Anda di halaman 1dari 17

BAGIAN NEUROLOGI

LAPORAN KASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2019
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEURALGIA TRIGEMINAL

Oleh

MAFTUHATUL AFIAH

111 2018 2050

Pembimbing Supervisior :

Dr. dr. Hj. Nadrah Maricar Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Maftuhatul Afiah

NIM : 111 2018 2050

Judul Laporan Kasus : Neuralgia Trigeminal

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian


Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Maret 2019

Mengetahui,

Pembimbing

Dr. dr. Hj. Nadrah Maricar, Sp.S


LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.Lenteng

Umur : 52 TH

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : JL. Baji Gau 2

Suku/Ras : Makassar

Status : Menikah

Agama : Islam

Nomor RM : 260279

Tgl. Masuk RS : 30 Maret 2019

2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama : Nyeri pada wajah sebelah kiri
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan nyeri pada
wajah sebelah kiri, nyeri tersebut seperti sensasi tersengat listrik.
Awalnya pasien ini merasakan kelemahan pada ekstremitas
sebelah kiri dialami sejak  5 hari sebelum masuk rumah sakit
dirasakan secara tiba-tiba ketika beraktivitas. Salah satu penyebab
kelemahan yang dirasakan pasien karena tekanan darah tinggi
yang dialami pasien selama bertahun-tahun lamanya. Pasien juga
merasakan sakit kepala sejak  1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, sakit kepala yang dirasakan berupa sensasi berdenyut.
Dirasakan dikepala bagian atas dan menjalar sampai ke wajah
terutama bagian wajah sebelah kiri. Riwayat jatuh (-), nyeri ulu hati
(-), mual (-), muntah (-), penyakit kardiovaskuler (-), pusing (+),
terkena cacar air sewaktu kecil (+).

c. Riwayat Penyakit Dahulu :


1) Riwayat kelemahan ekstremitas sebelah kiri pada bulan februari
tahun 2019
2) Riwayat hipertensi tidak berobat teratur
3) Riwayat terkena cacar air saat berusia 6 tahun
d. Riwayat Penyakit Keluarga : -
e. Riwayat pengobatan: -
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis :
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : GCS E4M6V5 (Compos Mentis)
Gizi : Baik
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 74x/menit, regular, kuat angkat
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Anemia : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
b. Status Internus :
Toraks : Paru dan Jantung dalam batas normal
Abdomen : Peristaltik (+). Normal, Nyeri tekan (-)
c. Status Neurologis :
a. GCS : E4M6V5
b. Kepala :
- Bentuk : Mesocephal
- Penonjolan : (-)
- Posisi : ditengah
- Pulsasi : (-)
c. Leher :
- Sikap : Dalam batas normal
- Pergerakan : Dalam batas normal
- Kaku kuduk : (-)
d. Pemeriksaan Saraf Cranial (Nervus Kranialis)
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
- Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
- Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
- Melihat Warna : dbn / dbn
- Funduskopi : dbn/ dbn
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis,
Abdusens) :
 Celah kelopak mata : Kanan Kiri
Ptosis : (-) (-)
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
 Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat Bulat
Isokor/anisokor : Isokor Isokor
RL/RCL : (+) (+)
Refleks konsensuil : (+) (+)
Refleks akomodasi : (+) (+)
 Gerakan Bola mata
Paresis : (–) (–)
4) Nervus V (Nervus Trigeminus) :
 Sensibilitas wajah : (+) (+)
 Menggigit : (+) (+)
 Mengunyah : (+) (+)
 Membuka mulut : (+) (+)
 Refleks kornea : (+) (+)
5) Nervus VII (Nervus Fasialis) :
 Kedipan Mata : (+) (+)
 Lipatan nasolabial : Simetris
 Sudut mulut : Simetris
 Mengerutkan dahi : (+) (+)
 Mengerutkan alis : (+) (+)
 Menutup mata : (+) (+)
 Meringis : (+) (+)
 Mengembungkan pipi : (+) (+)
 Pengecap 2/3 lidah depan : Dalam batas normal
6) Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :
 Mendengar suara berbisik : Dalam batas normal
 Tes Rinne : Tidak dilakukan
 Tes Weber : Tidak dilakukan
7) Nervus IX (Nervus Glossofaringeus) :
 Pengecap 1/3 lidah belakang: Dalam batas normal
 Sensibilitas faring : Dalam batas normal
8) Nervus X (Nervus Vagus) :
 Arkus faring : Dalam batas normal
 Berbicara : Dalam batas normal
 Menelan : Dalam batas normal
 Nadi : Reguler
9) Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
 Memalingkan kepala : Dalam batas normal
 Mengangkat dagu : Dalam batas normal
10) Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
 Menjulurkan lidah : Deviasi ke kiri
 Tremor lidah : (-)
 Atrofi lidah : (-)
 Fasikulasi : (-)
 Artikulasi : Dalam batas normal
e. Badan dan Anggota Gerak
1) Badan
 Bentuk kolumna vertebralis : Dalam batas normal
 Pergerakan kolumna vertebralis : Tidak dievaluasi
 Refleks kulit perut atas : Tidak dievaluasi
 Refleks kulit perut tengah : Tidak dievaluasi
 Refleks kulit perut bawah : Tidak dievaluasi
 Refleks kremaster : Tidak dievaluasi
 Sensibilitas
- Taktil : Dalam batas normal
- Nyeri : Dalam batas normal
- Suhu : meningkat
2) Anggota Gerak
 Sensorik : Hemihipestesi Sinistra
 Motorik :

P =N  K = 5 4 T= N N
N  5 4 N N

RF = +2 +2 RP= + +
+2 +2 — —

 Autonom : Normal
 Refleks Fisiologik :
Biseps : (+) / (+)
Triseps : (+) / (+)
Radius : +
Ulna : +
KPR : (+) / (+)
APR : (+) / (+)

 Refleks Patologik :
Hoffman – Tromner : (+) / (+)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
 Tes Kernig : (-) / (-)
 Sensorik : Sup(D) Sup(S) Inf(D) Inf(S)

Nyeri : (N) (N) (N) (N)

Suhu : (N) (N) (N) (N)

Raba : (N) (N) (N) (N)

Rasa sikap : (N) (N) (N) (N)

Diskriminasi : (N) (N) (N) (N)

 Koordinasi, Gait dan Keseimbangan :


Cara berjalan : Tidak dievaluasi
Tes Romberg : Tidak dievaluasi
Ataksia : Tidak dievaluasi
Rebound phenomenon : Tidak dievaluasi
Dismetri : Tidak dievaluasi
 Pemeriksaan khusus:
Lasegue : (-/-)
Patrick : (-/-)
Kontra Patrick : (-/-)
Phalen Test : (-/-)
Tinnel Test : (-/-)
Ok Sign Test : (-/-)
Thenar Wasting : (-/-)
 Gerakan – gerakan abnormal :
Tremor : (-)
Athetosis : (-)
Mioklonus : (-)
 Otonom :
Miksi : normal
Defekasi : normal
Sekresi keringat : normal
f. Fungsi Luhur
 Memori : Dalam batas normal
 Fungsi Bahasa : Dalam batas normal
 Visuospasial : Dalam batas normal
 Praksia : Dalam batas normal
 Kalkulasi : Dalam batas normal

g. Pemeriksaan Khusus (Dix-Hallpike)


 Tidak dievaluasi
h. Nistagmus
 (-)
i. Roomberg
 Tidak dievaluasi
4. ASSESSMENT (DIAGNOSIS KERJA)
Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra + hiperestesi fasialis sinistra
Diagnosis Topis : Hemisfer serebri dextra + Nervus cranialis V
perifer sinistra
Diagnosis Etiologis : Non hemoragik stroke + Neuralgia trigeminal
5. PLANNING (RENCANA AWAL)
1. Terapi :
Farmakologi
 Infus ringer laktat 20 tpm
 Ranitidin 50 mg/12 jam/iv
 Mecobalamin 1 amp/24 jam/IM
 Amlodipin 5 mg/24 jam/oral
 Carbamazepine 200 mg/12 jam/oral
 Prednisone 5 mg/4-4-1 oral
 Aspilet 80 mg/24 jam/oral
2. Pemeriksaan Penunjang :
a) Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan kimia darah : glukosa sewaktu, kolesterol total
b) Pemeriksaan Radiologi:
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan CT-Scan Kepala
c) Tes Elektromiografi
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan EMG
6. PROGNOSIS
1. Qua ad vitam : Dubia
2. Qua ad sanationem : Dubia

Follow Up Pasien

30/3/2019 01/4/2019 02/04/2019


Tgl/bln/thn
Raodah 1 Raodah 1 Raodah 1
Hari rawat 1 2 3
Nyeri pada Nyeri pada wajah Nyeri pada
wajah sebelah sebelah kiri (+) wajah sebelah
kiri (+) Nyeri kepala (+) kiri (+)
Nyeri kepala (+) Lemah Nyeri kepala
Lemah ekstremitas kiri (+)
ekstremitas kiri (+) Lemah
(+) ekstremit
as kiri (+)

Tekanan 140/100 mmHg 130/90 mmHg 130/90 mmHg


darah
Nadi 74x/m, reguler, 76x/m, reguler, 80x/m, reguler,
kuat angkat kuat angkat
kuat angkat

Pernapasan 22x/m 22x/m 19x/m

Suhu 36.8oC 36.9oC 37,1oC

GCS E4M6V5 E4M6V5 E4M6V5

FKL Normal Normal Normal

Rangsang Negatif Negatif Negatif


Meningeal
Nervus Pupil bundar Pupil bundar Pupil bundar
Kranialis isokor  isokor  isokor 
2,5mm/2,5mm 2,5mm/2,5mm 2,5mm/2,5mm
RCL +/+ RCL +/+ RCL +/+
RCTL +/+ RCTL +/+ RCTL +/+

Nervus Normal Normal Normal


Kranialis
lain

Pergerakan
N  N N N N

N  N N N N
Kekuatan
5 4 5 4 5 4
5
5 4 5 4 5 4
5
Tonus
N N N N N N

N N N N N N
Refleks
Fisiologi +2 +2 +2 +2 +2 +2
BPR|TPR +2 +2 +2 +2 +2 +2
KPR|APR
Refleks
+ + + + + +
Patologi
-
+ -
+ -+ -+ -+ -+
+ +

Sensorik Normal Normal Normal

Otonom BAB : normal BAB : normal BAB : normal


BAK : normal BAK : normal BAK : normal

Diagnosis Hemiparese Hemiparese Hemiparese


sinistra ec. Infark sinistra ec. Infark sinistra ec.
serebri + serebri + neuralgia Infark serebri +
Neuralgia trigeminal + neuralgia
trigeminal+hiperte essential trigeminal +
nsi hipertensi essential
hipertensi
Terapi Infus Ringer Infus Ringer Laktat Aff IVRL
Laktat 20 ttpm. 20 ttpm
1.Aspilet 80
1. Ranitidine 12 1. Aspilet 80 mg/24
mg/24 jam/oral
jam/iv jam/oral
2. Mecobalamin 1 2. Carbamazepin 2.Carbamazepin

amp/24 jam/IM 200 mg/12 200 mg/12

3. Amlodipin 5 jam/oral jam/oral

mg/24 jam/oral 3. Mecobalamin 3.Mecobalamin


4. Carbamazepin 1 amp/24 1 amp/24 jam/iv
200mg/12 jam/iv
4.Amlodipin 5
jam/oral 4. Amlodipin 5
mg/24 jam/oral
5. Prednisone 5 mg/24 jam/oral
mg/4-4/4 Oral 5. Prednisone 5 6.Prednisone 5
6. Aspilet 80 mg 4-4-4 mg 4-4-4
mg/24 jam/oral
DISKUSI

Neuralgia Trigeminal adalah gangguan yang terjadi akibat kelainan


dari nervus cranialis ke-5 yaitu nervus trigeminal dan dikenal juga sebagai
tic douloureux. Gangguan dari nervus trigeminal dapat dirasakan sebagai
rasa tajam dan tertusuk pada pipi, bibir, dagu, hidung, dahi, maupun gusi
pada salah satu sisi wajah (unilateral). Rasa nyeri dapat terjadi dalam
hitungan detik sampai sekitar 2 menit. Dan episode nyeri ini dapat
berlangsung dalam beberapa minggu hingga beberapa tahun.1,2
Menurut klasifikasi IHS ( International Headache Society )
membedakan Neuralgia Trigeminal klasik dan Neuralgia Trigeminal
simptomatik. Termasuk Neuralgia Trigeminal klasik adalah semua kasus
yang etiologinya belum diketahui ( idiopatik ) Sedangkan Neuralgia
Trigeminal simptomatik dapat akibat tumor, multipel sklerosis atau
kelainan di basis kranii. Perbedaan neuralgia trigeminus idiopatik dan
simptomatik.3
Menurut AANS (American Association of Neurological Surgeons),
sekitar 150.000 orang didiagnosis terkena Neuralgia Trigeminal setiap
tahunnya. Laporan dari The National Institute of Neurological Disorder and
Stroke mengatakan bahwa penyakit ini dapat terjadi pada semua umur
namun yang terbanyak adalah umur 50 tahun keatas.4,7
Teori patofisiologi yang dipakai pada saat ini adalah kompresi pada
nervus trigeminus. Teori kompressi nervus trigeminus ini diungkapkan
sebagai berikut. Neuralgia trigeminal dapat disebabkan karena pembuluh
darah yang berjalan bersama nervus trigeminus menekan jalan keluar
cabang cabang nervus trigeminus pada batang otak, misalnya foramen
ovale dan rotundum. Penekanan yang paling sering terdapat pada
ganglion gasseri, yaitu ganglion yang mempercabangkan 3 ramus nervus
trigeminus. Pembuluh darah yang berdekatan dengan ganglion gasseri
tersebut akan menyebabkan rasa nyeri ketika pembuluh darah tersebut
berdenyut dan bersentuhan dengan ganglion. Kompresi oleh pembuluh
darah ini lama kelamaan akan menyebabkan mielin dari nervus tersebut
robek/ rusak. Seperti yang diketahui, mielin membungkus serabut saraf
dan membantu menghantarkan impuls dengan cepat. Sehingga pada
mielin yang rusak, selain penghantaran impuls tidak bagus, akan terjadi
rasa nyeri sebagai akibat dari kerusakan jaringan mielinnya.5,6
Pada saat ini belum ada tes yang dapat diandalkan dalam
mendiagnosa neuralgia trigeminal. Diagnosa neuralgia trigeminal dibuat
berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan pemeriksaan fisik yang
cermat. Pada anamnesa yang perlu diperhatikan adalah lokalisasi nyeri ,
kapan dimulainya nyeri , menentukan interval bebas nyeri, menentukan
lamanya , respons terhadap pengobatan, menanyakan riwayat penyakit
lain seperti ada penyakit herpes atau tidak, dan sebagainya.6
Nyeri setidaknya bercirikan 4 sifat berikut:8,9
1. Menyebar sepanjang satu atau lebih cabang N trigeminus, tersering
pada cabang mandibularis atau maksilaris.
2. Onset dan terminasinya terjadi tiba-tiba , kuat, tajam , superficial,
serasa menikam atau membakar.
3. Intensitas nyeri hebat , biasanya unilateral.
4. Nyeri dapat timbul spontan atau dipicu oleh aktifitas sehari seperti
makan, mencukur, bercakap cakap, mambasuh wajah atau
menggosok gigi, area picu dapat ipsilateral atau kontralateral.
5. Diantara serangan , tidak ada gejala sama sekali.
Pada pemeriksaan fisik neurologi dapat ditemukan sewaktu terjadi
serangan, penderita tampak menderita sedangkan diluar serangan
tampak normal. Reflek kornea dan test sensibilitas untuk menilai sensasi
pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral.Membuka mulut dan
deviasi dagu untuk menilai fungsi otot masseter (otot pengunyah) dan
fungsi otot pterygoideus.Pada neuralgia trigeminal biasa didapatkan
sensibilitas yang terganggu pada daerah wajah.10
A. Terapi Farmakologik.
Dalam guidline EFNS ( European Federation of Neurological Society)
disarankan terapai neuralgia trigeminal dengan carbamazepin ( 200 -
1200mg sehari ) dan oxcarbazepin ( 600 1800mg sehari ) sebagai terapi
lini pertama. Sedangkan terapi lini kedua adalah baclofen dan lamotrigin.
Melihat dari tipe nyerinya, dapat pula diberikan gabapentin yang biasanya
diberikan pada nyeri neuropati. Neuralgia trigeminal sering mengalami
remisi sehingga pasien dianjurkan untuk mengatur dosis obat sesuai
dengan frekwensi serangannya.11,12
B. Terapi non Farmakologik.
Terapi farmakologik umumnya efektif akan tetapi ada juga pasien
yang tidak bereaksi atau timbul efek samping yang tidak diinginkan maka
diperlukan terapi pembedahan.13,14
Terapi farmakologi memberikan hasil yang bervariasi pada masing
masing individu. Dekompresi mikrovaskular umumnya memberikan hasil
yang baik dan jarang relaps.15
DAFTAR PUSTAKA

1. Krafft, Rudolph M. Trigeminal Neuralgia. Northeastern Ohio


Universities College of Medicine, Rootstown. Ohio : 2008
2. Tew, John. Trigeminal Neuralgia. Mayfield Clinic. Ohio : 2013
3. Nurmiko, T.J, et al. Trigeminal Neuralgia-Patophysiology, diagnosis,
and current treatment. British Journal of Anaesthesia. United
Kingdom : 2011
4. Levivier, M. Trigeminal Neuralgia Pathophysiology and Treatment.
Erasmus Hospital. Belgium : 2001
5. Krafft, Rudolph M. Trigeminal Neuralgia. Northeastern Ohio
Universities
6. Siddiqui, Meraj N, et al. Pain Management : Trigeminal Neuralgia.
Hospital Physician : 2003
7. College of Medicine, Rootstown. Ohio : 2008
8. Joffroy, A, et al. Trigeminal neuralgia Pathophysiology and
treatment. Dept.
9. Mathews, Marlon S, et al. Trigeminal Neuralgia: Diagnosis and
Nonoperative Management. 2010 ; 163-5
10. Benetto, Luke, et al. Trigeminal neuralgia and its management .
Institute of
11. G. Gronseth, G. Cruccu, J. Alksne, et al. Practice Parameter: The
diagnostic evaluation and treatment of trigeminal neuralgia (an
evidence-based review). American Academy of Neurology. United
States : 2008
12. Balasundram S, Cotrufo S, Liew C. Case series: non vascular
considerations in trigeminal neuralgia. Clin Oral Invest 2012; 16: 63-
68.
13. Nanjappa M, Kumaraswamy SV, Keerthi R, Ashwin DP, Gopinath
AL, et al. Percutaneous radiofrequency rhizotomy in treatment of
Trigeminal neuralgia: A Prospective Study. J. Maxillofac. Oral Surg.
2013 ; 12(1) : 35-41.
14. Nurmikko TJ, Eldridge PR. Trigeminal Neuralgia-pathophysiology,
diagnosis, and current treatment. Br J Anaesth 2001; 87: 117-32.
15. Bennetto L, Patel NK, Fuller J. Trigeminal neuralgia and its
management. BMJ 2007; 334: 201-205.

Anda mungkin juga menyukai