Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI

TERHADAP PENGETAHUAN PERNIKAHAN DINI PADA


SISWA KELAS X DI SMAN 1 BANGUNTAPAN
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
Elia Prahesti
1610104348

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI
TERHADAP PENGETAHUAN PERNIKAHAN DINI
PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1
BANGUNTAPAN
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh:
Elia Prahesti
1610104348

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

i
ii
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI
TERHADAP PENGETAHUAN PERNIKAHAN DINI PADA
SISWA KELAS X DI SMA N 1 BANGUNTAPAN1
Elia Prahesti2, Dewi Rokhanawati3
Eliaprahesti@gmail.com

Intisari: Menurut Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta angka


pernikahan di bawah umur di Daerah Istimewa Yogyakarta terbilang cukup
tinggi. Berdasarkan data dari kantor wilayah Kementerian Agama di Yogyakarta pada
tahun 2016 tercatat di Bantul (113 kasus), Gunung Kidul (88 kasus), Sleman (99
kasus), Kulon Progo (41 kasus), dan Kota Yogyakarta (36 kasus) pada studi
pendahuluan kasus terbanyak di kabupaten Bantul daerah Banguntapan yaitu
sebanyak 36 kasus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen
dengan rancangan “One Group Pretest Postest”. Jumlah sampel sebanyak 33 siswa
sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan
pernikahan dini. Analisis data bivariate menggunakan Paired Sample T-test.
Pengetahuan tentang Pernikahan Dini pada siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan
sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi tentang pengetahuan
pernikahan dini yaitu nilai rata – rata dari 88,88 menjadi 93,58 terdapat selisih rerata
sebesar 4,70. Uji statistik paired sample t test menghasilkan nilai signifikasi p value
pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang pernikahahan
dini sebesar 0,03 dengan p value 0,03(P< 0,05).
Kata Kunci: Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, Pernikahan Dini.

Abstract: According to the Ministry of Religious Affairs of Special Region of


Yogyakarta, the number of underage marriages in Special Region of Yogyakarta is
quite high. Based on data from the regional office of the Ministry of Religious Affairs
in Yogyakartain 2016, in Bantul there were 113 cases; in Gunung Kidul there were 88
cases; in Sleman there were 99 cases; in Kulon Progo there were 41 cases; and in
Yogyakarta Municipality there were 36 cases. Most of the cases in Bantul happened
in Banguntapan as many as 36 cases. This study used pre experimental research with
One Group Pretest Posttest design. The numbers of samples were 33 students as
respondents. Data collection used questionnaire about early marriage knowledge. The
bivariate data were analyzed using Paired Sample T-test. The average value of the
knowledge on early marriage of class X students in Banguntapan 1 Senior High
School before and after given reproductive health counseling was 88.88 and it was
increased to 93.58. Therefore, there was difference of mean as many as to 4.70. The
paired sample t test statistic showed the significance value of p value between health
counseling toward the knowledge on early marriage of 0.03 with p value 0.03 (P
<0.05). There is an effect of counseling on early marriage knowledge on grade X
students in Banguntapan 1 Senior High School. Counseling teachers should be able to
maximize counseling services, in collaboration with primary health center in
consultation services to prevent premature marriage.
Keyword: Early Marriage, Reproductive Health Counseling.

1
PENDAHULUAN dari seluruh kelahiran di dunia yang
mayoritas (95%) terjadi di negara sedang
Pernikahan adalah suatu jalan untuk berkembang. Di Amerika Latin dan
mewujudkan keluarga yang bahagia dan Karibia, 29% wanita muda menikah saat
kekal. Pernikahan harusnya seumur hidup mereka berusia 18 tahun. Prevalensi
dan tidak boleh berakhir begitu saja. tertinggi kasus pernikahan usia dini
Pembentukan keluarga yang kekal dan tercatat di Nigeria (79%), Kongo (74%),
bahagia itu hendaknya berdasarkan Afganistan (54%), dan Bangladesh
Ketuhanan Yang Maha Esa (Ropiah. S (51%).
2010). Indonesia termasuk negara dengan
Menurut UU Pernikahan Bab II persentase pernikahan usia muda tinggi di
pasal 6ayat 1 tahun 1974 untuk dunia yaitu rangking 27 dan merupakan
melangsungkan pernikahan seorang yang tertinggi kedua di Association of South
belum mencapai umur 21 tahun harus East Asia Nations(ASEAN) setelah
mendapat izin kedua orang tua. Kamboja. Pada tahun 2012 di Indonesia,
Pernikahan dini merupakan fenomena angka perempuan menikah usia 10-14
yang cukup sering terdengar dalam sebesar 4,2 persen, sementara perempuan
masyarakat. Penyebab pernikahan usia menikah usia 15-19 tahun sebesar 41,8
dini meliputi faktor ekonomi, rendahnya persen (BKKBN, 2012).
tingkat pendidikan, faktor orang tua dan Pusat Penelitian dan
stigma sosial (adat) tertentu. Selain itu, Pengembangan (Puslitbang) Kehidupan
perilaku seks bebas dan gencarnya Keagamaan Kementerian Agama
ekspose seks di media massa (Kemenag) menyebutkan, angka
menyebabkan remaja modern kian perceraian di Indonesia lima tahun
permisif terhadap seks. Hal ini dapat terakhir terus meningkat. Pada 2010-
menyebabkan kehamilan remaja yang 2014, dari sekitar 2 juta pasangan
memaksa mereka menikah dini. menikah, 15 persen di antaranya bercerai.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) Angka perceraian yang diputus
tahun 2012 menunjukkan bahwa pengadilan tinggi agama seluruh
sebanyak 16 juta kelahiran terjadi pada Indonesia tahun 2014 mencapai 382.231,
ibu yang berusia 15-19 tahun atau 11% naik sekitar 100.000 kasus dibandingkan

2
dengan pada 2010 sebanyak 251.208 anak, tingginya angka putus sekolah
sehingga seorang yang putus sekolah
kasus.
akan kehilangan kesempatan untuk
Menurut Kementrian Agama
memperoleh pendidikan (Raj, 2009).
Daerah Istimewa Yogyakarta angka
Akibat pernikahan dini adalah
pernikahan di bawah umur di Daerah
terputusnya akses pendidikan yaitu hanya
Istimewa Yogyakarta terbilang cukup
5,6% anak kawin dini yang masih
tinggi. Berdasarkan data dari kantor
melanjutkan sekolah setelah kawin.
wilayah Kementerian Agama di
Remaja yang telah mengalami
Yogyakarta pada tahun 2016 tercatat di
pernikahan dini akan merasa berbeda
Bantul (113 kasus), Gunung Kidul (88
serta merasa malu jika melanjutkan
kasus), Sleman (99 kasus), Kulon Progo
pendidikan, selain itu tanggung jawab
(41 kasus), dan Kota Yogyakarta (36
sebagai pasangan suami-isteri tentu
kasus)pada studi pendahuluan kasus
menambah beban remaja disamping
terbanyak di kabupaten Bantul daerah
tanggung jawab mereka sebagai peserta
Banguntapan yaitu sebanyak 36 kasus.
didik (Fazriyati, 2011).
Dampak pernikahan dini dari sudut
Pemerintah telah berupaya untuk
kesehatan menurut Hanum (2007)
menurunkan dampak dari pernikahan dini
mengatakan bahwa dampak pernikahan
dengan membuat suatu program. Undang
dini mempunyai dampak negative baik
– undang No. 52 tahun 2009 menekankan
bagi ibu maupun anaknya. Alat
bahwa perkembangan kependudukan dan
reproduksi wanita yang menikah dini
pembangunan keluarga telah
belum semuanya matang sehingga belum
mengamatkan perlunya pengendalian
semuanya siap difungsikan.Secara
kualitas, peningkatan kualitas pengarahan
mental, wanita yang menikah dini belum
mobilitas penduduk agar mampu menjadi
siap melakukan peran dan tugas baru baik
sumberdaya yang tangguh bagi
sebagai istri maupun ibu. Hal ini yang
pembangunan dan ketahan nasional.
menyebabkan keluarga menjadi tidak
Pemerintah telah membuat program
harmonis. Kemudian dampak pernikahan
generasi berencana goes to school dan
dini memunculkan stress dan akan
goes to campus dan program
berujung pada perceraian, kemudian
pendewasaan usia pernikahan (PUP)
terjadi kecenderungan kekerasan pada
3
adalah dua program BKKBN yang alasan ekonomi juga menjadi latar
diberikan pada para remaja Indonesia belakang orang tua segera menikahkan
bertujuan untuk mewujudkan penyiapan anak perempuannya, sehingga pendidikan
kehidupan keluarga bagi remaja untuk anak perempuan tidak dianggap
(BKKBN, 2011). penting (Munawara, 2015).
Dalam upaya pencegahan pernikahan
METODE PENELITIAN
dini kepala desa juga bekerjasama dengan
masyarakat untuk mencegah terjadinya Penelitian ini bertujuan untuk
pernikahan dini dengan cara memberikan mengetahui apakah ada pengaruh
penyuluhan terkait usia yang baik untuk penyuluhan kesehatan reproduksi
pernikahan anak tujuannya adalah orang terhadap pengetahuan pernikahan
tua harus mengetahui batas umur dinipada siswa kelas X di SMA 1
menikah dalam agama islam, didikan Banguntapan Bantul.
orang tua harus mengutamakan persoalan Jenis penelitian pra eksperimen
pribadi missal anak putri selain sekolah dengan rancangan One Group Pretest
juga mengisi waktu dengan cara Postest. Populasi dalam penelitian ini
mengajarkannya memasak, sementara adalah semua siswa kelas X SMAN 1
untuk anak laki – laki mengarahkannya Banguntapan sebanyak 33 siswa.
dengan cara menolong orang tua untuk Teknik pengambilan sampel yang
bekerja (Ningsih, 2013). digunakan adalah teknik sampel acak
Pandangan masyarakat tentang (probability sampling) dengan metode
pernikahan dini adalah merupakan hal simple random sampling. Teknik.
yang biasa. Anak perempuan kebanyakan Kuesioner yang digunakan dalam
diperintahkan untuk segera menikah oleh penelitian ini adalah kuesioner tertutup
orang tuanya, alasan yang melatar yang sudah disediakan jawabannya
belakangi adalah mematuhi hukum adat – terkait dengan pengetahuan responden
istiadat yang ada sejak jaman nenek yaitu tentang pengetahuan Kesehatan
moyang dan anjuran agama. Hal tersebut Reproduksi Terhadap Pernikahan Dini.
dikarenakan kekhawatiran orang tua agar
anak perempuannya tersebut selamat dari
mitos perawan tua, selain alasan tersebut,

