Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Tuberculosis (TB) Paru merupakan penyakit infeksi dan menular

(Raynel, 2010). Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering

ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu 15-50 tahun, terutama mereka

yang bertubuh lemah, kurang gizi, atau yang tinggal satu rumah dan berdesak-

desakkan bersama penderita TB Paru (Naga, 2012). Lingkungan yang lembab,

gelap dan tidak memiliki ventilasi memberikan andil besar bagi seseorang

terjangkit penyakit TB Paru. Disertai lingkungan rumah yang kotor serta

pembuangan dahak sembarangan oleh penderita TB lebih mudah akan menularkan

ke orang lain. Penyakit TB Paru sangat cepat menyebar dan menginfeksi manusia

terutama bagi kelompok sosial ekonomi rendah dan kurang gizi. Kecepatan

penyebaran dan infeksi penyakit TB Paru sangat tinggi, maka tidak berlebihan jika

penyakit TB Paru merupakan penyakit yang mematikan (Anggraeni, 2012).

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalaj kesehatan yan menjadi

perhatian bagi bangsa Indonesia dan dunia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit

infeksi yang menular disebabkan bakteri Mycrobacterium tuberculosis, yang dapat

menyerang berbagai organ, terutama paru0paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau

pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga

kematian. World Health Oranization (WHO) dalam global Tuberculosis Report


2015 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai hiht-burden countries

terhadap TB, termasuk Indonesia (WHO, 2015)

Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang paling banyak

menyebabkan kematian dan menjadi ancaman berbahaya bagi kesehatan

masyarakat. Pada tahun 2016, terdapat 274 kasus kematian per hari yang

disebabkan oleh TB. Harus ada upaya serius untuk menekan tingginya kasus TB

baru yang mencapai 1.020.000 penderita pada tahun 2016 dan menjadikan

Indonesia sebagai negara dengan kasus TB terbesar ke-dua di dunia. Berdasarkan

laporan Global Tuberculosis Report WHO pada tahun 2017, Indonesia tercatat

sebagai negara kedua dengan penderita TBC terbanyak di dunia, yaitu 1.020.000

jiwa.

Badan Kesehatan Dunia/WHO (World Health Organization)

memperkirakan dewasa ini terdapat sekitar 1700 juta penduduk dunia telah

terinfeksi kuman TB (dari hasil uji tuberculin positif) dari jumlah tersebut ada 4 juta

penderita baru dengan basil tahan asam (BTA) positif ditambah lagi 4 juta penderita

baru dengan BTA negatif. Jumlah seluruh penderita TB di dunia sekitar 20 juta

orang dengan angka kematian sebanyak 3 juta orang tiap tahunnya yang mana

merupakan 25 persen dari kematian yang dapat dicegah apabila TB dapat

ditanggulangi dengan baik (Gklinis, 2004).

Dinas kesahatan provinsi Kalimantan barat mencatat pada tahun 2018

penderita penyakit TBC atau Tuberculosis sebanyak 7.227 orang. Kendati secara

umum jumlah ini dianggap belum banyak namun setiap saat bisa berpotensi alami
peningkatan mengingat penularan penyakit ini sangat berbahaya. Hal ini terlihat

dari data secara nasional masih ada sekitar 47 pesen belum terlaporkan atau

ternotifikasi.

Data Dinas Kesehatan Kabutapen Ketapang Provinsi Kalimantan Barat

tahun 2018 melaporkan kasus TB Paru mencapai 546 kasus, dan pada tahun 2019

kasus TB Paru mencapai 666 kasus. Terjadi peningkatan kasus TB Paru sekitar 18

persen. Dipuskesmas Sukabangun Kabupaten Ketapang pasien yang terdata pada

tahun 2019 terdata kurang lebih 30 kasus TB yang menderita penyakit TB paru.

Dari total penduduk wilayah puskesmas sukabngun 22.043 jiwa. Kebanyakan yang

menderita TB paru adalah kebanyakan laki-laki dari wanita yang masih usia

produktif.

Dilapangan sering menemukan pasien dengan TB paru sering merasa

minder dalam pergaulan, penderita tb paru adalah salah satu penyakit yang

seringkali menimbulkan dampak terhadap fisik,mental, dan sosial. Karena sudah

mengetahui bahwa penyakit ini sangat menular, penderita TB paru sering merasa di

kucilkan dalam peraulan sehari-hari. Apalagi penderita TB paru harus memakai

masker saat bepergian atau bertemu orang secara langsung. Sering penderita TB

paru mengeluhkan kapan pengobatannya tuntas atay sembuh karena sering merasa

tidak percaya diri dalam melakukan aktifitas. Dari banyaknya kasus dilapangan

banyak yang mengeluhkan penderita TB ini serin berada di dalam rumah dari pada

diluar rumah. Ini sudah berkaitan dengan konsep diri penderita TB paru.
Konsep diri merupakan inti dari kepribadian berperan untuk menentukan

dan mengarahkan perkembangan kepribadian serta prilaku individu penyakit TB

paru merupakan suatu penyakit yang dapat mempengaruhi konsep diri

penderitanya. Konsep diri biasanya mempengarui citra diri, ideal diri, harga diri,

peran, identitas, (Raynel, F. 2010)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneleti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Konsep Diri Pasien TB Paru aktif diwilayah binaan Puskesmas

Sukabangun Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri pasien

tuberculosis paru di wilayah binaan puskesmas sukabangun.

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perubahan konsep diri pasien dengan Tb Paru aktif di

wilayah binaan Puskesmas Sukabangun Kabupaten Ketapang Kalimantan

Barat

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui konsep diri pasien TB paru yang aktif

2. Untuk menilai ada atau tidaknya perubahan konsep diri

Anda mungkin juga menyukai