Anda di halaman 1dari 1

Timbanglah masing-masing 25 g dari sampel yang kebun, 5 g NaCl, CaCO dan 5 g susu bubuk instan,

lalu tempatkan pada cawan-cawan porselen yang berbeda yang telah diketahui beratnya. Lakukan
pemanasan pada 105 °C selama 1 jam dalam oven, keluarkan, dinginkan pada suhu ruang, lalu
timbanglah beratnya, dan catat hasilnya. Lakukan langkah yang sama pada sampel tersebut namun
pada suhu 200 ° C.

Sambil menunggu waktu pemanasan pada sampel-sampel di atas, lakukan distilasi pada sampel air
irigasi kira-kira ½ isi labu distilasi. Total volume yang dimasukkan pada labu distilasi harus dicatat.
Lakukan distilasi sampai volumenya kira-kira sama dengan ¾ volume cawan porselen. Hentikan
distilasi dan keluarkan air dalam labu lalu dinginkan segera dengan penangas es sampai kira-kira
suhunya sama dengan suhu ruang. Ukur dan catat volume sebenarnya. Setelah itu tuangkan pada
cawan porselen yang telah diketahui beratnya, lalu timbang. Lakukan pemanasan pada 105 °C sampai
airnya habis. Setelah cawan porselen menjadi dingin pada suhu ruang, lakukan penimbangan terhadap
cawan tersebut, lalu catat hasilnya.

Selama pengerjaan di atas belum selesai, lakukan penanganan pada sampel bagian-bagian tanaman
sebagai berikut. Bagian akar dan batang dipotong kecil-kecil, timbanglah sekitar 5 g dari sampel
tersebut, catat hasil penimbangan. Masukkan sampel tersebut pada cawan porselen yang telah
diketahui beratnya. Lakukan pemanasan pada suhu 105 °C selama 1 jam dalam oven, keluarkan,
dinginkan pada suhu ruang, lalu timbanglah beratnya, dan catat hasilnya. Lakukan langkah yang sama
pada sampel tersebut namun pada suhu 200 °C. Lakukan hal yang sama pada bagian daun dan
bunganya.

Terhadap 5 g sampel tanah kering ditambahkan larutan NaOH 40% b/v sambil diaduk sampai terlihat
tidak ada lagi yang melarut. Catat volume yang digunakan. Campuran dinetralkan dengan larutan
H2SO4 yang diketahui konsentrasinya, cukup menggunakan larutan H2SO4 yang ada dan sudah
tersedia di laboratorium. (keterangan: selama penambahan asam sulfat mungkin ada terjadi pelarutan
kembali, biarkan saja). Lakukan penambahan larutan asam tersebut secara bertahap agar
penambahannya tidak berlebihan pH campuran harus ada dalam kisaran 6-8, cukup dikonfirmasi
dengan indikator universal. Saring campuran tersebut, filtrat dibagi dua bagian. Pada bagian pertama
lakukan tes reaksi identifikasi logam aluminium. Tes reaksi identifikasi aluminium ini dilakukan dengan
menambahkan larutan NaOH 6 M sampai terjadi pengendapan dan tidak terjadi lagi penambahan
endapan pada penambahan NaOH 6 M berlebih. Bagian kedua diperlakukan sama namun
menggunakan NaOH 1 M. Pada bagian kedua ini akan terjadi pengendapan, namun bila dilakukan
penambahan berlebih maka endapan akan larut lagi. Ciri-ciri pada kedua uji ini dapat dijadikan
identifikasi terdapat unsur aluminium.

Pada sampel daun yang telah dipanaskan, lakukan uji reaksi warna kandungan magnesium dengan
cara menempatkan sampel pada tabung reaksi, lalu ke dalamnya ditambahkan HCl 6 N secara
bertahap dengan pipet tetes sambil diaduk, diamkan sekitar 5 menit. encerkan dengan akuades
sampai volumenya menjadi sekitar 4 kali lipatnya, aduk, lalu saring. Filtratnya dinetralkan dengan
NaOH 6 M (cek dengan indikator universal), lalu tambahkan larutan Na2SO4, jika terjadi endapan putih
dapat menjadi petunjuk adanya ion Mg2+.

Anda mungkin juga menyukai