4
HASIL DAN PEMBAHASAN pengetahuan tetap sebanyak 7 responden
(21,2 %) dan menurun sebanyak 5
pada penelitian ini terdiri dari variabel
responden (15,1%).
dependen dan variabel independen yaitu
tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
penyuluhan kesehatan reproduksi
dari 33 responden setelah diberikan
terhadap Pengetahuan tentang pernikahan
pendidikan kesehatan sebagian besar
dini pada siswa:
mengalami peningkatan pengetahuan
Deskripsi Pengetahuan Siswa
yaitu sebanyak 21 responden (63,6 %),
Sebelum dan Sesudah Diberikan
pengetahuan tetap sebanyak 7 responden
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
(21,2 %) dan menurun sebanyak 5
tentang pengetahuan pernikahan dini
responden (15,1%).
pada siswa kelas X SMA N 1
Pengetahuan Siswa tentang
Banguntapan
Pernikahan Dini Sebelum Mengikuti
Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Siswa
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
Sebelum dan Sesudah Diberikan
Siswa kelas X SMA N 1 Banguntapan
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Tabel 4.2Pengetahuan Siswa tentang
tentang pernikahan dini
Pernikahan Dini Sebelum Mengikuti
Pengetahuan Frekuensi % Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada
siswa kelas X di SMA N 1 Banguntapan.
Meningkat 21 63,6%

Tetap 7 21,2% Pengetahuan N Mean Min Max

Menurun 5 15,1% Pengetahuan 33 88,88 68 100


Pretest
Total 33 100%
Sumber: Data Primer 2017
Sumber: Data Primer (2017)
Berdasarkan tabel 2 sikap pretest
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa menunjukan bahwa sampel sebanyak 33
dari 33 responden setelah diberikan responden dengan nilai mean pretest
pendidikan kesehatan sebagian besar 88,88 nilai minimal 68 dan nilai
mengalami peningkatan pengetahuan maksimal 100. Hasil nilai diatas
yaitu sebanyak 21 responden (63,6 %), menunjukkan nilai yang cukup baik
5
sebelum mengikuti pendidikan kesehatan pengetahuan, sikap dan perilaku
dikarenakan sebagian responden sudah responden dalam memelihara dan
mengetahui tentang Pernikahan Dini meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
yang didapatkan antara lain dari media
massa seperti televisi dan internet,dari Pada penelitian ini perbedaan
tenaga kesehatan, guru, saudara, dan sikap responden sebelum dan sesudah
orang tua diberikan penyuluhan kesehatan di
Pengetahuan Siswa tentang identifikasikan dengan menggunakan
Pernikahan Dini Setelah Penyuluhan analisis bivariate dengan dilakukan uji
Kesehatan Reproduksi pada Siswa kelas normalitas data terlebih dahulu
X SMA N 1 Banguntapan. menggunakan kolmogorov-smirnov. Hasil
Tabel 3 Pengetahuan Siswa tentang distribusi pada penelitian ini adalah
Pernikahan Dini Setelah Penyuluhan normal. Sehingga uji statistik yang
Kesehatan Reproduksi pada siswa kelas digunakan yaitu paired sample t-test.
X SMA N 1 Banguntapan. Tabel 4 Pengetahuan remaja tentang
Pernikahan Dini sebelum dan setelah
penyuluhan kesehatan pada siswa kelas X
Indikator Mean Mean Selisi P
SMA N 1 Banguntapan
Pretes Posttes h
t t rerata
Pengetahuan N Mean Min Max
Pengetahua 88,88 93,58 4,70 0,0
n 3 Pengetahuan 33 93,58 86 100
Posttest
Sumber: Data Primer 2017
Sumber: Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 3 sikap posttest
menunjukan bahwa sampel sebanyak 33
Hasil penelitian berdasarkan
responden dengan nilai mean posttest
tabel 4 diatas diketahui bahwa nilai mean
93,58 nilai minimal 86 dan nilai
pretest sebesar 88,88 dan posttest sebesar
maksimal 100. Hasil nilai dari responden
93,58 dengan selisih rerata 4,70. Hasil
meningkat setelah mengikuti penyuluhan
statistik membuktikan ada pengaruh
kesehatan. Hal ini dikarenakan
pendidikan kesehatan terhadap
penyuluhan kesehatan meningkatkan
pengetahuan Siswa Tentang Pernikahan
6
Dini pada siswa kelas X SMA N 1 objek mengandung dua aspek yaitu aspek
Banguntapan dimana nilai p-value 0,03. positif dan aspek negatif. (Notoatmodjo
Data yang diperoleh dari kuesioner ,2007)
kemudian diolah kemudian hasil olah Berdasarkan hasil penelitian
data dianalisa dan disusun untuk tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata–
dijadikan pembahasan. Membandingkan rata responden sebelum diberikan
dengan teori atau penelitian terdahulu. pendidikan kesehatan sudah cukup baik
Pembahasan dilakukan berdasarkan yaitu 88,88 %, walaupun ada salah
hipotesis dan tujuan penelitian.Penelitian seorang yang pengetahuan nya masih
ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kurang, hal ini ditunjukan dengan nilai
penyuluhan kesehatan reproduksi minimum atau terendah responden
terhadap pengetahuan tentang sebesar 68. Hal ini dikarenakan ada
Pernikahan Dini. Analisa data yang beberapa faktor yang mempengaruhi
dilakukan dengan melihat hasil pretest pengetahuan antara lain pendidikan,
dan posttest pada siswa kelas X SMA N 1 mediamassa / informasi, sosial budaya
Banguntapan. dan ekonomi, Lingkungan, Pengalaman,
1. Pengetahuan Remaja Tentang dan usia (Notoatmodjo, 2007).
Pernikahan Dini Sebelum Mengikuti Berdasarkan hasil distribusi
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi frekuensi kuesioner pretest siswa yang
Kelas X di SMA N 1 Yogyakarta menjawab Menikah adalah suatu
Hasil penelitian tentang penyuluhan hubungan yang memiliki umur yang
Kesehatan Reproduksi tentang cukup dewasa menjawab benar sebanyak
pernikahan dini sebelum diberikan 33 responden (100%) , menjawab salah
penyuluhan kesehatan pada siswa kelas X pernikahan bagi perempuan tidak perlu
SMA N 1 Banguntapan menunjukan pada umur ideal karena tidak berpengaruh
nilai rata–rata yaitu sebesar 88,88 dengan dengan kesehatan reproduksi sebanyak 33
nilai minimal 68 dan maksimal 100. responden (100%), pernikahan bagi
Pengetahuan atau kognitif merupakan perempuan tidak memandang umur yang
domain yang sangat penting untuk menjawab salah ada 33 responden
terbentuknya tindakan seseorang. (100%). Selain itu pasangan usia muda
Pengetahuan seseorang tentang suatu tidak menyebabkan pertambahan

7
penduduk semakin pesat yang menjawab televisi, surat kabar, majalah dan lain –
salah ada 33 responden (100%) ini karena lain yang mempunyai pengaruh dalam
secara biologis dan psikologis usia ideal menambah pengetahuan. Hal ini sejalan
menikah adalah 20-25 tahun bagi wanita, dengan yang dikemukakan Notoatmodjo
kemudian 25-30 tahun bagi pria. Usia (2007), bahwa media massa
tersebut dianggap masa yang paling baik mempengaruhi pengetahuan. Informasi
untuk berumah tangga, karena sudah yang diperoleh baik dari pendidikan
matang dan bisa berfikir dewasa. formal maupun non formal dapat
Menurut penelitian Pratama (2014) memberikan pengaruh jangka pendek
pernikahan dini merupakan suatu kondisi (immediate impact) sehingga
atau kejadian yang tidak baik, tidak wajar menghasilkan perubahan atau
dan sangat mengkhawatirkan, yang peningkatan pengetahuan. Majunya
berdampak kehilangannya masa depan teknologi akan tersedia bermacam-
remaja dalam proses pembentukan jati macam media massa yang dapat
diri akibat pergaulan bebas yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat
mencoreng nama keluarga yang membuat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
orang tua terpaksa menikahkan anaknya, komunikasi, berbagai bentuk media
yang secara tidak langsung pernikahan massa seperti televisi, radio, surat kabar,
dini ini juga telah menjadi keputusan dari majalah, penyuluhan dan lain-lain
orang tua. mempunyai pengaruh besar terhadap
Hasil pretest yang memiliki pembentukan opini dan kepercayan
jawaban paling rendah yaitu pemerintah orang. Dalam penyampaian informasi
menetapkan dalam undang-undang untuk sebagai tugas pokoknya, media massa
wanita usia menikah > 16 tahun dan laki- membawa pula pesan-pesan yang berisi
laki > 19 tahun siswa yang menjawab sugesti yang dapat mengarahkan opini
benar berjumlah 15 responden (45,4%) seseorang. Adanya informasi baru
hal ini disebabkan karena di SMA N 1 mengenai sesuatu hal memberikan
Banguntapan belum terpaparkan materi landasan kognitif baru bagi terbentuknya
tentang pernikahan dini. pengetahuan terhadap hal tersebut
Media massa sebagai sarana
komunikasi berbagai bentuk seperti

8
2. Pengetahuan Siswa Tentang merupakan usia yang baik/ideal untuk
Pernikahan Dini Setelah Mengikuti menikah menjawab benar 33
Penyuluhan Kesehatan Pada Siswa responden (100%) sebelum diberi
Kelas X di SMA N 1 Banguntapan. penyuluhan berjumlah 32 responden
Hasil penelitian pengetahuan (96,9%), usia yang banyak mengalami
setelah diberikan penyuluhan komplikasi kehamilan pada usia < 20
kesehatan reproduksi tentang tahun dan > 35 tahun berjumlah 32
pernikahan dini mengalami responden (96,9%) sebelum diberi
peningkatan yaitu responden yang penyuluhan 29 responden (87,9%),
mengalami peningkatan tinggi yaitu kematian ibu terjadi akibat usia
sebanyak 21 responden (63,6%), menikah < 20 tahun menjawab benar
responden dengan pengetahuan tetap sebanyak 32 responden (96,9%)
sebanyak 7 responden (21,2%), sebelum diberikan penyuluhan 27
responden dengan pengetahuan responden (81,8%), kematian bayi
menurun sebanyak 5 responden terjadi akibat usia menikah < 20 tahun
(15,1%). Data tersebut menunjukkan menjawab benar sebanyak 32
adanya peningkatan pengetahuan siswa responden (96,9%) sebelum diberikan
tentang pernikahan dini. penyuluhan 27 responden (81,8%),
Peningkatan pengetahuan ini hambatan terhadap kehamilan terjadi
dipengaruhi oleh jawaban pada akibat usia menikah < 20 tahun
kuesioner yang banyak mengalami menjawab benar sebanyak 33
peningkatan sebelum di berikan responden (100%) sebelum diberikan
penyuluhan terdapat 88,88 % nilai penyuluhan 26 responden (78,7%),
pengetahuan tentang pernikahan dini pemerintah menetapkan dalam
yang di dapat dari responden. Setelah undang-undang untuk wanita usia
dilakukan penyuluhan terdapat 93,58 menikah > 16 tahun dan laki-laki > 19
% nilai pengetahuan tentang tahun menjawab benar sebanyak 17
pernikahan dini. responden sebelum diberikan
Selain itu pada distribusi penyuluhan 15 responden (45,4%),
frekuensi kuesioner terdapat menurut kesehatan reproduksi usia
peningkatan Usia 21-30 tahun menikah di atas 20 tahun menjawab

9
benar sebanyak 33 responden (100%) tingginya angka kematian bayi bukan
sebelum diberikan penyuluhan 30 merupakan dampak kehamilan di usia
responden (90,9%), pernikahan dini muda menjawab salah 29 responden
adalah hal yang harus (87,8%) sebelum penyuluhan 32
dicegah/dihindari menjawab benar responden (96,9%), kematangan jiwa
sebanyak 33 responden (100%) tidak menjadi faktor keharmonisan
sebelum diberikan penyuluhan 30 pernikahan menjawab salah 31
responden (90,9%), pernikahan responden (96,9%) sebelum diberikan
sebaiknya dilakukan pada usia < 20 penyuluhan 32 responden (96,9%)
menjawab salah sebanyak 33 hasil dari kuesioner yang menurun ini
responden (100%) sebelum diberikan menurut teori dari Martanegara (2003)
penyuluhan 29 responden (87,8%), tingkat kemampuan penyuluh, yaitu
kasus perceraian bukan merupakan pengetahuan dan keterampilan
dampak dari mudanya usia pada waktu penyuluh dalam memberikan informasi
menikah menjawab salah sebanyak 33 dan keadaan alat bantu yang kurang
responden (100%) sebelum diberikan menarik bisa berpengaruh terhadap
penyuluhan 28 responden (84,8), menurunnya nilai yang didapat dari
remaja yang menikah diusia muda soal kuesioner.
tidak perlu mencari pekerjaan karena Seperti yang dikemukakan oleh
keuangan ditanggung suaminya Fitriani (2011) bahwa salah satu
menjawab salah sebanyak 33 keberhasilan suatu penyuluhan dapat
responden (100%) sebelum diberikan dipengaruhi oleh faktor penyuluh.
penyuluhan 30 responden (90,9%). Faktor penyuluh terdiri dari persiapan,
Hasil posttest yang memiliki penguasaan materi, penampilan,
jawaban paling rendah yaitu rendahnya bahasa yang digunakan, dan cara
pengetahuan dan pemahaman tentang menyampaikan informasi. Dalam hal
arti sebuah perkawinan bukan ini peneliti mengakui bahwa dalam
merupakan faktor penyebab terjadinya menyampaikan materi kurang
pernikahan di usia muda menjawab menguasai materi dan penampilan
salah 30 responden (90,9%) sebelum yang kurang menarik sehingga tidak
penyuluhan 31 responden (93,9%), mencapai nilai yang maksimal, nilai

10
yang didapatkan dalam penyuluhan Pernikahan Dini maka selanjutnya
dari kuisioner yang meningkat 21 akan dapat terbentuk sikap yang lebih
orang (63,6%), tetap 7 orang (21,2%) baik. Faktor pengetahuan yang dimiliki
dan menurun 5 orang (15,1%). responden memegang peranan penting
Melalui penyuluhan dalam penentu sikap yang utuh.
kesehatan reproduksi maka akan Pengetahuan tersebut akan membentuk
memberikan kemudahan untuk kepercayaan yang sifatnya akan
memahami materi tentang Pernikahan memberikan dasar pembentukan sikap,
Dini yang dapat berpengaruh terhadap maka harus memberikan kesan yang
sikap pencegahan responden. Sesuai kuat.
dengan teori Syafrudin (2009) bahwa Berdasarkan analisa
Penyuluhan Kesehatan merupakan penelitian terdapat peningkatan nilai
suatu proses belajar untuk rata – rata, nilai minimum dan nilai
mengembangkan pengertian yang maksimum responden sesudah
benar dan sikap positif dari individu diberikan penyuluhan kesehatan
atau kelompok terhadap kesehatan repoduksi tentang Pernikahan Dini.
yang mempunyai cara hidupnya atas Dari uraian diatas dapat disimpulkan
kesadaran dan kemauan sendiri. Hasil bahwa pemberian perlakuan berupa
penelitian menyatakan terhadap penyuluhan kesehatan mempengaruhi
pengaruh pengetahuan antara sebelum pengetahuan seseorang walaupun
dan sesudah diberi penyuluhan. Berarti belum secara keseluruhan.
dalam proses penyuluhan terdapat 3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
keberhasilan pencapaian tujuan Reproduksi Terhadap Pengetahuan
penyuluhan walaupun belum Siswa Tentang Pernikahan Dini
sepenuhnya. Tujuan penyuluhan yaitu Pada Siswa Kelas X SMA N 1
mewujudkan perubahan perilaku baik Banguntapan
pengetahuan, sikap dan praktik. Dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa
penyuluhan ini yang belum tercapai penyuluhan kesehatan reproduksi
adalah pengetahuan tentang Pernikahan Dini berpengaruh
Siswa yang memiliki terhadap pengetahuan siswa tentang
pengetahuan yang baik tentang Pernikahan Dini pada siswa kelas X

11
SMA N 1 Banguntapan Hal ini dapat Peran orang tua akan
dilihat dari peningkatan rerata nilai pentingnya pendidikan kesehatan
sebelum penyuluhan kesehatan dengan sangat penting untuk meningkatkan
nilai 88,88 dan rerata nilai sesudah pengetahuan, sikap dan perilaku
diberikan pendidikan kesehatan seseorang. Pendidikan kesehatan
dengan nilai 93,58 dengan selisih tentang kesehatan reproduksi sangat
rerata 4,70. Hasil uji statistik juga penting diberikan oleh remaja. Hal ini
menunjukkan nilai p value <0,05, sesuai yang dikemukakan oleh
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Desiyanti (2015) bahwa faktor yang
pengaruh penyuluhan kesehatan paling dominan terhadap pernikahan
reproduksi terhadap pengetahuan dini adalah faktor peran orang tua
tentang Pernikahan Dini. Peningkatan dalam komunikasi keluarga yaitu
yang terjadi menyatakan bahwa adanya hubungan antara peran orang
individu menerima pengaruh dan tua dalam komunikasi keluarga dengan
bersedia bersikap menuruti pengaruh kejadian pernikahan dini. Pengetahuan
itu dikarenakan sikap tersebut sesuai yang kurang akurat tentang kesehatan
dengan apa yang ia percayai dan sesuai reproduksi remaja terutama tentang
dengan sistem nilai yang dianutnya Pernikahan Dini yang membuat
(Azwar, 2008). masalah pada remaja dan akan
Hal ini sesuai dengan hasil berpengaruh terhadap sikap remaja.
penelitian yang dilakukan oleh Husna Jika remaja dapat memberikan sikap
(2014), mengemukakan bahwa ada positif maka dapat meminimalisir
perbedaaan sikap mengenai pernikahan terjadinya Pernikahan Dini pada
dini sebelum dan setelah diberikan remaja. Pengetahuan merupakan faktor
penyuluhan PUP, namun perbedaan penentu yang penting untuk mengubah
tersebut tidak signifikan. Berdasarkan perilaku kesehatan (Viswanath,
analisa Artinya semakin baik Ramanadhan, and Kontos, 2007). Ada
penyuluhan kesehatan yang diberikan hubungan yang signifikan antara
semakin baik pengetahuan seseorang penggunaan media pembelajaran pada
terhadap pencegahan Pernikahan Dini. penyuluhan tentang Pernikahahan Dini
dan dapat meningkatkan pengetahuan

12
remaja tentang bahaya Pernikahan beberapa faktor yang mempengaruhi
Dini terhadap kesehatan reproduksi pengetahuan antara lain pendidikan,
(Santhya, 2010). mediamassa / informasi, sosial budaya
Penelitian yang dilakukan dan ekonomi, Lingkungan,
oleh Santhya (2010) menyatakan Pengalaman, dan usia (Notoatmodjo,
bahwa efektivitas program 2007),
penyuluhan kesehatan dalam Faktor yang menyebabkan selisih
meningkatkan pengetahuan remaja nilai responden antara pretest dan
Nigeria tentang Pernikahan Dini posttest yang tidak begitu jauh antara
memberikan pengaruh yang positif lain dari media massa karena sebagian
karena hasil uji statistik menunjukkan responden sebelumnya ada yang sudah
p value 0,000. Dampak perubahan pernah mendapatkan informasi dari
sikap setelah diberikan penyuluhan media massa.
kesehatan karena dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang sehingga orang SIMPULAN

tersebut dapat memahami tentang Berdasarkan hasil penelitian dan


sikap pencegahan Pernikahan Dini. pembahasan yang dilakukan maka
Penelitian ini dari hasil dapat disimpulkan beberapa hal
kuesioner pretest dan posttest peneliti sebagai berikut:
menemukan adanya pengaruh 1. Pengetahuan tentang pernikahan
penyuluhan kesehatan reproduksi dini pada remaja kelas X SMA N 1
terhadap pengetahuan remaja tentang Banguntapan, sebelum diberikan
Pernikahan Dini pada siswa kelas X pendidikan kesehatan nilai rata –
SMA N 1 Banguntapan. Dari hasil uji ratanya adalah 88,88 nilai minimum
statistik menggunakan paired t test 68 dan nilai maksimum 100.
nilai p = 0,03, sehingga p value < 0,05 2.Pengetahuan tentang pernikahan
dan ada perubahan yang signifikan. dini pada siswa kelas X SMA N 1
Nilai selisih rata – rata antara Banguntapan setelah diberikan
sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan kesehatan nilai rata –
pendidikan kesehatan cukup banyak ratanya adalah 93,58 nilai minimum
yaitu 4,70. Hal ini dikarenakan ada 86 dan nilai maksimum 100.

13
3. Pengetahuan tentang pernikahan dengan puskesmas dalam layanan
dini pada siswa kelas X SMA N 1 konsultasi untuk mencegah
Banguntapan sebelum dan setelah terjadinya pernikahan dini.
diberikan penyuluhan kesehatan c. Siswa SMA N 1 Banguntapan
reproduksi tentang pernikahan dini diharapkan lebih aktif lagi dalam
yaitu nilai rata – rata dari 88,88 menggali informasi yang benar
menjadi 93,58 terdapat selisih rerata tentang kesehatan reproduksi
sebesar 4,70 remaja khususnya tentang
4. Ada pengaruh yang signifikan Pernikahan Dini.
antara pendidikan kesehatan d. Adanya penelitian dapat membantu
terhadap Pengetahuan tentang sebagai salah satu bahan studi
pernikahan dini pada remaja kelas pendahuluan bagi peneliti
X SMA N 1 Banguntapan hal ini selanjutnya untuk melanjutkan atau
ditunjukkan dari hasil uji statistik mengembengkan penelitian
menggunakan paired sample t test pernikahan dini.
nilai p value sebesar 0,03 (P <0,05).
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
a. Kepala Sekolah SMA N 1 Azwar, S., 2011.Sikap dan Perilaku
Dalam Sikap Manusia Teori
Banguntapan diharapkan
dan Pengukurannya, Pustaka
memperhatikan isi program layanan Pelajar, Yogyakarta
bimbingan dan konseling yang
BKKBN., 2011. Kajian Pernikahan dini
disusun oleh guru bimbingan pada beberapa provinsi di
Indonesia:Dampak over
konseling dan memonitoring
population, akar masalah dan
pelaksanaannya dan diharapkan peran kelembagaan di daerah
dalam www.bkkbn.pt.rs.com,
untuk memberikan program layanan
diakses tanggal 10 februari
kesehatan reproduksi kepada siswa 2016
kelas X secara periodik.
Desiyanti., 2015. Faktor-Faktor yang
b. Guru Bimbingan Konseling Berhubungan Terhadap
Pernikahan Dini Pada
sebaiknya dapat memaksimalkan
Pasangan Usia Subur di
layanan konseling, bekerja sama Keamatan Mapanget Kota
Manado, Artikel

14
Penelitian, Sekolah Tinggi Notoatmodjo., 2012. Metodologi
Ilmu Kesehatan Penelitian Kesehatan, Rineka
Muhammadiyah Manado. Cipta, Jakarta
Tidak dipublikasikan

Raj, A.& Sanggurti, N 2009.Prevalensi


Fazriati. 2011. Faktor-Faktor Penyebab of child Marriage And Its
Terjadinya Pernikahan usia Effect On Fertility Control
Muda Dan Dampaknya Outcome Of Young Women
Terhadap Pola Asuh Keluarga :Crossectional, Observasi
Di Desa Tembung Kecamatan Study. Available from : Http
Perut Sei Tuan: Deli Serdang . ://www. Thclancet.Com

Firiani, S., 2011.Promosi Kesehatan, Ropiah. S. 2011. Prinsip Perkawinan


GrahaI lmu, Yogyakarta. Menurut Hukum Islam dan
Undang-undang No.1/1974
Husna., 2014. Pengaruh Penyuluhan (Studi analisis tentang
Pendewasaan Usia Pernikahan Monogami dan poligami).
(PUP) Terhadap Sikap Siswi Jurnal maslahah. Vol.2. No.
Kelas XI Mengenai 1.
Pernikahan Dini Di SMAN 2
Banguntapan Tahun 2014, Santhya., 2010. Assoiations Between
Skripsi Universitas ‘Aisyiyah Early Marriage and Young
Yogyakarta. Tidak Womens Marital and
dipublikasikan Reprodutive Health Outome:
Evidene from India. Proquest
Nursing & Allied Health
Munawara. 2015. Budaya Pernikahan Soure. 36 (3)132-139
Dini Terhadap Kesehataan
Gender Masyarakat Madura
.Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Sugiyono., 2010. Statistika Untuk
Politik.Vol 4. No 3. Penelitian, Alafabeta,
Bandung.
Ningsih. K. 2013. Mencegah
pernikahan dini untuk
membentuk generasi Viswanath K. Ramanadhan S. Kontos
berkualitas Preventing early- EZ. 2007. Macrosocial
age marriage to establish Determinants of Population
qualified generation. Jurnal Health. New York: Springer.
Masyarakat, Kebudayaan dan
Politik. Vol 26. 35-54. No 1. WH0. 2012. World Health Statistics
2012. Geneva.. Switzerland:
Notoatmodjo , 2007.Promosi World Health Organitation
Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Rineka Cipta, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai