi berdiri
 Bantu pasien / keluarga
untuk mengidentifikasi
latihan postur (tubuh)
yang sesuai
 Bantu pasien untuk
memilih aktivitas
pemanasan sebelum
memulai latihan atau
memulai pekerjaan yang
tidak di lakukan secara
rutin sebelumnya
 Edukasi pasien atau
keluarga tentang
frekuensi dan jumlah
pengulangan dari setiap
latihan
 Monitor perbaikan postur
( tubuh) / mekanika
tubuh pasien
Terapi latihan : mobilitas
sendi (0224)

 Tentukan Batasan
pergerakan sendi dan
efeknya terhadap fungsi
sendi
 Kolaborasikan dengan
ahli terapi fisik dalam
mengembangkan dan
menerapkan sebuah
program latihan
 Jelaskan pada pasien dan
keluarga manfaat dan
tujuan latihan sendi
 Monitor lokasi dan
kecendrungan adanya
nyeri dan
ketidaknyamanan selama
pergerakan atau aktifitas
 Dukung latihan ROM
sesuai jadwal yang
teratur dan terencana
 Lakukan latihan ROM
pasif atau ROM sesuai
indikasi
Hambatan kemampuan Kemampuan berpindah (0210) Peningkatan Latihan : Latihan
berpindah b.d kekuatan otot kekuatan (0201)
021001 Berpindah dari tempat
tidak memadai, gangguan
tidur ke kursi (Level 4)  Lakukan skrining
keseimbangan d.d gangguan
lesehatan sebelum
fungsi kognitif, gangguan 021002 Berpindah dari kursi ke
memulai latihan untuk
muskoloskeletal, gangguan tempat tidur (Level 4) mengidentifikasi resiko
neuromuskular dengan menggunakan
021003 Berpindah dari kursi ke
skala kesiapan latihan
kursi (Level 4)
fisik terstandar atau
021007 Berpindah dari kursi roda melengkapi pemeriksaan
ke toilet (Level 4) riwayat kesehatan dan
fisik
 Dapatkan persetujuan
Koordinasi pergerakan (0212)
medis untuk memulai
021201 Kontraksi kekuatan otot program latihan
(Level 5) kekuatan, jika diperlukan

021205 Kontrol gerakan (Level  Bantu pasien dalam

5) mengekspresikan nilai,
kepercayaan dan
021207 Keseimbangan gerakan
tujuannya dalam
(Level 5)
melakukan latihan otot
dan kesehatan
 Beri informasi mengenai
Pengetahuan Mekanika Tubuh
jenis (latihan) daya tahan
(1827)
otot yang bisa dilakukan
182707 Latihan untuk
 Instruksikan untuk
meningkatkan fleksibilitas otot
melakukan tiga sesi
(Level 5)
latihan untuk setiap
182708 Latihan untuk kelompok otot setiap satu
meningkatkan mobilitas sendi minggu smaapi tujuh
(Level 5) latihan tercapai dan
kemudian tingkat
182709 Latihan untuk
programnya
meningkatkan kekuatan otot
(Level 5)
Peningkatan latihan:latihan
kekuatan

 Gali pengalaman
individu sebelum
mengenal latihan
 Dukung individu untuk
memulai atau
melanjutkan latihan
 Damping indivdu pasa
saat mengembangkan
program latihan untuk
memenuhi kebutuhan
 Lakukan latihan Bersama
individu jika diperlukan
 Libatkan keluarga atau
orang yang memberi
perawatan dalam
merencanakan dan
meningkatkan program
latihan
Defisit perawatan diri Perawatan diri berpakaian Berpakaian
ditandai dengan
030216 mengambil pakaian dari  Identifikasi area dimana
ketidakmampuan mencapai
lemari dinding dipertahankan pasien membutuhkan
toilet, ketidakmampuan naik
pada 2 dan ditingkatkan ke 4 bantuan dalam
toilet, ketidakmampuan
berpakaian
memegang alatmakan, 030203 mengambil pakaian
 Pakaikan dulu pakaian
ketidakmampuan mengambil dipertahankan pada 2 dan
pada bagian ekstremitas
cangkir, ketidakmampuan ditingkatkan ke 4
yang terkena (dampak
mengambil makanan dan 030204 memakai pakaian dari
memasukkan ke mulut, atas dipertahankan pada 2 dan atau bermasalah dengan
hambatan mengenakan ditingkatkan ke 4 tepat)
pakaian pada bagian tubuh  Monitor kemampuan
030205 memakai pakaian bagian
atas/bawah, ketidakmampuan pasien untuk berpakaian
bawah dipertahankan pada 2 dan
membasuh tubuh, sendiri
ditingkatkan ke 4
ketidakmampuan mengakses Eliminasi
kamar mandi,
 Bantu pasien ke toilet
ketidakmampuan mengambil
atau tempat lain untuk
perlengkapan mandi,
Perawatan diri eliminasi eliminasi pada interval
ketidakmampuan menjangkau
waktu tertentu
sumber air berhubungan 031013 masuk dan keluar dari
 Beri privasi selama
dengan gangguan neuro kamar mandi dipertahankan pada
eliminasi
muscular, gangguan persepsi, 2 dan ditingkatkan ke 4
Pemberian makan
kelemahan, ketidakmampuan
031008 berdiri setelah eliminasi
merasakan bagian tubuh,  Ciptakan lingkungan
atau berdiri dari kursi bantu
hambatan mobilitas, yang menenangkan
untuk eliminasi dipertahankan
hambatan kemampuan selama waktu makan
pada 2 dan ditingkatkan ke 4
berpindah.  Berikan bantuan fisik
sesuai kebutuhan
 Berikan alat alat yang
bisa memfasilitasi pasien
makan sendiri
 Gunakan alat makan dan
gelas yang tidak mudah
pecah dan tidak berat
sesuai kebutuhan
Harga diri rendah situasional Harga diri Peningkatan harga diri
ditandai dengan meremehkan
120502 penerimaan terhadap  Tentukan kepercayaan
kemampuan menghadapi
perbatan diri dipertahankan pada diri pasien dalam hal
situasi, tidak berdaya,
2 dan ditingkatkan ke 4 penilaian diri
tantangan situasi terhadap
harga diri, ungkapan negative 120511 timgkat kepercayaan diri  Bantu pasien untuk
tentangdiri berhubungan dipertahankan pada 2 dan menemukan penerimaan
dengan gangguan citra tubuh, ditingkatkan ke 4 diri
gangguan fungsi, gangguan  Dukung melakukan
120515 gambaran tentang bangga
peran social. kontak mata pada saat
kepada diri sendiri dipertahankan
berkomunikasi dengan
pada 2 dan ditingkatkan ke 4
orang lain
120519 perasaan tentang nilai
 Bantu pasien untuk
diri dipertahankan pada 2 dan
mengidentifikasi respon
ditingkatkan ke 4
positif dari orang lain
 Jangan mengkritisi
pasien secara negative
 Monitor tingkat harga
diri dari waktu ke waktu
dengan tepat
 Buat pernyataan positif
mengenai pasien
Thrombosis Cerebral Emboli Cerebral ↑ pembuluh darah otak Perdarahan intraserebral

dan subrachnoid

Defenisi : Stroke atau


cedera cerebrovaskular
Masuk ke dalam ruangan subarachnoid
(CVA) adalah kehilangan
fungsi otak yang
diakibatkan oleh Menyebar ke seluruh otak dan medulla spinalis
berhentinya suplai bersama cairan serebrospinal
darah ke bagian otak
(Smeltzer & Bare, 2002).

Edema serebri Infark serebri

Peningkatan TIK Ketidakefektifan perfusi


jaringan serebral
Stroke

Deficit Neurologis

Frontal Temporal Parietal Dominan Non dominan Oksipital

Gangguan : Gangguan Afasia ( tidak Gangguan Disorientasi Kemampuan


penilaian, memori mampu sensorik bilateral penghlihatan
penampilan berbicara dan Apraksia berkurang dan
Kejang (kehilangan
menulis) buta
Gangguan psikomotor kemampuan
afek dan Agrafia melakukan
Tuli
proses pikir, (kehilangan gerakan)
fungsi Konfabulasi kemampuan
motorik (mengingat menulis) Distorsi konsep
Resiko cidera
pengalaman ruang
imajiner) Agnosia (tidak
mampu Hilang kesadaran
mengenali pada sisi tubuh
Kehilangan stimuli sensori) yang berlawanan
control
volunter
Kerusakan komunikasi
Penurunan kesadaran
verbal
Hemiplegia
dan hemiparise
Hambatan kemampuan Ketidakefektifan bersihan jalan
berpindah napas

Kerusakan mobilitas fisik

Deficit perawatan diri

Harga diri rendah situasional


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor
primer maupun metastase.Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut
tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru,
payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.

Stroke adalah setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan
serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang dapat penulis paparkan Semoga makalah ini berguna bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa keperawatan.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih terdapat kesalahan.Oleh karena itu, kritik atau saran yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Price,Sylvia Anderson,2005.patofisiologi: kosep klinis proses-proses penyakit.jakarta,EGC.


2. Corwin,Elizabeth J,2009.patofisiologi: buku saku/elizabeth J.corwin,EGC.
3. Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
4. Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
5. Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
6. Susilo, Hendro, 2000, Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke, Suatu
Pendekatan Baru Millenium III, Bangkalan.

Anda mungkin juga menyukai