Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 02

Kadek Dwi Handika Putra 1707532080/03


Kadek Dwi Putra Arimbawa 1707532095/15
I Made Edi Purnama Putra 1707532097/16
Ni Made Suryani 1707532098/17

PEMBAHASAN
A. Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 23
PSAK Nomor 23 menyatakan bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar yang diterima atau
dapat diterima. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yg timbul dari aktivitas
normal entitas selama periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. Dalam PSAK 23, pendapatan terdiri dari:
1. Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi yaitu: (1)
Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada
pembeli, (2) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual, (3)
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal, (4) Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang
terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas, dan (4) Biaya yang terjadi atau akan
terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
2. Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi
secara andal jika seluruh kondisi sebagai berikut: (1) Jumlah pendapatan dapat diukur secara
andal, (2) Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas, (3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan
dapat diukur secara andal, dan (4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.
3. Bunga, Royalti, dan Dividen
Pendapatan diakui dengan dasar, yaitu: (1) Bunga diakui menggunakan metode suku bunga
efektif, (2) Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan subtansi perjanjian yang relevan,
(3) Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
B. Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah
jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Tetapi, jika arus masuk dari kas atau
setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
C. Konsep Dasar
Konsep dasar yang terkait dengan PSAK No 23 adalah: Nilai Wajar (fair value), reliability,
variability, dan realization
Pertanyaan:
KELOMPOK 02
Kadek Dwi Handika Putra 1707532080/03
Kadek Dwi Putra Arimbawa 1707532095/15
I Made Edi Purnama Putra 1707532097/16
Ni Made Suryani 1707532098/17

A. Pengakuan dan Pengukuran Menurut PSAK No. 8


PSAK Nomor 8 tentang “Peristiwa Setelah Periode Pelaporan” menyatakan bahwa peristiwa
yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit,
baik peristiwa yang menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
1) Entitas Menyesuaikan Jumlah yang Diakui dalam Laporan Keuangan untuk
Mencerminkan Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk mencerminkan
peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan. Contoh peristiwa penyesuai setelah periode
pelaporan yang mensyaratkan entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam
laporan keuangannya, atau pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui, salah
satunya adalah penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan
bahwa entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, penerimaan informasi
setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada akhir
periode pelaporan.
2) Entitas Tidak Menyesuaikan Jumlah Pengakuan dalam Laporan Keuangan untuk
Mencerminkan Peristiwa Non Penyesuai Setelah Periode Pelaporan
Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untuk
mencerminkan peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan. Contoh dari peristiwa
nonpenyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai wajar investasi di antara akhir
periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit. Penurunan nilai wajar
tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi tersebut pada akhir periode
pelaporan, namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya.
B. Dividen
Jika setelah periode pelaporan entitas mengumumkan pembagian dividen untuk pemegang
instrumen ekuitas, maka entitas tidak mengakui dividen itu sebagai liabilitas pada akhir periode
pelaporan. Dividen tersebut diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK
1: Penyajian Laporan Keuangan.
C. Kelangsungan Usaha
Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelah
periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya.
D. Konsep Dasar
Konsep dasar yang terkait dengan PSAK No 23 adalah: Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Pertanyaan:

Anda mungkin juga menyukai