NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Elia Prahesti
1610104348
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh:
Elia Prahesti
1610104348
i
ii
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI
TERHADAP PENGETAHUAN PERNIKAHAN DINI PADA
SISWA KELAS X DI SMA N 1 BANGUNTAPAN1
Elia Prahesti2, Dewi Rokhanawati3
Eliaprahesti@gmail.com
1
PENDAHULUAN dari seluruh kelahiran di dunia yang
mayoritas (95%) terjadi di negara sedang
Pernikahan adalah suatu jalan untuk berkembang. Di Amerika Latin dan
mewujudkan keluarga yang bahagia dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat
kekal. Pernikahan harusnya seumur hidup mereka berusia 18 tahun. Prevalensi
dan tidak boleh berakhir begitu saja. tertinggi kasus pernikahan usia dini
Pembentukan keluarga yang kekal dan tercatat di Nigeria (79%), Kongo (74%),
bahagia itu hendaknya berdasarkan Afganistan (54%), dan Bangladesh
Ketuhanan Yang Maha Esa (Ropiah. S (51%).
2010). Indonesia termasuk negara dengan
Menurut UU Pernikahan Bab II persentase pernikahan usia muda tinggi di
pasal 6ayat 1 tahun 1974 untuk dunia yaitu rangking 27 dan merupakan
melangsungkan pernikahan seorang yang tertinggi kedua di Association of South
belum mencapai umur 21 tahun harus East Asia Nations(ASEAN) setelah
mendapat izin kedua orang tua. Kamboja. Pada tahun 2012 di Indonesia,
Pernikahan dini merupakan fenomena angka perempuan menikah usia 10-14
yang cukup sering terdengar dalam sebesar 4,2 persen, sementara perempuan
masyarakat. Penyebab pernikahan usia menikah usia 15-19 tahun sebesar 41,8
dini meliputi faktor ekonomi, rendahnya persen (BKKBN, 2012).
tingkat pendidikan, faktor orang tua dan Pusat Penelitian dan
stigma sosial (adat) tertentu. Selain itu, Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan
perilaku seks bebas dan gencarnya Keagamaan Kementerian Agama
ekspose seks di media massa (Kemenag) menyebutkan, angka
menyebabkan remaja modern kian perceraian di Indonesia lima tahun
permisif terhadap seks. Hal ini dapat terakhir terus meningkat. Pada 2010-
menyebabkan kehamilan remaja yang 2014, dari sekitar 2 juta pasangan
memaksa mereka menikah dini. menikah, 15 persen di antaranya bercerai.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) Angka perceraian yang diputus
tahun 2012 menunjukkan bahwa pengadilan tinggi agama seluruh
sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada Indonesia tahun 2014 mencapai 382.231,
ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% naik sekitar 100.000 kasus dibandingkan
2
dengan pada 2010 sebanyak 251.208 anak, tingginya angka putus sekolah
sehingga seorang yang putus sekolah
kasus.
akan kehilangan kesempatan untuk
Menurut Kementrian Agama
memperoleh pendidikan (Raj, 2009).
Daerah Istimewa Yogyakarta angka
Akibat pernikahan dini adalah
pernikahan di bawah umur di Daerah
terputusnya akses pendidikan yaitu hanya
Istimewa Yogyakarta terbilang cukup
5,6% anak kawin dini yang masih
tinggi. Berdasarkan data dari kantor
melanjutkan sekolah setelah kawin.
wilayah Kementerian Agama di
Remaja yang telah mengalami
Yogyakarta pada tahun 2016 tercatat di
pernikahan dini akan merasa berbeda
Bantul (113 kasus), Gunung Kidul (88
serta merasa malu jika melanjutkan
kasus), Sleman (99 kasus), Kulon Progo
pendidikan, selain itu tanggung jawab
(41 kasus), dan Kota Yogyakarta (36
sebagai pasangan suami-isteri tentu
kasus)pada studi pendahuluan kasus
menambah beban remaja disamping
terbanyak di kabupaten Bantul daerah
tanggung jawab mereka sebagai peserta
Banguntapan yaitu sebanyak 36 kasus.
didik (Fazriyati, 2011).
Dampak pernikahan dini dari sudut
Pemerintah telah berupaya untuk
kesehatan menurut Hanum (2007)
menurunkan dampak dari pernikahan dini
mengatakan bahwa dampak pernikahan
dengan membuat suatu program. Undang
dini mempunyai dampak negative baik
– undang No. 52 tahun 2009 menekankan
bagi ibu maupun anaknya. Alat
bahwa perkembangan kependudukan dan
reproduksi wanita yang menikah dini
pembangunan keluarga telah
belum semuanya matang sehingga belum
mengamatkan perlunya pengendalian
semuanya siap difungsikan.Secara
kualitas, peningkatan kualitas pengarahan
mental, wanita yang menikah dini belum
mobilitas penduduk agar mampu menjadi
siap melakukan peran dan tugas baru baik
sumberdaya yang tangguh bagi
sebagai istri maupun ibu. Hal ini yang
pembangunan dan ketahan nasional.
menyebabkan keluarga menjadi tidak
Pemerintah telah membuat program
harmonis. Kemudian dampak pernikahan
generasi berencana goes to school dan
dini memunculkan stress dan akan
goes to campus dan program
berujung pada perceraian, kemudian
pendewasaan usia pernikahan (PUP)
terjadi kecenderungan kekerasan pada
3
adalah dua program BKKBN yang alasan ekonomi juga menjadi latar
diberikan pada para remaja Indonesia belakang orang tua segera menikahkan
bertujuan untuk mewujudkan penyiapan anak perempuannya, sehingga pendidikan
kehidupan keluarga bagi remaja untuk anak perempuan tidak dianggap
(BKKBN, 2011). penting (Munawara, 2015).
Dalam upaya pencegahan pernikahan
METODE PENELITIAN
dini kepala desa juga bekerjasama dengan
masyarakat untuk mencegah terjadinya Penelitian ini bertujuan untuk
pernikahan dini dengan cara memberikan mengetahui apakah ada pengaruh
penyuluhan terkait usia yang baik untuk penyuluhan kesehatan reproduksi
pernikahan anak tujuannya adalah orang terhadap pengetahuan pernikahan
tua harus mengetahui batas umur dinipada siswa kelas X di SMA 1
menikah dalam agama islam, didikan Banguntapan Bantul.
orang tua harus mengutamakan persoalan Jenis penelitian pra eksperimen
pribadi missal anak putri selain sekolah dengan rancangan One Group Pretest
juga mengisi waktu dengan cara Postest. Populasi dalam penelitian ini
mengajarkannya memasak, sementara adalah semua siswa kelas X SMAN 1
untuk anak laki – laki mengarahkannya Banguntapan sebanyak 33 siswa.
dengan cara menolong orang tua untuk Teknik pengambilan sampel yang
bekerja (Ningsih, 2013). digunakan adalah teknik sampel acak
Pandangan masyarakat tentang (probability sampling) dengan metode
pernikahan dini adalah merupakan hal simple random sampling. Teknik.
yang biasa. Anak perempuan kebanyakan Kuesioner yang digunakan dalam
diperintahkan untuk segera menikah oleh penelitian ini adalah kuesioner tertutup
orang tuanya, alasan yang melatar yang sudah disediakan jawabannya
belakangi adalah mematuhi hukum adat – terkait dengan pengetahuan responden
istiadat yang ada sejak jaman nenek yaitu tentang pengetahuan Kesehatan
moyang dan anjuran agama. Hal tersebut Reproduksi Terhadap Pernikahan Dini.
dikarenakan kekhawatiran orang tua agar
anak perempuannya tersebut selamat dari
mitos perawan tua, selain alasan tersebut,
4
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan tetap sebanyak 7 responden
(21,2 %) dan menurun sebanyak 5
pada penelitian ini terdiri dari variabel
responden (15,1%).
dependen dan variabel independen yaitu
tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
penyuluhan kesehatan reproduksi
dari 33 responden setelah diberikan
terhadap Pengetahuan tentang pernikahan
pendidikan kesehatan sebagian besar
dini pada siswa:
mengalami peningkatan pengetahuan
Deskripsi Pengetahuan Siswa
yaitu sebanyak 21 responden (63,6 %),
Sebelum dan Sesudah Diberikan
pengetahuan tetap sebanyak 7 responden
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
(21,2 %) dan menurun sebanyak 5
tentang pengetahuan pernikahan dini
responden (15,1%).
pada siswa kelas X SMA N 1
Pengetahuan Siswa tentang
Banguntapan
Pernikahan Dini Sebelum Mengikuti
Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Siswa
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Tabel 4.2Pengetahuan Siswa tentang
tentang pernikahan dini
Pernikahan Dini Sebelum Mengikuti
Pengetahuan Frekuensi % Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
siswa kelas X di SMA N 1 Banguntapan.
Meningkat 21 63,6%
7
penduduk semakin pesat yang menjawab televisi, surat kabar, majalah dan lain –
salah ada 33 responden (100%) ini karena lain yang mempunyai pengaruh dalam
secara biologis dan psikologis usia ideal menambah pengetahuan. Hal ini sejalan
menikah adalah 20-25 tahun bagi wanita, dengan yang dikemukakan Notoatmodjo
kemudian 25-30 tahun bagi pria. Usia (2007), bahwa media massa
tersebut dianggap masa yang paling baik mempengaruhi pengetahuan. Informasi
untuk berumah tangga, karena sudah yang diperoleh baik dari pendidikan
matang dan bisa berfikir dewasa. formal maupun non formal dapat
Menurut penelitian Pratama (2014) memberikan pengaruh jangka pendek
pernikahan dini merupakan suatu kondisi (immediate impact) sehingga
atau kejadian yang tidak baik, tidak wajar menghasilkan perubahan atau
dan sangat mengkhawatirkan, yang peningkatan pengetahuan. Majunya
berdampak kehilangannya masa depan teknologi akan tersedia bermacam-
remaja dalam proses pembentukan jati macam media massa yang dapat
diri akibat pergaulan bebas yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat
mencoreng nama keluarga yang membuat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
orang tua terpaksa menikahkan anaknya, komunikasi, berbagai bentuk media
yang secara tidak langsung pernikahan massa seperti televisi, radio, surat kabar,
dini ini juga telah menjadi keputusan dari majalah, penyuluhan dan lain-lain
orang tua. mempunyai pengaruh besar terhadap
Hasil pretest yang memiliki pembentukan opini dan kepercayan
jawaban paling rendah yaitu pemerintah orang. Dalam penyampaian informasi
menetapkan dalam undang-undang untuk sebagai tugas pokoknya, media massa
wanita usia menikah > 16 tahun dan laki- membawa pula pesan-pesan yang berisi
laki > 19 tahun siswa yang menjawab sugesti yang dapat mengarahkan opini
benar berjumlah 15 responden (45,4%) seseorang. Adanya informasi baru
hal ini disebabkan karena di SMA N 1 mengenai sesuatu hal memberikan
Banguntapan belum terpaparkan materi landasan kognitif baru bagi terbentuknya
tentang pernikahan dini. pengetahuan terhadap hal tersebut
Media massa sebagai sarana
komunikasi berbagai bentuk seperti
8
2. Pengetahuan Siswa Tentang merupakan usia yang baik/ideal untuk
Pernikahan Dini Setelah Mengikuti menikah menjawab benar 33
Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa responden (100%) sebelum diberi
Kelas X di SMA N 1 Banguntapan. penyuluhan berjumlah 32 responden
Hasil penelitian pengetahuan (96,9%), usia yang banyak mengalami
setelah diberikan penyuluhan komplikasi kehamilan pada usia < 20
kesehatan reproduksi tentang tahun dan > 35 tahun berjumlah 32
pernikahan dini mengalami responden (96,9%) sebelum diberi
peningkatan yaitu responden yang penyuluhan 29 responden (87,9%),
mengalami peningkatan tinggi yaitu kematian ibu terjadi akibat usia
sebanyak 21 responden (63,6%), menikah < 20 tahun menjawab benar
responden dengan pengetahuan tetap sebanyak 32 responden (96,9%)
sebanyak 7 responden (21,2%), sebelum diberikan penyuluhan 27
responden dengan pengetahuan responden (81,8%), kematian bayi
menurun sebanyak 5 responden terjadi akibat usia menikah < 20 tahun
(15,1%). Data tersebut menunjukkan menjawab benar sebanyak 32
adanya peningkatan pengetahuan siswa responden (96,9%) sebelum diberikan
tentang pernikahan dini. penyuluhan 27 responden (81,8%),
Peningkatan pengetahuan ini hambatan terhadap kehamilan terjadi
dipengaruhi oleh jawaban pada akibat usia menikah < 20 tahun
kuesioner yang banyak mengalami menjawab benar sebanyak 33
peningkatan sebelum di berikan responden (100%) sebelum diberikan
penyuluhan terdapat 88,88 % nilai penyuluhan 26 responden (78,7%),
pengetahuan tentang pernikahan dini pemerintah menetapkan dalam
yang di dapat dari responden. Setelah undang-undang untuk wanita usia
dilakukan penyuluhan terdapat 93,58 menikah > 16 tahun dan laki-laki > 19
% nilai pengetahuan tentang tahun menjawab benar sebanyak 17
pernikahan dini. responden sebelum diberikan
Selain itu pada distribusi penyuluhan 15 responden (45,4%),
frekuensi kuesioner terdapat menurut kesehatan reproduksi usia
peningkatan Usia 21-30 tahun menikah di atas 20 tahun menjawab
9
benar sebanyak 33 responden (100%) tingginya angka kematian bayi bukan
sebelum diberikan penyuluhan 30 merupakan dampak kehamilan di usia
responden (90,9%), pernikahan dini muda menjawab salah 29 responden
adalah hal yang harus (87,8%) sebelum penyuluhan 32
dicegah/dihindari menjawab benar responden (96,9%), kematangan jiwa
sebanyak 33 responden (100%) tidak menjadi faktor keharmonisan
sebelum diberikan penyuluhan 30 pernikahan menjawab salah 31
responden (90,9%), pernikahan responden (96,9%) sebelum diberikan
sebaiknya dilakukan pada usia < 20 penyuluhan 32 responden (96,9%)
menjawab salah sebanyak 33 hasil dari kuesioner yang menurun ini
responden (100%) sebelum diberikan menurut teori dari Martanegara (2003)
penyuluhan 29 responden (87,8%), tingkat kemampuan penyuluh, yaitu
kasus perceraian bukan merupakan pengetahuan dan keterampilan
dampak dari mudanya usia pada waktu penyuluh dalam memberikan informasi
menikah menjawab salah sebanyak 33 dan keadaan alat bantu yang kurang
responden (100%) sebelum diberikan menarik bisa berpengaruh terhadap
penyuluhan 28 responden (84,8), menurunnya nilai yang didapat dari
remaja yang menikah diusia muda soal kuesioner.
tidak perlu mencari pekerjaan karena Seperti yang dikemukakan oleh
keuangan ditanggung suaminya Fitriani (2011) bahwa salah satu
menjawab salah sebanyak 33 keberhasilan suatu penyuluhan dapat
responden (100%) sebelum diberikan dipengaruhi oleh faktor penyuluh.
penyuluhan 30 responden (90,9%). Faktor penyuluh terdiri dari persiapan,
Hasil posttest yang memiliki penguasaan materi, penampilan,
jawaban paling rendah yaitu rendahnya bahasa yang digunakan, dan cara
pengetahuan dan pemahaman tentang menyampaikan informasi. Dalam hal
arti sebuah perkawinan bukan ini peneliti mengakui bahwa dalam
merupakan faktor penyebab terjadinya menyampaikan materi kurang
pernikahan di usia muda menjawab menguasai materi dan penampilan
salah 30 responden (90,9%) sebelum yang kurang menarik sehingga tidak
penyuluhan 31 responden (93,9%), mencapai nilai yang maksimal, nilai
10
yang didapatkan dalam penyuluhan Pernikahan Dini maka selanjutnya
dari kuisioner yang meningkat 21 akan dapat terbentuk sikap yang lebih
orang (63,6%), tetap 7 orang (21,2%) baik. Faktor pengetahuan yang dimiliki
dan menurun 5 orang (15,1%). responden memegang peranan penting
Melalui penyuluhan dalam penentu sikap yang utuh.
kesehatan reproduksi maka akan Pengetahuan tersebut akan membentuk
memberikan kemudahan untuk kepercayaan yang sifatnya akan
memahami materi tentang Pernikahan memberikan dasar pembentukan sikap,
Dini yang dapat berpengaruh terhadap maka harus memberikan kesan yang
sikap pencegahan responden. Sesuai kuat.
dengan teori Syafrudin (2009) bahwa Berdasarkan analisa
Penyuluhan Kesehatan merupakan penelitian terdapat peningkatan nilai
suatu proses belajar untuk rata – rata, nilai minimum dan nilai
mengembangkan pengertian yang maksimum responden sesudah
benar dan sikap positif dari individu diberikan penyuluhan kesehatan
atau kelompok terhadap kesehatan repoduksi tentang Pernikahan Dini.
yang mempunyai cara hidupnya atas Dari uraian diatas dapat disimpulkan
kesadaran dan kemauan sendiri. Hasil bahwa pemberian perlakuan berupa
penelitian menyatakan terhadap penyuluhan kesehatan mempengaruhi
pengaruh pengetahuan antara sebelum pengetahuan seseorang walaupun
dan sesudah diberi penyuluhan. Berarti belum secara keseluruhan.
dalam proses penyuluhan terdapat 3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
keberhasilan pencapaian tujuan Reproduksi Terhadap Pengetahuan
penyuluhan walaupun belum Siswa Tentang Pernikahan Dini
sepenuhnya. Tujuan penyuluhan yaitu Pada Siswa Kelas X SMA N 1
mewujudkan perubahan perilaku baik Banguntapan
pengetahuan, sikap dan praktik. Dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa
penyuluhan ini yang belum tercapai penyuluhan kesehatan reproduksi
adalah pengetahuan tentang Pernikahan Dini berpengaruh
Siswa yang memiliki terhadap pengetahuan siswa tentang
pengetahuan yang baik tentang Pernikahan Dini pada siswa kelas X
11
SMA N 1 Banguntapan Hal ini dapat Peran orang tua akan
dilihat dari peningkatan rerata nilai pentingnya pendidikan kesehatan
sebelum penyuluhan kesehatan dengan sangat penting untuk meningkatkan
nilai 88,88 dan rerata nilai sesudah pengetahuan, sikap dan perilaku
diberikan pendidikan kesehatan seseorang. Pendidikan kesehatan
dengan nilai 93,58 dengan selisih tentang kesehatan reproduksi sangat
rerata 4,70. Hasil uji statistik juga penting diberikan oleh remaja. Hal ini
menunjukkan nilai p value <0,05, sesuai yang dikemukakan oleh
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Desiyanti (2015) bahwa faktor yang
pengaruh penyuluhan kesehatan paling dominan terhadap pernikahan
reproduksi terhadap pengetahuan dini adalah faktor peran orang tua
tentang Pernikahan Dini. Peningkatan dalam komunikasi keluarga yaitu
yang terjadi menyatakan bahwa adanya hubungan antara peran orang
individu menerima pengaruh dan tua dalam komunikasi keluarga dengan
bersedia bersikap menuruti pengaruh kejadian pernikahan dini. Pengetahuan
itu dikarenakan sikap tersebut sesuai yang kurang akurat tentang kesehatan
dengan apa yang ia percayai dan sesuai reproduksi remaja terutama tentang
dengan sistem nilai yang dianutnya Pernikahan Dini yang membuat
(Azwar, 2008). masalah pada remaja dan akan
Hal ini sesuai dengan hasil berpengaruh terhadap sikap remaja.
penelitian yang dilakukan oleh Husna Jika remaja dapat memberikan sikap
(2014), mengemukakan bahwa ada positif maka dapat meminimalisir
perbedaaan sikap mengenai pernikahan terjadinya Pernikahan Dini pada
dini sebelum dan setelah diberikan remaja. Pengetahuan merupakan faktor
penyuluhan PUP, namun perbedaan penentu yang penting untuk mengubah
tersebut tidak signifikan. Berdasarkan perilaku kesehatan (Viswanath,
analisa Artinya semakin baik Ramanadhan, and Kontos, 2007). Ada
penyuluhan kesehatan yang diberikan hubungan yang signifikan antara
semakin baik pengetahuan seseorang penggunaan media pembelajaran pada
terhadap pencegahan Pernikahan Dini. penyuluhan tentang Pernikahahan Dini
dan dapat meningkatkan pengetahuan
12
remaja tentang bahaya Pernikahan beberapa faktor yang mempengaruhi
Dini terhadap kesehatan reproduksi pengetahuan antara lain pendidikan,
(Santhya, 2010). mediamassa / informasi, sosial budaya
Penelitian yang dilakukan dan ekonomi, Lingkungan,
oleh Santhya (2010) menyatakan Pengalaman, dan usia (Notoatmodjo,
bahwa efektivitas program 2007),
penyuluhan kesehatan dalam Faktor yang menyebabkan selisih
meningkatkan pengetahuan remaja nilai responden antara pretest dan
Nigeria tentang Pernikahan Dini posttest yang tidak begitu jauh antara
memberikan pengaruh yang positif lain dari media massa karena sebagian
karena hasil uji statistik menunjukkan responden sebelumnya ada yang sudah
p value 0,000. Dampak perubahan pernah mendapatkan informasi dari
sikap setelah diberikan penyuluhan media massa.
kesehatan karena dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang sehingga orang SIMPULAN
13
3. Pengetahuan tentang pernikahan dengan puskesmas dalam layanan
dini pada siswa kelas X SMA N 1 konsultasi untuk mencegah
Banguntapan sebelum dan setelah terjadinya pernikahan dini.
diberikan penyuluhan kesehatan c. Siswa SMA N 1 Banguntapan
reproduksi tentang pernikahan dini diharapkan lebih aktif lagi dalam
yaitu nilai rata – rata dari 88,88 menggali informasi yang benar
menjadi 93,58 terdapat selisih rerata tentang kesehatan reproduksi
sebesar 4,70 remaja khususnya tentang
4. Ada pengaruh yang signifikan Pernikahan Dini.
antara pendidikan kesehatan d. Adanya penelitian dapat membantu
terhadap Pengetahuan tentang sebagai salah satu bahan studi
pernikahan dini pada remaja kelas pendahuluan bagi peneliti
X SMA N 1 Banguntapan hal ini selanjutnya untuk melanjutkan atau
ditunjukkan dari hasil uji statistik mengembengkan penelitian
menggunakan paired sample t test pernikahan dini.
nilai p value sebesar 0,03 (P <0,05).
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
a. Kepala Sekolah SMA N 1 Azwar, S., 2011.Sikap dan Perilaku
Dalam Sikap Manusia Teori
Banguntapan diharapkan
dan Pengukurannya, Pustaka
memperhatikan isi program layanan Pelajar, Yogyakarta
bimbingan dan konseling yang
BKKBN., 2011. Kajian Pernikahan dini
disusun oleh guru bimbingan pada beberapa provinsi di
Indonesia:Dampak over
konseling dan memonitoring
population, akar masalah dan
pelaksanaannya dan diharapkan peran kelembagaan di daerah
dalam www.bkkbn.pt.rs.com,
untuk memberikan program layanan
diakses tanggal 10 februari
kesehatan reproduksi kepada siswa 2016
kelas X secara periodik.
Desiyanti., 2015. Faktor-Faktor yang
b. Guru Bimbingan Konseling Berhubungan Terhadap
Pernikahan Dini Pada
sebaiknya dapat memaksimalkan
Pasangan Usia Subur di
layanan konseling, bekerja sama Keamatan Mapanget Kota
Manado, Artikel
14
Penelitian, Sekolah Tinggi Notoatmodjo., 2012. Metodologi
Ilmu Kesehatan Penelitian Kesehatan, Rineka
Muhammadiyah Manado. Cipta, Jakarta
Tidak dipublikasikan
15