Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geometri merupakan bagian matematika yang membahas tentang bentuk
dan ukuran dari suatu obyek yang memiliki keteraturan tertentu (Clemens,
1985). Geometri sudah dikenalkan sejak siswa kelas I sekolah dasar sebatas
mengenal bola dan bukan bola, tabung dan bukan tabung, balok dan bukan
balok, lingkaran dan bukan lingkaran, segitiga dan bukan segitiga, serta
segiempat dan bukan segiempat. Di kelas-kelas berikutnya dilanjutkan dengan
menggambar bangun datar, bangun ruang, menghitung panjang, luas, hingga
volume pada batas-batas yang sesuai untuk tingkatan SD. Secara garis besar
dapat dikatakan bahwa materi pokok bangun ruang merupakan materi pokok
yang abstrak, banyak menggunakan konsep, dan bukan materi hafalan,sehingga
apabila peserta didik belum menguasai konsep materi maka akan kesulitan
dalam mengerjakan soalsoal pada materi bangun ruang. Untuk mewujudkan
pemahaman konsep pada materi yang bersifat abstrak dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik diperlukan suatu terobosan baru diantaranya yaitu
pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi bangun ruang
yang abstrak.
Model pembelajaran, dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya
mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Model pembelajaran
bergerak melihat kondisi kebutuhan peserta didiknya sehingga guru diharapkan
mampu menyampaikan materi bangun ruang yang bersifat abstrak dengan tepat.
Namun sebaliknya, peserta didik juga diharapkan dapat tertarik dan terus
tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan.
Berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan secara intensif melalui
berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar
peserta didik , membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri,

1
serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas individu maupun
kelompok.
Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model
pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan
materi yang disampaikan, tingkat perkembangan peserta didik, kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-
sumber belajar yang ada.
Melalui kesempatan ini penulis berupaya memberikan tambahan
pengetahuan kepada teman-teman mahasiswa tentang pembelajaran bangun
ruang melalui aktifitas praktek kerja hingga memahami konsep bangun ruang
atas dasar paradigma pemberian kecakapan hidup (life skill) yang bersifat
akademik menggunakan prinsip learning to know, learning to do, learning to
be, learning to live together dan learning to cooperate (Depdiknas, 2001:11).
Kami berharap teman-teman mahasiswa pendidikan matematika dapat
menerima materi ini dengan baik dan menerapkannya dalam pembelajaran
secara proporsional sesuai dengan standar kompetensi yang diharapakan dapat
dicapai siswa pada umumnya, dan pemberian materi pengayaan kepada
beberapa siswa berbakat pada khususnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Geometri Bangun Ruang ?
2. Apa saja unsur-unsur pada bangun ruang ?
3. Bangun ruang apa saja yang di pelajari di SD ? bagaiman ciri-cirinya serta
cara menggambarnya ?
4. Bagaimana konsep Luas Permukaan pada bangun ruang serta
pembelajarannya di SD ?
5. Bagaimana konsep Volume pada bangun ruang serta pembelajarannya di
SD?

2
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pembelajaran Matematika SD serta menjadi bahan untuk di presentasikan
saat diskusi kelompok kelas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Geometri Ruang

Travers (1987) menyatakan bahwa: “Geometry is the study of the


relationships among points, lines, angles, surfaces, and solids”. Hal ini
menunjukkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan
antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang. Ada dua macam
geometri yang dibahas di SD, yaitu geometri datar dan geometri ruang.
Makalah ini akan menjelaskan tentang pembelajaran geometri ruang di SD.

Objek-objek yang dibicarakan pada Geometri Ruang di SD di


antaranya adalah kubus, balok, prisma, limas, tabung, kerucut, bola, dan
bidang banyak; selanjutnya akan dikenal sebagai bangun ruang. Bangun ruang
adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat
pada seluruh permukaan tersebut. Bangun-bangun ruang tersebut pada
dasarnya didapat dari benda-benda konkret dengan melakukan proses
abstraksi dan idealisasi. Abstraksi adalah proses memperhatikan dan
menentukan sifat, atribut, ataupun karakteristik khusus yang penting saja
dengan mengesampingkan hal-hal yang berbeda yang tidak penting. Sebagai
contoh, dari benda-benda konkret seperti potongan bambu, potongan hati
batang pisang, kaleng minuman ataupun yang lainnya, proses berabstraksi
terjadi ketika kita dan juga murid SD memperhatikan lalu mendapatkan hal-
hal yang sama dari tiga macam benda konkret tersebut dengan
mengesampingkan hal-hal yang berbeda yang tidak penting. Yang harus
diperhatikan waktu itu adalah bentuknya yang sama. Bentuk seperti potongan
bambu, potongan hati batang pisang maupun kaleng minuman itulah yang
disebut dengan tabung. Bentuk dari potongan bambu, potongan hati batang

4
pisang ataupun kaleng minuman akan berbeda dengan bentuk benda-benda
lainnya seperti batu bata ataupun tempat batang korek api, sehingga bentuk
bangun ruang yang menyerupai batu bata ataupun tempat batang korek api
tersebut tidak dikategorikan sebagai tabung namun diberi nama khusus lain,
yaitu balok.

Di samping proses berabstraksi, proses yang sangat penting adalah


proses idealisasi. Idealisasi adalah proses menganggap segala sesuatu dari
benda-benda konkret itu ideal. Hati batang pisang yang agak melengkung
sedikit, dianggap lurus tanpa cela. Batang bambu yang agak tidak rata, harus
dianggap rata.

2.2. Unsur-Unsur Bangun Ruang


Unsur-unsur bangun ruang yang dikenalkan di sini adalah sisi, rusuk,
dan titik sudut. Sisi adalah sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian
luar. Pada bangun ruang, ada sisinya yang datar seperti pada kubus, balok,
prisma, limas dan sebagainya, namun ada juga sisi yang melengkung seperti
pada tabung, bola, dan kerucut. Para siswa sudah seharusnya diberi
kesempatan untuk melihat, meraba, dan mengalami sendiri tentang
perbedaan-perbedaan tersebut. Dengan cara seperti itulah, diharapkan mereka
akan lebih mudah mendapatkan pengetahuan geometri yang mereka pelajari,
sebagaimana yang dinyatakan pepatah Cina berikut: saya mendengar maka
saya lupa, saya melihat maka saya ingat, dan saya mengerjakan (mengalami)
sendiri maka saya mengerti.
Rusuk merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang,
sehingga merupakan ruas garis. Ada rusuk yang berupa garis lurus seperti
pada kubus, balok, prisma, limas dan sebagainya, namun ada juga rusuk yang
melengkung seperti pada tabung dan kerucut. Titik sudut merupakan
perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk atau lebih.

5
Adapun unsur-unsur bangun ruang menurut Untung Suwaji adalah
sebagai berikut :
a. sisi adalah sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian dalam.pada bangun
ruang sisinya yang datar seperti pada kubus, balok, prisma, limas, dan
sebagainya. Namun ada juga sisi yang melengkung seperti pad tabung, bola,
dan kerucut.
b. Rusuk merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang sehingga
merupakan ruas garis. Ada rusk yang berupa garis lurus seperti pada kubus,
balok, prisma, limas, dan sebagainya. Namun ada juga rusuk yang
melengkung seperti pada tabung dan kerucut.
c. Titik sudut merupakan perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk
atau lebih.
d. diagonal ruang merupakan garis yang menghubungkan dua titiksudut yang
tidak berdekatan (tidak terletak pada satu bidang sisi).
e. Diagonal sisi adalah garis yang menghubungakan dua buah titik sudut yang
tidan berurutan yang terletak pada sebuah sisi.

2.3 Mengenal Macam-Macam Bangun Ruang


Amatilah benda-benda di sekitarmu, seperti cpu , koper , lemari buku ,
tempat tisu . berbentuk bangun ruang apakah benda- benda tersebut ? benda –
benda tersebut menyerupai suatu bangun ruang yang di sebut dengan balok .

6
Bukan hanya benda-benda yang berbentuk balok, masih banyak
benda-benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk bangun ruang,
seperti dadu, TV, topi ulang tahun, celengan, bola dan masih banyak lagi.
Benda-benda tersebut merupakan wujud dari bangun ruang dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk lebih mengenal macam-macam bangun ruang, berikut
penjelasannya.

1. Balok
Balok adalah bangun ruang yang terdiri atas enam buah persegi
panjang yang sepasang-sepasang sisinya kongruen.

Untuk mengenalkan balok kepada siswa berikanlah perintah dan


pertanyaan berikut. Amati benda-benda di sekitarmu yang bentuknya
menyerupai balok. Amati pula model balok yang ada di kelasmu. Apa
yang dapat kamu katakan dari pengamatanmu itu? Berbentuk bangun datar
apakah sisi-sisi balok? Berapa banyaknya? Berapa banyak rusuknya?
Berapa banyak titik sudutnya? Mari kita perhatikan unsur-unsur balok:

15
Daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang disebut sisi.
Sisi-sisi pada bangun ruang bertemu pada satu garis yang disebut rusuk.
Tiga atau lebih rusuk pada suatu bangun ruang bertemu pada suatu titik
yang disebut titik sudut. Bangun yang berbentuk kotak adalah contoh apa
yang disebut prisma persegi panjang atau balok.

7
Dengan mengamati sisi beberapa model balok maka siswa
diharapkan dapat memahami bahwa balok adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh enam buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk
persegi panjang yang setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama
ukurannya. Suruhlah siswa untuk menyebutkan beberapa model balok
yang terdapat di sekitar sekolahnya, misalnya: almari, salon, radio, tape
recorder, buku, karet penghapus, dan lain sebagainya.
Sifat-sifat balok
1. Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang.
2. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
3. Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran
sama panjang.
4. Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang.
5. Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang.
Jaring-jaring Balok
Kegiatan diawali dengan pemberian apersepsi oleh guru, bahwa
dalam kegiatan sebelumnya, siswa telah mengetahui adanya persamaan
dan perbedaan antara kubus dan balok. Oleh karenanya untuk membuat
jaring-jaring sebuah balok didapati pula cara-cara yang sama dengan
pembuatan jaring-jaring kubus. Perbedaannya hanyalah terletak pada
bangun-bangun yang membentuk jaring-jaringnya. Selanjutnya guru dapat
mengajukan pertanyaan:
a. Rangkaian bangun datar apakah yang membentuk jaring-jaring kubus?
Jawab: jaring-jaring kubus terdiri dari rangkaian enam daerah persegi
yang sama ukurannya.
b. Pertanyaan: Bagaimana halnya dengan jaring-jaring balok?
Jawab: jaring-jaring balok terdiri dari rangkaian enam persegi panjang
yang dua-dua sama bentuk dan ukurannya.

8
Cara menemukan rangkaian yang merupakan jarring-jaring sebuah
balok dengan cara memotong pada rusuk-rusuknya langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a. Dengan cara memotong model balok pada rusukrusuk tertentu maka
akan dihasilkan sebuah jaring-jaring balok. Cara pemotongan yang
sama apabila dimulai dari sisi yang berbeda akan menghasilkan bentuk
jaring-jaring yang berbeda pula.
b. Dalam membuat jaring-jaring balok maka yang lebih mudah jika
berpangkal pada jaring-jaring kubus. Sebuah bentuk jaring-jaring
kubus dapat menjadi model bagi enam buah jaring-jaring balok,
disebabkan oleh sisi-sisi dari balok yang tidak sama. Dengan demikian
karena jumlah jaring-jaring kubus ada 11 (sebelas) macam, maka dari
11 model jaring-jaring kubus tersebut dapat menghasilkan 11 x 6= 66
jaring- jaring balok. Tetapi pada jaring-jaring kubus tertentu didapat 3
pasang jaring-jaring balok yang kongruen, yaitu pada model jaring-
jaring kubus sebagai berikut :

9
Cara Menggambar Balok

2. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang terdiri atas enam buah persegi.
Untuk mengenalkan kubus kepada siswa berikanlah perintah dan
pertanyaan berikut. Amatilah benda-benda di sekitarmu yang bentuknya
menyerupai kubus. Amati pula model kubus yang ada di kelasmu. Apa
yang dapat kamu katakan dari pengamatanmu itu? Berbentuk bangun datar
apakah sisi-sisi kubus? Berapa banyaknya? Berapa banyak rusuknya?
Berapa banyak titik sudutnya? Mari kita perhatikan unsur-unsur kubus:
Dengan mengamati sisi beberapa model kubus maka siswa diharapkan
dapat memahami bahwa kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
enam buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.
Suruhlah siswa untuk menyebutkan beberapa model kubus yang terdapat
disekitar sekolahnya, misalnya: kotak kapur, dadu, dos, dan lain

10
sebagainya.

Sifat-sifat kubus
1. Semua sisi kubus berbentuk persegi.
2. Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.
3. Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama
panjang.
4. Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang.
5. Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi panjang.

Jaring-jaring kubus
Untuk menunjukkan cara memperoleh jaring-jaring kubus, guru
dapat meminta kepada siswa untuk membelah kubus-kubus mereka
dengan menggunakan cutter atau gunting menurut beberapa rusuk tertentu
dan menyisakan satu rusuk yang merangkaikan antara dua persegi, serta
ajukanlah pertanyaan kepada para siswa ada berapa macam bentuk jaring-
jaring dari sebuah kubus?
Setelah mereka memulai pengguntingan dengan cara yang
berbeda-beda, tentunya mereka akan menjawab dengan bermacam-macam
jawaban. Dapat dimungkinkan bahwa ada beberapa siswa yang cara
mengguntingnya membuahkan hasil yang sama. Hasil guntingan siswa
akan membentuk salah satu jarring berikut:

11
Jaring-jaring tersebut di atas apabila dirangkaikan kembali maka:
a. Tidak ada satu pun hasil guntingan yang berupa daerah persegi
tersebut yang menutup persegi yang lain.
b. Hasil pengguntingan tidak boleh terlepas yang satu dengan lainnya.
Dengan demikian yang dimaksud jaring-jaring kubus adalah suatu
rangkaian yang terdiri dari enam daerah persegi yang apabila digabungkan
kembali (diimpitkan sisi-sisi perseginya) akan membentuk kubus.

12
Cara Menggambar Kubus
Cara 1 :

Cara 2 :

3. Prisma tegak segitiga


Suatu bangun ruang yang bentuk dan ukuran sisi atas dengan sisi bawah
sama serta rusuk-rusuk tegak yang sejajar disebut prisma.

Sebuah bangun prisma ditentukan oleh bentuk alasnya. Maksudnya


bahwa penamaan suatu prisma berdasarkan bentuk alasnya, contohnya,
suatu bangun prisma yang alasnya berbentuk segitiga maka dinamakan
prisma segitiga, prisma yang alasnya berbentuk segiempat maka
dinamakan prisma segiempat, prisma yang alasnya berbentuk segi-lima
maka dinamakan prisma segi-lima, dan seterunya.

13
Jenis-jenis Prisma
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa penamaan prisma detentukan
oleh bentuk alasnya maka prisma ada banyak jenis. Berikut adalah
beberapa diantaranya:
1) Prisma segitiga
Prisma segitiga adalah prisma yang bentuk alas dan atapnya
berbentuk segitiga.
Unsur yang dimiliki prisma segitiga ABC.DEF adalah sebagai
berikut:
1) Sisi/bidang: memiliki 5 sisi atau bidang yaitu sisi alas (ABC), sisi atas
(DEF), dan tiga sisi tegak (ABED, BCFE, ACFD)
2) Rusuk: memiliki 9 rusuk yaitu rusuk alas (AB, BC, AC), rusuk atas (DE,
EF, DF) Rusuk tegak (AD, BE, dan CF)
3) Titik Sudut: memiliki 8 titik sudut yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G
dan H.
Dengan mengamati sisi beberapa model prisma tegak segitiga
maka siswa diharapkan dapat memahami bahwa Prisma Tegak Segitiga
adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah daerah segitiga yang
sejajar serta tiga daerah persegi panjang yang saling berpotongan menurut
garis-garis yang sejajar.

Sifat-sifat prisma tegak segitiga:


a) Memiliki 2 sisi berbentuk segitiga dan
3 sisi berbentuk persegi panjang
b) Memiliki 9 rusuk
c) Memiliki 6 titik sudut

14
Jaring-jaring prisma tegak segitiga
Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa jaring-jaring prisma
memiliki tiga persegi panjang sebagai sisi tegak dan dua segitiga sebagai
sisi alas dan sisi atas. Berikut ini adalah berapa jaring-jaring prisma
segitiga yang lain.

Cara Menggambar Prisma Tegak Segitiga

15
4. Limas
Seperti halnya prisma, limas juga merupakan bangun ruang. Untuk
mengenalkannya guru dapat menggunakan model limas bersisi tiga,
empat, lima atau, lainnya. Pada materi sebelumnya guru menanyakan
“Apakah prisma itu?“. Sekarang setelah kepada siswa diperlihatkan
model-model limas untuk diamati, guru menanyakan pula kepada siswa
“Apakah limas itu?“.
Dengan mengamati sisi beberapa model limas segiempat
diharapkan siswa dapat memahami bahwa limas segiempat adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh sebuah daerah segiempat dan empat daerah
segitiga yang mempunyai satu titik sudut persekutuan. Secara umum
jawaban yang diharapkan dari siswa yaitu bahwa limas merupakan sebuah
bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah daerah segibanyak (segi-n) dan
beberapa (n) daerah segitiga yang mempunyai satu titik persekutuan.
Daerah segibanyak (segi-n) menjadi alasnya, dan segitiga-segitiga menjadi
sisi tegaknya sedangkan kaki-kaki segitiga itu membentuk rusuk tegaknya,
semua rusuk tegak bertemu di titik sudut yang disebut pula titik puncak
karena proyeksi dari titik tersebut tegak lurus alas.

Sifat-sifat limas segiempat:


a) Memiliki 1 sisi berbentuk segiempat dan 4 sisi berbentuk segitiga.
b) Memiliki 8 rusuk.

16
c) Memiliki 5 titik sudut dan salah satu titik sudutnya disebut pula titik
puncak.
d) Sisi alasnya berbentuk segiempat dan sisi lainnya berbentuk segitiga.

Jaring-jaring limas segiempat


Seperti bangun ruang lainnya, jaring-jaring limas diperoleh
dengan mengiris beberapa rusuknya, kemudian direbahkan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar berikut:

Cara Menggambar Limas Segiempat

17
5. Tabung

Dengan mengamati sisi beberapa model tabung maka diharapkan


siswa dapat memahami bahwa tabung adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh dua daerah lingkaran yang sejajar dan sama ukurannya serta sebuah
bidang lengkung yang berjarak sama jauh ke porosnya dan yang simetris
terhadap porosnya memotong kedua daerah lingkaran tersebut tepat pada
kedua daerah lingkaran itu. Suruhlah siswa untuk menyebutkan model
bangun tabung yang terdapat di sekitar sekolahnya, misalnya: tong
sampah, tangki bahan bakar, tangki minyak, pipa ledeng, pipa pralon,
kaleng susu, kaleng oli, kaleng cat, tangkai sapu, tiang listrik, dan lain
sebagainya. Setelah kepada siswa diperlihatkan model-model tabung
untuk diamati, guru menanyakan pula kepada siswa “Apakah tabung
itu?“.
Jawaban yang diharapkan dari siswa yaitu bahwa tabung disebut juga
silinder atau dapat dipikirkan sebagai prisma yang alasnya berupa
daerah lingkaran dan sisi tegaknya yang berbentuk bidang lengkung.
Bangun ini dapat dianggap sebagai prisma yang banyaknya sisitegak tak
terhingga.
Sifat-sifat tabung:
a) Memiliki 2 sisi berbentuk lingkaran dan 1 sisi berbentuk bidang
lengkung (selimut tabung).
b) Memiliki 2 rusuk lengkung.

18
c) Tidak memiliki titik sudut.
Jaring-jaring tabung

Cara Menggambar Tabung

6. Kerucut

19
Dengan mengamati sisi beberapa model kerucut maka diharapkan
siswa dapat memahami bahwa kerucut adalah suatu bangun ruang yang
dibatasi oleh sebuah daerah lingkaran dan sebuah bidang lengkung yang
simetris terhadap porosnya yang melalui titik pusat lingkaran tersebut.
Tabung dan kerucut hampir sama yaitu merupakan bangun ruang yang
dibatasi oleh bidang datar dan bidang lengkung. Perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada adanya bidang atas pada tabung dan puncak
pada kerucut. Kerucut dapat dianggap sebagai limas yang banyaknya
sisitegak tak terhingga.
Sifat-sifat kerucut:
a) Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi berbentuk bidang
lengkung (selimut kerucut).
b) Memiliki 1 rusuk lengkung.
c) Tidak memiliki titik sudut.
d) Memiliki 1 titik puncak.

Jaring-jaring kerucut

20
Cara Menggambar Kerucut

7. Bola

Pada perkenalan pertama, siswa diminta untuk menelusuri sisi


model bola maka siswa dapat memahami bahwa bola merupakan bangun
ruang (permukaannya rapat dan bagian dalamnya kosong). Semua titik
pada sisinya (permukaan bangun ruang itu) berjarak sama ke titik pusat.
Siswa diminta membayangkan bahwa di dalam sana ada sebuah titik yang
disebut titik pusat yang memenuhi sifat seperti itu. Suruhlah siswa untuk
menyebutkan model bola yang terdapat di sekitar sekolahnya, misalnya:
bola volley, bola sepak, bola tenis, bola pingpong, kelereng, buah apel,
semangka, jeruk, globe bumi. Suruhlah siswa untuk mengatakan
sebanyak mungkin tentang bola. Jawab mereka mungkin berupa: “Bola

21
itu bundar“, “Tidak memiliki titik sudut”. Jika diperlukan guru harus
menanyakan beberapa pertanyaan berikut agar siswa melihat sifat-sifat
lainnya. Misalnya, ’Dapatkah engkau meletakkan sebuah garis lurus pada
permukaan bola?’, ’Dapatkah engkau membuat kurva yang lengkung?’
(Biarkan siswa mencoba dan menentukan sendiri jawabnya). Jika engkau
memotong sebuah bola dengan irisan yang lurus, bangun apa yang akan
engkau peroleh? Katakan bagaimana engkau dapat memotong bola agar
diperoleh lingkaran yang paling besar?
Sifat-sifat bola:
a) Memiliki 1 sisi berbentuk bidang lengkung (selimut bola).
b) Tidak memiliki rusuk.
c) Tidak memiliki titik sudut.

2.4 Volume Dan Luas Permukaan


2.4.1 Luas Permukaan Bangun Ruang
A. Luas Permukaan Balok
Cara menghitung luas permukaan balok yaitu dengan menghitung
semua luas jaring-jaringnya. Coba kamu perhatikan gambar berikut:

Mislkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama 𝑝 (panjang), 𝑙 (lebar), dan 𝑡


(tinggi) seperti pada gambar. Dengan demikian, luas permukaan balok
tersebut adalah

22
Luas permukaan balok = luas persegi panjang 1 + luas permukaan 2 +
luas persegi panjang 3 + luas persegi panjang 4
+ luas persegi panjang 5 + luas persegi
panjang 6
= (𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑙) +
(𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡)
= (𝑝 × 𝑙) + (𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑙 × 𝑡) +
(𝑝 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡)
= 2(𝑝 × 𝑙) + 2(𝑙 × 𝑡) + 2(𝑝 × 𝑡)
= 2((𝑝 × 𝑙) + (𝑙 × 𝑡) + (𝑝 × 𝑡))
= 2(𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
Jadi, luas permukaan balok dapat dnyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Luas permukaan balok = 𝐿 = 2(𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
Contoh:
Sebuah balok memiliki ukuran panjang 15 cm dan lebar 4 cm. jika luas
permukaan balok tersebut adalah 500 cm2, berapakah tinggi balok
tersebut:
Jawab:
Diketahui: 𝑝 = 12𝑐𝑚
𝐿 = 4𝑐𝑚
Ditanyakan: Berapakah tinggi balok tersebut?
Penyelesaian:
Luas permukaan balok = 2(𝑝𝑙 + 𝑙𝑡 + 𝑝𝑡)
500 = 2(15 ∙ 4 + 4 ∙ 𝑡 + 15 ∙ 𝑡)
500 = 2(60 + 4 ∙ 𝑡 + 15 ∙ 𝑡)
500 = 2(60 + 19 ∙ 𝑡)
250 = 60 + 19 ∙ 𝑡

23
250 − 60 = 19 ∙ 𝑡
190 = 19 ∙ 𝑡
190
𝑡 = 19

𝑡 = 10
Jadi, tinggi balok tersebut adalah 10 𝑐𝑚

B. Luas permukaan kubus


Untuk menemukan rumus luas permukaan kubus, perhatikan gambar
berikut:

Dari gambar di atas terlihat suatu kubus beserta jarring-jaringnya. Untuk


mencari luas permukaan kubus, berrti sama saja dengan menghitung luas
persegi yang sama, maka:
Luas permukaan kubus = luas jarring-jaring kubus
= 6 × (𝑠 × 𝑠)
= 6 × 𝑠2
= 6𝑠 2
Jadi, luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Luas permukaan kubus = 𝐿 = 6𝑠 2
Contoh:
Panjang rusuk-rusuk sebuah kubus adalah 8 𝑐𝑚 . hitunglah luas
permukaan kubus tersebut?

24
Jawab:
Diketahui: 𝑠 = 8𝑐𝑚
Ditanyakan: luas permukaan kubus tersebut?
Penyelesaian:
𝐿 = 6𝑠 2
= 6 × 82
= 6 × 24
= 384 𝑐𝑚2
Jadi, luas permukaan kubus tersebut adalah 384 𝑐𝑚2

C. Luas Permukaan Prisma Tegak Segitiga


Sama seperti kubus dan balok, luas permukaan prisma dapat dihitung
menggunakan jaring-jaring prisma tersebut. Caranya adalah dengan
menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring prisma.
Perhatikan prisma tegak segitiga beserta jaring-jaringnya pada Gambar
berikut ini:

dari gambar di atas terlihat bahwa prisma segitiga 𝐴𝐵𝐶. 𝐷𝐸𝐹 memiliki
sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegi panjang sebagai sisi
tegak. Dengan demikian, luas permukaan prisma tegak segitiga tersebut
adalah:
luas permukaan prisma = luas ∆𝐴𝐵𝐶 + luas ∆𝐷𝐸𝐹 + luas 𝐸𝐷𝐴𝐵 +
luas 𝐷𝐹𝐶𝐴 + luas 𝐹𝐸𝐵𝐶

25
= 2 × luas ∆𝐴𝐵𝐶 + luas 𝐸𝐷𝐴𝐵 + luas 𝐷𝐹𝐶𝐴 +
luas 𝐹𝐸𝐵𝐶
= (2 × luas alas) + (luas bidang-bidang tegak)
Jadi, luas permukaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
𝐿 = (2 × luas alas) + (luas bidang-bidang tegak)
Contoh:
Hitunglah luas permukaan prisma segitiga dengan alas bebentuk segitiga
siku-siku berukuran 3 𝑐𝑚, 4 𝑐𝑚, 5 𝑐𝑚 dan tinggi prisma 10 𝑐𝑚.

Jawab:
Diketahui: alas segitiga = 3 𝑐𝑚
Tinggi segitiga = 4 𝑐𝑚
Sisi miring segitiga = 5 𝑐𝑚
Tinggi prisma = 10 𝑐𝑚
Ditanyakan: luas permukaan prisma segitiga tersebut.
Penyelesaian:
1
Luas alas = ×𝑎×𝑡
2
1
= ×3×4
2

= 6 𝑐𝑚2
Keliling alas = 3 𝑐𝑚 + 4 𝑐𝑚 + 5 𝑐𝑚
= 12 𝑐𝑚
Luas permukaan prisma = (2 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠) + (𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖)
= (2 × 6 𝑐𝑚2 ) + (12 𝑐𝑚 × 10 𝑐𝑚)
= 12 𝑐𝑚2 + 120 𝑐𝑚2
= 132 𝑐𝑚2
Jadi, luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah 132 𝑐𝑚2 .

26
D. Luas permukaan limas
Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat
diperoleh dengan cara menentukan jaring-jaring limas tersebut.
Kemudian, menjumlahkan luas bangun datar dari jaring-jaring yang
terbentuk. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut:

Pada gambar di atas memperlihatkan sebuah limas segiempat 𝐸. 𝐴𝐵𝐶𝐷


beserta jarring-jaringnya. Dengan demikian, luas permukaan limas
tersebut adalah sebaga berikut:
Luas permukaan limas 𝐸. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 + luas ∆𝐴𝐵𝐸 +
luas ∆𝐵𝐶𝐸 + luas ∆𝐶𝐷𝐸 +
luas ∆𝐴𝐷𝐸
= luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 + (luas ∆𝐴𝐵𝐸 +
luas ∆𝐵𝐶𝐸 + luas ∆𝐶𝐷𝐸 +
luas ∆𝐴𝐷𝐸)
Secara umum, luas permukaan limas adalah sebagai berikut:
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak.
Contoh:
Suatu lima segi empat beraturan sisi tegaknya terdiri atas emapt segitiga
sama kaki yang sama. Diketahui luas salah satu segitiga tersebut
adalah 135 𝑐𝑚2 dan tinggi segitiga dari puncak limas adalah 25 𝑐𝑚 .
Hitunglah luas permukaan limas?
Jawab:

27
Diketahui: 𝐿∆ = 135 𝑐𝑚2
𝑡∆ dari puncak limas = 15 𝑐𝑚
Ditanyakan: luas permukaan limas?
Penyelesaian:
1
𝐿∆ =2×𝑎×𝑡
1
135 𝑐𝑚2 = × 𝑎 × 15 𝑐𝑚
2
2 × 135 𝑐𝑚2
𝑎 = 15 𝑐𝑚

𝑎 = 18 𝑐𝑚
Jadi panjang sisi segi empat tersebut adalah 18 𝑐𝑚.
𝐿□ = 𝑠2
= (18 𝑐𝑚)2
= 324 𝑐𝑚2
Maka:
Luas permukaan limas = 𝐿□ + 4 × 𝐿∆
= 324 𝑐𝑚2 + 4 × 135 𝑐𝑚2
= 324 𝑐𝑚2 + 540 𝑐𝑚2
= 864 𝑐𝑚2
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah 864 𝑐𝑚2 .

E. permukaan tabung
Dalam menentukan luas permukaan tabung terlebih dahulu kita
harus menentukan rumus dari luas selimut tabung,yaitu:
Luas selimut tabung = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛
= 2𝜋𝑟 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛
= 2𝜋𝑟𝑡
Setelah memperoleh luas selimut tabung, dapat ditentukan pula luas
permukaan tabung.

28
Luas permukaan tabung = selimut tabung + 2 luas lingkaran
= 2𝜋𝑟 × 𝑡 + 2𝜋𝑟 2
= 2𝜋𝑟(𝑡 + 𝑟)
Luas tabung tanpa tutup
𝐿𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝 = luas sisi alas + luas selimut
= 𝜋 𝑟2 + 2 𝜋 𝑟 𝑡
Contoh:
Tentukan luas selimut tabung dan luas permukaannya jika diketahui
volume tabung = 12.320 𝑐𝑚3 dan tinggi tabung 20 𝑐𝑚.
Jawab:
Diketahui: volume = 12.320 𝑐𝑚3
Tinggi = 20 𝑐𝑚
Ditanyakan: luas selimut tabung dan luas permukaannya?
Penyelesaian:
Pertama kita mencari dulu nilai dari jari-jari alas (lingkaran) volume
tabung = 𝜋𝑟 2 𝑡
22
12.320 = ∙ 𝑟 2 ∙ 20
7
440
12.320 = ∙ 𝑟2
7
7
𝑟2 = × 12.320
440

𝑟2 = 196
𝑟 = √196
𝑟 = 14 𝑐𝑚
Luas selimut tabung = keliling alas ×tinggi tabung
Luas selimut tabung = 2𝜋𝑟 ∙ 𝑡
22
= 2.∙ ∙ 14 ∙ 20
7

= 1.760 𝑐𝑚2
Luas permukaan tabung = 2 luas lingkaran + luas selimut

29
22
= 2∙ ∙ 14 ∙ 14 + 1.760
7

= 1.232 + 1.760
= 2.992 𝑐𝑚2
Jadi, luas selimut tabung adalah 1.760 𝑐𝑚2 dan luas permukaan
tabung adalah 2.992 𝑐𝑚2 .

F. Luas permukaan kerucut

𝐿 = luas sisi alas + luas selimut kerucut

= 𝜋 𝑟2 + 𝜋 𝑟 𝑠

= 𝜋 𝑟 (𝑟 + 𝑠)

Untuk lebih memahamkan siswa terkait dengan luas permukaan kerucut,


perhatikan ilustrasi berikut.

Misalkan kita punya sebuah kerucut kemudian kerucut tersebut dibuka


sedemikian sehingga menjadi seperti gambar dibawah ini.

30
Dari gambar diatas terlihat bahwa panjang busur (PB) lingkaran (yang
tidak sempurna) sama dengan keliling alas kerucut yang berbentuk lingkaran
dengan masing-masing jari-jarinya adalah s [jari-jari lingkaran tidak sempurna]
dan r [jari-jari alas kerucut], misal kita tulis.

Panjang Busur Lingkaran = Keliling Alas

2 s=2 r

s=r

= … (i)

Karena luas selimut kerucut berbentuk lingkaran yang tidak sempurna,


maka luas selimut kerucut sama dengan luas juring dengan , sehingga dapat
ditulis.

Luas Selimut Kerucut = Luas Juring

= s2

= s2 [karena (i)]
= rs

Maka luas permukaan kerucut = luas selimut kerucut + luas alas kerucut
= πrs + π𝑟 2
= π r (r + s)

31
Contoh:

Sebuah kerucut mempunyai jari-jari alasnya 6 𝑐𝑚 dan tingginya 8 𝑐𝑚 .


hitunglah luas sisi kerucut tersebut (𝜋 = 3,14)

Jawab:

Diketahui: 𝑟 alas = 6 𝑐𝑚

𝑡 = 8 𝑐𝑚

Ditanyakan: luas sisi kerucut?

Penyelesaian:

𝑠2 = 𝑟2 + 𝑟2

𝑠 2 = 62 + 82

𝑠 2 = 36 + 64

𝑠 2 = 100

𝑠 = √100

Luas sisi kerucut = 𝜋𝑟(𝑟 + 𝑠)

= 3,14 × 6 × (6 + 10)

= 3,14 × 6 × 16

= 301,44

Jadi, luas sisi kerucut adalah 301,44 𝑐𝑚2

G. Luas Permukaan Bola


𝐿 = 4 × luas lingkaran

= 4 × 𝜋 𝑟2

32
= 4 𝜋 𝑟2

Pemahaman konsep kepada siswa dapat dilakukan dengan cara

1. Dengan jeruk
Siswa diminta praktek menggunakan benda dalam kehidupan
sehari-hari yang mirip bentuknya dengan bola.Benda yang
dimaksud adalah jeruk.Siswa diminta kerja kelompok dengan jeruk
yang disediakan untuk masing-masing kelompok.
Cara kerja
a. Dalam kelompok siswa diminta menggambar di kertas polos
gambar proyeksi permukaan jeruk ke selembar kertas yang
diletakkan di atas meja.
b. Siswa diminta menggambar lagi lingkaran sebesar proyeksi
permukaan jeruk tadi sebanyak empat buahkemudian perhatikan
gambar berikut :

c. Siswa diminta mengupas kulit jeruk itu mengunakan kuku


d. Siswa diminta mengisi lingkaran-lingkaran di atas dengan
potongan-potongan kecil hasil kupasan kulit jeruk hingga tepat
seluruh permukaan kulit jeruk itu terkupas

33
e. Sehingga akan menunjukkan kalau kulit jeruk itu tepat memenuhi
keempat lingkaran yang seukuran dengan lingkaran proyeksi jeruk
itu ke alas. Sehingga disimpulkan bahwa
Luas permukaan bola = 4 xluas lingkaran, atau
L permukaan bola = 4πr2 , r = jari-jari bola

2. Dengan sumbu kompor


Prinsip dalam praktek ini adalah sumbu kompor dililitkan ke
sepanjang permukaan bola.Ujung awal kita tandai demikian pula
ujung akhir saat sumbu kompor tepat melilit sepanjang permukaan
bola. Sumbu kompor yang dililitkan ke sepanjang permukaan bola
tadi kemudian kita lepas untuk selanjutnya kita lilitkan sepanjang
permukaan selimut tabung
Perhatikan gambar berikut :

Hasil praktek menunjukkan bahwa panjang tali yang dililitkan


sama. Hal itu berartibahwa luas permukaan bola sama dengan luas
selimut tabung, atau
L permukaan bola = L selimut tabung
= panjang lingkaran alas tabung dikalikan tinggi tabung
= 2πr x 2r
= 4πr2 .

34
Contoh:

Hitunglah luas permukaan bola yang jari-jarinya (𝑟)7 𝑐𝑚 dengan 𝜋 =


22
.
7

Jawab:

Diketahui: 𝑟 = 7 𝑐𝑚

Ditanyakan: luas permukaan bola?

Penyelesaian:

Luas permukaan bola = 4𝜋𝑟 2


22
=4× × 7 𝑐𝑚 × 7 𝑐𝑚
7

= 616 𝑐𝑚2

Jadi, luas permukaan bola tersebut adalah 616 𝑐𝑚2 .

2.4.2 Volume Bangun Ruang


Isi (volume) suatu bejana (bangun ruang berongga) ialah

banyaknya takaran yang dapat digunakan untuk memenuhi bejana itu.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan bejana ialah bangun ruang

berongga dengan ruangan dalam rongganya dapat diisi dengan zat cair,

beras, pasir dan sebagainya. Karena bejana merupakan bangun ruang

yang memiliki keteraturan maka bentuk bejana dapat berupa: toples,

termos, tangki, bak mandi, tandon air, kolam renang, dan sebagainya.

Sedangkan satuan volume/satuan penakarnya berupa bejana lain yang

biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil. Satuan penakar dapat berupa:

35
cangkir, gelas, tabung takaran bensin 1 literan, kubus-kubus satuan, dan

lain-lain.

Contoh 1

Apabila sebuah toples

1) Dapat dipenuhi dengan air sebanyak 15 cangkir maka dikatakan

bahwa:

Volume toples = 15 cangkir.

2) Dapat dipenuhi dengan air sebanyak 8 gelas maka dikatakan bahwa:

Volume toples = 8 gelas.

Contoh 1 ini memberikan penanaman konsep kepada anak akan

arti volume sebagai banyaknya satuan penakar yang dapat digunakan

untuk mengisi bejana itu hingga penuh.

Contoh 2

(A) (B) (C)

Gambar (A) : Keadaan balok transparan kosong

Gambar (B) : Keadaan balok transparan setelah diisi/ditakar

dengan kubus- kubus satuan (satuan takaran berupa kubus)

Gambar (C) : Satuan takaran (berupa kubus) yang digunakan.

36
Dengan mengisikan kubus-kubus satuan ke dalam balok

transparan pada gambar (A) satu demi satu (diperagakan di hadapan

siswa) hingga penuh (gambar B) dan melakukan penghitungan

satu, dua, tiga, … dan seterusnya, ternyata hitungan terakhirnya 24.

Ini berarti isi balok (gambar B) adalah 24 satuan kubus. Guru dapat

mempertegas dengan menulis di papan tulis bahwa:

1 cm Panjang = 1 cm
lebar = 1 cm 1 satuan kubus = 1 cm kubik = 1
1 cm tinggi = 1 cm
1 cm

Panjang = 1 dm
1 dm lebar = 1 dm 1 satuan kubus = 1 dm kubik = 1
1 dm tinggi = 1 dm
1 dm

Untuk selanjutnya disepakati bahwa:

Besaran: 1 (satu) liter ialah satuan ukuran volume yang setara

dengan kubus satuan berukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-

masing 1 (satu) desimeter.

Sejalan dengan kedua contoh satuan kubus di atas siswa

kemudian diajak menyimpulkan bahwa satu meter kubik adalah satuan

volume berbentuk kubus dengan ukuran:


Panjang = 1 m
1 dm lebar =1m 1 satuan kubus = 1 m kubik = 1
1 dm tinggi =1m
1 dm

37
A. Volume Balok

Untuk memberikan penalaran dalam memperoleh rumus-rumus

volume digunakan alat peraga kubus-kubus satuan. Harapannya dengan

melakukan praktek langsung atas arahan guru siswa akhirnya dapat

menyimpulkan sendiri bahwa volume balok yang ukuran panjang rusuk

alasnya p, lebar rusuk alasnya l, dan tinggi rusuk tegaknya t adalah V = p x

l x t.

Jika siswa dapat menyimpulkan sendiri seperti itu maka kompetensi

yang diharapkan dapat tercapai. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru

dengan menggunakan peraga (kubus-kubus satuan) itu kepada siswa SMP

antara lain adalah seperti berikut.

Langkah 1

Dengan sejumlah kubus satuan yang tersedia (misal sebanyak 50

kubus satuan), siswa/ kelompok siswa (sebanyak 3 orang) diminta

membentuk sebuah balok menggunakan 8 kubus satuan. Setelah terbentuk

misalnya seperti gambar a.

Gambar a

Tanyakan kepada siswa tersebut, apakah balok yang mungkin hanya

itu saja?

Jawaban yang diharapkan adalah tidak.

38
Kalau tidak kemungkinan lainnya bentuknya seperti apa?

Kemungkinan yang lain bentuknya seperti pada gambar b berikut ini.

Gambar b
Langkah 2

Siswa diminta membentuk balok seperti gambar a sebanyak 3 buah

Gambar c

Guru mengatakan bahwa ketiga balok itu (gambar c) masing-

masing disebut balok satu lapis.

Langkah 3

Siswa diminta membentuk balok baru yang terdiri dari 2 lapis.

Jawaban yang diharapkan adalah seperti gambar d berikut.

Gambar d

Kepada siswa tersebut kemudian ditanyakan berapa volume

balok yang sekarang ini? (Gambar d).

Jawaban yang diharapkan adalah 16 (“penalarannya dari lapis

pertama 8 ditambah lapis kedua 8”).

39
Langkah 4

Siswa diminta menambah lapisannya menjadi 3 lapis. Jawaban

yang diharapkan adalah seperti gambar e berikut.

Gambar e

Kepada siswa/kelompok siswa tersebut kemudian ditanyakan sekarang

berapa volume balok yang terbaru ini?

Jawaban yang diharapkan adalah 24 (“penalarannya dari lapis pertama

8 ditambah lapis kedua 8 dan lapis ketiga 8 atau yang 2 lapis sebelumnya 16

ditambah lapis yang ketiga 8”).

Langkah 5

Tanyakan kepada mereka (siswa/kelompok siswa) “ jika banyaknya

lapis ada 10 berapa volumenya, bagaimana jika banyaknya lapis ada

100? jika kita menganggap pembentukan lapisannya tak pernah runtuh.

Jawaban yang diharapkan adalah

1 lapis volumenya 8 satuan 10 lapis volumenya 80 satuan, dan

100 lapis volumenya 800 satuan.

40
Langkah 6

Tanyakan kepada siswa berapa volume balok untuk masing-masing

gambar berikut:

Gambar 1a Gambar 1b Gambar 1c

Gambar f

Jawaban yang diharapkan

(1a) Volumenya V = 3 x 2 x 5 = 30

(1b) Volumenya V = 10 x 5 x 15 = 750

(1c) Volumenya V = p x l x t.

Terakhir guru memberikan penguatan bahwa volume balok

yang ukuran rusuk-rusuk alasnya p dan l sedangkan tingginya t adalah

V = p x l x t......(1)

41
Selanjutnya karena p x l adalah luas alas balok/prisma tegak,

maka rumus (1) di atas sama dengan bila ditulis dalam bentuk

V = A x t dengan A = p x l ............(2)

A = luas alas balok dan t = tinggi balok

Contoh:
Sebuah akuarium berbentuk balok memiliki ukuran panjang 74 𝑐𝑚 dan
tinggi 42 𝑐𝑚 . jika volume air di dalam akuarium tersebut 31.080 𝑚3
tntukan lebar akuarium:
Jawab:
Diketahui: 𝑣 = 31.080 𝑚3
𝑝 = 74𝑐𝑚
𝑡 = 42𝑐𝑚
Ditanyakan: tentukan tinggi aquarium tersebut?
Penyeleseaian:
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 maka 31.080 = 74 × 𝑙 × 42
31.080 = 3.108 × 𝑙
31.080
𝑙 = 3.108

𝑙 = 10 𝑐𝑚
jadi, lebar akuarium tersebut adalah 10 𝑐𝑚

B. Volume Kubus
Kubus merupakan keadaan khusus dari balok, yakni balok yang

ukuran rusuk-rusuknya sama panjang. Jika ukuran panjang dari rusuk-

rusuknya adalah s, maka panjang rusuk alas, lebar rusuk alas, dan tinggi rusuk

tegak dari balok tersebut menjadi p = s, l = s, dan t = s, sehingga volumenya

42
s
V= s3
a = Panjang rusuk
s
s

menjadi V = p x l x t = s x s x s = s3 . Jadi khusus untuk kubus volumenya

adalah V = s3

Untuk menemukan rumus volume kubus, perhatikan gambar berikut:

Pada gambar di atas menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan


ukuran berbeda. Kubus pada gambar (a) merupakan kubus satuan, untuk
membuat kubus satuan pada gambar (b) diperlukan 2 × 2 × 2 = 8 kubus
satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada gambar (c) di perlukan 3 ×
3 × 3 = 27 kubus satuan. Dengan demikian, volume suatu kubus dapat
ditentukan dengan cara mengalikan pnjang rusuk kubus tersebut sebanyak
tiga kali, sehinga:
Volume kubus = panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk
=𝑠×𝑠×𝑠
= 𝑠3
Jadi, volume dapat dinyatakan sebagai berikut:

43
Volume kubus = 𝑉 = 𝑠 3

Dengan 𝑠 merupakan panjag rusuk kubus.


Contoh:
Tentukan volume kubus jika panjang rusuknya 4 𝑐𝑚.
Jawab:
Diketahui: 𝑠 = 4 𝑐𝑚
Ditanyakan: 𝑉 = ⋯ ?
Penyelesaian:
𝑉 =𝑠×𝑠×𝑠
= 4 𝑐𝑚 × 4 𝑐𝑚 × 4 𝑐𝑚
= 64 𝑐𝑚3
Jadi, volume kubus adalah 64 𝑐𝑚3

C. Volume Prisma Tegak Segitiga


Untuk mengetahui rumus volume prisma, perhatikan Gambar berikut:

Pada gambar di atas memperlihatkan sebuah balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻


yang dibagi dua secara melintang. Ternyata, hasil belahan balok tersebut
membentuk prisma segitiga, seperti pada gambar (b). Perhatikan prisma

44
segitiga 𝐵𝐶𝐷. 𝐹𝐺𝐻 pada gambar (c) . Dengan demikian, volume prisma
segitiga adalah setengah kali volume balok.
1
Volume prisma 𝐵𝐶𝐷. 𝐹𝐺𝐻 = × volume balok 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻
2
1
= 2 × (𝑝 × 𝑙 × 𝑡)
1
= ( 2 × 𝑝 × 𝑙) × 𝑡

= luas alas × tinggi


Jadi, volume prisma dapat dinyatakan dengan rumus sebagai beriku:
Volume prisma = luas alas × tinggi

Contoh:
Sebuah prisma memiliki volume 240 𝑐𝑚3 . Alas prisma tersebut
berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-sikuya masing-
masing adalah 8 𝑐𝑚 dan 6 𝑐𝑚 . Lalu, berapakah tinggi dari prisma
tersebut?
Jawab::
Diketahui: volume = 240 𝑐𝑚3
Alas segitga = 8 𝑐𝑚
Tinggi segitiga = 6 𝑐𝑚
Di tanyakan: berapakah tinggi prisma tersebut?
Penyelesaian:
Volume prisma = luas alas + tinggi prisma
1
240 = (2 × 𝑎 × 𝑡) + tinggi prisma
1
240 = (2 × 8 × 6) + tinggi prisma

240 = 24 × tinggi prisma


240
Tinggi prisma = = 10 𝑐𝑚
24

Jadi, tinggi prisma tersebut adalah 10 𝑐𝑚.

45
D. Volume Limas
Untuk menentukan volume limas perhatikan gambar dibawah ini:

Pada gambar diatas menunjukan sebuah kubus.kubus tersebut


memiliki 4 buah diagonal ruang yang saling berpotongan . jika di amati
secara cermat, keempat diagonal ruang tersebut membentuk 6 buah limas
segiempat. Dengan demikian, volume kubus merupakan gabungan
volume ke-enam limatersebut.
6 × volume limas = volume kubus
1
Volume limas =6×𝑠×𝑠×𝑠
1
= 6 × 𝑠2 × 𝑠
1 2𝑠
= × 𝑠2 ×
6 2
2 𝑠
= × 𝑠𝑒 × 2
6
1 𝑠
= × 𝑠𝑒 × 2
3
𝑠
Oleh karena 𝑠 2 merupakan luas alas kubus dan 2 merupakan tinggi limas
1 𝑠
maka, volume limas = ×𝑠×2
3
1
= × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠
3
Jadi, rumus volume limas dapat dinyatakan sebaga berikut:
1
Volume limas = 3 × 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠.

Contoh:
Hitunglah tinggi limas dimana alas limas berbentuk persegi panjang
dengan panjang 12 𝑐𝑚 dan lebar 9 𝑐𝑚 serta volume limas 432 𝑐𝑚3 .

46
Jawab:
Diketahui: volume limas = 432 𝑐𝑚3
Panjang = 12 𝑐𝑚
Lebar = 9 𝑐𝑚
Ditanyakan: hitunglah tinggi limas.
Penyelesaian:
1
𝑉 = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 × 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
3
1
432 𝑐𝑚3 = (3 × 12 𝑐𝑚 × 9𝑐𝑚) × 𝑡
1
432 𝑐𝑚3 = (3 × 108 𝑐𝑚2 ) × 𝑡

432 𝑐𝑚3 = 36 𝑐𝑚2 × 𝑡


432 𝑐𝑚3
𝑡 = 36 𝑐𝑚2

𝑡 = 12 𝑐𝑚
Jadi, tinggi limas tersebut adalah 12 𝑐𝑚.

E. Volume Tabung
Tabung dapat dipandang sebagai prisma tegak segi - n beraturan dengan
n tak terhingga. Oleh sebab itu maka:

Vtabung = Vprisma tegak segi - n


= A×t
= 𝜋 × 𝑟2 × t

Contoh:
Sebuah kaleng berbentuk tabung mempunyai luas selimut 616 𝑐𝑚2 dan
mempunyai tinggi dua kali jari-jari alasnya. Tentukan:
a) Jari-jari dan tinggi tabung

47
b) Volume tabung
Jawab?
Diketahui: 𝑡 = 2𝑟, masukkan ke rumus luas selimut.
Ditanyakan: jari-jari tabung, tinggi tabung dan volume tabung?
Penyelesaian:
Luas selimut = 2𝜋𝑟 × 𝑡
22
616 = 2∙ ∙ 𝑟 ∙ 2𝑟
7
88
616 = × 𝑟2
7
7
𝑟2 = 616 × 88

𝑟2 = 49
𝑟 = √49
𝑟 = 7 𝑐𝑚
𝑡 = 2×𝑟
𝑡 = 2×7
𝑡 = 14 𝑐𝑚
Volume tabung = 𝜋𝑟 2 𝑡
22
= × 7 × 7 × 14
7

= 2.112 𝑐𝑚3
Jadi, jari-jari tabung adalah 7 𝑐𝑚, tinggi tabung adalah 14 𝑐𝑚 dan volume
tabung adalah 2.112 𝑐𝑚3 .

F. Volume kerucut
1
𝑉 = 3 × luas alas × tinggi

1
= × 𝜋 𝑟2 × 𝑡
3

1
= 3
𝜋 𝑟 2𝑡

48
Untuk mencari rumus volume kerucut dapat dilakukan melalui

peragaan dengan menakar menggunakan alat takar berupa kerucut dan

tabung pasangannya. Yang dimaksud dengan tabung pasangannya adalah

tabung yang luas alasnya sama dengan luas alas kerucut dan tingginya

juga sama dengan tinggi kerucut. Bahan yang dapat digunakan dalam

melakukan penakaran dapat berupa beras, jagung, atu pasir.

Dari hasil praktek menakar ternyata isi tabung sama dengan 3 (tiga)

takar menggunakan takaran kerucut. Itu berarti volume tabung sama

dengan 3(tiga) kali volume kerucut. Sehingga:

1
Vtabung = 3 × Vkerucut atau Vkerucut =
3 Vtabung

1 Vtabung

Jadi , 3
1
Vkerucut = π r2 t
1 r2t. 3
3

1 Vtabung

1 r2t.
49
3
Contoh:

Sebuah topi ulang tahun berbentuk kerucut yang memiliki jari-jari


(𝑟)28 𝑐𝑚 dan 𝑡 = 10 𝑐𝑚, berapakah volumenya?

Jawab:

Diketahui: 𝑟 = 28 𝑐𝑚

𝑡 = 10 𝑐𝑚

Ditanyakan: berapakah volumenya?

Penyelesaian:
1
𝑉 = × 𝜋 × 𝑟2 × 𝑡
3

1 22
= × × 28 × 28 × 10
3 7

1
= × 22 × 4 × 28 × 10
3

1
= 3 × 88 × 280

1
= 3 × 24620

= 8213,33 𝑐𝑚3

Jadi, volume topi yang berbentuk kerucut tersebut adalah 8213,33 𝑐𝑚3.

G. Volume bola
4
𝑉 bola = 𝜋 𝑟3
3

Penurunan rumus volume dan luas permukaan bola secara induktif

dilakukan melalui peragaan dengan cara menakar menggunakan alat

takar setengah bola untuk ditakarkan ke tabung pasangannya. Yang

50
dimaksud dengan tabung pasangannya adalah tabung yang tepat

melingkupi bola secara utuh, yakni tabung yang tepat menyinggung bola

di bagian atas, bagian bawah, dan bagian samping (lihat gambar

dibawah).

1 2
Vtabung= 3 × Vsetengah bola atau Vsetengah bola = πr t
3
1
= π r2 2r
3
2 3
=
3 πr
2 3
V bola =2 × Vsetengah bola = 2 ×
3 πr
4 3
3 πr
=

4 3
3 πr
Jadi , V bola =

Contoh:
22
Diketahui jari-jari sebuah bola adalah 21 𝑐𝑚, jika 𝜋 = . Tentukan
7

volume bola tersebut!

Penyelesaian:

51
4
𝑉 = 𝜋𝑟 3
3

4 22
= × × (21 𝑐𝑚)3
3 7

= 38808 𝑐𝑚3

Jadi, volume bola tersebut adalah 38808 𝑐𝑚3 .

52
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian bangun ruang
Bangun ruang adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang
berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh
permukaan yang membatasisnya. Bangun ruang atau disebut juga dengan
bangun tiga dimensi dimana sebuah bangun yang memiliki ruang dan
dibatasi oleh setiap sisi-sisi.
2. Unsur-unsur bangun ruang
Adapun unsur-unsur bangun ruang menurut Untung Suwaji adalah sebagai
berikut :
f. sisi adalah sekat atau perbatasan bagian dalam dan bagian dalam.pada
bangun ruang sisinya yang datar seperti pada kubus, balok, prisma, limas,
dan sebagainya. Namun ada juga sisi yang melengkung seperti pad tabung,
bola, dan kerucut.
g. Rusuk merupakan perpotongan dua bidang sisi pada bangun ruang sehingga
merupakan ruas garis. Ada rusk yang berupa garis lurus seperti pada kubus,
balok, prisma, limas, dan sebagainya. Namun ada juga rusuk yang
melengkung seperti pada tabung dan kerucut.
h. Titik sudut merupakan perpotongan tiga bidang atau perpotongan tiga rusuk
atau lebih.
i. diagonal ruang merupakan garis yang menghubungkan dua titiksudut yang
tidak berdekatan (tidak terletak pada satu bidang sisi).
j. Diagonal sisi adalah garis yang menghubungakan dua buah titik sudut yang
tidan berurutan yang terletak pada sebuah sisi.

53
3. Macam macam bangun ruang diantaranya yaitu : Balok, Kubus, Prisma,
Limas, Tabung, Kerucut, Bola. Masing-masing bangun ruang memiliki sifat-
sifat yang berbeda-beda.
4. Untuk menentukan luas permukaan bangun ruang guru bisa memberikan
konsep dengan menggunakan jaring-jaring bangun ruang. Sedang untuk
menentukan volume guru dapat memberikan konsep penemuan rumus secara
deduktif sehingga siswa mampu memahami konsep volum bangun ruang
dengan benar.

3.2 Saran
Adapun saran dari kami selaku penyusun kiranya pembaca dapat
memahami materi yang kami paparkan serta mengambil manfaat untuk
pembelajaran geometri khususnya materi bangun ruang pada jenjang
pendidikan SD. Kami juga mengakui pemaparan dalam makalah ini belum
sepenuhnya sempurna baik itu dari segi teknik menulis maupun segi materi.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini kedepannya.

54
DAFTAR PUSTAKA

Djaeng, Maxinus. 2010. Geometri dan Pengukuran ( Geometri Dimensi Tiga ). Palu :
PPG Program Studi Matematika

Karim, Muchtar A, dkk. 2005. Pendidikan Matematika II. Universitas Terbuka

Markaban, dkk. 2009. Geometri Datar Dan Ruang Di Sd. Sleman: PPPPTK
Matematika

Shadiq, dkk. 2004. GEOMETRI. Yogyakarta: PPPG Matematika

Suwarsono. 2003. Media Pembelajaran (Geometri Dimensi Tiga). Jakarta :


Depdiknas

55

Anda mungkin juga menyukai