Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi seorang guru kegiatan evaluasi sangatlah menjadi tuntutan, dimana seorang
guru harus mengetahui hasil belajar siswanya dengan serangkaian tes yang berupa
soal-soal serta berupa percobaan-percobaan kepada anak didik. Utuk memudahkan
guru dalam menilai hasil tes tersebut dibuatlah analisis butir soal. Analisis kualitas tes
merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas sutu
tes, baik tes secra keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes
tersebut. Dalam penilaian hasil belajar, tes diharapkan dapat menggambarkan sampel
prilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat.
Analisis kualitas tes berkaitan dengan tes sebagai suatu alat ukur benar-benar
mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur. Sampai mana tes tersebut dapat
dapat diandalkan dan berguna. Keduanya menunjuk pada dua hal pokok, yaitu
validitas dan reliabilitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana validitas dalam evaluasi pembelajaran?
2. Bagaimana reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana tingkat kesulitan soal dalam evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana daya beda dalam evaluasi pembelajaran?
5. Bagaimana fungsi pengecoh dalam evaluasi pembelajaran?

1 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
1.3 Tujuan
1. Memahami validitas dalam evaluasi pembelajaran?
2. Memahami reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran?
3. Memahami tingkat kesulitan soal dalam evaluasi pembelajaran?
4. Memahami daya beda dalam evaluasi pembelajaran?
5. Memahami fungsi pengecoh dalam evaluasi pembelajaran?

2 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Validitas
a) Pengertian

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya
(Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak
diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006).

Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas


berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian
terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan
untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu
mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat
dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran
dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

b) Karakteristik Validitas
 Validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi pengukurnya
suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes.
 Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh
suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang
sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes
yang bersangkutan. Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas

3 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai
sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai
 Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan
tertentu, mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan
lain. Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan dengan tujuan atau
pengambilan keputusan tertentu. Tes masuk di SMA misalnya harus selalu
dikaitkan dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat mencerminkan
prestasi atau hasil belajar para calon peserta didik baru setelah belajar
nanti.

c) Prinsip Validitas

Ada beberapa prinsip ketika melakukan uji validitas, yaitu antara lain:

1. Interpretasi yang diberikan pada asesmen hanya valid terhadap derajat


yang diarahkan ke suatu bukti yang mendukung kecocokan dan
kebenarannya.
2. Penggunaan yang bisa dibuat dari hasil asesment hanya valid terhadap
dejarat yang arahnya ke suatu bukti yang mendorong kecocokan dan
kebenarannya.
3. Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanga valid ketika nilai
(values) yang didapatkan sesuai
4. Interpretasi dan kegunaan dari hasil asesment hanya valid ketika
konsekuensi (consequences) dari interpretasi dan kegunaan ini konsisten
dengan nilai kecocokan.
d) Fungsi Validitas Bagi Suatu Tes
1. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas
2. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang
menimbulkan kecurigaan
3. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
4. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang
dianggap tidak relevan
5. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut

4 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
e) Keuntungn dan kerugian Validitas Bagi Suatu Tes
 Keuntungan
1) Sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional
perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinva tes itu valid apabila
butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang
diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional.
2) Hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang
mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa
yang diukur
 Kerugian
1) Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa; seperti keadaan status
ekonomi, perbedaan struktur social (status social tinggi/rendah)
perbedaan jenis kelamin tersebut akan mempengaruhi validitas tes.
2) mempertinggi reliabilitas tes adalah dengan menambah butir-butir soal
tes secara otomatis akan dapat mempertinggi reliabilitas, salahnya
justru akan dapat merendahkan validitas tes.
3) jika petunjuknya kurang jelas, akan terjadi siswa yang memperoleh
skor rendah tersebut barangkali disebabkan karena mengalami
kesulitan dalam menginterpretasi petunjuknya, bukan karena tidak
menguasai materinya.
2.2 Reabilitas
a) Pengertian
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas)
adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009)
menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test
merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang
dapat menghasilkan data yang reliable.

5 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang
sama.
b) Karakteristik Reabilitas

Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki


karakteristik sebagai berikut:

1. Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu
sendiri, artinya suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor
yang cukup akurat, apabila tes tersebut diberikan pada kelas tertentu,
maka bisa juga menghasilkan skor yang cukup konsisten bila diberikan
pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan pada kelas yang sama pada
waktu yang berbeda.
2. Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu
yang berbeda dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda.
3. Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran independen
yang diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota kelompok.
c) Prinsip Reabilitas
1) Metode Test-Retest

Untuk menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan metode


test-retest, satu perangkat tes dilakukan dua kali terhadap kelompok siswa
yang sama dalam waktu yang berbeda. Kedua hasil tes dikorelasikan,
koefisien korelasi yang diperoleh menyatakan tingkat reliabilitas tes.
Semakin tinggi koefisien korelasi yang diperoleh, tes semakin stabil
dengan demikian skor siswa pada kedua tes tersebut cenderung tetap, atau
konsisten

2) Metode belah dua


Jadi satu perangkat tes dibagi dua, kedua skor tes dianggap dua
macam tes yang paralel. Pembagian biasanya dilakukan dengan patokan
nomor soal ganjil dan nomor soal genap. Hal ini dilakukan karena
biasanya perangkat tes disusun mulai butir soal yang mudah menuju butir
soal yang sukar. Jadi akan diperoleh satu set soal bernomor ganjil dan satu
6 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR
BIOLOGI
set lainnya bernomor genap. Kedua skor tes ini dikorelasikan, dan hasil
korelasi menunjukkan koefisien reabilitas.
3) Metode Kuder-Richardson

Metode Kuder-Richardson ini adalah pengembangan dari metode


split-half, tetapi pada metode ini tidak dibelah dua, melainkan didasarkan
pada proporsi siswa yang menjawab benar dan standar deviasi skor.
Caranya adalah dengan mengkorelasikan skor-skor setiap butir dengan
skor total keseluruhan tes Metode Equivalent-form Atau Pararel

4) Metode paralel
Dipilih apabila tidak diinginkan mengujikan dua kali. Metode
paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama
(equivalent), kemudian di ujicobakan pada sekelompok responden yang
sama (responden mengerjakan dua kali) kemudian dari hasil ujicoba
tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment. Metode ini
umumnya untuk menguji reliabilitas instrument bentuk tes
d) Fungsi Reabilitas
Reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara
ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah
tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes
yang didapat
e) Keuntungan dan Kerugian Reabilitas Bagi Suatu Tes
 Keuntungan
Memberikan informasi tentang hubungan varians skor teramati dengan
varians skor sejati kelompok individu. Misalnya, diperoleh koefisien
reliabilitas sama dengan 0,87. Koefisien reliabilitas ini dapat diartikan
bahwa: (1) 87% varians skor teramati diakibatkan oleh varians skor sejati
kelompok individu, dan (2) korelasi antara skor teramati dan skor sejati
sama dengan 0,87 atau 0,93.
 Kerugian reabilitas
1. Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui butir
yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui
butir yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu
kesatuan itu tidak dapat dipercaya.

7 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
2. Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas merupakan intrepretasi
relatif, artinya tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan berapa
angka koefisien minimal yang harus dicapai agar suatu pengukuran
dapat disebut reliabel.

2.3 Tingkat Kesulitan Soal


a) Pengertian
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar
suatusoal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
dalambentuk indek
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak diukur
memiliki sifat homogen dan stabil. Artinya pengetahuan siswatidak akan
berubah dalam waktu tertentu, sehingga jika dilakukan dua kalites atau alat
ukur yang sama hasilnya relatif sama
b) Karakteristik kesulitan soal
Tingkat kesukaran butir soal biasanya dilambangkan dengan p. Makin
besar nilai p yang berarti makin besar proporsi yang menjawab benar terhadap
butir soal tersebut, makin rendah tingkat kesukaran butir soal itu. Hal ini
mengandung arti bahwa soal itu makin mudah, demikian pula sebaliknya.
Cara yang paling umum digunakan adalah proporsi menjawab benar
atau proportion correct, yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada
soal yang dianalisis dibandingkan dengan peserta tes seluruhnya. Dalam
analisis item ini digunakan proportion correct (p), untuk menilai tingkat
kesukaran butir soal. Besarnya tingkat kesukaran berkisar antara 0,00 sampai
1,00. Untuk sederhananya, tingkat kesukaran butir dan perangkat soal dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mudah, sedang dan sukar
c) Prinsip prinsip yang melandasi
Untuk menyusun suatu naskah ujian sebaiknya digunakan butir soal
yang mempunyai tingkat kesukaran berimbang, yaitu : soal berkategori sukar
sebanyak 25%, kategori sedang 50% dan kategori mudah 25%. Dalam
penggunaan butir soal dengan komposisi seperti di atas, maka dapat
diterapkan penilaian berdasar acuan norma atau acuan patokan. Bila
komposisi butir soal dalam suatu naskah ujian tidak berimbang, maka
penggunaan penilaian acuan norma tidaklah tepat, karena informasi
kemampuan yang dihasilkan tidaklah akan berdistribusi normal.

8 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
d) Fungsi penggunaan tingkat kesulitan pada tes
Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru
dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran.
Kegunaannya bagi guru adalah sebagai pengenalan konsep terhadap
pembelajaran ulang dan memberi masukan kepada siswa tentang hasil belajar
mereka,
memperoleh informasi tentang penekanan kurikulum atau mencurigai
terhadap butir soal yang bias.
Adapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah:
1) pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang,
2) tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah,
(c) memberi masukan kepada siswa,
3) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias,
4) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
e) Keuntungan dan kerugian tingkat kesulitan bagi suatu tes
 Keuntungan
Ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap baik adalah soal-
soal yang sedang, yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran
berkisar antara 0,26 – 0,75.
 Kerugian

Berbagai kriteria tersebut mempunyai kecenderungan bahwa butir soal


yang memiliki indeks kesukaran kurang dari 0,25 dan lebih dari 0,75
sebaiknya dihindari atau tidak digunakan, karena butir soal yang demikian
terlalu sukar atau terlalu mudah, sehingga kurang mencerminkan alat ukur
yang baik.

9 | EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BIOLOGI
2.4 Daya Beda
a) Pengertian

Daya pembeda soal yaitu kemampuan sesuatu soal untuk membedakan


antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi ( D), dan nilainya berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada daya
pembeda ini berlaku tanda negatif yang digunakan jika sesuatu soal “terbalik”
menunjukkan kualitas testee yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh
disebut pandai.

Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu Bagi suatu
soal yang dapat dijawab benar oleh siswa kemampuan tinggi dan siswa
kemampuan rendah, maka soal itu tidak baik karena tidak punya daya
pembeda. Demikian juga jika semua kelompok bawah menjawab salah dan
siswa berkemampuan tinggi juga sama-sama menjawab salah, maka soal itu
tidak mempunyai daya beda sama sekali. Cara menentukan daya pembeda (
nilai D )

b) Prinsip-prinsip daya beda tes


1. Dapat diterapkan pada kelompok besar dan kecil.
2. Dapat menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar
peserta tes yang sudah memahami materi yang diujikan.

c) Karateristik daya beda tes


Setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi
atau ditolak. Untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing soal dapat
mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah
memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.

d) Fungsi daya beda tes

10 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI
Daya pembeda tes berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh masing-
masing soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa, yaitu
siswa yang belum menguasai materi yang diujikan.

e) Kelebihan dan kekurangan daya beda tes


Kelebihannya dapat mengetahui apakah butir soal itu baik, direvisis atau
ditolak. Sedangkan Kekurangannya adalah butir soal memiliki 2 atau lebih
kunci jawaban yang benar. Pengecoh tidak berfungsi. Kompetensi yang
diukur tidak jelas.

2.5 Fungsi pengecoh


a) Pengertian
Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
peserta yang tidak memiliki kunci jawaban (option) pada bentuk soal
pilihan ganda. Untuk soal pilihan ganda, lalternatif jawaban menurut
kaidah harus homogeny dan logis sehingga setiap pilihan jawaban (option)
dapat berfungsi atau ada yang memilih. Setiap pengecoh dapat dikatakan
berfungsi apabila ada yang memilih.
Menganalisis fungsi distractor sering dikenal dengan istilah lain,
yaitu, menganalisis pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola
penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan
bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-
kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butr item. Suatu
kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa drai keseluruhan alternative yang
dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee.
Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh
berfungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak
dipilih sama sekali oleh siswa berarti pengecoh itu jelek, dan terlalu
menyolok menyesatkan. Sebaliknya sebuah distraktor dapat dikatakan
11 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI
berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik
yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep
atau kurang menguasai bahan. Dengan melihat pola jawaban soal, dapat
diketahui :
a. taraf kesukaran soal
b. taraf pembeda soal
c. baik tidaknya distraktor.
Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan 3 cara yaitu :
a. diterima karena sudah baik
b. ditolak karena tidak baik
c. ditulis kembali karena kurang baik.
Kekurangannya mungkin hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga
hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya.
Menulis soal adalah suatu kesukaran yang sulit, sehingga apabila masih dapat
distraktor dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 % pengikut
tes.
Contoh perhitungan :
Dari analisis sebuah item, pola diketahui sebagai berikut ;
Report this ad

Dari pola jawaban soal ini dapat dicari :


1. P = 21/60 = 0,35
2. D = PA – PB = 15/30 – 6/30 = 0,30

12 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI
3. distraktor : semua distraktornya sudah berfungsi dengan baik karena sudah dipilih
oleh lebih dari 5% pengikut tes.
4. dilihat dari segi omit 9 kolom pilihan paling kanan) adalah baik. Sebuah item
dikatakan baik jika omitnya tidak lebih dari 10% pengikut tes.
( 5% dari pengikut tes = 5% x 60 orang = 3 orang). Sebenarnya ketentuan ini hanya
berlaku untuk tes pilihan ganda dengan 5 alternatif dan p = 0,80. tetapi demi
kepraktisan diberlakukan untuk semua

13 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Validitas merupakan syarat yang penting dalam suatu alat. Validitas
berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Realibilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument,
reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan .
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks.Daya beda adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan
antara siswa yang menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang belu
menguasai materi yang diujikan.

2. Saran
Penyusun berharap kepada pembaca agar memperoleh informasi yang
sesuai dengan apa yang dipahami. Jika pembaca menemukan kekeliruan
dimakalah ini, maka kami dengan kami sangat senang hati menerima
masukan-masukan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan kami
yang merupakan ilmu bermanfaat.

14 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono.(2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Purwanto.(2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Bumi


Aksara.

Supranata, Sumarna, 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
ImplementasiKurikulum.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

15 | E V A L U A S I P R O S E S D A N H A S I L B E L A J A R
BIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai