Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH RPS 6

“TEORI PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN


PENGANGGURAN”

OLEH KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


- I MADE MILIYANTA SUTAMAWAN (1707511065)
- REFO GHALIH GUMELAR (1707511067)
- A.A. ISTRI RATNA DEWI (1707511068)
- WAYAN PEBRI ANDIKA PUTRI (1707511069)

MATA KULIAH : EKONOMI PEMBANGUNAN (EKI 211 C4)


NAMA DOSEN : Dr. I Gede Wardana, S.E, M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul Teori Pertumbuhan
Penduduk dan Pengangguran. Adapun di dalam pembuatan makalah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak
lepas dari itu,kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri dan bagi orang yang
membacanya. Kami mohon maaf jika di dalam penyusun makalah ini terdapat kesalahan-
kesalahan yang tidak sengaja kami perbuat. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.

Jimbaran, Pebruari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER…………...……………………………….……...……………………..1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................................. 5
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1. Pertumbuhan Penduduk ...................................................................................................... 6
2.2. Teori Penduduk ................................................................................................................. 11
2.3. Pengangguran dan Pembangunan ..................................................................................... 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 22
3.1.Kesimpulan ........................................................................................................................ 22
3.2.Saran .................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penduduk adalah orang atau sekelompok orang yang tinggal di suatu tempat. Adapun
yang dimaksud penduduk Indonesia adalah orang-orang yang menetap di Indonesia.
Berdasarkan publikasi dari Badan Pusat Statistik (BPS), hasil sensus pada tahun 2000
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 202,9 juta jiwa. Dilihat dari jumlah
penduduk yang demikian banyaknya, Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi
beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk yang besar
mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah penduduk yang
besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas akan
merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat menguntungkan bagi usaha-
usaha pembangunan di segala bidang.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta
budaya yang luar biasa. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia termasuk tinggi, yakni
sekitar 1,98% per tahun. Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam
besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal tersebut
menandakan bahaya secara langsung yang dihadapi mengenai dampak dari pertumbuhan
penduduk, sehingga untuk negara berkembang akan mengalami kesulitan dalam penyerapan
tenaga kerja dalam waktu yang singkat. Akan tetapi keprihatinan ekonomi yang paling dasar
adalah bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat membatasi investasi dan menghambat
kenaikan produktifitas serta pendapatan tenaga kerja.
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh negara
berkembang salah satunya negara Indonesia. Di Indonesia pengangguran merupakan masalah
yang sangat penting untuk diselesaikan mengingat angka atau besaran tingkat pengangguran
yang mengalami kenaikan tiap tahunnya diikuti bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah
angkatan kerja Indonesia. Tingginya tingkat pengangguran dalam suatu negara dapat
membawa dampak negatif terhadap perekonomian negara tersebut. Dimana, pengangguran
akan menjadi beban tersendiri, tidak hanya bagi pemerintah, namun juga berdampak terhadap
keluarga, lingkungan, dan lain sebagainya. Angka pengangguran yang rendah dapat
mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta dapat mencerminkan adanya
4
peningkatan kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan pendapatan, oleh
karena itu kesejahteraan penduduk meningkat.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Pertumbuhan Penduduk
1.2.2. Teori Penduduk
1.2.3. Pengangguran dan Pembangunan
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk Mengetahui Pertumbuhan Penduduk
1.3.2. Untuk Mengetahui Teori Penduduk
1.3.3. Untuk Mengetahi Pengangguran dan Pembangunan
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Tersedianya Sumber Pengetahuan Bagi Mahasiswa
1.4.2. Dapat Menambah Wawasan Bagi Mahasiswa
1.4.3. Dapat Menambah Prestasi Mahasiswa

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah suatu keadaan perubahan yang terjadi pada sewaktu-
waktu serta dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu pada suatu populasi
menggunakan per waktu unit dalam pengukurannya. Negara Indonesia memiliki jumlah
penduduk yang sangat banyak, jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya akan bertambah
terus menerus. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah maka
pemerintah harus lebih giat dalam memperbaiki kualitas penduduknya. Salah satu cara yang
dilakukan dalam memperbaiki kualitas penduduk ialah dalam aspek pendidikan. Istilah
pertumbuhan penduduk sering dihubungkan dengan manusia dan digunakan dalam sebutan
demografi nilai pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor
yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada
khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga
akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun
penurunannya. Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu
wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase. Nilai
pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah
populasi meningkat.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk


Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi adanya pertumbuhan penduduk
dalam suatu daerah ialah sebagai berikut :
1. Faktor Kelahiran (Fertilitas)
Terjadinya kelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pernikahan
diusia muda dan tidak melakukan program Keluarga Berencana (KB) yang telah diterapkan
oleh pemerintah sehingga akan meningkatnya angka kelahiran (Fertilitas). Dengan adanya
kelahiran seorang anak maka akan menambah jumlah penduduk didaerah tersebut sehingga
mengakibatkan pertumbuhan penduduk
 Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain :
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan
malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
6
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada
anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.

 Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:


- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi
laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak
diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.

 Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain
- Kepercayaan dan agama. Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan
KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya
mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding
bila peserta KB banyak
- Tingkat pendidikan. Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan
pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan
mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
- Kondisi perekonomian. Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan
perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu
negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
- Kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan
kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak
stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
- Adat istiadat di masyarakat. Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi
jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-
banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau
sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

7
- Kematian dan kesehatan. Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran
bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian
bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
- Struktur Penduduk. Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah
kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih
banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

2. Faktor Kematian (Mortalitas)


Terjadinya kematian dapat pengaruhi oleh beberapa faktor pendorong dan
penghambat kematian. Faktor pendorong yang mengakibatkan adanya kematian diantaranya
adalah kurang menjaga kesehatan, tingkat kemiskinan yang berlebih, saran dan prasarana
didaerah tersebut kurang seperti Rumah sakit, Klinik, Puskesmas, Apotik, dan lain
sebagainya yang menyebabkan adanya wabah penyakit, kurangnya asupan gizi dan pola
makan yang tidak teratur. Faktor penghambat kematian (Mortalitas) diantaranya ialah
menjaga kesehatan, makan makanan yang bergizi, olahraga yang teratur, pola makan yang
teratur, tingkat kemiskinan yang rendah, dan sarana kesehatan yang baik dan lengkap.
Kematian individu akan mengurangi jumlah penduduk didaerah tersebut.
 Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

 Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)


Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

8
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor – Faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah :
1. Persediaan sumber daya alam. Pengertian mengenai perubahan ini sangat penting
dalam kaitannya dengan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, dan
memang jenis sumberdaya inilah yang seringkali dikhawatirkan akan segera
punah.
2. Lingkungan sosial budaya. Subyek utama dalam mengungkap permasalahan
lingkungan hidup adalah manusia. Manusia dan lingkungan hidup (alam) memiliki
hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memberi dan menerima pengaruh
satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif, sedangkan
pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif.
3. Potensi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi atau usaha meningkatkan pendapatan per
kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi, dan
manajemen.
4. Alat masa depan. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi
wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan
anak.
(https://alvinmod.wordpress.com/2014/11/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pertumbuhan-penduduk/)

Macam-Macam Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk yaitu perubahan populasi yang dapat terjadi sewaktu-waktu
dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi.
Pertumbuhan penduduk secara umum dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pertumbuhan alami,
pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.

9
1. Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami yaitu pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih antara kelahiran seorang bayi dan kematian. Jadi setiap harinya di hitung berapa
banyak jiwa yang lahir dan juga berapa banyak jiwa yang telah meninggal. Contohnya,
jumlah penduduk di suatu Negara pada pertengahan tahun 2010 sebesar 25.000.000 jiwa.
Pada tahun tersebut terdapat kelahiran jiwa sebanyak 1.500.000 jiwa dan kematian 800.000
jiwa. Jadi pertumbuhan penduduk alami yaitu 1500.000 – 800.000 jiwa. Jadi pertumbuhan
alaminya yaitu 700.000 jiwa.
Hasil pertumbuhan penduduk alami didapat dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah
kematian.
Rumusnya : T = L – M
Keterangan :
 T =jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
 L = jumlah kelahiran per tahun
 M = jumlah kematian per tahun

2. Pertumbuhan Migrasi
Pertumbuhan penduduk selanjutnya yaitu pertumbuhan migrasi. Pertumbuhan
penduduk migrasi yaitu pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih keluar dan
masuknya migrasi atau imigrasi. Pertumbuhan ini terkadang juga tidak menguntungkan,
karena dalam padatnya penduduk di negeri ini, yang juga ditambah dengan orang orang yang
bermigrasi dari tempat asalnya ke Indonesia juga akan membuat penduduk yang ada semakin
padat. Pertumbuhan ini justru lebih banyak terjadi. Apalagi jika dalam Negara atau tempatnya
bermukim kurang cocok dengan keadaan atau jika ada suatu pekerjaan yang membuatnya
harus menetap. Karena ada orang yang lebih memilih bermigrasi dan menjadi warga suatu
tempat atau Negara.
Hasil perhitungan penduduk migrasi didapat dari selisih jumlah penduduk migrasi masuk
(imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).
Rumusnya : T = I – E
Keterangan :
 T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
 I = jumlah migrasi masuk per tahun
 E = jumlah migrasi keluar per tahun

10
3. Pertumbuhan penduduk total
Pertumbuhan penduduk total ini, lebih berpaku pada keseluruhan atau gabungan dari
2 macam pertumbuhan penduduk tersebut. Karena pertumbuhan total yaitu total atau jumlah
keseluruhan dari kelahiran dan kematian juga digabung dengan jumlah migrasi masuk
(imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi). Macam macam pertumbuhan tersebut,
memiliki rumus masing masing untuk menghitungnya.
Pertumbuhan penduduk yang merupakan hasil perhitungan dari pertumbuhan penduduk alami
ditambah dengan pertumbuhan penduduk migrasi.
T = (L – M) + (I-E)
Keterangan:
 T = jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
 L = jumlah kelahiran per tahun
 M = jumlah kematian per tahun
 I = jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap
per tahun)
 E = jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/pergi ke negara/wilayah negara
lain) per tahun
(https://www.sridianti.com/macam-macam-pertumbuhan-penduduk.html)
(https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/rumus-angka-pertumbuhan-penduduk)

2.2. Teori Penduduk


1. Aliran Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan tentang penduduk. Dalam “Essay
on Population”, Malthus beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan
hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari
bahan makanan. Teori Malthus menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini
dimana terdapat permasalahan meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi
dengan ketersediaan pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang
menguntungkan jika kita kembali kepada teori Malthus.
Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan
jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret
hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan
11
dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu
menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus
bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun,
karena beban manusia yang makin banyak.Jumlah penduduk harus seimbang. dengan batas
ambang lingkungan, agar tidak menjadi beban lingkungan atau mengganggu daya dukung
dan daya tampung lingkungan, dengan menampakkan bencana alam berupa banjir,
kekeringan, gagal panen, kelaparan, wabah penyakit dan kematian.
Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan
manusia antara lain Preventive checks(penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu
dan pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan
peperangan).Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang kependudukan,
yaitu :
a). Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari
permukaan bumi.
b). Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan
jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret
ukur).
Menurut aliran ini pembatasan pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu
1.Preventif Checks (pengekangan diri), yang terdiri dari :
a.Moral restraint (pengekangan diri),
1)Mengekang nafsu seks; 2). Menunda pernikahan
b.Vice atau Kejahatan (pengurangan kelahiran), yang terdiri dari :
1). Pengguguran kandungan
2). Homoseksual
2.Positive Checks (lewat proses kelahiran), yang terdiri dari,
a.Vice atau kejadian (pencabutan nyawa)
1). Membunuh anak-anak
2). Membunuh orang cacat
3). Membunuh orang tua
b.Misery (kemelaratan), yang terdiri dari :
1). Epidemi
2). Bencana alam
12
3). Peperangan
4). Kekurangan makanan

Meskipun demikian, teori ini mendapat berbagai kritik karena Malthus tidak
memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. kemajuan bidang transportasi yang dapat menghubungkan satu daerah dengan daerah lain
sehingga distribusi makana dapat berjalan
b. kemajuan bidang teknologi, terutama bidang pertanian
c.Usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah
d.fertilitas akan menurun apabila perbaikan ekonomi dan standar hidup penduduk dinaikkan.

2. Aliran Marxist (Karl & F. Angel)


Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan
penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di
negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin
tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan
penduduk. Negara-Negara yang mendukung teori Malthus umumnya adalah negara
berekonomi kapitalis seperti USA, Inggris,Prancis, Australia, Canada, dll. Sedangkan negara-
negara yang mendukung teori Marxist umumnya adalah negara-negara berekonomi sosialis
seperti Eropa Timur, RRC, Korea, Rusia dan Vietnam. Dasar pegangan Marxist adalah
beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural
Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.
Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap
bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis).
Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk
yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Berikut
beberapa pendapat aliran Marxis :
a. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
b. Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum
kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
c. Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika
teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah
13
kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk
menekan angka kelahiran

3. Aliran neo-malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)


Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong
aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi.Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang
angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan
persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan
kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa
kapaltersebut.Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian
direvisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi :
a. Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
b. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
c. Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi
industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat
dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil
mengelola alam dengan baik. Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog
yang menyindir Meadow karena tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam
penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow &
mencantumkan hubungan lingkungan antar kawasan.

4. Teori Kependudukan Kontemporer


a. John Stuart Mill.
John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat
menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju
pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian dia berpendapat
bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.
Selanjutnya ia mengatakan apabila produktivitas seorang tinggi ia cenderung ingin memiliki
keluarga kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Jadi taraf hidup (standard of
living) merupakan determinan fertilitas. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat
14
dihindarkan (seperti dikatakn Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem
kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan, kalau suatu waktu di suatu wilayah
terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanyalah bersifat sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu : mengimpor bahan makanan, atau memindahkan
sebagian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya
tingkat kelahirann ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk
meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan
penduduk maka secara rasional maka mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah
jumlah anak sesuai dengan karier dan usaha yang ada. Di sampan itu Mill berpendapat bahwa
pentingnya distribusi kekayaan para konglomerat eropa
b. Arsene Dumont.
Arsene Dumont seorang ahli demografi bangsa Perancis yang hidup pada akhir abad
ke-19. Pada tahun 1980 dia menulis sebuah artikel berjudul Depopulation et Civilization. Ia
melancarkan teori penduduk baru yang disebut dengan teori kapilaritas sosial (theory of
social capilarity). Kapilaritas sosial mengacu kepada keinginan seseorang untuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat, misalnya: seorang ayah selalu mengharapkan dan
berusaha agar anaknya memperoleh kedudukan sosial ekonomi yang tinggi melebihi apa
yang dia sendiri telah mencapainya. Untuk dapat mencapai kedudukan yang tinggi dalam
masyarakat, keluarga yang besar merupakan beban yang berat dan perintang. Konsep ini
dibuatberdasarkan atas analogi bahwa cairan akan naik pada sebuah pipa kapiler.Teori
kapilaritas sosial dapat berkembang dengan baik pada negara demokrasi, dimana tiap-tiap
individu mempunyai kebebasan untuk mencapai kedudukan yang tinggi di masyarakat. Di
negara Perancis pada abad ke- 19 misalnya, dimana system demokrasi sangatbaik, tiap-tiap
orang berlomba mencapai kedudukan yang tinggi dan sebagai akibatnya angka kelahiran
turun dengan cepat. Di negara sosialis dimana tidak ada kebebasanuntuk mencapai
kedudukan yang tinggi di masyarakat, system kapilaritas sosial tidak dapat berjalan dengan
baik.
c. Emili Durkheim.
Emile Durkheim adalah seorang ahli sosiologis Perancis yang hidup pada akhir abad
ke-19. Apabila Dumont menekankan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, maka Durkheim menekankan perhatiannya pada keadaan akibat dari
adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi (Weeks, 1992). Ia mengatakan, akibat dari
tingginya pertumbuhan penduduk, akan timbul persaingan diantara penduduk untuk dapat
mempertahankan hidup. Dalam memenangkan persaingan tiap-tiap orang berusaha untuk
15
meningkatkan pendidikan dan keterampilan, dan mengambil spesialisasi tertentu, keadaan
seperti ini jelas terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan dengan kehidupan yang
kompleks. Apabila dibandingkan antara kehidupan masyarakat tradisional dan masyarakat
perkotaan, akan terlihat bahwa pada masyarakat tradisional tidak terjadi persaingan dalam
memperoleh pekerjaan, tetapi pada masyarakat industri akan terjadi sebaliknya. Hal ini
disebabkan ada masyarakat industri tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduknya tinggi.

d. Michael Thomas Sadler dan Doubleday


Kedua ahli ini adalah penganut teori fisiologis. Sadler mengemukakan, bahwa daya
reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada di suatu wilyah atau negara. Jika
kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika
kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan menungkat. Thomson (1953)
meragukan kebenaran teori ini setelah melihat keadaan di Jawa, India dan Cina dimana
penduduknya sangat padat, tetapi pertumbuhan penduduknya juga tinggi. Dalam hal ini
Malthus lebih konkret argumentasinya dari pada Sadler. Malthus mengatakan bahwa
penduduk disuatu daerah dapat mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, tetapi dalam
pertumbuhan alaminya rendah karena tingginya tingkat kematian. Namun demikian,
penduduk tidak dapat mempunyai fertilitas tinggi, apabila tidak mempunyai kesuburan
(fecunditas) yang tinggi, tetapi penduduk dengan tingkat kesuburan tinggi dapat juga tingkat
fertilitasnya rendah. Teori Doubleday hampir sama dengan teori Sadler, hanya titik tolaknya
berbeda. Jika Sadler mengatakan bahwa daya reproduksi penduduk berbanding terbalik
dengan tingkat kepadatan penduduk, maka Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi
penduduk berbanding terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan
kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia. Jika suatu jenis makhluk
diancam bahaya, mereka akan mempertahankan diri dengan segala daya yang mereka miliki.
Mereka akan mengimbanginya dengan daya reproduksi yanglebih besar.
Menurut Doubleday, kekurangan bahan makanan akan merupakan perangsang bagiu
daya reproduksi manusia, sedang kelebihan pangan justru merupakan faktor pengekang
perkembangan penduduk. Dalam golongan masyarakat yang berpendapatan rendah,
seringkali terdiri dari penduduk dengan keluarga besar, sebaliknya orang yang mempunyai
kedudukan yang lebih baik biasanya jumlah keluarganya kecil.Rupa-rupanya teori fisiologis
ini banyak diilhami dari teori aksi dan reaksi dalam meninjau perkembangan penduduk suatu
negara atau wilayah. Teori ini dapat menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat mortalitas
penduduk semakin tinggi pula tingkat produksi manusia.
16
e. Herman Khan.
Pandangan yang suram dan pesimis dari Mlthus beserta penganut-penganutnya
ditentang keras oleh kelompok teknologi. Mereka beranggapan manusia dengan ilmu
pengetahuannya mampu melipatgandakan produksi pertanian. Mereka mampu mengubah
kembali (recycling) barang-barang yang sudah habis dipakai, sampai akhirnya dunia ketiga
mengakhiri masa transisi demografinya. Ahli futurology Herman Kahn mengatakan bahwa
negara-negara kaya akan membantu negara-negara miskin, dan akhirnya kekayaan itu akan
jatuh kepada orang-orang miskin. Dalam beberapa decade tidak akan terjadi lagi perbedaan
yang mencolok antara umat manusia di dunia ini. Dengan tingkat teknologi yang ada
sekarang ini mereka memperkirakan bahwa dunia ini mampu menampung 15 million orang
dengan pendapatan melebihi Amerika Serikat dewasa ini. Dunia tidak akan kehabisan sumber
daya alam, karen seluruh bumi ini terdiri dari mineral-mineral. Proses pengertian dan
recycling akan terus terjadi dan era ini disebut dengan era substitusi. Mereka mengkritik
bahwa The Limit to Growth bukan memcahkan masalah tetapi memperbesar permasalahan
tersebut. Kelompok Malthus dan kelompok teknologi mendapat kritik dari kelompok
ekonomi, karena kedua-duanya tidak memperhatikan masalah-masalah organisasi sosial
dimana distribusi pendapatan tidak merata. Orang-orang miskin yang kelaparan, karena tidak
meratanya distribusi pendapatan di negara-negara tersebut. Kejadian seperti ini di Brasilia,
dimana Pendapatan Nasional (GNP) tidak dinikmati oleh rakyat banyak adalahsalah satu
contoh dari ketimpangan organisasi social tersebut.

Teori Transisi Kependudukan.


a. TahapPeralihan keadaan demografis:
1). Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap atau naik sedikit. anggaran
kesehatan meningkat. Penemuan obat-obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap
tinggi.
2). Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi dan pertumbuhan
penduduk meningkat. Adanya urbanisasi, usia perkawin meningkat, pelayanan KB
semakin luas, pendidikan meningkat.
3). Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun, laju pertumbuhan
penduduk menurun.
4). Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali
seperti mendekati nol.

17
Penerapan transisi kependudukan yang mencerminkan kenaikan taraf hidup rakyat di
suatu negara adalah besarnya tabungan dan akumulasi kapital dan laju pertumbuhan
penduduknya. Laju pertumbuhan yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang
nampaknya disebabkan oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-
negara sedang berkembang mengalami fase transisi demografi di mana angka kelahiran
masih tinggi sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena
kemajuan pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan angka tahun
harapan hidup. Ini terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses kependudukan. Umumnya
ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:
Tahap 1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian tinggi
menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah
Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang lebih
baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah penduduk naik.
Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita,
urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah tangga
menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap ini
laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun
Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga melaksanakan
pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar rumah. Banyaknya anak
cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk sangat rendah atau
bahkan mendekati nol
(epository.radenintan.ac.id/1139/3/BAB_II.pdf)

2.3. Pengangguran dan Pembangunan


Penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja.
Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu
sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka
yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak
mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya
walaupun dia sanggup. keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama
dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan. Pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan
kerja lebih kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan

18
mendapatkan pekerjaan, maka timbullah penggangguran. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan padahal
telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari pekerjaan atau
malas bekerja.

2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)


Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja tersebut
sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran terselubung
bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.

3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)


Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja
setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan
angkatan kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja akan menambah jumlah angkatan
kerja secara otomatis. Yang dimaksud angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja
dan yang mencari pekerjaan, sedangkan penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Dengan demikian jelaslah bahwa mereka yang tergolong penganggur
(pencari kerja) tetap digolongkan ke dalam angkatan kerja. Sebaliknya mereka yang
bekerjapun sekian persennya juga dapat dikategorikan sebagai setengah penganggur.
Jumlah penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan nasional umumnya dan
pembangunan ekonomi khususnya. Pertama,dari segi permintaan penduduk bertindak sebagai
konsumen dan Kedua, dari segi penawaran bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu
perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat bagi jalannya
pembangunan nasional jika penduduk ini memiliki kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan
19
dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan penduduk yang
tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Jadi pertambahan penduduk
dengan tingkat penghasilan yang rendah akan memiliki implikasi bagi pembangunan.
Berbeda dengan negara maju bahwa pertambahan penduduk yang pesat justru menyumbang
terhadap kenaikan penghasilan riil per kapita. Ini disebabkan karena negarayang sudah maju
tersebut telah siap dengan tabungan yang akan melayani kebutuhan investasi. Tambahan
penduduk justru akan menambah potensi masyarakat untuk menghasilkan dan juga sebagai
sumber permintaan yang baru. Bagi negara yang sedang berkembang, keadaannya justru
terbalik, yaitu bahwa perkembangan penduduk yang cepat justru akan menghambat
perekonomian dan pembangunan nasional. Karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga
kerja, maka paling tidak akan terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan kerja.
Demikian pula yang terjadi di Indonesia yang masih berkategori negara berkembang.
Dengan jumlah pengangguran terbuka yang lebih dari 9 juta ditambah jumlah setengah
pengangguran yang lebih dari 28 juta dan berpotensi menambah jumlah pengangguran
terbuka jelas akan berimplikasi terhadap pembangunan nasional. Mengingat setiap negara
selalu akan berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan dan
perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Tingkat pengangguran
yang relatiftinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat
dengan jelas dilihat dari memperhatikan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang
ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Akibat-akibat buruk tersebut dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat
kemakmuran yang mungkin dicapainya. Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional
yang sebenarnya dicapai adalah lebih rendah dari pendapatan nasional potensial. Keadaan ini
berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari tingkat yang
mungkin dicapainya.
b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang.
Pengangguran diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah dan dalam kegiatan
ekonomi yang rendah pendapatan pajak pemerintah semakin sedikit. Dengan demikian
pengangguran yang tinggi mengurangi kemampuan pemerintah menjalankan kegiatan
pembangunan.
c. Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran
menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swasta. Yang pertama, pengangguran
tenaga buruh diikuti pula oleh kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini
20
tidak menggalakkan mereka melakukan investasi di masa datang. Kedua pengangguran yang
diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan
yang rendah mengurangi keinginan untuk melakukan investasi. Kedua hal tersebut di atas
tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Di samping itu implikasi lain yang dapat dirasakan dengan tingginya angka
pengangguran antara lain :
a. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan. Di negara
maju, mereka yang menganggur mendapat tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi
pengangguran sehingga mereka tidak tergantung pada pihak lain. Sedangkan di negara
berkembang, karena tidak ada program tersebut, sehingga kehidupan penganggur harus
dibiayai oleh tabungan masa lalu atau pinjaman/bantuan keluarga dan kawan-kawan.
Keadaan ini bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis
b. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan ketrampilan. Pengangguran dalam periode
yang lama akan menyebabkan tingkat ketrampilan pekerja menjadi semakin merosot atau
bahkan menjadi hilang.
c. Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik
(https://media.neliti.com/media/publications/22791-ID-implikasi-pengangguran-terhadap-
pembangunan-nasional-serta-strategi-pemecahannya.pdf)

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan rumusan masalah diatas, dapat kami simpulkan yaitu pertumbuhan
penduduk adalah suatu keadaan perubahan yang terjadi pada sewaktu-waktu serta dapat
dihitung sebagai perubahan jumlah individu pada suatu populasi menggunakan per waktu
unit dalam pengukurannya. Pertumbuhan penduduk tersebut didasarkan pada teori – teori
kependudukan yang didefinisikan oleh para ahli. Teori – teori tersebut antara lain teori Aliran
Malthusian, teori Aliran Marxist, teori Neo – Malthusian. Pertumbuhan penduduk yang
sangat cepat dapat menimbulkan dampak yang negative terhadap perekonomian dan
pembangunan negara. Dimana dengan semakin bertambahnya penduduk, maka hal tersebut
dapat meningkatkan adanya pengangguran. Penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan
di mana masyarakat tidak bekerja. Hal ini diakibatkan karena sempitnya lapangan pekerjaan
yang tersedia. Jumlah penduduk memiliki dua peranan dalam pembangunan nasional
umumnya dan pembangunan ekonomi khususnya. Pertama,dari segi permintaan penduduk
bertindak sebagai konsumen dan Kedua, dari segi penawaran bertindak sebagai produsen.
Oleh karena itu perkembangan penduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat
bagi jalannya pembangunan nasional jika penduduk ini memiliki kapasitas yang tinggi untuk
menghasilkan dan menyerap hasil produksi yang dihasilkan.

3.2. Saran
Akhirnya makalah yang berjudul “Teori Pertumbuhan Penduduk dan Penganggura”
dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran dari
berbagai pihak, yaitu :
1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang disampaikan demi
penyempurnaan makalah kedepannya.
2. Dari mahasiswa, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi makalah yang lebih
baik kedepannya. Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai
sarana belajar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Alvinmod. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk”. Diakses 16


Pebruari 2019
URL:(https://alvinmod.wordpress.com/2014/11/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-pertumbuhan-penduduk/)
Sridianti. “Macam – Macam Pertumbuhan Penduduk”. Diakses 16 Pebruari 2019
URL : (https://www.sridianti.com/macam-macam-pertumbuhan-penduduk.html)
Ilmugeografi. “Rumus Angka Pertumbuhan Penduduk”. Diakses 16 Pebruari 2019
URL : (https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/rumus-angka-pertumbuhan-penduduk)
Medianeliti. “Implikasi Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional Serta Strategi
Pemecahannya”. Diakses 16 Pebruari 2019
URL:(https://media.neliti.com/media/publications/22791-ID-implikasi-pengangguran-
terhadap-pembangunan-nasional-serta-strategi-pemecahannya.pdf)

23

Anda mungkin juga menyukai