Anda di halaman 1dari 48

Mata Kuliah Praktikum Pengantar Akuntansi

LAPORAN MINI RISET


ANALISIS PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 3

ERNI FITRI DAELI 7192442013


DUMA HUTAGOL 7193142005
ISTI MAUNIDA HANUM 7191142002
NOVIA ELSA WINA SINAGA 7193342014

KELAS A 2019

DOSEN PENGAMPU:
Choms Gary GT Sibarani, SE, M. Si, Ak. CA

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis bisa menyelesaikan Laporan Mini Riset mengenai Analisis Penggunaan Laporan
Keuangan Pada Beberapa UMKM.
Pada penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan Laporan Mini
Riset adalah berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam kelancaran
penulisan laporan mini riset ini.
Dalam penulisan laporan mini riset ini, penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik.
Penulis berharap semoga laporan mini riset ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai
manfaat bagi semua pihak.

Medan, 10 November 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 2


B. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 2
C. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................................. 3

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 3


B. Hipotesis................................................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 22

A. Lokasi Penelitian ...................................................................................................... 22


B. Subjek Penelitian ..................................................................................................... 22
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 22
D. Metode Analisis Data ............................................................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................. 23

A. Tabel Hasil Jawaban Kuesioner Responden ............................................................ 23


B. Tabel Hasil Observasi Penggunaan Laporan Keuangan UMKM ............................ 26
C. Analisis Hasil Wawancara ....................................................................................... 27
D. Analisis Keterbatasan Membuat Laporan Keuangan ............................................... 28

BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 33

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 33
B. Saran ........................................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 34


LAMPIRAN........................................................................................................................ 35

ii
ABSTRAK
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem laporan keuangan yang
diterapkan oleh beberapa UMKM. Penelitian ini dilakukan di sepuluh UMKM berbeda, baik usaha
dagang maupun usaha yang bergerak dibidang jasa. Teknik pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara observasi, wawancara dokumentasi dari bagian personalia.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 UMKM yang menjadi objek
penelitian hanya sebagian yang melakukan pencatatan laporan keuangan bisa dibuat perhitungan
bandingnya sekitar 4:6 dan 10 UMKM ini juga belum menerapkan pencatatan laporan keuangan
SAK-ETAP yang berlaku. Banyakan alasan dari pemilik UMKM tidak membat laporan keuangan
karena usaha tersebut adalah milik mereka sendiri sehingga tidak memerlukan laporan keuangan.
Keyword : laporan keuanngan, umkm, & data.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENULISAN


Laporan keuangan merupakan salah satu aspek terpenting dalam sebuah perusahaan,
karena dengan adannya laporan keuangan maka setiap pengusaha akan dapat mengetahui
secara rinci berapa berapa laba atau rugi yang ia dapatkan dalam satu periode tertentu.
Seperti yang diketahui, begitu banyak UMKM yang tersebar di Indonesia, salah
satunya di Kota Medan.Dari sekian banyak UMKM tersebut, penulis mengambil beberapa
sampel untuk menganalisis apakah UMKM tersebut dalam usahanya membuat sebuah laporan
keuangan atau tidak. Nyatanya, dari beberapa UMKM yang kami observasi, hanya beberapa
UMKM yang membuat laporan keuangan. Hal ini menandakan bahwa masih minimnya
pengetahuan setiap pengusaha kecil menengah dalam membuat laporan keuangan untuk
usahanya.
B. PERMASALAHAN
1. Berapa Modal awal pendirian Usaha tersebut ?
2. Berapa pendapatan perbulan yang diperoleh oleh usaha tersebut ?
3. Apakah pengusaha umkm membuat laporan Keuangan dalam usahanya?
4. Berapa lamakah periode pembuatan laporan keuangan umkm tersebut?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi salah satu tugas praktikum pengantar akuntansi.
2. Untuk mengetahui keuntungan rata-rata beberapa UMKM yang di observasi.
3. Untuk mengetahui mengetahui seberapa besar para pengusaha umkm membuat laporan
keuangan.
4. Untuk menganalisis keuntungan/laba yang didapat.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda pada
setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undang-undang. Sesuai
dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi
bagian baik langsung maupun tidak 7 langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2008 pasal 6, kriteria usaha mikro yaitu:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

3
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
Di Negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda
mengenai UKM yang sesuai menurut karateristik masing – masing Negara, yaitu sebagai
berikut

1. World Bank: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, pendapatan
per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.
2. Di Amerika: UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempunyai
pekerja kurang dari 500 orang.
3. Di Eropa: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan pendapatan
per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan usaha rumah
tangga.
4. Di Jepang: UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan
retail/service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta-300 juta.
5. Di Korea Selatan: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan aset
≤ US$ 60 juta.

4
6. Di beberapa Asia Tenggara: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15
orang (Thailand), atau 5–10 orang (Malaysia), atau 10-99 orang (Singapura), dengan
modal ± US$ 6 juta.
B. Karakteristik UMKM di Indonesia
Dalam karateristik disini ada empat alasan yang menjelaskan posisi strategis
UMKM di Indonesia. Pertama, UMKM tidak memerlukan modal yang 9 besar
sebagaimana perusahaan besar sehingga pembentukan usaha ini tidak sesulit usaha besar.
Kedua, tenaga kerja yang diperlukan tidak menuntut pendidikan formal tertentu. Ketiga,
sebagian besar berlokasi di pedesaan dan tidak memerlukan infrastruktur sebagaimana
perusahaan besar. Keempat, UMKM terbukti memiliki ketahanan yang kuat ketika
Indonesia dilanda krisis ekonomi.

C. Peranan dan kontribusi UMKM di Indonesia


Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peranan
penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam kontribusinya terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Mengingat pentingnya peranan UMKM dibidang ekonomi, sosial
dan politik, maka saat ini perkembangan UMKM diberi perhatian cukup besar diberbagai
belahan dunia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. UMKM diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya nasional, termasuk
pemanfaatan tenaga kerja yang sesuai dengan kepentingan rakyat dan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang maksimum.
Rahmana (2009) menambahkan UMKM telah menunjukkan peranannya dalam
penciptaan kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan
Produk Domestik Bruto (PDB). Usaha kecil juga memberikan kontribusi yang tinggi
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor-sektor industri, perdagangan dan
transportasi. Sektor ini mempunyai 10 peranan cukup penting dalam penghasilan devisa
negara melalui usaha pakaian jadi (garment), barang-barang kerajinan termasuk meubel
dan pelayanan bagi turis.

5
Peranan dalam bidang sosial bahwa UMKM disini mampu memberikan manfaat
sosial yaitu mereduksi ketimpangan pendapatan, terutama di negaranegara berkembang.
Peranan usaha kecil tidak hanya menyediakan barang-barang dan jasa bagi konsumen yang
berdaya beli rendah, tetapi juga bagi konsumen perkotaan lain yang berdaya beli lebih
tinggi. Selain itu, usaha kecil juga menyediakan bahan baku atau jasa bagi usaha menengah
dan besar, termasuk pemerintah lokal. Tujuan sosial dari UMKM adalah untuk mencapai
tingkat kesejahteraan minimum, yaitu menjamin kebutuhan dasar rakyat.

D. Proses akuntansi
Beberapa siklus akuntansi sebagai berikut:
1. Pencatatan data ke dalam dokumen bukti atau sumber transaksi.
2. Penjurnalan, yakni mencatat dan menganalisis transaksi ke dalam jurnal atau buku
harian.
3. Melakukan posting ke Buku Besar yakni memindahkan kredit dan debet dari jurnal ke
akun Buku Besar.
4. Penyusunan Neraca Saldo yakni menyiapkan Neraca Saldo untuk mengecek
keseimbangan Buku Besar. 11
5. Membuat ayat jurnal penyesuaian serta memasukan jumlahya pada Neraca Saldo.
Kemudian Neraca Saldo dan jurnal penyesuaian disatukan dalam neraca lajur.
6. Membuat ayat-ayat penutup yakni menjurnal dan memindah bukukan ayatayat
penutup.
7. Penyusunan Laporan Keuangan yakni Laporan Laba Rugi, kemudian Laporan
Perubahan Modal dan Neraca.
Berikut penjelasan lebih lengkap dari poin-poin di atas:

1. Bukti Transaksi Transaksi merupakan aktifitas perusahaan yang menimbulkan


perubahan terhadap posisi harta keuangan perusahaan seperti membeli, menjual,
membayar gaji, dan membayar biaya lainnya. Arti dari bukti transaksi adalah suatu
bukti yang menerangkan terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur dengan satuan
uang dan mempengaruhi kekayaan suatu perusahaan. Di dalam akuntansi, bukti-bukti
asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi yaitu faktur,
kwitansi, nota-nota.

6
Langkah selanjutnya setelah semua data transaksi baik penjualan maupun
pembelian beserta transaksi lainya yang telah dilakukan oleh UMKM ishokuiki. setelah
menganalisis semua langkah selanjutnya transaksi dimasukan kedalam jurnal umum,
sebelum melanjutkan ke langkah-langkah berikutnya dalam melakukan siklus akuntansi,
terlebih dahulu harus dipahami defenisi tentang akun, dan pengelompokan akun tersebut
berikut penjelasannya:
Sebelum masuk kepenjelasan akun disini akan dijelaskan mengenai persamaan
dasar akuntansi agar bisa paham tentang cara melakukan pencatatan laporan keuangan.
Berikut persamaan akuntansi sesuai standar yang berlaku saat ini:
Persamaan dasar akuntansi adalah suatu persamaan untuk menggambarkan seluruh
nilai harta/aktiva yang dimiliki oleh suatu unit usaha dan asal usul/sumber harta tersebut.
Pada tahap ini persamaannya dinyatakan sebagai berikut:
Harta Unit Usaha = Asal Usulnya/Sumbernya
Asal usul atau sumber harta/aktiva suatu unit usaha adalah dari bukan pemilik
(kreditur) dan dari pemilik (Investor). sehingga persamaan yang semula Harta Unit Usaha
= Asal Usulnya/Sumbernya, menjadi:
Harta Unit Usaha = Berasal dari Bukan Pemilik + Berasal dari Pemilik.
Selanjutnya harta perusahaan yang berasal dari “bukan pemilik/kreditur” disebut
“Hutang”, sedangkan harta perusahaan yang berasal dari “pemilik/investor” disebut
“Modal/Ekuitas”, sehingga akhirnya persamaan menjadi:
Harta = Hutang + Modal
Persamaan “Harta = Hutang + Modal” disebut persamaan dasar akuntansi
(Accounting Equation). Prinsip persamaan ini digunakan dalam penyusunan Laporan
Keuangan perusahaan terutama untuk menyusun “Neraca”. Akun merupakan catatan
individu mengenai catatan individu mengenai kenaikan dan penurunan masing-masing pos
dalam golongan asset, kewajiban, ekuitas pemilik.
Berikut contoh pengelompokan akun berdasarkan pos dalam berbagai golonagan
yaitu:
1. Asset
a. Kas adalah uang perusahaan yang biasanya disimpan dibank dan siap
digunakan kapanpun.

7
b. Piutang usaha yaitu tagihan dari pihak pengusaha kepada pelanggan
berdasarkan penjualan kredit yang telah dilakukan sebelumnya
c. Perlengkapan yaitu barang habis pakai yang masa manfaatnya kurang dari satu
tahun. d. Persediaan yaitu barang dagang yang dimiliki dan disimpan untuk
dijual kepada para pelanggan.
d. Tanah yaitu asset perusahaan
e. Bangunan yaitu tempat untuk melakukan kegiatan produksi usaha
f. Peralatan yaitu barang yang mempunyai masa manfaat yang lebih dari satu
tahun.
2. Kewajiban
a. Utang usaha yaitu utang yang timbul dikarenakan untuk kegiatan usaha
berlangsung.
b. Utang gaji yaitu utang yang dilakukakan oleh pemilik usaha kepada
karyawannya karena suatu hal.
c. Utang bunga yaitu utang yang timbul setelah melakukan utang usaha.
d. Utang ke bank yaitu utang yang timbul dan terjadi kepada bank.
3. Modal pemilik.
Modal yaitu kekayaan milik perusahaan atau hak milik atas harta
perusahaan.
4. Pendapatan
Pendapatan yaitu hasil dari penjual produk ke konsumen. Dalam pencatatan
laporan keuangan yang ada sesuai standar akuntansi ada dua metode pencatatan
yaitu metode perpeptual dan metode periodik. Dalam pencatatan laporan keuangan
umkm ini yaitu menggunakan metode perpeptual. Langkah selanjutnya setelah
melakukan pengelompokan setiap akun-akun yaitu melanjutkan ketahap berikutnya
membuat jurnal umum

2. Jurnal (Buku Harian)


Langkah berikutnya dalam siklus akuntansi adalah menganalisis dan mencatat
transaksi-transaksi kedalam jurnal. Jurnal atau buku harian adalah suatu catatan
kronologis dari transaksi entitas. Pencatatan tersebut memiliki proses dan mengikuti lima
langkah sebagai berikut:
8
a. Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya
b. Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau
pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu
c. Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan
b. Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
3. Buku Besar
Setelah menganalisis dan mencatat transaksi dijurnal atau buku harian langkah
selanjutnya yaitu memindahkan transaksi yang telah dicatat dijurnal dipindah ke buku
besar. Buku besar merupakan buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi. Fungsi dari buku besar ini
adalah sebagai dasar pembuatan laporan neraca dan laporan rugi atau laba. Terdapat
klasifikasi Buku Besar yang dipergunakan dalam perusahaan yaitu:
1. Buku Besar Umum merupakan semua prediksi atau perkiraan yang ada dalam suatu
periode tertentu seperti piutang usaha, kas, serta persediaan utang usaha dan modal.
2. Buku Besar Pembantu merupakan sekelompok rekening yang khusus mencatat
perincian piutang usaha dan utang usaha yang berfungsi memberi informasi yang
lebih mendetail.
Beberapa langkah memindahkan ayat jurnal kedalam akun-akun buku besar yaitu:
a. Tanggal dicatat dikolom tanggal
b. Jumlah dicatat dikolom debit atau kredit.
c. Halaman jurnal dicatat di kolom refrensi posting.
d. Nomor akun dicatat di kolom refrensi posting didalam jurnal.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo merupakan kumpulan dari saldo-saldo yang ada pada setiap perkiraan
di buku besar. Jumlah dari kolom debit dan kolom kredit harus sama. Karena jika tidak
sama, maka telah terjadi kesalahan pencatatan dari jurnal umum atau dari buku besar.
Kita harus menelusuri ulang kebelakang sampai ditemukan kesalahannya. Di neraca saldo
terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan, karena masih ada
pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi.
Karena itulah neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Oleh
karena itu diperlukan jurnal penyesuaian.

9
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya
sebelum penyusunan laporan keuangan. Jurnal Penyesuaian ini bertujuan agar pada akhir
periode akun riil yaitu harta, kemudian kewajiban serta modal menunjukkan keadaan
yang sebenarnya dan agar akun-akun nominal, yakni akun beban dan pendapatan dapat
diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Di jurnal penyesuaian ini terdapat perkiraan-perkiraan yang memerlukan
penyesuaian diantaranya:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterima
3. Biaya-biaya yang dibayar dimuka
4. Pendapatan yang diterima dimuka
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan
6. Neraca Lajur
Neraca lajur terdiri atas kumpulan dari perkiraan:
1. Neraca Saldo
2. Jurnal Penyesuaian
3. Neraca saldo setelah penyesuaian
4. Harga Pokok Produksi
5. Perkiraan laba atau rugi
6. Neraca Sebenarnya neraca Lajur hanya untuk memudahkan dalam pembuatan
laporan keuangan.
7. Jurnal Penutup
Jurnal Penutup merupakan ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup rekening-rekening nominal sementara. Adanya penutupan ini maka
rekening-rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.

10
8. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
terdapat lima jenis laporan keuangan, yaitu:
1. Laporan Laba atau Rugi, digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan
mengalami keuntungan atau kerugian dalam periode tertentu.
2. Laporan perubahan modal, digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan
bertambah atau berkurang dalam satu periode tertentu.
3. Neraca, digunakan untuk menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir
periode tersebut.
4. Laporan Arus Kas, digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan ataupun
pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
5. Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan secara rinci atau detail mengenai
keadaan perusahaan.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Pengertian
neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan
penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Neraca saldo
yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur dan neraca saldo setelah penutupan
merupakan daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Proses ini dilakukan untuk
meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai
periode akuntansi berikutnya. Kemudian neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal
per-akhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat. Isi dari perkiraan neraca
saldo setelah penutupan adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan
neraca (aktiva, kewajiban serta modal).

E. Karakteristik SAK ETAP


a. Stand alone accounting standard (tidakmengacukeSAK Umum)
b. Mayoritas menggunakan historical cost concepts
c. Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah 20
d. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum

11
1) Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana
2) Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran
3) Pengurangan pengungkapan
e. Tidak akan berubah selama beberapa tahun
F. Pengguna SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa
akuntabilitas publik adalah entitas yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal; atau
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan
penggunaan SAK ETAP.
G. Implementasi SAK ETAP
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini
harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apalagi yang sudah memutuskan untuk
menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk selanjutnya
tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP. Entitas dapat menerapkan SAK ETAP
secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan untuk
menerapkan SAK ETAP secara prospektif. Entitas yang menerapkan secara prospektif dan
sebelumnya telah menyusun laporan keuangan maka: Mengakui semua aset dan kewajiban
yang pengakuannya dipersyaratkan dalam SAK ETAP; Tidak mengakui pos-pos sebagai
aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan tersebut;

12
Mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban atau komponen
ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi merupakan jenis aset,
kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda berdasarkan SAK ETAP; Menerapkan
SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui.
Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru
diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya. Oleh
karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi sejak
tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan penerapan secara prospektif
artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau transaksi yang terjadi
setelah tanggal perubahan. Tidak ada penyesuaian yang dilakukan terhadap periode
sebelumnya.
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama
dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil penyesuaian yang
muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnyasebelum tanggal efektif SAK ETAP
diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal penerapan SAK ETAP. Pada tahun
awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK
ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi
berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten.
Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini
untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Entitas yang menyusun laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Entitas tersebut wajib menyusun laporan
keuangan berdasarkan PSAK non ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK
ETAP ini kembali. 23 Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam
menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETA ini dalam
menyusun laporan keuangan. Setiap perusahaaan memiliki sifat going concern
yaknimenginginkan usahanya tetep berkembang. Untuk mengembangkan usahaperlu

13
banyak upaya yag harus dilakukan. Salah satu upaya itu adalah perlu meyakinkan public
bahwa usaha yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan.
H. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pencatatan aktivitas keuangan merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh setiap
orang yang mempunyai usaha, bukan hanya usaha besar saja yang ahrus memliki laporan
keuangan, namun usaha yang berskala kecil juga harus mempunyai catatan keuangan ini
karena sangat penting terhadap masa depan usaha yang dimilikinya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan adalah susunan yang
menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Menurut Kasmir
(2013:7), financial statement (laporan keuangan) merupakan sebuah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau periode selanjutnya.
Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi keuangan perusahaan pada
suatu periode, yang dipakai untuk menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut.
Atau bisa juga diartikan dengan catatan informasi keuangan yang disusun rapi oleh perusahaan
untuk mengevaluasi kinerja perusahaannya, yang berguna untuk memenuhi pihak-pihak yang
memakainya.

2. Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kasmir (2014:10), tujuan dari pembuatan laporan keuangan terdiri atas
tujuh tujuan, antara lain:
1. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah aktiva (harta) yang dipunyai
perusahaan pada masa sekarang.
2. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah kewajiban dan juga modal yang
dipunyai perusahaan pada waktu ini.
3. Menyajikan informasi mengenai jenis serta jumlah pendapatan yang didapatkan dalam
suatu periode tertentu.

14
4. Menyajikan informasi mengenai jumlah biaya serta jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Menyajikan informasi mengenai berbagai perubahan yang berlangsung kepada aktiva,
pasiva, serta modal perusahaan.
6. Menyajikan informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.
7. Menyajikan informasi mengenai berbagai catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan menurut PAI, tujuan umum laporan keuangan terdiri dari lima tujuan, yaitu:
1. Memberikan informasi yang bisa dipercaya perihal aktiva dan kewajiban serta tipikal atau
modal perusahaan.
2. Memberikan laporan yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva netto perusahaan yang
muncul akibat kegiatan usaha untuk memperoleh laba.
3. Memberikan sebuah informasi kepada pemakai laporan untuk memperkirakan potensi
keuntungan perusahaan.
4. Memberikan sebuah informasi penting lainnya seperti aktivitas pendanaan investasi.
5. Memberikan informasi lebih dalam kepada pemakai laporan yang masih ada kaitannya
dengan keuangan.
3. Fungsi Laporan Keuangan
Ada beberapa fungsi dari laporan keuangan yaitu:
1. Sebagai Media Review
Financial statement bisa menyajikan informasi atau data yang komprehensif
mengenai kedudukan keuangan perusahaan.Hal tersebut dapat menjadi ulasan tentang
keadaan perusahaan secara menyeluruh, terutama keadaan keuangan (aset, utang, biaya
operasional, dan yang lainnya).
2. Sebagai Pedoman Membuat Keputusan
Salah satu fungsi paling penting dalam pembuatan laporan tentang keadaan
keuangan perusahaan yaitu sebagai media pertimbangan dalam pengambilan keputusan
penting untuk perusahaan.
3. Membantu Menciptakan Strategi Baru
Financial statement juga bisa digunakan dalam membuat strategi baru oleh
perusahaan dalam usaha menaikan performa usahanya.

15
4. Meningkatan Kredibilitas Perusahaan
Perusahaan yang membuat financial statement akan menunjukkan bahwa
perusahaan itu sudah menerapkan sebuah sistem perekapan data yang terpercaya, akurat,
serta tidak sembarangan dalam pengambilan keputusan.

4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan


Secara umum macam-macam laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Laba Rugi
Laba rugi merupakan selisih, baik positif maupun negatif yang diperoleh dari
kegiatan operasional dan non-operasional selama periode tertentu. Laporan laba rugi
memiliki isi/komponen yang terdiri atas pendapatan dan biaya (beban). Biaya adalah arus
keluar aktiva, penggunaan aktiva ataupun munculnya kewajiban dan atau kombinasi dari
keduanya dalam kurun waktu tertentu.
2. Laporan Perubahan Modal (Insidentil Gains & Insidentil Loses)
FASB mengartikan Gains sebagai naiknya tingkat nilai Equity dari transaksi yang
bersifat insidentil dan bukan aktivitas utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya
yang berpengaruh terhadap entity selama satu periode terntentu kecuali yang berasal dari
hasil/investasi pemilik.
Sedangkan Loses merupakan turunnya nilai Equity dari transaksi yang bersifat
insidentil dan bukan aktivitas utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang
berpengaruh terhadap entity selama satu periode terntentu kecuali yang berasal dari
hasil/investasi pemilik.
3. Neraca
Laporan neraca atau daftar neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban/hutang dan modal pada periode waktu tertentu. Neraca dapat disusun setiap saat.
Neraca memiliki isi atau komponen yang terdiri atas:
a. Harta/aktiva/assets. merupakan asset yang dimiliki sebuah perusahaan yang
mempunyai peran dalam operasi perusahaan contohnya kas, aktiva tetap, aktiva tak
berwujud, persedian dan lain-lain. Harta/aktiva terdiri atas aktiva tetap berwujud (fixed
assets) dan aktiva tetap tak berwujud (intangible assets).

16
b. Kewajiban/Utang (Liabilities). utang atau kewajiban memilki tiga sifat utama,
yakni:
1. Utang itu benar ada/real.
2. Utang itu tidak bisa dihindarkan.
3. Utang yang mewajibkan perusahaan telah terjadi.
Berdasarkan jangka waktunya, utang dapat dibagi menjadi dua, yaitu utang jangka
pendek (Current liabilities) dan utang jangka panjang (long term liabilities).
c. Pemilik Modal (Owner Equity). Modal adalah hak yang tersisa atas aktiva satu
perusahaan setelah dikurangi hutangnya. Nilai modal sendiri berbeda tergantung pada
jenis peusahaan. Jika jenisnya adalah perseorangan maka nilai modalnya merupakan
modal pemiliknya sendiri, dan jika bentuknya perseroan maka nilai modal terdiri dari
modal setor dan modal pendapatan.
d. Laporan Arus Kas. Adalah transaksi yang berpengauh terhadap materil yang tidak
diperkirakan terjadi berulang kali dan juga tidak dianggap sebagai hal yang berualang
dalam proses operasional dari suatu perusahaan.

4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Berikut ini 4 karakteristik kualitatif laporan keuangan, diantaranya yaitu:
1. Relevan. Laporan keuangan bisa dikatakan relevan, laporan keuangan harus memiliki
informasi yang dapat mempengaruhi pemakai untuk membantu mereka mengevaluasi
aktivitas masa lalu atau masa kini dan bisa memprediksi masa yang akan datang serta
menegaskan hasil dari evaluasi masa lalu. Syarat-syarat informasi laporan keuangan yang
relevan:
1. Mempunyai manfaat umpan balik, laporan keuangan memungkinkan pengguna untuk
mengoreksi kebijakan mereka di masa lalu.
2. Mempunyai manfaat prediktif, laporan keuangan bisa membantu pemakai untuk
meramalkan masa yang akan datang berdasarkan data di masa lalu.
3. Tepat waktu, informasi disajikan secara tepat waktu sehingga berpengaruh dan
berguna dalam pengambilan keputusan.
4. Lengkap, informasi keuangan harus disajikan selengkap mungkin mencakup semua
hal yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan.

17
2. Andal
Karakteristik informasi yang andal:
1. Penyajian jujur, informasi disajikan secara jujur baik transaksi atau kejadian lainnya.
2. Dapat diverifikasi, laporan keuangan harus bisa diuji dan jika pengujian dilakukan
oleh pihak berbeda maka hasilnya tak jauh berbeda.
3. Netralis, artinya laporan keuangan tidak memihak pihak-pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus bisa membandingkan laporan keuangan entitas antar waktu/periode
untuk meneliti kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta perubahannya secara
relatif. Perbandingan dapat dilakukan secara internal maupun ekternal. Secara internal bisa
dilakukan jika suatu entitas memakai kebijakan akuntansi yang sama tiap tahunnya. Supaya
informasi yang diberikan bisa dibandingkan, maka penyajian laporan keuangan minimal
harus dilakukan dua periode atau dua tahun anggaran.

4. Dapat Dipahami
Pelaporan keuangan harus bisa dipahami dan diinterpresentasikan oleh penerima.
Oleh karena itu, semua informasi-informasi harus disajikan sejelas mungkin. Tidak hanya
jelas, dalam pennyajiannya juga harus menggunakan format/bentuk dan istilah yang
dimengerti oleh penerima.

5. Manfaat Laporan Keuangan


Manfaat laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan sesuai prinsip
prinsip akuntansi (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002:4).
1. Menyediakan informasi tentang posisi keuangan sesuai hakikat akuntansi, kinerja,
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai yang berpengaruh terhadap transaksi
keuangan dan terkadang juga bisa menyajikan informasi nonkeuangan.

18
3. Menunjukkan kinerja manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen
terhadap sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen. Pengguna laporan
keuangan (pemiliki perusahaan dan direksi) yang menilai kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen sehingga pemilik modal bisa membuat keputusan
ekonomi untuk menahan atau menjual investasi di dalam perusahaan. Keputusan yang
dibuat biasanya juga dilakukan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
4. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada masa kini (dalam satu periode) sehingga pihak internal perusahaan
bisa melakukan keputusan untuk pembaharuan aset atau mempertahankan yang ada.
5. Menyediakan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang
dimiliki perusahaan pada masa kini. Jika modal dirasa tidak cukup maka pihak
internal harus melakukan berbagai upaya agar banyak investor yang menanamkan
modal di perusahaan tersebut.
Adapun pihak-pihak yang memakai informasi dari laporan keuangan, yaitu:
1. Pihak Intern (Internal User). Pemakai informasi laporan keuangan yang termasuk
pihak intern adalah pimpinan perusahaan (manajemen). Manajemen menggunakan
laporan keuangan sebagai dasar untuk membuat perencanaan, membuat kebijakan di
masa yang akan datang, mengadakan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan
yang dikelolanya, dan mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapainya.

2. Pihak Ekstern (Eksternal User). Pemakai informasi yang termasuk pihak ekstern, yaitu:
1. Pemilik Perusahaan. Laporan keuangan merupakan pedoman bagi pemilik perusahaan
untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, keuangan, prospek usaha, dan
menilai keberhasilan selama periode tertentu.
2. Investor. Laporan keuangan sangat dibutuhkan bagi investor untuk menilai prospek
usaha suatu perusahaan, bagaimana posisi keuangan perusahaan tersebut, sehingga
dapat mengambil keputusan dalam melakukan investasi pada perusahaan yang
bersangkutan.

19
3. Para Karyawan. Para karyawan membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui
keadaan perusahaan, karena karyawan berkepentingan atas kelangsungan hidup
perusahaan dan jaminan sosial yang diberikan.
4. Para Kreditur. Para kreditur membutuhkan informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemberian kredit.
5. Pemerintah. Pemerintah memerlukan informasi mengenai laporan keuangan
perusahaan dengan tujuan untuk penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan dan untuk pengawasan pajak.

6. Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir
dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi
keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat
menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan
keuangan sehingga kesimpulan yang disapat akan lebih akurat. analisa laporan keuangan
(financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk
mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
A. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periode tertentu baik
aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telah dicapai.
B. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
C. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
D. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan, apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau sebaliknya.

20
Teknik Analisis Laporan Keuangan
1. Metode Komparatif. Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan
keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya.
2. Metode Analisis. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan
beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis ini biasanya dibuat
melalui grafik. Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya
menggunakan linear programming, rumuschi square, rumus y = a + bx.
3. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam). Metode ini merupakan
metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu
biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca,
penjualan untuk laba rugi.
4. Metode Index Time Series. Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk
mengkonversikan angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang
diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut:
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 x 100% / Angka Dasar

I. HIPOTESIS
1. Laporan keuangan secara positif berperan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
usaha.
2. Laporan Keuangan secara positif akan memberi informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas keuangan suatu usaha.
3. Usaha yang menggunakan laporan keuangan secara efektif dan efisien secara positif
memberi peran yang sangat penting bagi usaha maupun pemilik untuk memperoleh
keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
4. Laporan keungan dapat mempermudah para pengusaha umkm dalam menentukan rugi
/laba dalam usaha

21
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jalan Besar Tembung, pada hari Sabtu, 09 November
2019, di Jln.Rela dan Jln.Taduan pada hari Selasa,11 November 2019.Observasi dilakukan
selama dua kali dan penyusunan laporan dilakukan pada hari berikutnya.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 10 pemilik UMKM dan Karyan pada UMKM
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke lapangan dan
wawancara langsung pada pemilik UMKM dan karyawan yang ada pada UMKM dan
memberikan kuesioner.
D. Metode Analisis Data
Cara penganalisaan data dalam penelitian ini adalah melalui analisis deskriptif hasil
wawancara dengan pemilik UMKM dan karyawan UMKM. Beberapa pertanyaan diajukan
kepada pemilik UMKM dan karyawan UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai
pencatatan laporan keuangan pada UMKM.

22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tabel Hasil Jawaban Kuesioner Responden
Tabel I Rekapitulasi Hasil Jawaban Kuesioner
Jumlah hasil
Nama
Apakah laporan keuangan itu? jawaban dari
UMKM
UMKM

UMKM 2

RN dan RK
Colection

UMKM 3

Pinasty Sport
and Music

UMKM 4

Toko Susu
Baby

Pengetahuan UMKM 6
mengenai laporan Perhitungan yang berkaitan
keuangan secara Binking 8
dengan keuangan
umum Laundry

UMKM 7

Romora Net

UMKM 8

Apotek Rela
Farma

UMKM 9

Mie Aceh
Taaj

UMKM 10

23
Spring
Water

UMKM 1

Echa Salon
Pembukuan keuangan UMKM 5 2

Hasibuan
Karpet

Laporan keuangan 0

Aliran kas 0

Apa manfaat dan fungsi Nama Jumlah hasil


laporan keuangan? UMKM jawaban dari
UMKM

UMKM 7

Romora Net

UMKM 8

Mengelola keuangan usaha Apotek Rela 3


Farma

Pengetahuan UMKM 9
mengenai manfaat
Mie Aceh
dan fungsi laporan
Taaj
keuangan
UMKM 2

RN dan RK
Colection

Mengontrol keuangan usaha UMKM 3 4

Pinasty Sport
and Music

UMKM 4

24
Toko Susu
Baby

UMKM 10

Spring
Water

UMKM 1

Echa Salon

UMKM 5
Mengetahui pemasukkan, Hasibuan 3
pengeluaran dan laba Karpet

UMKM 6

Binking
Laundry

Pengambilan keputusan 0

Apakah anda mengetahui Nama Jumlah hasil


banyak hal tentang laporan UMKM jawaban dari
keuangan? UMKM
Pengetahuan
Ya Semua 10
dilihat dari latar
UMKM
belakang
Pendidikan Tidak 0

Jika Ya, dimana anda Nama Jumlah hasil


mendapatkan pengetahuan UMKM jawaban dari
tentang laporan keuangan? UMKM

Formal Semua 10
UMKM

informal 0

Dalam usaha anda, kegiatan Nama Jumlah hasil


apa saja yang berkitan dengan UMKM jawaban dari
Pengetahuan laporan keuangan? UMKM
mengenai kegiatan

25
bisnis berkaitan Menerima pendapatan, Semua 10
dengan laporan pembayaran, melakukan UMKM
keuangan pengeluaran (tagihan dan gaji)

Membuat laporan 0

Produksi barang 0

TABEL II Rekapitulasi Hasil Wawancara


Adakah laporan Nama UMKM Jumlah hasil
keuangan jawaban dari
UMKM

Toko Susu Baby


Hasibuan Karpet
Binking Laundry
Ada Romora Net 6

Apotik Rela
Ketersediaan laporan Farma
keuangan
Spring Water
Echa Salon
RN dan RK
Collection
Tidak ada 4
Pinasty Sport and
Music
Mie Atjeh Taaj

Berapa lama Nama UMKM Jumlah hasil


pembuatan periode jawaban dari
laporan keuangan? UMKM

Periode pembuatan Toko Susu Baby


laporan keuangan Hasibuan Karpet
Harian 6
Binking Laundry
Romora Net

26
Apotik Rela
Farma
Spring Water

Mingguan 0

Bulanan 0

Tahunan 0

B. Tabel Hasil Observasi Penggunaan Laporan Keuangan Pada UMKM


No Nama Usaha Alamat Usaha Responden Ketersediaan Laporan
Keuangan
Ada Tidak ada
1. Echa Salon Jln. Besar Tembung No. 2 Elsa Sihombing √
2. RN dan RK Jln. Besar Tembung No. Mangar √
Collection 45
3. Pinasty Sport and Jln. Besar Tembung No. Rahmat √
Music 50
4. Toko Susu Baby Jln. Besar Tembung No. Elpida Harahap √
12 D
5. Hasibuan Karpet Jln. Besar Tembung No. Ahmad √
25 Hasibuan
6. Binking Laundry Jln. Besar Tembung Mega Puspa √
Manik
7. Romora Net Jln. Rela No. 117 Medan Romora √
8. Apotik Rela Farma Jln. Rela Eka Suhartika √
9. Mie Atjeh Taaj Jln. Taduan No. 130 Udin √
Pancing
10. Spring Water Jln. Taduan No. 141B Christin E. √
Nababan

27
C. Analisis Hasil Wawancara
1. Usaha Jasa Salon
Nama Pemilik : Elsa Sitohang
Usia : 24 Tahun
Nama Usaha : Echa Salon
Alamat :Jln.Besar Tembung No.2
Modal Awal : Rp. 50.000.000,-
Pengeluaran : Rp. 1.000.000,-
Pendapatan :Rp. 2.000.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya.

2. Usaha Dagang Pakaian


Nama Pemilik : Merger
Usia : 42 Tahun
Nama Usaha : RN dan RK Collection
Alamat :Jln.Besar Tembung No.45
Modal Awal : Rp. 50.000.000,-
Pendapatan : Rp. 2.000.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya dan beliau beranggapan usahanya
masih terbilang standar oleh karena itu tidak diperlukan laporan keuangan.

28
3. Usaha Toko Susu
Nama Pemilik : Elfida Harahap (Yang memiliki Usaha)
Usia : 40 Tahun
Nama Usaha : Toko Susu Baby
Alamat :Jln.Besar Tembung No.12D
Modal Awal : Rp.200.000.000,-
Pengeluaran : Rp. 10.000.000,-
Pendapatan : Rp. 20.000.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena laporan
keuangan sangat perlu dibuat karena dengan laporan keuangan beliau dapat melihat
perkembangan usaha dan dapat meninjau pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di
usaha miliknya tersebut. Alasan lain ia membuat laporan keuangan adalah untuk dapat
mengontrol dan mengambil keputusan untuk usahanya tersebut.

4. Usaha Dagang Peralatan Olahraga dan Musik


Nama Pemilik : Rahmat
Usia : 34 Tahun
Nama Usaha : Pinasty Sport and Music
Alamat :Jln.Besar Tembung No.50
Modal Awal : Rp. 100.000.000,-
Pendapatan :Rp.6.000.000 ,-/Bulan
Pengeluaran :Rp.1.000.000,-/bulan
Prive :Rp.1.000.000,-/bulan
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya. Alasan lain yang ia katakan

29
dikarenakan usaha yang sekarang ia kelola dan menjadi miliknya merupakan usaha turun-
temurun dan sangat sulit untuk melanjutkan ataupun membuat laporan keuangan baru.

5. Usaha Dagang Perlengkapan Rumah Tangga


Nama Pemilik : Ahmad Hasibuan
Usia : 38 Tahun
Nama Usaha : Hasibuan Karpet
Alamat :Jln.Besar Tembung No.25
Modal Awal : Rp.45.000.000,-
Pengeluaran : Rp.7.000.000,-
Pendapatan : Rp.15.000.000,-
Prive : Rp.200.000,-
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena beliau
dapat mengetahui berapa penjualan barang dagang yang ia miliki dalam sehari dan sangat
berguna untuk mengontrol aktivitas usaha. Beliau juga mengatakan bahwasannya ia dapat
mengetahui laba yang berakibat untuk penambahan modal usahanya.

6. Usaha Jasa Lauudry


Nama pemilik : Mega Puspa Manik
Usia : 24 Tahun
Nama Usaha : Binking Laundry
Alamat :Jln.Besar Tembung Pasar 7
Modal Awal :Rp.100.000.00,-
Pengeluaran :Rp.5.000.000,-/bulan
Pendapatan :Rp.18.000.000,-/bulan
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
dapat mengetahui pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam satu hari dan pencatatan

30
yang beliau lakukan di akumulasikan dalam perminggu dikarenakan beliau menggaji
karyawan dalam mingguan. Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengetahui segala
aktivitas keuangan yang terjadi di dalam usaha laundry nya tersebut.

7. Usaha Jasa Foto Copy


Nama Pemilik : Romora
Usia : 29 Tahun
Nama Usaha : Romora Net
Alamat : Jln.Rela No. 117 Medan
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena beliau
dapat mengetahui berapa penjualan barang dagang yang ia miliki dalam sehari dan sangat
berguna untuk mengontrol aktivitas usaha.

8. Usaha Dagang Apotek


Nama Pemilik : Eka Suhartika
Usia : 38 Tahun
Nama Usaha : Apotek Rela Farma
Alamat : Jln.Rela
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena dapat
mengetahui pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam satu hari. Laporan keuangan
sangat diperlukan untuk mengetahui segala aktivitas keuangan yang terjadi di dalam usaha
apotek nya tersebut.

31
9. Usaha Dagang Rumah Makan
Nama pemilik : Udin
Usia : 33 Tahun
Nama usaha : Mie Atjeh Taaj
Alamat : Jln Taduan No. 130 Pancing
Penggunaan Lap. Keuangan : Tidak Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau tidak menggunakan laporan keuangan adalah karena
usahanya milik sendiri dan beliau juga berpendapat bahwasannnya uang yang ia peroleh
dari usaha bebas ia gunakan untuk kebutuhan pribadinya. Alasan lain yang ia katakan
dikarenakan usaha yang terbilang masih kecil sehingga tidak perlu menggunakan laporan
keuangan.

10. Usaha Dagang Depot Air


Nama Pemilik : Christin E. Nababan
Nama Usaha : Spring Water
Usia : 22 Tahun
Alamat : Jln. Taduan No. 141 B
Penggunaan Lap. Keuangan : Menggunakan Laporan Keuangan
Alasan : Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh kami
didapat bahwasannya alasan beliau menggunakan laporan keuangan adalah karena dapat
mengetahui pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dalam satu hari. Laporan keunagan
sangat diperlukan untuk mengetahui segala aktivitas keuangan yang terjadi di dalam usaha
apotek nya tersebut. Beliau juga dapat melihat siapa siapa saja pelanggan yang selalu rutin
membeli air isi ulang padanya.

32
D. Analisis Faktor-faktor Keterbatasan Menggunakan atau Membuat Laporan
Keuangan
1. Pengusaha beranggapan bahwa usaha sendiri tidak memerlukan laporan keuangan
2. Kurangnya pengetahuan tentang laporan keuangan,bahwa laporan keuangan itu untuk
mempermudah pengusaha dalam menjalankan usaha
3. Kurangnya pengalaman dalam dunia kerja
4. Kebanyakan dari pemilik usaha tidak mempu membedakan antara aktivitas bisnis dan
aktivitas pribadi, sehingga aset perusahaan diakui sebagai harta pribadi begitu pula
sebaliknya, sehingga sulit mengidentifikasi dengan jelas entitas ekonominya.
5. Tidak ada waktu untuk membuat laporan keuangan karena fokus menjalankan
kelancaran usaha
6. Mereka menganggap laporan keuangan sangat sulit untuk dibuat.

33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada sepuluh UMKM dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan pada sebagian besar UMKM masih terdapat laporan keuangan yang belum lengkap.
Ada beberapa umkm yang hanya mencatat pendapatan saja tapi tidak mencatatat berapa
beban, maupun pengeluaran yang telah dilakukan. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
para UMKM untuk tidak membuat laporan keuangan. Berdasarkan Hipotesis yang telah
peneliti asumsikan dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang peneliti buat telah terjawab dan
menjadi fakta dikarenakan sebagian besar pada saat wawancara dan juag pengisian kuesioner
rata-rata responden menjawab bahwa laporan keuangan itu sangat penting dibuat karena
laporan keuangan memudahkan pemilik ataupun pengelola dalam menganalisis Laba dan juga
pendapatan sekaligus beban yang terjadi dalam usahanya tersebut. Dalam hal ini diperlukan
sosialisasi mengenai pentingnya laporan keuangan terhadap suatu usaha.

B. Implikasi dan rekomendasi


Implikasi dari kami penulis bagi perusahaan yang telah membuat laporan keuangan
kami harap dapat memberi kemudahan bagi para pengusaha kecil untuk membedakan antara
beban, pengeluaran, serta pendapatan yang diterima oleh pengusaha.
Rekomendasi dari kami untuk para pengusaha yang belum menggunakan laporan
keuangan secara lengkap agar membuat laporan keuangannya secara lengkap agar pengusaha
dapat dengan mudah untuk menghitung berapa pendapatan ataupun laba yang mereka dapat.

C. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa kendala yang penulis rasakan seperti :

• Sulitnya mendapat surat ijin observasi dari kampus yang membuat kami kesulitan
untuk memperoleh umkm
• Adanya beberapa perusahaan yang memprivasikan laporan keuangan yang mereka
miliki
• Mendapat penolakan dari beberapa UMKM tanpa mendengar penjelasan detail.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://www.yuksinau.id/laporan-keuangan/

https://www.bagi-in.com/laporan-keuangan/

https://sucirakhmawati.wordpress.com/2014/12/25/analisis-laporan-keuangan/

Harti, Dwi. 2011. Modul Akuntansi 1A. Semarang: Penerbit Erlangga.

Belkaoui, A. R. 2000. Teori Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Bismala, Lila. 2016. Model Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk
Meningkatkan Efektivitas Usaha Kecil Menengah. Jurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship.
Vol. 5. No. 1.

Ediraras, Dharma T. 2011. Akuntansi dan kinerja UKM. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 15.2.

Mahmudah, Rifatul, Nurul Herawati dan Achdiar Redy Setiawan. 2015. Keuangan Usaha Mikro
Dan Kecil Pada Pedagang Pasar Tradisional: Potret Dan Pemaknaannya. Jurnal Sustainable
Competitive Advantage (SCA).

Nurlaela, Siti. 2015. Kemampuan Menyusun Laporan Keuangan Usaha Kecil Menengah
Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM Kerajinan Gitar Di Kabupten Sukoharjo. Jurnal Paradigma.
Vol. 12, No. 02. ISSN: 1693-0827.

35
LAMPIRAN

UMKM I

36
UMKM II

37
UMKM III

38
UMKM IV

39
UMKM V

40
UMKM VI

41
UMKM VII

42
UMKM VIII

43
UMKM IX

44
UMKM X

45

Anda mungkin juga menyukai