Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alzheimer adalah sebuah penyakit pada otak yang mengakibatkan kondisi
seseorang akan mengalami penurunan fungsi memori, cara berfikir, cara
bersosialisasi, cara berkomunikasi, hingga mempengaruhi cara penderita
penyakit tersebut menjalani kehidupan sehari-harinya. Dokter spesialis syaraf
RS Borromeus, Yustiani Dikot, mengatakan dimensia merupakan kumpulan
gejala yang menimbulkan gangguan kognitif yaitu memori, atensi, memori,
bahasa/komunikasi hingga perilaku atau kepribadian.
alzheimer menurut Dr.Noveline Sagota SpS, merawat orang demensia
adalah pekerjaan yang paling sulit didunia dan dapat mengakibatkan stress bagi
seseorang yang menjadi perawatnya. Orang yang memberikan perawatan ini
biasa disebut care giver. Kita perlu mengidentifikasi secara dini stress pada
seorang care giver dan kita perlu mencegah/mengatasi kelelahan secara fisik
dan jiwa (burnout) pada seorang care giver, agar kesehatannya tetap terjaga,
sehingga dapat merawat pasiennya dengan baik. Pencegahan dan penanganan
ini dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai pengetahuan dan
pemahaman kepada care giver. Penyakit dimensia kedua terbanyak adalah
demensia vaskuler yang disebabkan gangguan darah di otak. Ini terjadi karena
hipertensi atau stroke. Dimensia lainnya terjadi karena parkinsen dan lain-lain.
Data Kemenkes menyebutkan, penyakit alzheimer paling banyak diderita
oleh lansia berumur 65 tahun ke atas. Namun, penyakit ini pun rentan
menyerang individu berusia 40-an tahun.
jumlah penderita penyakit alzheimer di Indonesia pada tahun 2013
mencapai satu juta orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis
menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi empat juta orang pada
tahun 20150. Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, DY Suharya,
mengatakan bahwa memang masih banyak orang yang tidak paham soal

1
alzheimer. Ketidak pahaman ini timbul karena kurangnya informasi soal
penyakit tersebut.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Definisi alzheimer.
2. Untuk mengetahui Etiologi alzheimer.
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinis alzheimer.
4. Untuk mengetahui Patofisiologi alzheimer.
5. Untuk mengetahui Klasifikasi alzheimer.
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan/terapi alzheimer.
7. Untuk mengetahui Pencegahan alzheimer.
8. Untuk mengatahui Pemeriksaan penunjang alzheimer.
9. Untuk mengetahui Komplikasi alzheimer.
10. Untuk mengetahui konsep askep alzheimer.

C. MANFAAT
Dari makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang masalah kesehatan terutama
tentang alzheimer, karena kasehatan yang merupakan aspek dasar dalam
kehidupannya dan dapat menerapkan ilmunya di masyarakat nantinya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MATERI
1. Definisi
Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak dan penyebab paling
umum dari demensia. Hal ini ditandai dengan penurunan memori, bahasa,
pemecahan masalah dan keterampilan kognitif lainnya yang mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Penurunan ini
terjadi karena sel-sel saraf (neuron) di bagian otak yang terlibat dalam fungsi
kognitif telah rusak dan tidak lagi berfungsi normal. Pada penyakit Alzheimer,
kerusakan saraf akhirnya mempengaruhi bagian otak yang memungkinkan
seseorang untuk melaksanakan fungsi tubuh dasar seperti berjalan dan menelan
(Alzheimer’s Association, 2015).
Alzheimer adalah penyakit degenerative otak yang progresif, yang
mematikan sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya daya ingat,
kemampuan berpikir dan perubahan prilaku(Nugroho,2008)
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan gangguan
degeneratif otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuan untuk
merawat diri dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia
65 tahun keatas (Kusuma & Nurarif,2015)
2. Etiologi
Alzheimer merupakan manifestasi penyakit seperti dementia yang
berangsur-angsur dapat memburuk hingga menyebabkan kematian. Alzheimer
diduga terjadi karena penumpukan protein beta-amyloid yang menyebabkan
plak pada jaringan otak. Secara normal, beta-amyloid tidak akan membentuk
plak yang dapat menyebabkan gangguan sistem kerja saraf pada otak. Namun,
karena terjadi misfolding protein, plak dapat menstimulasi kematian sel saraf.
Para ahli percaya bahwa Alzheimer, seperti penyakit kronis umum
lainnya, berkembang sebagai akibat dari beberapa faktor. Penyebab ataupun

3
faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit Alzheimer antara lain
sebagai berikut:
a. Usia
Faktor risiko terbesar untuk penyakit Alzheimer adalah usia. Kebanyakan
orang dengan penyakit Alzheimer didiagnosis pada usia 65 tahun atau lebih
tua. Orang muda kurang dari 65 tahun juga dapat terkena penyakit ini,
meskipun hal ini jauh lebih jarang. Sementara usia adalah faktor risiko
terbesar.
b. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dengan keluarga yang memiliki orangtua, saudara atau
saudari dengan Alzheimer lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit
daripada mereka yang tidak memiliki kerabat dengan Alzheimer's. Faktor
keturunan (genetika), bersama faktor lingkungan dan gaya hidup, atau
keduanya dapat menjadi penyebabnya.
c. Pendidikan atau Pekerjaan
Beberapa ilmuwan percaya faktor lain dapat berkontribusi atau
menjelaskan peningkatan risiko demensia di antara mereka dengan pendidikan
yang rendah. Hal ini cenderung memiliki pekerjaan yang kurang melatih
rangsangan otak. Selain itu, pencapaian pendidikan yang lebih rendah dapat
mencerminkan status sosial ekonomi rendah, yang dapat meningkatkan
kemungkinan seseorang mengalami gizi buruk dan mengurangi kemampuan
seseorang untuk membayar biaya perawatan kesehatan atau mendapatkan
perawatan yang disarankan.
d. Traumatic Brain Injury (TBI)
Trauma Cedera Otak sedang dan berat meningkatkan risiko perkembangan
penyakit Alzheimer. Trauma Cedera Otak adalah gangguan fungsi otak yang
normal yang disebabkan oleh pukulan atau tersentak ke kepala atau penetrasi
tengkorak oleh benda asing, juga dapat didefinisikan sebagai cedera kepala
yang mengakibatkan hilangnya kesadaran. Trauma Cedera Otak dikaitkan
dengan dua kali risiko mengembangkan Alzheimer dan demensia lainnya
dibandingkan dengan tidak ada cedera kepala.

4
3. Manifestasi klinis
Gejala penyakit Alzheimer bervariasi antara individu. Gejala awal yang
paling umum adalah kemampuan mengingat informasi baru secara bertahap
memburuk. Berikut ini adalah gejala umum dari Alzheimer:
a. Hilangnya ingatan yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
b. Sulit dalam memecahkan masalah sederhana.
c. Kesulitan menyelesaikan tugas-tugas yang akrab di rumah, di tempat kerja
atau di waktu luang.
d. Kebingungan dengan waktu atau tempat.
e. Masalah pemahaman gambar visual dan hubungan spasial.
f. Masalah baru dengan kata-kata dalam berbicara atau menulis.
g. Lupa tempat menyimpan hal-hal dan kehilangan kemampuan untuk
menelusuri kembali langkah-langkah.
h. Penurunan atau penilaian buruk.
i. Penarikan dari pekerjaan atau kegiatan sosial.
j. Perubahan suasana hati dan kepribadian, termasuk apatis dan depresi.
(Alzheimer’s Association, 2015)
Selama tahap akhir penyakit, pasien mulai kehilangan kemampuan untuk
mengontrol fungsi motorik seperti menelan, atau kehilangan kontrol usus dan
kandung kemih. Mereka akhirnya kehilangan kemampuan untuk mengenali
anggota keluarga dan untuk berbicara. Sebagai penyakit berlangsung itu mulai
mempengaruhi emosi dan perilaku seseorang dan mereka mengembangkan
gejala seperti agresi, agitasi, depresi, sulit tidur.
4. Patofisiologi
penyakit Alzheimer (AD) adalah penyakit yang bersifat degeneratif dan
progresif pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta
mengakibatkan gangguan memori, berpikir dan tingkah laku. Pada proses
penuaan yang normal, sel - sel saraf dalarm otak tidak hilang dalam jumlah
yang besar.
Sebaliknya AD mengganggu tiga proses penting yaitu hubungan antar sel
saraf, metabolisme, dan proses perbaikan. Gangguan ini akhirnya

