Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan

membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensi - potensi

kemanusiaannya. Pendidikan IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan

meningkatkan dan menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan sikap warga negara

yang bertanggung jawab. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di jenjang

sekolah dasar memfokuskan pada pemahaman siswa terhadap keanekaragaman

suku bangsa, keanekaragaman lingkungan, sejarah bangsa, dan perkembangan pada

era globalisasi. Maka dengan pemahaman seperti ini siswa diharapkan dapat

berperilaku dengan benar dalam menyikapi keadaan lingkungan sosialnya maupun

pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Maka di sekolah diperlukan suatu

pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa menuju tingkat pemahaman

pengetahuan sosial yang nantinya menjadi bekal untuk siswa dalam menghadapi

keadaan lingkungan sosialnya. Dengan dasar tersebut maka pembelajaran ilmu

pengetahuan sosial di jenjang sekolah dasar diperlukan suatu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan aktivitas sosial siswa.

Dalam realitas pembelajaran IPS, proses pembelajaran guru IPS dan siswa

hanya melakukan sekedarnya saja. Tak ada inovasi-inovasi pembelajaran yang

konkret yang membuat pendidikan IPS mencapai tujuan. Selama ini, pendidikan

1
IPS dianggap suatu pembelajaran yang membosankan, monoton , kurang

menyenangkan, terlalu banyak menghapal, kurang variatif dan berbagai keluhan

lainnya. Hal ini disebabkan proses pembelajaran IPS, guru IPS kurang optimal baik

dalam memanfaatkan maupun memperdayakan sumber pembelajaran, karen

adalam proses pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru, berpusat

pada buku dan monomedia.

Pencapaian tujuan belajar merupakan muara dari seluruh aktivitas

pembelajaran. Agar tujuan belajar dapat tercapai sebagaimana diharapkan, maka

guru hendaknya memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan belajar sehingga semua

potensi yang ada dapat didayakan secara optimal untuk mendukung tercapainya

tujuan tersebut (Aunurrahman, 2010:112).

Permasalahan yang muncul dari kondisi pembelajaran IPS tersebut, sebagaian

siswa menganggap mata pelajaran IPS sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami

sehingga siswa cenderung bosan, jenuh dan malas untuk belajar serta siswa kurang

termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang

membutuhkan pemahaman konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah

ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

2
Tabel 1 Nilai Hasil Belajar IPS
Siswa kelas V SDN 213 Palembang Tahun AJaran 2018/2019
No Rantang Nilai Jumlah Persentase (%)
1 75 – 85 6 18,76
2 65 – 74 3 9,37
3 55 – 64 8 25,0
4 45 - 54 15 46,87
Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial masih tergolong rendah dan belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan pada tahap evaluasi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan kepada 32 siswa kelas V SDN 213

Palembang hanya 9 Siswa yang memperoleh hasil yang baik diatas nilai 62 yang

merupakan KKM pada mata pelajaran IPS dikelas V. Dimana siswa yang mendapat

nilai 80 ada 6 siswa, siswa yang mendapat nilai 70 ada 3 siswa sedangkan siswa

yang mendapat nilai 60 ada 8 siswa dan siswanya sejumlah 15siswa mendapat nilai

50. Jika dipersentasekan siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar mencapai

28,15% dan yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar mencapai 71,85%.

Dari hasil yang diperoleh peneliti perlu meningkatkan kemampuan

penguasaan materi dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Oleh karena itu

untuk meningkatkan kemampuan siswa serta dalam melatih menumbuhkan

kemampuan berfikir siswa, keterlibatan siswa secara aktif diperlukan suatu model

pembelajaran. Salah satunya model pembelajaran Kooperatif Learning tife Grup

Investigasi. Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Grup Investigasi adalah

teknik pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivasi siswa untuk

3
mencari sendiri informasi (materi) pelajarab yang akan dipelajari melalui bahan-

bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui

internet dan juga nara sumber. Dalam teknik pembelajaran ini siswa

dikelompokkan, dan didalam kelompok siswa akan berdiskusi untuk menganalisis

informasi yang telah didapat.

Berdasarkan uraian di atas maka medorong penulis untuk melakukan

penelitian tentang Meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Grup Investigasi Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 213 Palembang.

1. Identifikasi Masalah

Dari pembelajaran yang telah penulis laksanakan beberapa masalah yang

penulis temukan dalam pembelajaran IPS kelas V SDN 213 Palembang, materi

pokok pelajaran Kegiatan ekonomi dan berbagai pekerjaan terkait, peneliti

mengidentifikasi masalah diantaranya :

1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang

kurang menarik dan membosankan bagi siswa karena banyaknya materi yang

menuntut siswa untuk memahami dan harus menghafalkannya.

2. Guru tidak pernah menggunakan model pembelajaran kurang bervariasi

karena penyampaian materi sering menggunakan model konvensional yaitu

ceramah.

3. Siswa SD Negeri 213 Palembang pasif dalam kegiatan pembelajaran

4
4. Rendahnya tingkat kerjasama siswa untuk saling membantu dalam proses

pembelajaran guna mencapai keberhasilan bersama.

5. Nilai mata pelajaran IPS di SD 213 Palembang banyak yang belum mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

2. Analisis Masalah

Setelah penulis analisa mengapa banyak sekali siswa yang nilainya masih

dalam kategori kurang ternyata disebabkan oleh :

1. Siswa tidak fokus bila guru menerangkan karena siswa menganggap IPS

merupakan pelajaran yang sulit sehingga siswa merasa bosan, jenuh untuk

belajar

2. Guru tidak melakukan berbagai metode pendekatan belajar mengajar

3. Dalam menyerap materi pelajaran penanggapan siswa berbeda-beda sebagian

besar daya tangkapnya lemah karena menurut mereka materi tersebut tidak

menarik

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai siswa di akhir

pembelajaran adalah kurangnya alat peraga dan metode yang tepat,

penjelasan guru tidak terperinci dan terlalu cepat, dan pembelajaran

didominasi guru.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang membutuhkan pemahaman

konsep yang luas sehingga menuntut kuatnya daya ingat siswa dan keaktifan siswa..

Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Grup

5
Investigasi dalam pembelajaran IPS anak akan terdorong untuk belajar lebih aktif,

berfikir tingkat tinggi, melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri,

keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat dari tahap pertama sampai tahap akhir

pembelajaran, aplikasi metode pembelajaran ini mampu membuat siswa senang dan

menikmati proses belar dalam pembelajaran IPS sesuai dengan yang diharapkan

guru, sehingga pembelajaran bisa bermakna dan menyenangkan bagi anak, guru

dan tidak membosankan, dan dapat meningkatkan hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah seperti di atas maka rumusan masalahnya

adalah: Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPS kelas V SD Negeri 213

Palembang?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan

penelitian yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelas V

SD Negeri 213 Palembang.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi guru

6
1) Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses

pembelajaran yang menarik dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation .

2) Memberikan pengetahuan kepada guru dalam menggunakan model

pembelajaran secara efektif agar menciptakan pembelajaran yang

bermakna.

b. Bagi siswa

1) Membantu siswa supaya lebih termotivasi dalam pembelajaran.

2) Membantu siswa supaya menjadikan materi mudah dipahami dan lebih

menyenangkan karena guru menggunakan model pembelajaran yang

sebelumnya tidak pernah diterapkan sehingga menjadikan

pembelajaran lebih bermakna.

c. Bagi peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan khususnya

dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation sebagai persiapan untuk menjadi seorang guru di Sekolah

Dasar.

7
8

Anda mungkin juga menyukai