KELAS A 2019
DOSEN PENGAMPU:
Choms Gary GT Sibarani, SE, M. Si, Ak. CA
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan Laporan Mini Riset mengenai Analisis Penggunaan Laporan
Keuangan Pada Beberapa UMKM.
Pada penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan Laporan Mini
Riset adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan laporan mini riset ini.
Dalam penulisan laporan mini riset ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik.
Penulis berharap semoga laporan mini riset ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai
manfaat bagi semua pihak.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................................ 1
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 33
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 33
B. Saran ........................................................................................................................ 33
ii
ABSTRAK
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem laporan keuangan yang
diterapkan oleh beberapa UMKM. Penelitian ini dilakukan di sepuluh UMKM berbeda, baik usaha
dagang maupun usaha yang bergerak dibidang jasa. Teknik pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara observasi, wawancara dokumentasi dari bagian personalia.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 UMKM yang menjadi objek
penelitian hanya sebagian yang melakukan pencatatan laporan keuangan bisa dibuat perhitungan
bandingnya sekitar 4:6 dan 10 UMKM ini juga belum menerapkan pencatatan laporan keuangan
SAK-ETAP yang berlaku. Banyakan alasan dari pemilik UMKM tidak membat laporan keuangan
karena usaha tersebut adalah milik mereka sendiri sehingga tidak memerlukan laporan keuangan.
Keyword : laporan keuanngan, umkm, & data.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada
setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai
dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi
bagian baik langsung maupun tidak 7 langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
3
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
Di Negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda
mengenai UKM yang sesuai menurut karateristik masing – masing Negara, yaitu sebagai
berikut
1. World Bank: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, pendapatan
per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.
2. Di Amerika: UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempunyai
pekerja kurang dari 500 orang.
3. Di Eropa: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan pendapatan
per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan usaha rumah
tangga.
4. Di Jepang: UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan
retail/service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta-300 juta.
5. Di Korea Selatan: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan aset
≤ US$ 60 juta.
4
6. Di beberapa Asia Tenggara: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15
orang (Thailand), atau 5–10 orang (Malaysia), atau 10-99 orang (Singapura), dengan
modal ± US$ 6 juta.
B. Karakteristik UMKM di Indonesia
Dalam karateristik disini ada empat alasan yang menjelaskan posisi strategis
UMKM di Indonesia. Pertama, UMKM tidak memerlukan modal yang 9 besar
sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar.
Kedua, tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal tertentu. Ketiga,
sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana
perusahaan besar. Keempat, UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika
Indonesia dilanda krisis ekonomi.
5
Peranan dalam bidang sosial bahwa UMKM disini mampu memberikan manfaat
sosial yaitu mereduksi ketimpangan pendapatan, terutama di negaranegara berkembang.
Peranan usaha kecil tidak hanya menyediakan barang-barang dan jasa bagi konsumen yang
berdaya beli rendah, tetapi juga bagi konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih
tinggi. Selain itu, usaha kecil juga menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah
dan besar, termasuk pemerintah lokal. Tujuan sosial dari UMKM adalah untuk mencapai
tingkat kesejahteraan minimum, yaitu menjamin kebutuhan dasar rakyat.
D. Proses akuntansi
Beberapa siklus akuntansi sebagai berikut:
1. Pencatatan data ke dalam dokumen bukti atau sumber transaksi.
2. Penjurnalan, yakni mencatat dan menganalisis transaksi ke dalam jurnal atau buku
harian.
3. Melakukan posting ke Buku Besar yakni memindahkan kredit dan debet dari jurnal ke
akun Buku Besar.
4. Penyusunan Neraca Saldo yakni menyiapkan Neraca Saldo untuk mengecek
keseimbangan Buku Besar. 11
5. Membuat ayat jurnal penyesuaian serta memasukan jumlahya pada Neraca Saldo.
Kemudian Neraca Saldo dan jurnal penyesuaian disatukan dalam neraca lajur.
6. Membuat ayat-ayat penutup yakni menjurnal dan memindah bukukan ayatayat
penutup.
7. Penyusunan Laporan Keuangan yakni Laporan Laba Rugi, kemudian Laporan
Perubahan Modal dan Neraca.
Berikut penjelasan lebih lengkap dari poin-poin di atas:
6
Langkah selanjutnya setelah semua data transaksi baik penjualan maupun
pembelian beserta transaksi lainya yang telah dilakukan oleh UMKM ishokuiki. setelah
menganalisis semua langkah selanjutnya transaksi dimasukan kedalam jurnal umum,
sebelum melanjutkan ke langkah-langkah berikutnya dalam melakukan siklus akuntansi,
terlebih dahulu harus dipahami defenisi tentang akun, dan pengelompokan akun tersebut
berikut penjelasannya:
Sebelum masuk kepenjelasan akun disini akan dijelaskan mengenai persamaan
dasar akuntansi agar bisa paham tentang cara melakukan pencatatan laporan keuangan.
Berikut persamaan akuntansi sesuai standar yang berlaku saat ini:
Persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan untuk menggambarkan seluruh
nilai harta/aktiva yang dimiliki oleh suatu unit usaha dan asal usul/sumber harta tersebut.
Pada tahap ini persamaannya dinyatakan sebagai berikut:
Harta Unit Usaha = Asal Usulnya/Sumbernya
Asal usul atau sumber harta/aktiva suatu unit usaha adalah dari bukan pemilik
(kreditur) dan dari pemilik (Investor). sehingga persamaan yang semula Harta Unit Usaha
= Asal Usulnya/Sumbernya, menjadi:
Harta Unit Usaha = Berasal dari Bukan Pemilik + Berasal dari Pemilik.
Selanjutnya harta perusahaan yang berasal dari “bukan pemilik/kreditur” disebut
“Hutang”, sedangkan harta perusahaan yang berasal dari “pemilik/investor” disebut
“Modal/Ekuitas”, sehingga akhirnya persamaan menjadi:
Harta = Hutang + Modal
Persamaan “Harta = Hutang + Modal” disebut persamaan dasar akuntansi
(Accounting Equation). Prinsip persamaan ini digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan perusahaan terutama untuk menyusun “Neraca”. Akun merupakan catatan
individu mengenai catatan individu mengenai kenaikan dan penurunan masing-masing pos
dalam golongan asset, kewajiban, ekuitas pemilik.
Berikut contoh pengelompokan akun berdasarkan pos dalam berbagai golonagan
yaitu:
1. Asset
a. Kas adalah uang perusahaan yang biasanya disimpan dibank dan siap
digunakan kapanpun.
7
b. Piutang usaha yaitu tagihan dari pihak pengusaha kepada pelanggan
berdasarkan penjualan kredit yang telah dilakukan sebelumnya
c. Perlengkapan yaitu barang habis pakai yang masa manfaatnya kurang dari satu
tahun. d. Persediaan yaitu barang dagang yang dimiliki dan disimpan untuk
dijual kepada para pelanggan.
d. Tanah yaitu asset perusahaan
e. Bangunan yaitu tempat untuk melakukan kegiatan produksi usaha
f. Peralatan yaitu barang yang mempunyai masa manfaat yang lebih dari satu
tahun.
2. Kewajiban
a. Utang usaha yaitu utang yang timbul dikarenakan untuk kegiatan usaha
berlangsung.
b. Utang gaji yaitu utang yang dilakukakan oleh pemilik usaha kepada
karyawannya karena suatu hal.
c. Utang bunga yaitu utang yang timbul setelah melakukan utang usaha.
d. Utang ke bank yaitu utang yang timbul dan terjadi kepada bank.
3. Modal pemilik.
Modal yaitu kekayaan milik perusahaan atau hak milik atas harta
perusahaan.
4. Pendapatan
Pendapatan yaitu hasil dari penjual produk ke konsumen. Dalam pencatatan
laporan keuangan yang ada sesuai standar akuntansi ada dua metode pencatatan
yaitu metode perpeptual dan metode periodik. Dalam pencatatan laporan keuangan
umkm ini yaitu menggunakan metode perpeptual. Langkah selanjutnya setelah
melakukan pengelompokan setiap akun-akun yaitu melanjutkan ketahap berikutnya
membuat jurnal umum
9
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya
sebelum penyusunan laporan keuangan. Jurnal Penyesuaian ini bertujuan agar pada akhir
periode akun riil yaitu harta, kemudian kewajiban serta modal menunjukkan keadaan
yang sebenarnya dan agar akun-akun nominal, yakni akun beban dan pendapatan dapat
diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Di jurnal penyesuaian ini terdapat perkiraan-perkiraan yang memerlukan
penyesuaian diantaranya:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterima
3. Biaya-biaya yang dibayar dimuka
4. Pendapatan yang diterima dimuka
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan
6. Neraca Lajur
Neraca lajur terdiri atas kumpulan dari perkiraan:
1. Neraca Saldo
2. Jurnal Penyesuaian
3. Neraca saldo setelah penyesuaian
4. Harga Pokok Produksi
5. Perkiraan laba atau rugi
6. Neraca Sebenarnya neraca Lajur hanya untuk memudahkan dalam pembuatan
laporan keuangan.
7. Jurnal Penutup
Jurnal Penutup merupakan ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup rekening-rekening nominal sementara. Adanya penutupan ini maka
rekening-rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
10
8. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
terdapat lima jenis laporan keuangan, yaitu:
1. Laporan Laba atau Rugi, digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan
mengalami keuntungan atau kerugian dalam periode tertentu.
2. Laporan perubahan modal, digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan
bertambah atau berkurang dalam satu periode tertentu.
3. Neraca, digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir
periode tersebut.
4. Laporan Arus Kas, digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan ataupun
pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan secara rinci atau detail mengenai
keadaan perusahaan.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Pengertian
neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan
penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Neraca saldo
yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur dan neraca saldo setelah penutupan
merupakan daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Proses ini dilakukan untuk
meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai
periode akuntansi berikutnya. Kemudian neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal
per-akhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat. Isi dari perkiraan neraca
saldo setelah penutupan adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan
neraca (aktiva, kewajiban serta modal).
11
1) Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana
2) Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran
3) Pengurangan pengungkapan
e. Tidak akan berubah selama beberapa tahun
F. Pengguna SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan
penggunaan SAK ETAP.
G. Implementasi SAK ETAP
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini
harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apalagi yang sudah memutuskan untuk
menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya
tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP. Entitas dapat menerapkan SAK ETAP
secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP secara prospektif. Entitas yang menerapkan secara prospektif dan
sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka: Mengakui semua aset dan kewajiban
yang pengakuannya dipersyaratkan dalam SAK ETAP; Tidak mengakui pos-pos sebagai
aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan tersebut;
12
Mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau komponen
ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan jenis aset,
kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP; Menerapkan
SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui.
Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru
diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya. Oleh
karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak
tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara prospektif
artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama
dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil penyesuaian yang
muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnyasebelum tanggal efektif SAK ETAP
diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP. Pada tahun
awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK
ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi
berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten.
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Entitas yang menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan
keuangan berdasarkan PSAK non ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali. 23 Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam
menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETA ini dalam
menyusun laporan keuangan. Setiap perusahaaan memiliki sifat going concern
yaknimenginginkan usahanya tetep berkembang. Untuk mengembangkan usahaperlu
13
banyak upaya yag harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlu meyakinkan public
bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan.
H. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pencatatan aktivitas keuangan merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap
orang yang mempunyai usaha, bukan hanya usaha besar saja yang ahrus memliki laporan
keuangan, namun usaha yang berskala kecil juga harus mempunyai catatan keuangan ini
karena sangat penting terhadap masa depan usaha yang dimilikinya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan adalah susunan yang
menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Menurut Kasmir
(2013:7), financial statement (laporan keuangan) merupakan sebuah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau periode selanjutnya.
Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi keuangan perusahaan pada
suatu periode, yang dipakai untuk menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut.
Atau bisa juga diartikan dengan catatan informasi keuangan yang disusun rapi oleh perusahaan
untuk mengevaluasi kinerja perusahaannya, yang berguna untuk memenuhi pihak-pihak yang
memakainya.
14
4. Menyajikan informasi mengenai jumlah biaya serta jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Menyajikan informasi mengenai berbagai perubahan yang berlangsung kepada aktiva,
pasiva, serta modal perusahaan.
6. Menyajikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.
7. Menyajikan informasi mengenai berbagai catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan menurut PAI, tujuan umum laporan keuangan terdiri dari lima tujuan, yaitu:
1. Memberikan informasi yang bisa dipercaya perihal aktiva dan kewajiban serta tipikal atau
modal perusahaan.
2. Memberikan laporan yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva netto perusahaan yang
muncul akibat kegiatan usaha untuk memperoleh laba.
3. Memberikan sebuah informasi kepada pemakai laporan untuk memperkirakan potensi
keuntungan perusahaan.
4. Memberikan sebuah informasi penting lainnya seperti aktivitas pendanaan investasi.
5. Memberikan informasi lebih dalam kepada pemakai laporan yang masih ada kaitannya
dengan keuangan.
3. Fungsi Laporan Keuangan
Ada beberapa fungsi dari laporan keuangan yaitu:
1. Sebagai Media Review
Financial statement bisa menyajikan informasi atau data yang komprehensif
mengenai kedudukan keuangan perusahaan.Hal tersebut dapat menjadi ulasan tentang
keadaan perusahaan secara menyeluruh, terutama keadaan keuangan (aset, utang, biaya
operasional, dan yang lainnya).
2. Sebagai Pedoman Membuat Keputusan
Salah satu fungsi paling penting dalam pembuatan laporan tentang keadaan
keuangan perusahaan yaitu sebagai media pertimbangan dalam pengambilan keputusan
penting untuk perusahaan.
3. Membantu Menciptakan Strategi Baru
Financial statement juga bisa digunakan dalam membuat strategi baru oleh
perusahaan dalam usaha menaikan performa usahanya.
15
4. Meningkatan Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang membuat financial statement akan menunjukkan bahwa
perusahaan itu sudah menerapkan sebuah sistem perekapan data yang terpercaya, akurat,
serta tidak sembarangan dalam pengambilan keputusan.
16
b. Kewajiban/Utang (Liabilities). utang atau kewajiban memilki tiga sifat utama,
yakni:
1. Utang itu benar ada/real.
2. Utang itu tidak bisa dihindarkan.
3. Utang yang mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Berdasarkan jangka waktunya, utang dapat dibagi menjadi dua, yaitu utang jangka
pendek (Current liabilities) dan utang jangka panjang (long term liabilities).
c. Pemilik Modal (Owner Equity). Modal adalah hak yang tersisa atas aktiva satu
perusahaan setelah dikurangi hutangnya. Nilai modal sendiri berbeda tergantung pada
jenis peusahaan. Jika jenisnya adalah perseorangan maka nilai modalnya merupakan
modal pemiliknya sendiri, dan jika bentuknya perseroan maka nilai modal terdiri dari
modal setor dan modal pendapatan.
d. Laporan Arus Kas. Adalah transaksi yang berpengauh terhadap materil yang tidak
diperkirakan terjadi berulang kali dan juga tidak dianggap sebagai hal yang berualang
dalam proses operasional dari suatu perusahaan.
17
2. Andal
Karakteristik informasi yang andal:
1. Penyajian jujur, informasi disajikan secara jujur baik transaksi atau kejadian lainnya.
2. Dapat diverifikasi, laporan keuangan harus bisa diuji dan jika pengujian dilakukan
oleh pihak berbeda maka hasilnya tak jauh berbeda.
3. Netralis, artinya laporan keuangan tidak memihak pihak-pihak tertentu.
3. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus bisa membandingkan laporan keuangan entitas antar waktu/periode
untuk meneliti kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta perubahannya secara
relatif. Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun ekternal. Secara internal bisa
dilakukan jika suatu entitas memakai kebijakan akuntansi yang sama tiap tahunnya. Supaya
informasi yang diberikan bisa dibandingkan, maka penyajian laporan keuangan minimal
harus dilakukan dua periode atau dua tahun anggaran.
4. Dapat Dipahami
Pelaporan keuangan harus bisa dipahami dan diinterpresentasikan oleh penerima.
Oleh karena itu, semua informasi-informasi harus disajikan sejelas mungkin. Tidak hanya
jelas, dalam pennyajiannya juga harus menggunakan format/bentuk dan istilah yang
dimengerti oleh penerima.
18
3. Menunjukkan kinerja manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen
terhadap sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen. Pengguna laporan
keuangan (pemiliki perusahaan dan direksi) yang menilai kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen sehingga pemilik modal bisa membuat keputusan
ekonomi untuk menahan atau menjual investasi di dalam perusahaan. Keputusan yang
dibuat biasanya juga dilakukan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
4. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada masa kini (dalam satu periode) sehingga pihak internal perusahaan
bisa melakukan keputusan untuk pembaharuan aset atau mempertahankan yang ada.
5. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang
dimiliki perusahaan pada masa kini. Jika modal dirasa tidak cukup maka pihak
internal harus melakukan berbagai upaya agar banyak investor yang menanamkan
modal di perusahaan tersebut.
Adapun pihak-pihak yang memakai informasi dari laporan keuangan, yaitu:
1. Pihak Intern (Internal User). Pemakai informasi laporan keuangan yang termasuk
pihak intern adalah pimpinan perusahaan (manajemen). Manajemen menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar untuk membuat perencanaan, membuat kebijakan di
masa yang akan datang, mengadakan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan
yang dikelolanya, dan mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapainya.
2. Pihak Ekstern (Eksternal User). Pemakai informasi yang termasuk pihak ekstern, yaitu:
1. Pemilik Perusahaan. Laporan keuangan merupakan pedoman bagi pemilik perusahaan
untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, keuangan, prospek usaha, dan
menilai keberhasilan selama periode tertentu.
2. Investor. Laporan keuangan sangat dibutuhkan bagi investor untuk menilai prospek
usaha suatu perusahaan, bagaimana posisi keuangan perusahaan tersebut, sehingga
dapat mengambil keputusan dalam melakukan investasi pada perusahaan yang
bersangkutan.
19
3. Para Karyawan. Para karyawan membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui
keadaan perusahaan, karena karyawan berkepentingan atas kelangsungan hidup
perusahaan dan jaminan sosial yang diberikan.
4. Para Kreditur. Para kreditur membutuhkan informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemberian kredit.
5. Pemerintah. Pemerintah memerlukan informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan dengan tujuan untuk penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan dan untuk pengawasan pajak.
20
Teknik Analisis Laporan Keuangan
1. Metode Komparatif. Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan
keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya.
2. Metode Analisis. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan
beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat
melalui grafik. Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya
menggunakan linear programming, rumuschi square, rumus y = a + bx.
3. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam). Metode ini merupakan
metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu
biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca,
penjualan untuk laba rugi.
4. Metode Index Time Series. Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk
mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang
diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut:
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 x 100% / Angka Dasar
I. HIPOTESIS
1. Laporan keuangan secara positif berperan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
usaha.
2. Laporan Keuangan secara positif akan memberi informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas keuangan suatu usaha.
3. Usaha yang menggunakan laporan keuangan secara efektif dan efisien secara positif
memberi peran yang sangat penting bagi usaha maupun pemilik untuk memperoleh
keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
4. Laporan keungan dapat mempermudah para pengusaha umkm dalam menentukan rugi
/laba dalam usaha
21
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jalan Besar Tembung, pada hari Sabtu, 09 November
2019, di Jln.Rela dan Jln.Taduan pada hari Selasa,11 November 2019.Observasi dilakukan
selama dua kali dan penyusunan laporan dilakukan pada hari berikutnya.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 10 pemilik UMKM dan Karyan pada UMKM
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke lapangan dan
wawancara langsung pada pemilik UMKM dan karyawan yang ada pada UMKM dan
memberikan kuesioner.
D. Metode Analisis Data
Cara penganalisaan data dalam penelitian ini adalah melalui analisis deskriptif hasil
wawancara dengan pemilik UMKM dan karyawan UMKM. Beberapa pertanyaan diajukan
kepada pemilik UMKM dan karyawan UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai
pencatatan laporan keuangan pada UMKM.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Jawaban Kuesioner Responden
Tabel I Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner
Jumlah hasil
Nama
Apakah laporan keuangan itu? jawaban dari
UMKM
UMKM
UMKM 2
RN dan RK
Colection
UMKM 3
Pinasty Sport
and Music
UMKM 4
Toko Susu
Baby
Pengetahuan UMKM 6
mengenai laporan Perhitungan yang berkaitan
keuangan secara Binking 8
dengan keuangan
umum Laundry
UMKM 7
Romora Net
UMKM 8
Apotek Rela
Farma
UMKM 9
Mie Aceh
Taaj
UMKM 10
23
Spring
Water
UMKM 1
Echa Salon
Pembukuan keuangan UMKM 5 2
Hasibuan
Karpet
Laporan keuangan 0
Aliran kas 0
UMKM 7
Romora Net
UMKM 8
Pengetahuan UMKM 9
mengenai manfaat
Mie Aceh
dan fungsi laporan
Taaj
keuangan
UMKM 2
RN dan RK
Colection
Pinasty Sport
and Music
UMKM 4
24
Toko Susu
Baby
UMKM 10
Spring
Water
UMKM 1
Echa Salon
UMKM 5
Mengetahui pemasukkan, Hasibuan 3
pengeluaran dan laba Karpet
UMKM 6
Binking
Laundry
Pengambilan keputusan 0
Formal Semua 10
UMKM
informal 0
25
bisnis berkaitan Menerima pendapatan, Semua 10
dengan laporan pembayaran, melakukan UMKM
keuangan pengeluaran (tagihan dan gaji)
Membuat laporan 0
Produksi barang 0
Apotik Rela
Ketersediaan laporan Farma
keuangan
Spring Water
Echa Salon
RN dan RK
Collection
Tidak ada 4
Pinasty Sport and
Music
Mie Atjeh Taaj
26
Apotik Rela
Farma
Spring Water
Mingguan 0
Bulanan 0
Tahunan 0
27
C. Analisis Hasil Wawancara
1. Usaha Jasa Salon
Nama Pemilik : Elsa Sitohang
Usia : 24 Tahun
Nama Usaha : Echa Salon
Alamat :Jln.Besar Tembung No.2
Modal Awal : Rp. 50.000.000,-
Pengeluaran : Rp. 1.000.000,-
Pendapatan :Rp. 2.000.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya.
28
3. Usaha Toko Susu
Nama Pemilik : Elfida Harahap (Yang memiliki Usaha)
Usia : 40 Tahun
Nama Usaha : Toko Susu Baby
Alamat :Jln.Besar Tembung No.12D
Modal Awal : Rp.200.000.000,-
Pengeluaran : Rp. 10.000.000,-
Pendapatan : Rp. 20.000.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena laporan
keuangan sangat perlu dibuat karena dengan laporan keuangan beliau dapat melihat
perkembangan usaha dan dapat meninjau pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di
usaha miliknya tersebut. Alasan lain ia membuat laporan keuangan adalah untuk dapat
mengontrol dan mengambil keputusan untuk usahanya tersebut.
29
dikarenakan usaha yang sekarang ia kelola dan menjadi miliknya merupakan usaha turun-
temurun dan sangat sulit untuk melanjutkan ataupun membuat laporan keuangan baru.
30
yang beliau lakukan di akumulasikan dalam perminggu dikarenakan beliau menggaji
karyawan dalam mingguan. Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengetahui segala
aktivitas keuangan yang terjadi di dalam usaha laundry nya tersebut.
31
9. Usaha Dagang Rumah Makan
Nama pemilik : Udin
Usia : 33 Tahun
Nama usaha : Mie Atjeh Taaj
Alamat : Jln Taduan No. 130 Pancing
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya. Alasan lain yang ia katakan
dikarenakan usaha yang terbilang masih kecil sehingga tidak perlu menggunakan laporan
keuangan.
32
D. Analisis Faktor-faktor Keterbatasan Menggunakan atau Membuat Laporan
Keuangan
1. Pengusaha beranggapan bahwa usaha sendiri tidak memerlukan laporan keuangan
2. Kurangnya pengetahuan tentang laporan keuangan,bahwa laporan keuangan itu untuk
mempermudah pengusaha dalam menjalankan usaha
3. Kurangnya pengalaman dalam dunia kerja
4. Kebanyakan dari pemilik usaha tidak mempu membedakan antara aktivitas bisnis dan
aktivitas pribadi, sehingga aset perusahaan diakui sebagai harta pribadi begitu pula
sebaliknya, sehingga sulit mengidentifikasi dengan jelas entitas ekonominya.
5. Tidak ada waktu untuk membuat laporan keuangan karena fokus menjalankan
kelancaran usaha
6. Mereka menganggap laporan keuangan sangat sulit untuk dibuat.
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada sepuluh UMKM dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan pada sebagian besar UMKM masih terdapat laporan keuangan yang belum lengkap.
Ada beberapa umkm yang hanya mencatat pendapatan saja tapi tidak mencatatat berapa
beban, maupun pengeluaran yang telah dilakukan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
para UMKM untuk tidak membuat laporan keuangan. Berdasarkan Hipotesis yang telah
peneliti asumsikan dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang peneliti buat telah terjawab dan
menjadi fakta dikarenakan sebagian besar pada saat wawancara dan juag pengisian kuesioner
rata-rata responden menjawab bahwa laporan keuangan itu sangat penting dibuat karena
laporan keuangan memudahkan pemilik ataupun pengelola dalam menganalisis Laba dan juga
pendapatan sekaligus beban yang terjadi dalam usahanya tersebut. Dalam hal ini diperlukan
sosialisasi mengenai pentingnya laporan keuangan terhadap suatu usaha.
C. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa kendala yang penulis rasakan seperti :
• Sulitnya mendapat surat ijin observasi dari kampus yang membuat kami kesulitan
untuk memperoleh umkm
• Adanya beberapa perusahaan yang memprivasikan laporan keuangan yang mereka
miliki
• Mendapat penolakan dari beberapa UMKM tanpa mendengar penjelasan detail.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.yuksinau.id/laporan-keuangan/
https://www.bagi-in.com/laporan-keuangan/
https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/12/25/analisis-laporan-keuangan/
Bismala, Lila. 2016. Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah. Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship.
Vol. 5. No. 1.
Ediraras, Dharma T. 2011. Akuntansi dan kinerja UKM. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 15.2.
Mahmudah, Rifatul, Nurul Herawati dan Achdiar Redy Setiawan. 2015. Keuangan Usaha Mikro
Dan Kecil Pada Pedagang Pasar Tradisional: Potret Dan Pemaknaannya. Jurnal Sustainable
Competitive Advantage (SCA).
Nurlaela, Siti. 2015. Kemampuan Menyusun Laporan Keuangan Usaha Kecil Menengah
Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM Kerajinan Gitar Di Kabupten Sukoharjo. Jurnal Paradigma.
Vol. 12, No. 02. ISSN: 1693-0827.
35
LAMPIRAN
UMKM I
36
UMKM II
37
UMKM III
38
UMKM IV
39
UMKM V
40
UMKM VI
41
UMKM VII
42
UMKM VIII
43
UMKM IX
44
UMKM X
45