5
menyebabkan banyak sel saraf yang tidak berfungsi, kehilangan kontak dengan
sel - sel saraf lain dan mati. Awalnya AD merusak pada hipokampus dan
struktur yang berhubungan dengannya. Saat sel - sel saraf hipokampus berhenti
berfungsi sebagaimana mestin kegagalan daya ingat jangka pendek dilanjutkan
dengan kegagalan kemampuan seseorang untuk melakukan perbuatan mudah
dan tugas- tugas biasa. AD juga mengebai korteks selebri, khususnya daerah
yang bertanggung jwab terhadap bahasa dan pemikiran. Hilangnya kemampuan
berbahasa menurunkan kemampuan seseorang untuk membuat keputusan dan
timbul perubahan kepribadian emosi vang meledak ledak dan gangguan
prilaku, seperti berjalan tanpa tujuan dan agitasi mulai timbul dan lambat laun
semakin sering ditempat tidur, inkontinensia, tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain, dan sangat bergantung pada orang lain untuk melakukan tugas
pribadi yang paling mendasar seperti mandi, BAB dan BAK.
Cepatnya kemunduran fungsi sangat bervariasi antara pasien yang satu
dengan yang lain. Harapan hidup dari awitan gejala hingga kemayian berkisar
dari 3 hingga 20 tahun, dengan rata - rata 8 tahun. Walaupun dimensia dapat
timbul pada awal usia dekade empat puluh, namun AD primer dapat
menyebabkan seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun. Pikiran terbaru
adalah bahwa 1 dari 10 orang pasien AD berusia lebih dari 65 tahun. Perkiraan
terbaru adalah bahwa 1 dari 10 orang pasien AD berusia 65 tahun dan hampir
separuhnya berusia 85 tahun. Dengan peyebaran yang cepat pada populasi
yang berusia lebih tua, diperkirakan 14 juta manusia akan menderita AD pada
tahun 2050.

6
PATHWAY

USIA
RIWAYAT KELUARGA
PEKERJAAN/PENDIDIKAN
TRAUMA

PENURUNAN METABOLISME ALIRAN DARAH DI KOTEKS PERIETALIS

DEGENERASI NEURON KOLIGENIK

ATROPIK OTAK PENURUNAN SEL NEURON KOLGENIK YANG


BERPROYEKSI KEHIPOTALAMUS DAN AMIGLADA

DEGENERASI NEURON
IRREVERSIBLE KELAINAN NEUROTRANSMITER

ASETIKOLIN MENURUN
ALZHEIMER

MUNCUL GEJALA NEURO KEHILANGAN


PENURUNAN PRILAKU ATAU KEMAMPUAN
KEHILANGAN FUNGSI PSIKIATRIK
MENYELESAIKAN
NEUROLOGIS/TONUS OTOT MASALAH

EMOSI LABIL,
PENURUNAN KEMAMPUAN PERUBAHAN NAFSU PELUPA, APATIS,
MELAKUKAN AKTIVITAS MAKAN LOSS DEEP

DEFICIT PERAWATAN DIRI KETIDAK SEIMBANGAN


NUTRISI KURANG DARI KETIDAK
KEBUTUHAN TUBUH EFEKTIFAN
KOPING

7
5. Klasifikasi
a. Stadium awal
Gejala stadium awal sering diabaikan dan disalahartikarn usia lanjut atau
sebagai bagian normal dari proses o para profesio demensia. Karena proses
penyakit berjalan sangat lambat, sulit sekali untuk menentukan kapan proses
ini dimulai.
Klien menunjukkan gejala sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam berbahasa.
2. Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
3. Disorientasi waktu dan tempat
4. Sering tersesat di tempat yang biasa dikenal.
5. Kesulitan membuat keputusan.
6. Kehilangan inisiatif dan motivasi.
7. Menunjukkan gejala depresi dan agitasi.
8. Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitas."
b. Stadium menengah
Proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata. Pada
stadium ini, klien mengalami kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari dan menunjukkan gejala seperti berikut:
1. Sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dan nama orang.
2. Tidak dapat mengelola kehidupan sendiri tanpa timbul masalah.
3. Tidak dapat memasak, membersihkan rumah, ataupun ber- belanja.
4. Sangat bergantung pada orang lain.
5. Semakin sulit berbicara.
6. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri (ke toilet, mandi. dan
berpakaian).
7. Senang mengembara/"ngeluyur" tanpa tujuan.
Ngeluyur ini bisa berupa:
a. Checking = berulang kali mencari pemberi asuhan.
b. Trailing = terus membuntuti pemberi asuhan. :
c. Pottering = terus berkeliling rumah

8
8. Terjadi perubahan perilaku
9. Adanya gangguan kepribadian.
10. Sering tersesat, walaupun jalan tersebut telah dikenal (tersesat di rumah
sendiri).
11. Dapat juga menunjukkan adanya halusinasi.
c. Stadium lanjut
Pada stadium ini, terjadi:
1. Ketidakmandirian dan inaktif yang total.
2. Tidak mengenali lagi anggota keluarga (disorientasi personal).
3. Sukar memahami dan menilai peristiwa.
4. Tidak mampu menemukan jalan di sekitar rumah sendiri
5. Kesulitan berjalan.
6. Mengalami inkontinensia (berkemih atau defekasi)
7. Menunjukkan perilaku tidak wajar di masyarakat.
8. Akhirnya bergantung pada kursi roda/tempat tidur
Gangguan psikologis yang sering terlihat adalah depresi, ansietas, tidak
dapat diam, apatis, dan paranoid.
6. Penatalaksanaan/terapi
Penyakit Alzheimer hingga saat ini memang belum dapat disembuhkan, selain
itu belum adanya obat-obatan yang memiliki keefektivan hasil bagi pasien
Alzheimer. Obat-obatan tersebut hanya mengurangi progresifitas penyakit
Alzheimer sehingga hanya memberikan rasa tenang bagi pasien, sehingga
mengurangi perubahan emosi dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Terapi yang dapat diberikan untuk pasien Alzheimer yaitu terapi
farmakologis dengan penggunaan obat-obatan dan terapi non farmakologis.
Terapi farmakologis pada pasien Alzheimer difokuskan pada tiga domain:
mempertahankan fungsi kognitif, perilaku dan gejala kejiwaan. Sedangkan
terapi non farmakologi dilakukan untuk mempertahankan fungsi kognitif yang
masih ada dengan berbagai macam program kegiatan yang dapat diberikan,
antara lain terapi relaksasi dan latihan fisik untuk menyehatkan kerja otak, serta
senam otak.

9
a. Terapi non-farmakologis
Merupakan cara terapi menggunakan pendekatan selain obat-obatan.
Terapi non-farmakologis sering digunakan dengan tujuan mempertahankan
atau meningkatkan fungsi kognitif, kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari-hari, atau kualitas hidup secara keseluruhan. Mereka juga dapat
digunakan dengan tujuan mengurangi gejala perilaku seperti depresi, apatis,
mengembara, gangguan tidur. Terapi non-farmakologis diperlukan untuk lebih
mengevaluasi efektivitas mereka dalam kehidupa sehari-hari (Alzheimer’s
Association, 2015). Ada beberapa obat-obatan alami yang dapat digunakan
yaitu :
1. tanaman pegagan
Tanaman pegagan baik digunakan karna mengandung antioksidan yang
dapat memperkuat daya ingat, Namun daun pegagan ini tidak dapat
digunakan untuk penderita penyakit hepar dan epilepsi.
2. Tanaman kunyit
Tanaman kunyit dapat menembus sawar darah-otak sehingga dapat
mencapai konsentrasi pada kita, namun Tidak boleh digunakan untuk
penderita pencernaan kronis, penderita obstruksi saluran empedu,
kolesistitis dan hipersensitivitas.
Prinsip-prinsip dasar dalam pengobatan pasien dengan Alzheimer meliputi:
Kegiatan yang mencakup mengenai kegiatan dan lingkungan pasien
rehabilitasi. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga dan
masyarakat serta lingkungan alam. Dalam konteks kegiatan pada pasien
meliputi kegiatan kreatif seperti olahraga, kegiatan keseharian secara konsisten.
Dalam konteks lingkungan yang mencakup keluarga dan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan halus pada pasien dan rempati pada pasien, serta
dalam konteks lingkungan alam adalah memberikan lingkungan yang aman
dan nyaman.
b. Terapi Farmakologis
Perawatan farmakologis merupakan sebuah cara terapi dengan
menggunakan obat untuk memperlambat atau menghentikan suatu penyakit

10
atau mengobati gejalanya. Efektivitas obat ini bervariasi dari orang ke orang.
Namun, tidak ada perawatan yang tersedia saat ini untuk penyakit Alzheimer,
hingga saat ini obat hanya memperlambat atau menghentikan kerusakan neuron
yang menyebabkan gejala Alzheimer dan akhirnya membuat penyakit menjadi
fatal.
Jenis obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk penyakit
Alzheimer adalah rivastigmine, galantamine, donepezil, dan memantine.
Keempat obat ini mampu meredakan gejala demensia dengan cara
meningkatkan kadar dan aktivitas kimia di dalam otak (Tim Alodokter, 2015).
Rivastigmine, galantamine, dan donepezil biasanya digunakan untuk
menangani penyakit Alzheimer dengan tingkat gejala awal hingga menengah.
Sedangkan memantine biasanya diresepkan bagi penderita Alzheimer dengan
gejala tahap menengah yang tidak dapat mengonsumsi obat-obatan lainnya.
Memantine juga dapat diresepkan pada penderita Alzheimer dengan gejala
yang sudah memasuki tahap akhir (Tim Alodokter, 2015)
7. Pencegahan
Setiap orang pastinya tidak ingin ataupun ingin jauh dari berbagai macam
penyakit yang membahayan kesehatan, Penyakit jantung sering dikaitkan
dengan risiko mengidap penyakit Alzheimer. Jika seseorang memiliki risiko
tinggi terkena penyakit jantung, maka dirinya pun lebih rentan terkena penyakit
Alzheimer.
Karena itu lakukanlah beberapa langkah berikut ini agar jantung tetap
sehat dan terhindar dari risiko terkena penyakit Alzheimer.
1. Konsumsi makanan sehat yang kadar lemak dan kolesterolnya rendah.
Tingkatkan asupan serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
2. Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman keras.
3. Penderita stroke, diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, diharapkan
teratur dalam mengonsumsi obat yang disarankan oleh dokter, serta
menjalani nasihat dari dokter mengenai pola hidup sehat.
4. Jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, berusahalah untuk
menurunkan berat badan secara aman.

11
5. Rutin memeriksakan tekanan darah, serta kadar kolesterol dan gula secara
teratur agar Anda selalu waspada.
6. Berolahraga secara rutin sedikitnya dua setengah jam tiap minggu, seperti
bersepeda atau berjalan kaki.
(Tim Alodokter, 2015)
8. Pemeriksaan penunjang
a. CT Scan, MRI, EEG
b. PET (Positron Emission Tomography) Pada penderita alzheimer, hasil
PET ditemukan, penuruan aliran darath, metabolisme O2, glukosa
didaerah serebral.
c. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) Kelainan ini
berkolerasi dengan tingkat kerusakan fungsional dan defisit kogitif. Kedua
pemeriksaan ini (SPECT dan PET) tidak digunakan secara rutin.
d. Uji skala depresi dan fungsi kognitif seperti MMSE (Mini-Mental State
Examination).
9. Komplikasi
a. Pneumonia
b. Inkontinensia bowel
c. Inkontinensia bladder
d. Kontraktur
e. Luka tekan

12
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
Suku bangsa :
Tanggal dan jam rehabilitasi :
Nomor register :
Diagnosis medis :
b. Keluhan utama
Penurunan daya ingat, perubahan emosi menjadi sebuah keluhan utama
dari pasien ataupun keluarga untuk diberikan sebuah pelayanan kesehatan
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada tahap ini, pasien mengeluhkan sering lupa dan hilang ingatan dengan
hal yang baru saja terjadi. Keluarga mengeluhkan perubahan emosi dan tingkah
laku pada pasien saat berada disekitarnya. Hingga pada akhirnya perlu bantuan
keluarga untuk melakukan aktifitas keseharian pasien
d. Riwayat penyakit terdahulu
Pengkajian seperti riwayat kesehatan pasien. Seperti penggunaan obat-
obatan, penyakit jantung, hipertensi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Salah satu penyebab juga terdapat dari faktor genetika. Penyakit tersebut
dapat diwariskan atau diturunkan pada anggota keluarga dari pasien yang
mengidap Alzheimer. Pengkajian kesehatan generasi terdahulu dari keluarga
diperlukan untuk melihat komplikasi penyakit dan hal yang mempercepat
gerak dari penyakit tersebut.

13
f. Pengkajian psikososiospiritual
Pengkajian untuk menilai nilai emosi, dan perubahan perilaku pasien
dalam kehidupan sehari-hari dan perubahan peran pasien dikeluarga serta
respon ataupun pengaruhnya didalam keluarga.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang meliputi berat badan dan tinggi badan. Selain itu
pemerikasaan juga dilakukan pada: suhu, denyut nadi, tekanan darah, tingkat
kesadaran.
h. Pemeriksaan Kognitif dan neuropsikiatrik
Pemeriksaan yang sering digunakan untuk evaluasi dan konfirmasi
penurunan fungsi kognitif adalah the mini mental status examination
(MMSE),yang dapat pula digunakan untuk memantau perjalanan penyakit.
i. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang juga direkomendasikan adalah CT/MRI
kepala, yang mana pemeriksaan tersebut dapat sebagai pendukung lebih
jelasnya pemeriksaan pada pasien.
(Alzheimer’s Association, 2015)
2. ANALISA DATA
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1 DS :
ALZHEIMER
klien mengatakan
tidak dapat Kehilangan kemampuan
mengingat menyelesaikan
tempat,orang dan masalah,emosi, pelupa,
Ketidak efektifan
kejadian apatis dan loss
koping
DO: deep(tingkat percaya diri
- Klien Tidak yang tidak adekuat dalam
mampu membuat kemampuan mengatasi
keputusan masalah, dukungan sosial
- Klien tidak tidak adekuat)

14
mampu untuk
mengalkulasi
Ketidak efektifan koping
- Klien tidak
mengikuti arahan
perawat
- Klien tidak
mampu
menyelaikan
masalah

2 DS :
Keluarga klien
ALZHEIMER
mengatakan klien
sering lupa waktu
gangguan kognitif,
mandi
keterbatasan
DO :
fisik(penurunan Defisit perawatan diri
- Pakaian klien
kemampuan melakukan
tampak kusut
aktivitas)
- Badan klien
tampak kotor dan
deficit perawatan diri
bau

3 DS : ALZHEIMER
Keluarga klien
melaporkan Muncul gejala neuro
asupan makan psikiatrik(perubahan Ketidakseimbangan
yang tidak sensori, mudah lupa) nutrisi kurang dari
adekuat: kurang kebutuhan tubuh
dari kecukupan Perubahan nafsu makan
yang dianjurkan
setiap hari Ketidakseimbangan

15
DO : nutrisi kurang dari
- BB 20% atau kebutuhan tubuh
lebih di bawah
BBL
- Diare
- Bising usus
hiperakti

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan koping b.d tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam
kemampuan mengatasi masalah, dukungan sosial tidak adekuat
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan kognitif,
keterbatasan fisik
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan sensori, mudah lupa
4. INTERVENSI

TUJUAN DAN
DIAGNOSA
KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
HASIL

Ketidak efektifan NOC : NIC :


koping b.d tingkat  Decision making Dicision making
percaya diri yang  Role inhasmet  Menginformasikan pasien
tidak adekuat dalam  Sosial support alternatif atau solusi lain
kemampuan penanganan
mengatasi masalah, Kriteria hasil :  Memfasilitasi pasien untuk
dukungan sosial  Mengidentifikasi membuat keputusan
tidak adekuat pola koping yang  Bantu pasien mengidentifikasi,
efektif keuntungan, kerugian dari
  Mengungkapkan keadaan
secara verbal
tentang kopIng

16
 yang efektif Role inhancemet :
 Mengatakan  Bantu pasien untuk identifikasi
penurunan stres bermacam-macam nilai
 Klien kehidupan
mengatakan  Bantu pasien identifikasi strategi
telah menerima positif untuk mengatur pola nilai
tentang yang dimiliki
keadaannya
 Mampu Coping enhancement :
mengidentifikasi  Anjurkan pasien untuk
strategi tentang mengidentifikasi gambaran
koping perubahan peran yang realistis
 Gunakan pendekatan tenang dan
menyakinkan
 Hindari pengambilan keputusan
pada saat pasien berada dalam
stress berat
 Berikan informasi actual yang
terkait dengan diagnosis, terapi
dan prognosis

Defisit perawatan NOC : NIC :


diri berhubungan  Aktivity Self-Care Assistance :
dengan gangguan intolerance Bathing/Hygiene
kognitif,  Mobility  Sediakan lingkungan yang
keterbatasan fisik  Self care deficit terapeutik
hygiene  fasilitasi gigi pasien menyikat
 Sensory  Fasilitasi diri mandi pasien
perception,  Pantau kebersihan kuku
auditory disturbed  Pantau integritas kulien pasien
 Jaga kebersihan ritual
Kreteria hasil :  Dorong keluarga partisipasi
 Mampu untuk dalam kebiasaan tidur
melakukan  Bari bantuan sampai pasien
aktivitas fisik sepenuhnya dapat
secara mandiri mengansumsikan perawatan diri
 Mampu
membersihkan
tubuh secara
mandiri
 Mampu
mempertahankan
penampilan yang
rapi secara

17
mandiri
 Mampu untuk
merawat mulut
dan gigi secara
mandiri
 Mampu
mempertahankan
mobilitas yang
diperlukan
dikamar mandi

Ketidakseimbangan NOC: NIC


nutrisi: kurang dari  Nutritional status:  kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Adequacy of  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan nutrient menentukan jumlah kaloridan
perubahan sensori,  Nutritional Status nutrisi yang dibutuhkan pasien
mudah lupa : food and  Yakinkan diet yang dimakan
FluidIntake mengandung tinggi serat
 Weight Control untukmencegah konstipasi
 Ajarkan pasien bagaimana
Kriteria hasil : membuat catatan makananharian.
 Albumin serum  Monitor adanya penurunan BB
 Pre dan gula darah
albuminserum  Monitor lingkungan selama
 Hematokrit makan
 Hemoglobin  Jadwalkan pengobatan dan
 Total iron tindakan tidak selama jammakan
binding capacity  Monitor turgor kulit
 Jumlah limfosit  Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dankadar
Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringankonjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaatnutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemenmakanan
seperti NGT/ TPN sehingga
intake cairan yangadekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau

18
fowler tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dancavitas
oval

4. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawanan dilakukan dengan mengacu pada rencana
tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah
keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu
pada kriteria evaluasi.
6. PENDIDIDKAN KLIEN
pendidikan yang dapat diberikan kepada klien untuk mengatasi masalah
kurang pengetahuan klien terhadap penyakit Alzheimer, meliputi:
1. Gambarkan sifat dan jenis Alzheimer.
2. Jelaskan keterbatasan penyakit pada gaya hidup dan prognosis.
3. Jelaskan tanda dan gejala untuk dilaporkan kepada dokter
4. Jelaskan pembatasan makanan dan cairan.
5. Jelaskan nama, tujuan, dosis, dan efek samping obat yang diresepkan,
peringatkan dampak bila tiba-tiba berhenti propranolol.
6. Jelaskan kebutuhan bobot harian yang dipesan dan laporkan kenaikan
berat badan lebih dari 2 kg dalam periode 24 jam.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Penyakit alzheimer
atau biasa disebut AD adalah penyakit yang bersifat degeneratif dan progresif
pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron, serta mengakibatkan
gangguan memori, berfikir, dan tingkah laku. Sampai dengan saat ini para
ilmuwan belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya Alzheimers.

B. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma & nurarif.2015.nanda nic-noc.yogyakarta:MediAction.


Nugroho,wahyudi.2008.keperawatan gerontik dan geriatrik.jakarta:EGC.
http://e-journal.uajy.ac.id/11006/3/2TA14256.pdf
https://www.academia.edu/12262673/ASKEP_ALZHEIMER
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi38.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai